Trapped by Your Love

Trapped by Your Love

Ulang Tahun Adzkia

Zio baru saja memarkir mobilnya di tempat parkir sebuah klub malam eksekutif di ibukota, ENZ. Klub malam yang hanya dikunjungi oleh selebriti dan artis papan atas, anak-anak menteri, pengusaha terkenal dan orang-orang lainnya dari kelas atas. Yang jelas klub malam tersebut aman dari paparazzi.

Zio sendiri adalah seorang model dan penyanyi, dia adalah salah satu anggota boyband ternama, BERSERK. Zio, 25 tahun, bersama dengan kakak kandungnya, Zafri, 27 tahun, dan dua sahabatnya Bhisma dan Rendra, sama-sama 26 tahun, adalah personil BERSERK.

Malam ini Zio datang ke ENZ karena ada undangan ulang tahun Adzkia, teman sesama model yang juga tunangan Bhisma. Setelah sekitar sebulan dia menghilang, malam ini adalah pertama kalinya dia bertemu lagi dengan sahabat-sahabatnya itu. Selain karena dia merasa tidak enak karena tiba-tiba pergi tanpa memberi kabar kepada mereka, dia juga datang karena ingin mengatakan sesuatu hal yang penting kepada mereka semua.

Zio masih belum beranjak keluar dari Maserati hitamnya (jika kalian pikir mobil mewah itu adalah hasil kerjanya sebagai model dan penyanyi, kalian salah besar. Zio dan Zafri adalah anak-anak dari pengusaha multinasional yang jumlah kekayaannya termasuk dalam 100 besar di dunia, menjadi seorang model dan penyanyi hanya dilakukannya untuk bersenang-senang mengisi waktu sebelum di usia 30 tahun mereka harus mulai masuk ke perusahaan keluarganya). Dia sedang berpikir dan masih menimbang-nimbang, apakah sebaiknya dia mengatakannya sekarang atau tidak.

Hoek... Hoek...

Zio mencari asal suara yang mengganggunya saat dia sendiri sedang galau dengan pikirannya. Matanya mencari ke kanan dan ke kiri, suaranya terdengar dekat, kemudian dia menemukannya. Suara itu berasal dari seorang perempuan berambut panjang dengan gaun berwarna putih, yang sedang muntah di samping belakang kanan mobilnya. Tangan kanannya memegang rambutnya agar terhindar dari muntahannya, sedangkan tangan kirinya memegang perutnya.

Awalnya Zio ingin mengabaikannya, tapi entah kenapa hati nuraninya menginginkan hal yang berbeda. Zio melihat tidak ada orang lain di sekitar tempat parkir itu, dan dia berpikir mungkin perempuan itu adalah salah satu teman Adzkia karena dia berada di tempat yang saat ini sedang disewa untuk acara perayaan ulang tahunnya, sehingga timbul keinginan untuk menolongnya. Zio mengambil beberapa lembar tisu dan botol air mineral dari mobilnya, kemudian turun dari mobil dan berjalan ke arah perempuan itu.

"Apa kamu teman Adzkia?" tanya Zio yang ingin memastikan sambil menyodorkan tisu.

Perempuan itu mengangguk kemudian menerima tisu dari tangan Zio dan mulai membersihkan mulutnya.

Zio juga memberikan botol air mineral yang langsung diterima dan diminum sampai habis oleh perempuan itu. Jika dilihat-lihat, sepertinya Zio tidak pernah melihat perempuan itu di ENZ. Dia bersama anggota BERSERK dan juga Adzkia adalah member VIP di ENZ, dan karena klub malam itu memang tempat yang cukup private dia cukup hafal dengan orang-orang yang sering datang kesana.

"Kamu baru pertama kali kesini ya?"

"Aku baru pertama kali ke klub malam. Thanks ya air minumnya."

"Berarti ini pertama kali juga kamu minum alkohol?"

"Iya. Aku minum juga karena Adzkia."

"Maksudnya? Adzkia maksa kamu minum?"

"Not really, tapi ini kan acara ulang tahunnya. Aku tidak enak kalau harus menolak saat dia memberiku minuman."

Jika diperhatikan baik-baik, perempuan itu memang sepertinya bukan wanita malam. Dressnya cukup sopan untuk dipakai ke klub malam, meski membuat perempuan itu tampak seksi, tapi itu lebih karena bentuk tubuhnya yang memang bagus bukan karena dressnya yang seksi. Dandanannya minimalis, tapi cukup menonjolkan kecantikannya. Rambut cokelat panjangnya terlihat indah di bawah sorotan lampu, tampak serasi dengan lipstik nude di bibirnya. Perempuan itu benar-benar berpenampilan minimalis tapi bisa menonjolkan semua kelebihan yang dimilikinya.

"Aku boleh pinjam ponselmu?" tanya perempuan itu.

"Untuk apa?"

"Mau menelepon adikku minta jemput, ponselku ketinggalan di mobilnya tadi."

"Sudah mau pulang? Masih jam sepuluh," kata Zio sambil memberikan ponselnya ke perempuan itu setelah dia membuka kode kuncinya.

"Aku tidak betah di dalam. Asap rokok dan bau alkohol dimana-mana." Perempuan itu menekan nomer telepon yang dituju.

"Dric, tolong jemput aku sekarang ya. Aku tunggu di parkiran."

Sepertinya yang ditelepon segera menyetujuinya, karena perempuan itu langsung mengakhiri teleponnya dan mengembalikan ponsel Zio.

"Thanks ya."

"Kamu mau menunggu di sini?"

"Iya, di sini lebih segar udaranya."

"Berapa lama lagi adik kamu datang?"

"Mungkin sekitar 15-30 menit. Kamu masuk saja ke dalam, pestanya sudah dimulai sejak tadi. Kamu pasti datang terlambat ya."

Zio melihat perempuan itu duduk di bawah pohon dan menyandarkan tubuhnya di pohon tersebut. Bagaimana bisa dia duduk dengan santainya padahal sedang memakai dress tanpa lengan warna putih gading selutut dan high heels dengan warna senada? Zio tidak memahami jalan pikiran perempuan itu. Kemudian Zio masuk ke dalam mobilnya dan mengambil jaket miliknya yang tergeletak malas di bangku belakang.

"Nih pakai..." Zio menyodorkan jaketnya tapi perempuan itu tidak merespon. Kedua mata lebar dengan bulu mata lentiknya sudah menutup.

"Hei..." Zio menggerak-gerakkan telapak tangannya di depan mata perempuan itu, tapi tetap tidak ada respon.

Gila nih perempuan, seenaknya saja tidur di tempat seperti ini? Apa tidak tahu kalau ini berbahaya? Di parkiran klub malam pula. Kalau ada yang mabuk lalu melihatnya bagaimana?

Dengan perlahan dia memakaikan jaketnya menutupi dada dan lengan perempuan itu, agar tidak terlalu kedinginan. Zio akhirnya memutuskan untuk menemaninya sampai adik perempuan itu datang menjemputnya.

Zio berdiri bersandar di bagian samping mobilnya, sambil kembali memikirkan tujuannya datang ke tempat ini. Namun lagi-lagi pikirannya terganggu karena kedatangan seseorang.

"Kak!!" teriak seorang lelaki yang datang dan langsung mendekati perempuan itu.

"Kamu apakan kakakku?" laki-laki yang baru datang itu berteriak kepada Zio.

"Aku tidak melakukan apa-apa, dia hanya tertidur. Aku cuma menemaninya sampai kamu datang menjemputnya. Dia tadi meneleponmu pakai ponselku." Zio merasa yakin kalau laki-laki itu adalah adik yang tadi ditelepon perempuan itu karena wajahnya terlihat sangat mirip.

Seakan tidak percaya dengan omongan Zio, laki-laki itu mengambil ponselnya dan menelepon. Tak lama kemudian ponsel Zio berbunyi. Zio mendengus kesal karena merasa tidak dipercaya padahal niatnya baik terhadap perempuan itu.

"Oke, saat ini aku percaya dengan ucapanmu. Tapi kalau setelah kakakku bangun dan ternyata kamu melakukan sesuatu kepadanya, aku akan mencarimu sampai ketemu. Dan jangan harap aku akan melakukan sesuatu yang menyenangkan kepadamu." Laki-laki itu kemudian menggendong kakaknya dan membawanya masuk ke Outlander putih yang diparkir tidak jauh dari mobil Zio.

Saat mobil itu keluar dari tempat parkir, Zio mengunci mobilnya setelah mengambil hadiah untuk Adzkia, kemudian berjalan masuk ke ENZ. Di dalam, sahabat-sahabatnya sudah berkumpul semua. Adzkia berteriak girang saat melihat kedatangan Zio. Dia memeluk Zio singkat seolah lega mengetahui bahwa teman laki-lakinya itu masih hidup dengan sehat setelah menghilang selama satu bulan.

Zafri, Bhisma dan Rendra juga bergantian memeluknya singkat. Semua mengetahui alasannya menghilang selama satu bulan, tapi tidak ada yang tahu kemana dia pergi selama ini. Bahkan kakaknya pun juga tidak tahu.

"Kamu sudah baikan, Zi?" tanya Zafri.

Zio hanya mengangguk dan kemudian memberikan hadiah Adzkia.

"Happy birthday ya. Nih hadiahnya."

Adzkia menerima kotak kecil dari bahan beludru hitam yang diberikan oleh Zio dan langsung membukanya.

"Waahhh..... Zio ini bagus banget..." Adzkia terpana melihat hadiah Zio.

"Sayang, tolong pakaikan dong."

Bhisma langsung menuruti omongan kekasihnya itu dan memakaikan kalung emas putih dengan liontin berlian kecil di leher Adzkia.

"Kamu masih ingat kalau Kia ini tunanganku kan? Maksud kamu apa memberinya kalung secantik ini?" Bhisma sedikit cemburu.

"Ingat dong, Bhis, kamu ada-ada saja. Mana mungkin aku rebut Adzkia dari kamu. Aku menemukan kalung itu saat sedang jalan-jalan, karena bagus ya aku beli saja, apalagi aku ingat kalau Kia mau ulang tahun."

"Kamu sudah siap beraktivitas lagi? Sebulan ini kebetulan kita tidak ada jadwal manggung, jadi aman selama kamu menghilang kemarin. Tapi bulan depan kita sudah ada kontrak untuk syuting iklan." Zafri sebagai leader BERSERK ingin memastikan kesiapan adiknya untuk kembali ke dunia hiburan setelah masalah yang menimpanya.

"Tenang saja, aku sudah tidak apa-apa kok."

Sebenarnya ini waktu yang tepat untuk mengatakan keinginan Zio, karena semuanya sedang berkumpul. Tapi melihat sinar kebahagiaan yang terlihat nyata di wajah sahabat-sahabat baiknya itu, dia jadi tidak tega mengatakannya sekarang.

"Kamu mencari siapa sih, sayang?" tanya Bhisma saat melihat Adzkia melongokkan kepalanya kesana kemari seperti sedang mencari seseorang.

"Keisha. Dia tadi pamit ke toilet, tapi kok sampai sekarang belum kembali. Kemana ya dia?"

"Oh yang pakai dress putih tadi, ya? Cantik sekali. Aku tadinya mau minta kenalan sama dia," kata Zafri yang memang seorang playboy.

"Jangan macam-macam ya, dia sahabat baikku. Aku tidak akan membiarkan kamu mempermainkan dia," ancam Adzkia.

"Yaaah, aku cuma mau kenalan saja tidak boleh? Model juga ya, dia?"

"Bukan."

"Serius? Cantik gitu, badannya juga bagus."

"Kalau kamu sih semua cewek juga akan kamu bilang gitu," goda Rendra.

"Eh tapi memang benar lho, dia bukan model. Aku sering bertemu Keisha kalau sedang mengantar atau menjemput Kia. Aku pikir dia teman modellingnya Kia, eh ternyata temannya sejak kecil. Sayang sekali kan dia tidak menjadi model, padahal modalnya sudah sempurna," kata Bhisma.

"Dia sudah sering kutawari untuk menjadi model, agenku juga tertarik dengan dia. Tapi Keisha benar-benar tidak mau masuk ke dunia hiburan. Dia tidak suka karena katanya terlalu bebas dan glamour kehidupan di dunia hiburan," Adzkia menjelaskan.

"Padahal bebas itu kan enak, benar tidak?"

"Yoi..."

"Semakin bebas semakin menyenangkan."

"Hahahaha...."

Zafri, Bhisma dan Rendra tertawa dengan gurauan mereka sendiri.

"Aku tadi melihat dia pergi, dijemput adiknya," suara Zio menghentikan semuanya.

"Oh ya? Kamu tahu darimana kalau itu adiknya?" tanya Adzkia.

"Dia tadi meminjam ponselku untuk menelepon adiknya dan minta dijemput."

"Syukurlah. Eh tapi kok dia bisa meminjam ponselmu? Memangnya kamu kenal sama dia?"

"Tadi dia muntah-muntah di belakang mobilku. Karena kupikir kalau dia itu temanmu, ya sudah aku bantu dia."

"Hah? Keisha muntah? Duh kasihan."

"Lagian kamu sih, orang tidak pernah minum alkohol kok malah dikasih minuman keras."

"Ya aku pikir biar dia sesekali minum dan bersenang-senang. Eh ternyata memang dia tidak bisa ya." Adzkia menyesali tindakannya mengajak Keisha datang ke klub malam.

Terpopuler

Comments

Yanto Lilik

Yanto Lilik

p

2023-03-24

0

ArbaIy ArbaIy

ArbaIy ArbaIy

singkatan apa tu BERSERK ???

2021-12-20

0

WaffaWerre

WaffaWerre

grup cuki

2021-10-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!