Janji

"Kak Jason..." Ucap Summer gugup. Hanya sekilas ia menatap wajah pria yang memancarkan dominasinya dengan mudah. Sejak mengenal Jason sekitar 7 tahun lalu, Summer hanya bisa berdiri paling lama 10 menit di hadapan pria itu. Terakhir saat pernikahan Samuel Rumi, Jason menanyakan kabarnya kemudian mengatakan jika ia akan ke New York dalam waktu dekat. Hanya dua minggu berselang, pria berbadan tinggi besar membuktikan ucapannya

"Kamu tidak terlihat senang melihatku." Jason menatap lekat gadis yang dikejarnya selama bertahun, satu-satunya wanita yang tidak merayap ke kakinya. Jangankan berharap Summer melakukan itu, sekadar berbincang lama pun tidak pernah terjadi.

Summer mendesah pelan kemudian tertunduk menatap sepatunya mungkin juga sepatu Jason yang mengkilat hingga pantulan sekitar terekam pada alas kaki bermerk tersebut.

"Aku tidak menyangka akan bertemu Kak Jason di sini."

"Bukankah aku mengatakan akan menemukanmu di New York, bahkan kau tidak pernah menyebutkan tempat tinggalmu dengan jelas. Tapi aku tidak pernah melupakan jiwa seni yang mengalir di darahmu, Honey. Selama dalam radarku, aku pasti bisa menemukanmu. Di mana pun itu." Ucapan Jason membuat bulu di tangan Summer meremang, jantungnya seolah berhenti berdetak. Bagaimana mungkin pria di depannya ini mempunyai segudang wanita, jika apa yang dirasakan Summer justru membuatnya ingin lari dan bersembunyi.

"Lehermu akan sakit jika hanya melihat jalanan, Rindu. Tataplah wajahku." Perintah Jason.

Summer pun menaikkan kepalanya dan berusaha memecahkan rekor dalam memandang wajah Jason. Mungkin sebentar lagi, rekor tersebut tercatat di Museum Rekor Indonesia.

"Sudah makan ?" Tanya Jason dengan suara lebih lembut. Tanpa meminta persetujuan Summer, ia mengambil totebag yang berisi alat lukis dari tangan gadis berpakaian casual dan sangat sederhana. Jason telah mengencani berbagai macam wanita, namun ia tidak pernah mendapatkan gadis yang memiliki kekayaan keluarga hampir menyamai kekayaannya namun berpenampilan seperti Summer. Kebanyakan wanita akan berpenampilan menyolok mata hingga Jason bisa dengan mudahnya menjatuhkan pilihan sebagai teman tidur.

"Makan sianglah denganku. Kau masih seorang vegan ? Tapi seperti sudah tidak. Aku melihatmu menyantap daging saat di pesta Samuel. Jadi... Menu makan siang hari ini adalah pilihanku."

Punggung Summer seolah menegang akibat sentuhan pelan Jason.

Keduanya melangkah atau lebih tepatnya Summer mengikuti Jason. Dia pun merutuki diri dalam hati karena ia tidak mempunyai kekuatan untuk menjauh dari pria itu.

Walau sangat tidak menyukai Jason, namun Summer tidak menyiakan makanan yang di pesannya sesaat tadi. Pria berwajah tegas memilih restoran berbintang 3 dari Michelin yang berada di pusat kota New York. Ibarat Oscar di dunia perfilman, Michelin adalah penghargaan tertinggi di dunia kuliner. Makanan yang hanya indah untuk di pandang dan sangat tidak mengenyangkan. Oh yah, harga 1 menu pembuka di restoran ini bisa membeli 20 hotdog di kedai dekat kampus Summer.

"Jika New York bisa membuatku makan siang denganmu, mungkin aku akan lebih lama tinggal di sini." Garpu di tangan Summer mendadak bergetar mendengar ucapan Jason. Matanya melotot sambil mengatupkan rahang.

"Tidak akan ada kedua kali. Bahkan jika Kak Jason tinggal selama setahun di kota ini." Ucap Summer datar

Jason tertawa, si pria dingin di depan Summer benar-benar menampakkan barisan giginya.

"Sebesar itukah kau membenciku? Ceritakan kenapa bisa aku sangat kau hindari, sementara aku sangat ingin dekat denganmu."

Kembali bulu di tangan Summer meremang.

"Tidak ada yang perlu diceritakan, ini aku apa adanya."

"Kau apa adanya.. yang tidak menyukaiku.. ." Jason memaksa tersenyum walau terlihat hambar dan kecewa akan sikap datar gadis yang tak lelah dikejarnya.

Summer memilih menghabiskan dessertnya, ia ingin cepat menghabiskan sesi makan siang terkutuknya lalu mengucapkan salam perpisahan 'semoga tak melihat wajah Jason, berpuluh tahun kemudian'

Sayang keinginan Summer tidak sesuai dengan realita yang terjadi. Sejam kemudian Jason terduduk manis di sofa ruang tengahnya. Ia lupa bagaimana caranya hingga mengiyakan atau mengijinkan tempat pribadinya didatangi oleh pria itu. Namun satu kejadian di lift yang tidak bisa ia lupakan begitu saja. Tetangga beserta si kekasih seksi se-lift dengannya menuju lantai 8 tempat tinggal mereka. Summer bisa melihat bagaimana kekasih tetangganya itu mencuri pandang kepada Jason, sementara pria yang jelas adalah pacarnya berada tepat dalam gamitan tangan.

Menilai dari postur tubuh, Jason dan pria yang di matanya mirip Nicholas Saputra mempunyai tinggi badan yang sama. Namun pria yang bersama Summer, mempunyai tubuh berisi dan kekar berbanding terbalik dengan tetangganya yang tidak melatih otot tubuhnya di Gym.

Semakin kesini Summer yakin jika tetangganya berusia di bawah umurnya. Ya mungkin Nicholas Saputra mempunyai seorang adik dari negara Britania Raya.

"Jadi kau hanya akan berdiri di situ sambil memegang nampan, Rindu?" Jason menatap Summer yang berjarak 2 meter dari sofa

"Duduklah dekatku." Sambung Jason menyesap kopi arabica yang sengaja Summer bawa dari Indonesia. Menurutnya hanya kopi nusantara cocok dengan lidah pribuminya, kopi di New York terkesan lebih lembut dan manis.

Summer mendudukkan tubuhnya di pinggir sofa, menyisakan jarak 1 dudukan dari tempat Jason.

"Katakan Rindu, kenapa kau tidak menyukaiku ? Selama ini aku terus berusaha dekat denganmu, tapi sekali pun kau tidak pernah menanggapi. Kurang apa aku di matamu ?

Tanpa berbalik ke arah Jason pun Summer tahu jika pria itu tengah memandangnya.

"Baiklah Kak Jason..." Ucap Summer masih menghargai sahabat kakaknya itu, sekaligus pria yang sangat sukses di dunia ekspor impor beserta berbagai bisnis lain termasuk pabrik nikotin yang diisapnya adalah satu usaha perusahaan yang dikelola oleh Jason Cyrus Udayana.

"Setelah ini aku ingin kakak tidak mendatangiku ataupun mendekatiku. Jujur aku tidak menyukai Kak Jason, itu karena kakak mempunyai sifat dan kelakuan yang sama dengan Sean. Walau aku tidak tinggal bersama dengan Sean, tapi setidaknya aku tahu perilakunya. Se-kota Bandung dan Jakarta sepertinya tahu double trouble yang dimaksud adalah Kak Jason dan Kak Sean.

Jason membalikkan badan dengan menaikkan paha kanannya separuh ke atas sofa.

"Cerita itu hanya kisah lama, Rindu. Kami sudah tidak seperti itu lagi. Sean dan aku bertahun-tahun ini telah fokus dengan bisnis. Kenapa kau masih hidup dengan berita tidak benar adanya." sanggah Jason

Bohong besar ! Aku pernah menangani pasien yang hampir mati kehabisan darah karena aborsi dan itu adalah hasil kebejatanmu. Kejadian tersebut baru berapa tahun yang lalu. Ya.. saat aku memulai program koas. Dengan jelas aku mendengar pembicaraan wanita-wanita yang mengunjungi si pasien. Menyebutkan namamu !

"Rindu.. kau melamunkan apa ?" Ucap Jason lembut namun tidak membuat hati Summer melemah.

"Mungkin lebih baik Kak Jason keluar dari apartemenku." Summer bangkit dari duduknya dan berdiri tegang menunggu reaksi Jason, pria playboy yang dulunya tidak semaskulin ini namun tidak culun juga.

Mata Jason menyapu kepada tubuh tinggi semampai milik Summer, gadis yang kemudian kikuk karena tahu dirinya dipandangi.

Pria berbadan tinggi besar itu pun berdiri bukannya berjalan menuju pintu namun malah mendekat ke arah Summer.

"Apa kau takut dengan kejadian 7 tahun lalu ? Membuatmu trauma.. itu juga yang menjadikan dirimu tidak pernah mempunyai seorang kekasih?" Ucap Jason dengan kedua tangan menarik tubuh Summer menempel pada tubuhnya. Gadis yang tadinya merasa kuat sekarang seolah tak berdaya dalam dominasi pria itu

Mata Summer mulai berkabut, dia menggigit bibir bawahnya serta pandangan menunduk menatap kancing baju, bukan! Otot dada Jason !

"Oh Tuhan... Rindu. Itu hanya sebuah ciuman." Entengnya berbicara si pria dominan

"Ya ! Bagimu hanya sebuah ciuman biasa. Tapi itu ciuman pertamaku ! Harusnya aku melakukan itu dengan pria yang aku cintai. Bukan dengan sahabat kakakku yang datang ke rumah, yang membawa serta kekasihnya." Ucap Summer lantang, dia tersinggung dengan ucapan Jason menganggap sepele kejadian 7 tahun lalu yang masih terekam jelas dalam ingatannya.

Saat itu Summer berusia 17 tahun, kejadian itu terjadi di kediaman orang tuanya. Hari itu Summer menghadiri ulang tahun ketiga cucu pertama Mahawira yang tak lain anak dari Sienna, Devon.

Summer yang sedang ingin mengambil minuman di dapur bertemu dengan Jason. Kejadian berikutnya pria berusia 22 tahun menciumnya dengan paksa, memagut bibirnya dan tak lupa memberikan tanda merah di lehernya. Sejak itu Summer tidak pernah berani lebih lama berada di dekat Jason.

Dan 7 tahun kemudian, ia melakukan kesalahan besar.

"Jadi itu ciuman pertamamu, Honey ?" Ucap Jason melembut, sebelah tangannya memegang pipi gadis yang menutup mata.

"Berarti ini ciuman keduamu, Rindu." Jason melabuhkan bibirnya ke bibir merah merekah, sekian lama berusaha akhirnya ia mendapatkan kesempatan ini.

"Aku membencimu..." Summer lirih dengan air mata membanjiri pipinya. Ia membenci dirinya yang tak bisa melawan perbuatan Jason. Tubuhnya seolah tak berdaya, sama halnya 7 tahun lalu.

"Sayangnya aku tidak... Aku sangat menyukaimu, Rindu. Semakin kau menjauh, semakin aku berusaha mendekatimu. Semakin kau mengatakan membenciku, semakin kuat pula keinginanku untuk memilikimu. Sebanyak apapun wanita dekat denganku, hanya kaulah satu-satunya yang ingin aku nikahi." Jason menyeka air mata Summer dengan pelan.

"Itu takkan terjadi.. tidak akan ada pernikahan. Kau adalah laki-laki terakhir yang ingin kutemani untuk hidup bersama !" Sergah Summer dengan tubuh bergetar, bergidik ngeri membayangkan duduk di pelaminan dengan pria yang tak disukainya.

Sambil mengulum senyuman Jason mendekap Summer dalam dadanya.

Tahukah kau, jika kau satu-satunya wanita yang membuat jantungku berdetak secepat ini, Rindu !

"Aku bilang semakin kau mengatakan itu mustahil, aku akan mewujudkannya lebih cepat dari perkiraanmu, Honey!"

Jason menaruh bibirnya pada puncak kepala Summer.

"Tolong.. pergilah Kak Jason ." Summer bergumam pelan dengan perasaannya campur aduk. Di antara ketidaksukaannya kepada pria yang mendekapnya, terselip rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang.

"Baiklah.. besok aku akan kembali lagi." Jason menurunkan badannya menatap lekat wajah gadis yang membuatnya tergila.

"Rindu.. kau mempunyai kecantikan dan kepribadian yang berbeda, sejak pertama bertemu denganmu 7 tahun lalu, itu pula yang membuatku tak bisa menahan diri untuk menciummu. Namun setelah itu kau malah menghindariku. Sekarang aku tidak akan berhenti hingga kau menjadi milikku." Jason mengelus pipi pualam Summer, gadis yang merunduk tak berani menaikkan tatapannya menentang wajah tegas dan dingin seorang Jason.

"Sampai ketemu besok Rindu." Pria itu kembali mengecup pipinya ringan kemudian melangkahkan kaki menjauh, berikutnya bunyi pintu tertutup menandakan pria itu telah pergi.

Sambil menjatuhkan air mata Summer melangkahkan kaki ke kamar tidur. Mengepak pakaiannya.

...

Bunyi barang di lempar dan teriakan dari apartemen sebelah kembali terdengar. Summer yang sedang menikmati makan malam harus mendamaikan jiwa dengan drama pasangan sebelah, tepatnya sang kekasih yang kembali melengkingkan suaranya.

Ini adalah salah satu alasan Summer tidak menginginkan sebuah hubungan serius. Pertengkaran yang tidak berguna.

Tak lama kemudian drama tetangga berhenti, ketika Summer hendak keluar meninggalkan apartemen dengan ransel berisi pakaian, ia akan mengungsi menghindari Jason.

Ting tong !

Ia baru saja berdiri di depan pintu dan bel apartemennya berbunyi.

"Maafkan aku mengganggumu malam-malam. Tapi apakah kamu mempunyai kotak P3K ?" Ucap pria tetangganya

"Tuhan !" Pekik Summer melihat kondisi tetangganya, darah berceceran dari lengannya, wajah memar dan pelipisnya pun seperti tergores benda keras "pacarmu juga terluka ?" Sambungnya menengok ke belakang.

"Gianna sudah pergi, ia tak terluka sedikit pun."

Hati Summer seolah tersayat mendengar bisikan pilu dari tetangganya. Ia pun membimbing pria itu menuju sofa dan lalu mengambil tas berisi peralatan medis miliknya.

Pria berwajah yang ternyata tidak mirip Nicholas Saputra itu pun menatap gerak-gerik Summer.

"Aku harus menjahit tanganmu, lukanya terlalu dalam." Ucap Summer setelah membersihkan luka pria itu

"Aku dokter yang berlisensi, jadi serahkan padaku." Sambungnya tenang yang membuat pria itu terlihat lebih santai.

"David Riley, kau bisa memanggilku Riley." Ucap pria berlogat Britania yang pasrah ketika tetangganya memberikan cairan pembersih luka di pelipisnya.

"Summer."

"Kau mempunyai nama yang indah Dokter Summer." Riley mencoba tak meringis ketika Summer menyentuh luka di pipinya.

"Kau sungguh mencintai wanita itu, Riley. Hingga kau mau menerima perlakuan sadis seperti ini. Maaf, aku berbicara dari sudut pandangku." Geram Summer tidak bisa menahan bibirnya mencetuskan isi kepala. Bagaimana tidak tangan Riley mendapatkan 5 jahitan, di tambah luka di wajah yang katanya di hantam dengan vas bunga.

"Ya... Aku sangat mencintainya...2 jam yang lalu.. tapi sekarang kami telah berpisah."

Summer menghela napas dengan kasar, kemudian membereskan peralatan medisnya.

"Ya... Kau mengambil langkah terbaik Riley." Ucap Summer berjalan menuju dapur, membuka sarung tangan karetnya lalu mencuci tangannya hingga bersih.

Riley tak melepaskan pandangan pada gerak gerik Summer. Sisi hatinya tersentuh akan kemurahan hati sosok asing yang selama ini hanya terdiam ketika mereka bertemu di dalam lift. Saat Gianna melukai tubuhnya, ada Summer menutupnya dengan lembut.

"Sebagai dokter, ini kali pertama aku mendapatkan kasus pria dilukai oleh wanita. Umumnya, yang terjadi adalah sebaliknya. Setahuku, cinta tak seperti ini Riley. Bukan melukai, namun saling menyayangi. Seamarah apapun tidak boleh menyakiti pasangan. Maaf jika aku mengoceh tapi aku tidak bisa menahannya. Ya, hubungan kalian tidak sehat. Selama 2 minggu kita bertetangga dua kali pula kalian bertengkar. Pikirkan dirimu, sampai kapan kau mau dilukai seperti ini." Cerocos Summer menceramahi Riley, pria yang baru dikenalnya 40 menit lalu.

"Ini yang terakhir kali." Sahut Riley menatap kagum wajah si dokter cantik.

"Janji ?"

###

David Riley

Jason Cyrus

alo kesayangan ♥️,

thank you sudah singgah di novel terbaruku..

namun jangan berharap aku terus update, karena author mempunyai banyak novel on going 🤭

love,

D 😘

Terpopuler

Comments

Nengah Suarni

Nengah Suarni

gantengan jason tp thor buat dong summer bahagia dan sukses klo dg riley berteman aja deh

2023-03-02

0

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

mm...
jadi kabur gak Rindu..?

2021-05-04

0

🌼mami cia🌼

🌼mami cia🌼

riley mirip nicho banget ya

2021-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!