OH MY LORD

OH MY LORD

Summer Rindu

Seorang gadis menyeret kopernya dengan malas masuk ke dalam apartemen, gadis berusia 24 tahun itu tak lain adalah Summer Rindu Mahawira yang baru saja tiba dari Indonesia. Kepulangannya kali ini ke tanah air untuk menghadiri pesta pernikahan kakak keduanya, Samuel Rumi Mahawira. Summer sendiri mempunyai 3 orang kakak yaitu, Sienna Ambarukma Mahawira berusia 30 tahun, Samuel Rumi Mahawira berusia 28 tahun, dan Sean Alexi Mahawira berusia 26 tahun.

Dari ketiga kakaknya, Summer hanya dekat dengan Samuel Rumi, hal itu terjadi karena ia tidak tinggal bersama dengan saudaranya di kediaman Mahawira. Summer sendiri sejak kecil telah diasuh oleh Puspita Mahawira yang tak lain adalah neneknya. Di saat semua orang tidak mempedulikan Summer, ada Samuel yang selalu datang mengunjungi dan bermain bersama.

Hubungan Summer dengan kedua orang tuanya pun tidak dekat seperti layaknya anak bungsu kebanyakan. Ada jarak yang sangat lebar antara Adyuta dan Rowena selaku orang tua kandungnya. Terkadan muncul pertanyaan di benaknya, kenapa ia berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, perlakuan bahkan kasih sayang Adyuta dan Rowena tidak pernah didapatnya hingga ia tumbuh dewasa.

Summer pernah menanyakan hal itu kepada Puspita "apakah ia benar anak kandung atau anak dari wanita lain dan bukan lahir dari rahim Rowena" namun dengan jelas Puspita saat itu menegaskan bahwa Summer adalah anak kandung dari Adyuta dan Rowena. Adyuta sendiri adalah anak semata wayang Puspita dan Albert Mahawira.

Albert Mahawira, kakeknya adalah seorang pengusaha yang sangat sukses, memiliki perkebunan teh terbesar di Indonesia. Bukan cuma perkebunan, namun termasuk juga dengan pabrik pengelolahannya. PT Mahawira Jaya tak hanya bergelut di bisnis teh namun mengembangkan usahanya ke bisnis perhotelan dan resort. Beberapa perkebunan teh di Lembang, Bogor dan kota dingin lainnya terdapat resort atau hotel berbintang milik keluarga Mahawira.

Sayang tak dapat di tolak, untung tak dapat diraih. Albert Mahawira menghembuskan napas di usia muda yakni 55 tahun. Saat itu Summer baru berusia 2 tahun, belum tahu apa-apa. Ia hanya mendengar cerita dari Puspita, neneknya.

Sepeninggal Albert, Adyuta papanya langsung mengambil alih Mahawira Jaya. Di saat itu pula, Summer di boyong oleh Puspita meninggalkan kediaman orang tuanya. Mereka kemudian tinggal di Lembang bersama di rumah besar dengan pemandangan puncak yang sangat indah.

Ketika Summer menginjak usia 17 tahun, ia harus pasrah menerima permintaan Adyuta untuk mengambil jurusan kedokteran ketika lulus sekolah nanti. Puspita saat itu menasehati anaknya, bahwa Summer mempunyai cita-cita yang berbeda dengan keinginan Adyuta. Namun pria paruh baya itu tidak mau mengerti, malah mengancam jika tidak mendengar keinginannya, Summer akan dinikahkan layaknya Sienna yang menikah di usia 19 tahun dengan anak relasi bisnis Adyuta.

Summer yang berotak encer akhirnya di terima di Universitas Negeri di Bandung, dengan jurusan sesuai keinginan papanya. Alih-alih tinggal bersama di kediaman Mahawira, Summer memilih mengontrak rumah di dekat kampus, tentu saja Puspita neneknya ikut tinggal bersama dengannya. Namun ketika Summer sedang menjalani program koas yang tinggal menghitung bulan akan berakhir, Puspita jatuh sakit. Summer pun harus merelakan kepergian grandmama begitu ia memanggil neneknya setelah 4 hari di rawat di Rumah Sakit tempatnya menjalani program koas.

Summer sempat terpukul dan jatuh, namun ada Samuel yang menemani adik bungsunya untuk bangkit dan menyelesaikan program dokternya. Ya, Summer seorang dokter umum. Namun jiwanya tidak berada di situ, dan Adyuta tidak puas dengan pencapaian dokter umum Summer. Papanya menginginkan Summer melanjutkan kuliah sebagai spesialis jantung. Ketakutan akan mati muda seperti halnya Albert yang meninggal karena serangan jantung, mendorong Adyuta menekan Summer untuk menjadi dokter ahli jantung.

Summer berontak, berbekal akan pesan terakhir Puspita untuk mengejar cita-citanya, ia meninggalkan Indonesia. Puspita sendiri mewariskan seluruh aset kekayaannya kepada Summer. Tanpa dukungan materil dari Adyuta beserta Mahawira Jaya pun, Summer bisa hidup berkecukupan di New York. Tempat tinggalnya selama setahun terakhir.

Summer memilih New York, karena ia melihat banyak artis Hollywood berkuliah di NYU - New York University, walau ia tidak punya niatan untuk menjadi artis melainkan menjadi pelukis. Ya, sejak kecil Summer sudah memiliki bakat itu, yang kata Puspita menurun dari ayah dari Albert, kakek buyutnya.

Sejak belia Summer telah mengikuti berbagai lomba melukis dan pastinya ia selalu mendapatkan juara. Ratusan piala berjejer di lemari khusus di pesan Puspita untuk cucu kesayangannya itu. Namun sayang, semuanya kandas ketika Summer harus mengikuti keinginan Adyuta.

...

Summer menatap nanar kondisi apartemen terbarunya, walau terlihat bersih namun ia belum sempat membuka kotak-kotak kardus berisi pakaian dan peralatan dari apartemen lamanya. Summer hanya memindahkan barang, kemudian terbang kembali ke Indonesia. Alasan kepindahan Summer karena ia merasa jauh dari kampus, kemudian ia tak tahan dengan tetangganya yang tiap hari bertengkar.

Pasangan suami istri dari Mexico itu terlalu drama jika sedang terlibat adu mulut. Bukan hanya cekcok beserta lemparan benda-benda namun sudah memasuki ranah kekerasan dalam rumah tangga. Terakhir ia ingin campur tangan dengan melerai ketika sang suami menyeret istrinya, namun apa yang didapatnya berupa hardikan membuat nyalinya ciut.

Memilih pindah ke tempat baru adalah jalan keluar yang aman bagi Summer yang belum tahu banyak tentang kota ini.

Setelah mengganti pakaian yang diambilnya dari koper, Summer mulai membuka kardus yang ia tandai sebagai peralatan dapur. Satu persatu dibukanya dengan perlahan. Suara lengkingan marah membuat Summer menghentikan pekerjaan berbenahnya.

Ia pun berjalan menuju tembok pembatas dengan apartemen sebelah. Sungguh makelar apartemen ini telah membohonginya, wanita berbadan bongsor Mrs. Shonne mengatakan jika tempat barunya kedap suara. Kebohongan besar ! Bahkan ia dengan jelas mendengar suara meninggi dan marah dari seorang wanita, sayup-sayup suara pria meredamkan amarah si wanita.

Sial ! Umpat Summer yang lalu berjalan mengambil kotak persegi beserta pemantiknya dari dalam tas. Summer menyalakan sebatang rokok lalu menyesap asap bernikotin itu dengan nikmat. Gadis itu kemudian membuka pintu yang mengarahkan ke balkon pribadi apartemennya. Sambil menekuk kedua lutut, ia memasang earpods dan memutar lagu favorit Puspita dengan kencang.

Summer awalnya bukan perokok, ia melakukan ini ketika mengingat grandmama-nya. Puspita adalah seorang perokok berat, ia mengesap sebatang bernikotin ketika mengingat Albert cinta sejatinya. Dan sekarang Summer meneruskan kebiasaan neneknya itu.

And sometimes when we touch

The honesty's too much

And I have to close my eyes

And hide

I want to hold you till I die

Till we both break down and cry

I want to hold you till the fear in me subsides

Summer mengikuti suara Dan Hill yang merdu, ia bersenandung sambil tersedu sedan mengingat raut wajah Puspita. Andai grandmamanya masih hidup, pasti Summer membawa serta ikut dengannya ke kota metropolis ini.

Mama, namaku Rindu... Sekarang aku pun rindu semua hal tentangmu...

Tawamu, pelukanmu, masakanmu..

Mama... Betapa kesepiannya Rindu di sini..

...

Summer baru saja hendak menutup pintu lift namun sepasang tangan menahan laju pintu, dengan cepat ia pun menekan tombol pintu terbuka.

"Thank you." Ucap pria yang menggunakan hoodie hitam dipadukan jeans hitam, sepatu converse merah. Jika melihat tampilannya Summer memastikan pria itu berstatus sama hal dengannya, seorang mahasiswa.

"Darling..." Suara gadis yang mengikuti si pria yang berhoodie hitam dari belakang. Mendengar suara itu Summer akhirnya tahu jika kedua orang yang se-lift dengannya tak lain adalah tetangga apartemennya yang melakonkan drama semalam.

Summer terdiam, namun sempat melirik kedua orang sedang berbincang tersebut. Dari logat bicara, Summer berkesimpulan jika si gadis berambut coklat asli Amerika bagian selatan, sementara si pria berasal dari Irlandia atau mungkin Skotlandia. Summer belum bisa membedakan logat kedua negara tersebut. Pria Britania Raya sangat jarang didapatnya di kota ini, atau mungkin ia yang kurang luas pergaulannya.

Sejak itu Summer acap kali bertemu dengan tetangga idolanya, kadang pria itu sedang sendiri namun kadang pula berdua dengan kekasihnya yang luar biasa seksi. Namun syukur tidak pernah adalagi pertengkaran yang mengusik ketenangan Summer dari pasangan tersebut.

Apartemen Summer mempunyai dua kamar, satu untuk tempat tidur dan satunya dipakai sebagai studio tempatnya melukis. Ruang tamu tergabung dengan dapur yang sangat lengkap menunjang hobby memasaknya, peralatan stainless merupakan salah satu syarat utama Summer mencari apartemen.

Sepulang kuliah, ia memilih berkutat dengan lukisan abstrak yang dimulainya sejak kemarin. Panggilan video membuat Summer menghentikan kegiatan kreatifnya.

"Hai cinta... " Sapa Nadine sahabatnya sejak sekolah

"Hai juga cinta, kau tampak cantik sekali sayang dengan jas putihmu." Canda Summer kepada wanita berambut pendek di layar ponsel. Sahabatnya itu adalah seorang dokter sama dengannya. Nadine kemudian memilih mengabdikan diri melayani masyarakat di pedalaman Papua.

Nadine tergelak tawa memamerkan wajah cerianya

"Harusnya kau tidak menggantung jas putihmu di lemari, cinta... Tapi yah, sekarang kau mengejar impianmu sayang. Oh yah, aku menelepon karena sangat rindu dengan Rindu !"

Keduanya tergelak tawa lagi...

"Kamu harus menggantinya dengan kata kangen, bukan pakai namaku Ine" ucap Summer memanggil nama panggilan sahabatnya itu

"Iya deh.. aku kangen... Maaf tidak sempat ke Bandung waktu Kak Rumi menikah. Pasienku banyak dan kasihan jika aku meninggalkan mereka lama"

"Tidak apa-apa cinta. Kau sedang mengabdi di sana, sungguh teladan bagi dokter-dokter pemalas seperti aku ini."

Nadine menggelengkan kepala tidak setuju.

"Rindu.. omong-omong gimana sudah punya pacar ? Gebetan ? Atau tetangga yang keren ?"

Summer mencebikkan bibirnya ke layar ponselnya, Nadine pun tertawa keras.

"Aku punya tetangga, mungkin di matamu ia keren. Tahu tidak, ia mirip Nicholas Saputra !!"

Nadine terpekik heboh, layar ponselnya bergerak tidak stabil

"Kamu berbohong !"

"Hei Nadine Antari ! Sejak kapan aku membohongimu, pria yang belum aku tahu namanya itu mirip Rangganya Cinta. Mungkin versi Britishnya dan pria itu tinggi. Nico berapa sih tingginya ? Secara kamu fans beratnya !" Ucap Summer dibarengi senyum menyeringai

"178 cm, menurut wiki"

"Oh... Tetanggaku lebih tinggi. hmmm pria itu sekitar 188 cm Ine"

Tawa riang dari Nadine membuat Summer ikut terhibur

"Tunggu aku di sana, kamu jangan pindah apartemen. Kau harus mengajaknya berkenalan, Rindu. Apakah ia single ?"

Nadine menaikturunkan kedua alisnya

"No ! Ia sudah punya pacar dan sangat cantik, luar biasa seksi !"

"Ahhh dasar kau, aku mending mengharap Mas Rangga saja, jelas-jelas masih single"

"Iye, lebih besar peluang antara Jakarta dengan pedalaman Papua, hahaha.. ketimbang pedalaman Papua dengan New York "

"Ah sial ! Coba dekat sudah kugigit pipimu itu Rindu"

"Sayangnya jauh" Summer dan Nadine pun terbahak tawa "Kau terima saja kakak tersayangku itu"

Nadine mendengus kasar memalingkan muka sesaat "Kak Seanmu yang paling jahat se- Mahawira ? Terima kasih banyak, toko sudah tutup. Andai Kak Samuel Rumi yang mengejarku, pastinya dengan lapang dada aku menerima. Sayang sainganku terlalu berat, pacar dari jaman sekolahnya yang sekarang jadi kakak iparmu"

Summer mengulum senyum, mendenguskan tawa

"Mungkin Sean akan sadar jika bersamamu, bertobat sepenuhnya. Tidak playboy, bad boy dan semua sifat yang kamu sayangi itu Ine" sindir Summer mengingat kelakuan kakaknya yang membuat ampun semua orang

"Dokter Summer Rindu, maaf-maaf ye. Eikeh tidak sudi menikah dengan kakak Seanmu"

"Jangan terlalu benci... Nanti jatuh cinta banget ma Sean" goda Summer

"Jika itu terjadi, pasti ada yang salah dengan isi kepalaku. Ingat itu anak muda !"

Summer tertawa lebih keras karena ucapan sahabatnya. Memang benar jika sejak mereka sekolah Sean gencar mengejar Nadine yang dengan jelas kakak ketiganya itu seorang playboy, mempunyai pacar di mana-mana, dan tentu saja sahabatnya itu menolak mentah-mentah.

Dan terakhir kemarin di pesta Samuel, Sean kembali mengutarakan niatnya untuk melamar Nadine.

...

Summer baru saja keluar dari toko alat lukis di dekat kampusnya dan tubuhnya terhalangi oleh seorang pria berbadan tinggi besar. Pria terakhir yang ingin ditemuinya di Kota New York.

"Hai Rindu.. seperti yang aku katakan dua minggu lalu, aku pasti bisa menemukanmu di kota ini."

Summer menaikkan pandangannya, pria sahabat kakaknya sedang memandangi dengan sorot mata tajam, pria yang mempunyai sifat yang mirip dengan Sean Alexi Mahawira, playboy, bad boy, dan dingin.

Ya, Jason Cyrus Udayana berdiri tepat di hadapannya.

###

tetangga idola, sengaja belum dimunculkan full face karena Summer belum tahu namanya 😊

Jason

Summer Rindu

Terpopuler

Comments

Mamax Garissa

Mamax Garissa

baru mampir Thor

2022-12-24

0

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

hallo thor...
jumpa lagi di karya lo oh my lord..
kayaknya aq belum bisa berpaling dr mu deh!
tungguin koment aq yg gabut ya...
see you again...

2021-05-04

0

Yaumi Amalia

Yaumi Amalia

aku mampir kak 🤗 mampir juga di ceritaku"friend but married 🙏🤗

2020-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!