NovelToon NovelToon

Trapped by Your Love

Ulang Tahun Adzkia

Zio baru saja memarkir mobilnya di tempat parkir sebuah klub malam eksekutif di ibukota, ENZ. Klub malam yang hanya dikunjungi oleh selebriti dan artis papan atas, anak-anak menteri, pengusaha terkenal dan orang-orang lainnya dari kelas atas. Yang jelas klub malam tersebut aman dari paparazzi.

Zio sendiri adalah seorang model dan penyanyi, dia adalah salah satu anggota boyband ternama, BERSERK. Zio, 25 tahun, bersama dengan kakak kandungnya, Zafri, 27 tahun, dan dua sahabatnya Bhisma dan Rendra, sama-sama 26 tahun, adalah personil BERSERK.

Malam ini Zio datang ke ENZ karena ada undangan ulang tahun Adzkia, teman sesama model yang juga tunangan Bhisma. Setelah sekitar sebulan dia menghilang, malam ini adalah pertama kalinya dia bertemu lagi dengan sahabat-sahabatnya itu. Selain karena dia merasa tidak enak karena tiba-tiba pergi tanpa memberi kabar kepada mereka, dia juga datang karena ingin mengatakan sesuatu hal yang penting kepada mereka semua.

Zio masih belum beranjak keluar dari Maserati hitamnya (jika kalian pikir mobil mewah itu adalah hasil kerjanya sebagai model dan penyanyi, kalian salah besar. Zio dan Zafri adalah anak-anak dari pengusaha multinasional yang jumlah kekayaannya termasuk dalam 100 besar di dunia, menjadi seorang model dan penyanyi hanya dilakukannya untuk bersenang-senang mengisi waktu sebelum di usia 30 tahun mereka harus mulai masuk ke perusahaan keluarganya). Dia sedang berpikir dan masih menimbang-nimbang, apakah sebaiknya dia mengatakannya sekarang atau tidak.

Hoek... Hoek...

Zio mencari asal suara yang mengganggunya saat dia sendiri sedang galau dengan pikirannya. Matanya mencari ke kanan dan ke kiri, suaranya terdengar dekat, kemudian dia menemukannya. Suara itu berasal dari seorang perempuan berambut panjang dengan gaun berwarna putih, yang sedang muntah di samping belakang kanan mobilnya. Tangan kanannya memegang rambutnya agar terhindar dari muntahannya, sedangkan tangan kirinya memegang perutnya.

Awalnya Zio ingin mengabaikannya, tapi entah kenapa hati nuraninya menginginkan hal yang berbeda. Zio melihat tidak ada orang lain di sekitar tempat parkir itu, dan dia berpikir mungkin perempuan itu adalah salah satu teman Adzkia karena dia berada di tempat yang saat ini sedang disewa untuk acara perayaan ulang tahunnya, sehingga timbul keinginan untuk menolongnya. Zio mengambil beberapa lembar tisu dan botol air mineral dari mobilnya, kemudian turun dari mobil dan berjalan ke arah perempuan itu.

"Apa kamu teman Adzkia?" tanya Zio yang ingin memastikan sambil menyodorkan tisu.

Perempuan itu mengangguk kemudian menerima tisu dari tangan Zio dan mulai membersihkan mulutnya.

Zio juga memberikan botol air mineral yang langsung diterima dan diminum sampai habis oleh perempuan itu. Jika dilihat-lihat, sepertinya Zio tidak pernah melihat perempuan itu di ENZ. Dia bersama anggota BERSERK dan juga Adzkia adalah member VIP di ENZ, dan karena klub malam itu memang tempat yang cukup private dia cukup hafal dengan orang-orang yang sering datang kesana.

"Kamu baru pertama kali kesini ya?"

"Aku baru pertama kali ke klub malam. Thanks ya air minumnya."

"Berarti ini pertama kali juga kamu minum alkohol?"

"Iya. Aku minum juga karena Adzkia."

"Maksudnya? Adzkia maksa kamu minum?"

"Not really, tapi ini kan acara ulang tahunnya. Aku tidak enak kalau harus menolak saat dia memberiku minuman."

Jika diperhatikan baik-baik, perempuan itu memang sepertinya bukan wanita malam. Dressnya cukup sopan untuk dipakai ke klub malam, meski membuat perempuan itu tampak seksi, tapi itu lebih karena bentuk tubuhnya yang memang bagus bukan karena dressnya yang seksi. Dandanannya minimalis, tapi cukup menonjolkan kecantikannya. Rambut cokelat panjangnya terlihat indah di bawah sorotan lampu, tampak serasi dengan lipstik nude di bibirnya. Perempuan itu benar-benar berpenampilan minimalis tapi bisa menonjolkan semua kelebihan yang dimilikinya.

"Aku boleh pinjam ponselmu?" tanya perempuan itu.

"Untuk apa?"

"Mau menelepon adikku minta jemput, ponselku ketinggalan di mobilnya tadi."

"Sudah mau pulang? Masih jam sepuluh," kata Zio sambil memberikan ponselnya ke perempuan itu setelah dia membuka kode kuncinya.

"Aku tidak betah di dalam. Asap rokok dan bau alkohol dimana-mana." Perempuan itu menekan nomer telepon yang dituju.

"Dric, tolong jemput aku sekarang ya. Aku tunggu di parkiran."

Sepertinya yang ditelepon segera menyetujuinya, karena perempuan itu langsung mengakhiri teleponnya dan mengembalikan ponsel Zio.

"Thanks ya."

"Kamu mau menunggu di sini?"

"Iya, di sini lebih segar udaranya."

"Berapa lama lagi adik kamu datang?"

"Mungkin sekitar 15-30 menit. Kamu masuk saja ke dalam, pestanya sudah dimulai sejak tadi. Kamu pasti datang terlambat ya."

Zio melihat perempuan itu duduk di bawah pohon dan menyandarkan tubuhnya di pohon tersebut. Bagaimana bisa dia duduk dengan santainya padahal sedang memakai dress tanpa lengan warna putih gading selutut dan high heels dengan warna senada? Zio tidak memahami jalan pikiran perempuan itu. Kemudian Zio masuk ke dalam mobilnya dan mengambil jaket miliknya yang tergeletak malas di bangku belakang.

"Nih pakai..." Zio menyodorkan jaketnya tapi perempuan itu tidak merespon. Kedua mata lebar dengan bulu mata lentiknya sudah menutup.

"Hei..." Zio menggerak-gerakkan telapak tangannya di depan mata perempuan itu, tapi tetap tidak ada respon.

Gila nih perempuan, seenaknya saja tidur di tempat seperti ini? Apa tidak tahu kalau ini berbahaya? Di parkiran klub malam pula. Kalau ada yang mabuk lalu melihatnya bagaimana?

Dengan perlahan dia memakaikan jaketnya menutupi dada dan lengan perempuan itu, agar tidak terlalu kedinginan. Zio akhirnya memutuskan untuk menemaninya sampai adik perempuan itu datang menjemputnya.

Zio berdiri bersandar di bagian samping mobilnya, sambil kembali memikirkan tujuannya datang ke tempat ini. Namun lagi-lagi pikirannya terganggu karena kedatangan seseorang.

"Kak!!" teriak seorang lelaki yang datang dan langsung mendekati perempuan itu.

"Kamu apakan kakakku?" laki-laki yang baru datang itu berteriak kepada Zio.

"Aku tidak melakukan apa-apa, dia hanya tertidur. Aku cuma menemaninya sampai kamu datang menjemputnya. Dia tadi meneleponmu pakai ponselku." Zio merasa yakin kalau laki-laki itu adalah adik yang tadi ditelepon perempuan itu karena wajahnya terlihat sangat mirip.

Seakan tidak percaya dengan omongan Zio, laki-laki itu mengambil ponselnya dan menelepon. Tak lama kemudian ponsel Zio berbunyi. Zio mendengus kesal karena merasa tidak dipercaya padahal niatnya baik terhadap perempuan itu.

"Oke, saat ini aku percaya dengan ucapanmu. Tapi kalau setelah kakakku bangun dan ternyata kamu melakukan sesuatu kepadanya, aku akan mencarimu sampai ketemu. Dan jangan harap aku akan melakukan sesuatu yang menyenangkan kepadamu." Laki-laki itu kemudian menggendong kakaknya dan membawanya masuk ke Outlander putih yang diparkir tidak jauh dari mobil Zio.

Saat mobil itu keluar dari tempat parkir, Zio mengunci mobilnya setelah mengambil hadiah untuk Adzkia, kemudian berjalan masuk ke ENZ. Di dalam, sahabat-sahabatnya sudah berkumpul semua. Adzkia berteriak girang saat melihat kedatangan Zio. Dia memeluk Zio singkat seolah lega mengetahui bahwa teman laki-lakinya itu masih hidup dengan sehat setelah menghilang selama satu bulan.

Zafri, Bhisma dan Rendra juga bergantian memeluknya singkat. Semua mengetahui alasannya menghilang selama satu bulan, tapi tidak ada yang tahu kemana dia pergi selama ini. Bahkan kakaknya pun juga tidak tahu.

"Kamu sudah baikan, Zi?" tanya Zafri.

Zio hanya mengangguk dan kemudian memberikan hadiah Adzkia.

"Happy birthday ya. Nih hadiahnya."

Adzkia menerima kotak kecil dari bahan beludru hitam yang diberikan oleh Zio dan langsung membukanya.

"Waahhh..... Zio ini bagus banget..." Adzkia terpana melihat hadiah Zio.

"Sayang, tolong pakaikan dong."

Bhisma langsung menuruti omongan kekasihnya itu dan memakaikan kalung emas putih dengan liontin berlian kecil di leher Adzkia.

"Kamu masih ingat kalau Kia ini tunanganku kan? Maksud kamu apa memberinya kalung secantik ini?" Bhisma sedikit cemburu.

"Ingat dong, Bhis, kamu ada-ada saja. Mana mungkin aku rebut Adzkia dari kamu. Aku menemukan kalung itu saat sedang jalan-jalan, karena bagus ya aku beli saja, apalagi aku ingat kalau Kia mau ulang tahun."

"Kamu sudah siap beraktivitas lagi? Sebulan ini kebetulan kita tidak ada jadwal manggung, jadi aman selama kamu menghilang kemarin. Tapi bulan depan kita sudah ada kontrak untuk syuting iklan." Zafri sebagai leader BERSERK ingin memastikan kesiapan adiknya untuk kembali ke dunia hiburan setelah masalah yang menimpanya.

"Tenang saja, aku sudah tidak apa-apa kok."

Sebenarnya ini waktu yang tepat untuk mengatakan keinginan Zio, karena semuanya sedang berkumpul. Tapi melihat sinar kebahagiaan yang terlihat nyata di wajah sahabat-sahabat baiknya itu, dia jadi tidak tega mengatakannya sekarang.

"Kamu mencari siapa sih, sayang?" tanya Bhisma saat melihat Adzkia melongokkan kepalanya kesana kemari seperti sedang mencari seseorang.

"Keisha. Dia tadi pamit ke toilet, tapi kok sampai sekarang belum kembali. Kemana ya dia?"

"Oh yang pakai dress putih tadi, ya? Cantik sekali. Aku tadinya mau minta kenalan sama dia," kata Zafri yang memang seorang playboy.

"Jangan macam-macam ya, dia sahabat baikku. Aku tidak akan membiarkan kamu mempermainkan dia," ancam Adzkia.

"Yaaah, aku cuma mau kenalan saja tidak boleh? Model juga ya, dia?"

"Bukan."

"Serius? Cantik gitu, badannya juga bagus."

"Kalau kamu sih semua cewek juga akan kamu bilang gitu," goda Rendra.

"Eh tapi memang benar lho, dia bukan model. Aku sering bertemu Keisha kalau sedang mengantar atau menjemput Kia. Aku pikir dia teman modellingnya Kia, eh ternyata temannya sejak kecil. Sayang sekali kan dia tidak menjadi model, padahal modalnya sudah sempurna," kata Bhisma.

"Dia sudah sering kutawari untuk menjadi model, agenku juga tertarik dengan dia. Tapi Keisha benar-benar tidak mau masuk ke dunia hiburan. Dia tidak suka karena katanya terlalu bebas dan glamour kehidupan di dunia hiburan," Adzkia menjelaskan.

"Padahal bebas itu kan enak, benar tidak?"

"Yoi..."

"Semakin bebas semakin menyenangkan."

"Hahahaha...."

Zafri, Bhisma dan Rendra tertawa dengan gurauan mereka sendiri.

"Aku tadi melihat dia pergi, dijemput adiknya," suara Zio menghentikan semuanya.

"Oh ya? Kamu tahu darimana kalau itu adiknya?" tanya Adzkia.

"Dia tadi meminjam ponselku untuk menelepon adiknya dan minta dijemput."

"Syukurlah. Eh tapi kok dia bisa meminjam ponselmu? Memangnya kamu kenal sama dia?"

"Tadi dia muntah-muntah di belakang mobilku. Karena kupikir kalau dia itu temanmu, ya sudah aku bantu dia."

"Hah? Keisha muntah? Duh kasihan."

"Lagian kamu sih, orang tidak pernah minum alkohol kok malah dikasih minuman keras."

"Ya aku pikir biar dia sesekali minum dan bersenang-senang. Eh ternyata memang dia tidak bisa ya." Adzkia menyesali tindakannya mengajak Keisha datang ke klub malam.

Ratu

"Bagaimana kabar Ayah kamu?" tanya Zio kepada Kevin, asisten manajer BERSERK yang dikhususkan untuk mengurusi Zio karena jadwalnya lebih padat dibandingkan tiga personil lainnya.

"Masih di ICU. Aku kasihan melihat Ibu, pasti lelah mengurus Ayah di rumah sakit. Sedangkan adik-adikku di rumah juga tidak ada yang mengurus." Kevin yang sudah menganggap Zio seperti saudaranya sendiri mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini.

"Kamu cuti saja, Vin. Aku bisa kok mengurus jadwalku sendiri. Sementara kamu fokus ke keluargamu dulu."

Kemarin Zio baru mendapat kabar kalau ayah Kevin dibawa ke rumah sakit karena mendadak terkena serangan jantung. Tapi karena jadwal Zio sedang sangat padat, Kevin tidak berani untuk mengajukan cuti. Zio tahu kalau Kevin adalah tulang punggung keluarganya, dia bekerja keras untuk menghidupi kedua orang tuanya dan dua adik perempuannya yang masih bersekolah di SD dan SMP, sampai dia tidak sempat mengurusi kehidupannya sendiri. Kevin yang sudah berusia 27 tahun masih melajang dan sama sekali tidak berminat untuk mencari jodoh. Kehidupannya didedikasikan untuk BERSERK dan keluarganya.

"Aku tahu kamu pasti bisa. Tapi Leo? Dia kan yang memberiku tugas ini, aku tidak mau mengecewakannya."

Leo adalah manajer BERSERK sejak boyband itu berdiri sampai saat ini. Pria berumur 35 tahun itu merekrut Kevin 5 tahun yang lalu untuk menjadi asistennya setelah kegiatan BERSERK semakin padat dan dia tidak mampu melakukannya sendirian.

"Tentang Leo, ..."

"Hai Zio.."

Serentak Zio dan Kevin langsung menoleh ke arah datangnya suara.

"Kenalkan, aku Ratu, partner kamu di pemotretan kali ini."

Perempuan berambut blonde dengan tahi lalat kecil di bawah mata kanannya itu menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Zio.

"Aku pergi dulu ya, Zi, mau ke rumah sakit. Nanti aku akan kembali untuk menjemputmu." Kevin beranjak dari tempat duduknya di sebuah cafe tempat Zio akan melakukan pemotretan untuk sebuah majalah.

"Sudahlah kamu tidak perlu kembali. Kamu di rumah sakit saja bersama keluargamu."

"Tapi, Zi..."

"Kevin, kali ini percayakan semuanya kepadaku. Kamu urus saja keluargamu dulu. Aku tidak akan mengatakan apapun kepada Leo. Kalaupun dia mengetahui ketidakhadiranmu, aku akan mengurusnya untukmu."

Kevin memeluk singkat Zio sambil mengucapkan terima kasih kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Zio menoleh ke arah Ratu dan baru menjabat tangannya, "maaf ya sudah mengabaikanmu."

"Nanti pulangnya bareng aku saja, sekalian aku mau ke arah rumah kamu," kata Ratu manja.

"Memangnya kamu tahu di mana rumahku?" Sebenarnya Zio tahu kalau banyak orang mengetahui dimana rumahnya, bagaimanapun dia adalah seorang public figure. Tapi mendengar seorang perempuan segamblang itu mengatakannya rasanya cukup tidak nyaman.

"Ganteng, siapa sih yang tidak tahu rumah kamu?" Ratu mengedipkan sebelah matanya.

Setelah itu Zio dan Ratu dipanggil untuk segera memulai pemotretan sehingga tidak bisa melanjutkan perbincangan mereka. Pemotretannya berjalan dengan lancar. Fotografernya pun puas dengan hasilnya, sehingga acara pemotretan itu bisa selesai dengan cepat.

Zio baru keluar dari ruang ganti, ternyata Ratu sudah menunggunya di depan.

"Yuk kita pulang."

Zio merasa aneh dengan kalimat tersebut. Kita? Memangnya ada hubungan apa aku sama kamu?

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri." Zio menolak dengan sedikit kasar.

"Kamu menolakku? Aku cuma mau mengajakmu pulang bersama, bukan mengajakmu menikah. Berlebihan sekali sih."

Zio agak tersinggung dengan perkataan Ratu yang menyebutkan dia berlebihan. Akhirnya dia mengalah karena tidak mau ribut lama-lama dengan Ratu. Dia sudah cukup capek hari ini dan ingin segera pulang untuk beristirahat.

"Mana kuncinya? Biar aku saja yang menyetir."

"Oke," Ratu melemparkan kunci mobilnya kepada Zio.

Di dalam mobil mereka berbicara dengan nyaman. Ternyata meskipun terlihat menjengkelkan, Ratu sangat enak diajak bicara tentang banyak hal.

 

Setelah hari itu mereka jadi sering bertemu. Lebih tepatnya Ratu yang sering mendatangi Zio, entah ketika dia sedang ada show maupun ketika ada pemotretan. Zio tidak merasa keberatan sama sekali. Malah dia senang karena merasa mendapatkan perhatian dari Ratu. Kadang Ratu membawakan sarapan untuknya ketika Zio ada jadwal pemotretan pagi atau sekedar datang ke ruang ganti dan membawakannya camilan dan minuman favoritnya.

"Kamu jadian sama Ratu?" tanya Adzkia suatu hari ketika mereka sedang berkumpul di ENZ.

"Tidak," jawab Zio singkat.

"Kok dia sering menemuimu? Aku juga beberapa kali melihatmu jalan sama dia. Biasanya kamu selalu menjauhi perempuan-perempuan yang mendekatimu, tapi kenapa kamu membiarkan Ratu mendekatimu?" Zafri ikut-ikutan menginterogasi Zio.

"Biasa saja sih. Kadang dia mengajak jalan ya aku oke saja selama ada waktu, daripada menganggur di rumah. Kalau sedang tidak ada waktu ya dia datang menemuiku di lokasi. Orangnya asyik sih, jadi nyaman sama dia. Dan aku juga sudah pernah menolaknya tapi dia tetap saja mendekatiku. Ya sudah, terjadilah seperti ini."

"Gosipnya jelek tentang dia di dunia modelling," kata Adzkia.

"Jelek bagaimana?" tanya Bhisma.

"Banyak yang bilang kalau dia suka menjual tubuhnya agar bisa mendapatkan pekerjaan. Makanya karirnya naik dengan cepat dan mendapatkan banyak kontrak," Adzkia menjelaskan.

"Dan aku tidak suka kalau kamu dekat-dekat dengan dia. Takutnya dia cuma mau memanfaatkanmu saja, cari popularitas, pansos," Adzkia melanjutkan penjelasannya.

"Kamu tenang saja. Aku bisa jaga diri kok."

 

Sebulan kemudian Zio dan Ratu jadian. Ratu sih yang menyatakan cinta duluan kepada Zio. Tapi karena Zio memang merasa nyaman dengan Ratu, dia menerima pernyataan cintanya meskipun belum merasakan ada perasaan cinta untuk Ratu. Dia berpikir mungkin seiring berjalannya waktu perasaan cinta itu akan tumbuh.

Zio sengaja tidak menceritakan kepada Adzkia dan teman-temannya di BERSERK, karena dia menyadari kalau mereka semua tidak menyukai Ratu. Setiap Ratu datang mengunjunginya di lokasi, mereka semua langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Terlihat jelas kalau mereka meninggalkan Zio berdua dengan Ratu bukan karena ingin memberikan privacy, tapi lebih karena malas dan jengah melihat Ratu yang selalu manja dan bergelayut mesra di dekat Zio. Zio juga tidak pernah membawa Ratu ke rumahnya, atau ke ENZ dan tempat manapun saat dia sedang jalan dengan teman-temannya. Selalu Ratu yang mendatanginya duluan.

Benar pemikiran Zio, bahwa seiring berjalannya waktu perasaan cinta itu tumbuh. Kalau kata orang jawa "trisno jalaran soko kulino" yang artinya cinta tumbuh karena terbiasa. Bagaimana tidak? Ratu setiap hari menghubunginya, memperhatikannya, membawakannya makanan di lokasi syuting, mengantarjemputnya ketika Kevin sedang tidak bisa, dan banyak hal lainnya yang dilakukan Ratu demi mendapatkan hati Zio.

Bahkan di suatu malam, karena terlalu capek Zio akhirnya menginap di aparteman Ratu dan untuk pertama kalinya mereka tidur bersama. Zio sebenarnya sangat capek, tapi Ratu terus saja menggodanya sehingga akhirnya dia pun mau tidur dengannya.

Satu kali saja kemudian aku bisa tidur, daripada dia terus-terusan menggodaku malah aku tidak bisa beristirahat, pikir Zio saat itu, karena dia terlalu baik hati untuk menolak permintaan kekasihnya dengan tegas.

 

Enam bulan berlalu sejak Zio dan Ratu jadian. Zio tidak mau menginap di aparteman Ratu lagi, karena menghindari Ratu menggodanya lagi seperti waktu itu. Zio sih sebenarnya tidak keberatan tidur dengan orang yang dicintainya, tapi dia merasa kalau itu terlalu cepat untuk saat ini. Zio ingin melakukannya dengan perlahan terkait hubungan asmaranya dengan Ratu. Alasan lainnya adalah karena perasaannya kepada Ratu juga belum terlalu kuat untuk sampai melakukan hal sejauh itu.

Suatu hari Zio dan Ratu jalan di salah satu mall besar. Ratu berhenti cukup lama di sebuah toko perhiasan, mengamati sebuah kalung emas putih dengan liontin berlian kecil yang tampak cantik.

"Bagus ya, Babe." Mata Ratu tidak bisa lepas dari kalung cantik tersebut, padahal sebelumnya Zio baru saja membelikannya sebuah gelang emas yang cukup mahal.

"Iya bagus." Zio hanya menjawab singkat dan kemudian mengajak Ratu pulang.

Biasanya dia akan langsung membelikan barang yang disukai Ratu, tapi tidak untuk saat itu. Bulan itu dia merasa pengeluarannya untuk Ratu sudah sangat banyak, tidak pernah dia menghabiskan uang sebanyak itu bahkan untuk dirinya sendiri. Bukannya keberatan harus mengeluarkan uang untuk perempuan yang dicintainya, uangnya sendiri pun kemungkinan entah kapan habisnya, tapi Zio merasa tidak nyaman saja harus mengeluarkan terlalu banyak uang untuk Ratu.

Dua bulan kemudian Zio membeli kalung tersebut. Dia berniat akan memberikannya kepada Ratu sebagai hadiah ulang tahunnya. Zio datang ke aparteman Ratu diam-diam, dia ingin memberikan surprise untuk Ratu. Tadi pagi saat Ratu bilang ingin menghabiskan malam ini dengannya, Zio menolaknya dengan alasan ada jadwal latihan dengan BERSERK.

Zio bisa langsung masuk ke aparteman Ratu karena memang mempunyai kuncinya, Ratu pernah memberikannya kepada Zio dengan harapan Zio akan sering datang ke apartemannya, walau pada kenyataannya Zio tidak pernah datang lagi setelah malam dia tidur dengannya.

Zio membuka dan menutup pintu aparteman Ratu pelan-pelan. Saat itu jam 23.30, ruangan di dalam aparteman gelap, tapi Zio melihat cahaya dan mendengar suara dari kamar Ratu.

Zio berhenti tepat di depan kamar Ratu yang terbuka sedikit. Dia melihat Ratu sedang bersama laki-laki lain di atas ranjangnya, selimut menutupi tubuh mereka sampai bagian dada.

Zio menyandarkan tubuhnya di tembok luar kamar Ratu. Berniat hanya ingin menata hati dan emosinya, tapi kemudian dia mendengar hal yang sangat menyakitkan.

"Zio ganteng sih, kaya raya pula. Tapi dia pelit. Masa waktu aku bilang suka kalung emas dengan liontin berlian kecil dia tidak mau membelikannya untukku, padahal cuma kecil sekali lho berliannya itu. Percuma kan jadi orang kaya tapi pelit seperti itu. Tapi lumayan juga, aku sudah mendapatkan beberapa tas dan sepatu branded, iPhone X, baju-baju dan banyak lainnya. Tapi aku tetap menginginkan kalung itu." Suara Ratu terdengar merajuk.

Lalu laki-laki disampingnya bicara, tapi pelan sekali sampai Zio tak bisa mendengarnya.

"Ah... Jangan menggodaku terus dong, aku masih capek nih. Kamu kuat sekali sih, aku sangat puas malam ini. Tidak seperti Zio yang cuma bisa bertahan satu ronde saja......"

Zio tidak mau mendengarkannya lagi, dia keluar dari aparteman Ratu dengan terburu-buru, tanpa memikirkan akan membuat suara atau tidak seperti saat kedatangannya tadi. Kunci aparteman Ratu dibiarkannya menggantung di lubang kunci, Zio berpikir sudah tidak memerlukannya lagi.

Zio Menghilang

Zafri, Bhisma, Rendra dan Adzkia sedang duduk bersama di salah satu meja di ENZ, setelah BERSERK selesai latihan mereka menjemput Adzkia di rumahnya dan pergi ke ENZ bersama.

"Kenapa sih Zio tidak mau bergabung dengan kita malam ini?" Bhisma terlihat agak kesal karena malam ini Zio tidak ikut dengan mereka.

"Mungkin dia sedang ada urusan pribadi, biarin aja lah." Zafri membela adiknya.

"Jangan-jangan dia lagi jalan sama Ratu," sungut Adzkia. "Beneran kan Zaf, Zio tidak jadian dengan Ratu?"

"Ya mana aku tahu, dia tidak cerita apa-apa kepadaku."

"Ya barangkali Zio pernah mengajak Ratu ke rumah."

"Zio tidak pernah membawa perempuan ke rumah. Semua perempuan yang pernah datang ke rumah pasti aku yang membawanya. Hehehe..." Zafri cengengesan.

"Absinthe, Jun."

Terdengar suara familiar laki-laki memesan minuman mahal dan memabukkan di meja bar yang berada tak jauh dari meja mereka.

"Tumben, Zi." Arjuna, bartender di ENZ segera mengambilkan pesanannya. Lelaki manis berkulit sawo matang dengan tinggi yang tidak seberapa itu sudah hafal dengan minuman yang biasa dipesan pelanggan-pelanggan VIP di ENZ.

"Teman-teman kamu ada di tempat biasa. Sepertinya mereka menunggumu." Arjuna menunjuk ke sebuah meja dengan empat pasang mata melihat ke arah Zio.

Zio membawa botol Absinthenya ke meja dan duduk bergabung dengan teman-temannya.

"Apaan sih kamu, beli Absinthe segala, ingin hangover?" tanya Zafri dengan sedikit nada menegur. Bagaimanapun juga dia adalah kakak Zio dan leader BERSERK.

Meskipun tempat nongkrong mereka di klub malam, tapi mereka tidak pernah sampai mabuk. Mereka suka nongkrong di ENZ karena memang tempatnya yang cozy dan private. Di ENZ sendiri hampir tidak pernah ada keributan karena ulah pemabuk, karena kebanyakan pengunjung datang ke sana dengan alasan yang sama dengan mereka, privacy. Meskipun begitu, sebenarnya ENZ menyediakan minuman-minuman berakohol tinggi.

"Iya, aku ingin hangover malam ini. Besok kita tidak ada jadwal kan?" Zio ganti bertanya.

"Memang tidak ada sih, sebulan ke depan kita free, disuruh istirahat dulu sama Leo."

"Oke, kalau begitu kita minum ini bersama ya?" Rendra, yang walaupun sudah menjadi anggota boyband terkenal, tapi sebenarnya berasal dari golongan menengah ke bawah. Dan penghasilan dari pekerjaannya yang sangat banyak diberikan sebagian untuk Ibunya yang tinggal di luar pulau dengan ketiga adiknya dan menyimpan sisanya untuk kehidupannya sendiri di ibukota. Ayah Rendra sudah meninggal saat dia duduk di bangku kuliah. Dia tidak mau melewatkan kesempatan untuk minum minuman mahal itu ketika ada di depan matanya.

"Pasti dong." Zio membuka tutup botolnya dan menuangkan ke masing-masing gelas teman-temannya, kecuali Adzkia yang memang hanya mau minum wine saja.

Tidak lama kemudian Zio sudah mulai sedikit mabuk karena dia tidak berhenti minum, padahal teman-temannya hanya minum segelas (hanya Rendra yang minum dua gelas) dan Zafri sudah meminta Zio untuk berhenti minum, kadar alkoholnya terlalu tinggi.

"Aku sudah jadian dengan Ratu delapan bulan lalu," Zio mulai bercerita.

"APA? DELAPAN BULAN?" Adzkia berteriak dengan keras tanpa sadar, sampai Bhisma menyenggolnya karena dia melihat beberapa orang melihat ke arah mereka.

"Tidak perlu kaget begitu, aku sudah meninggalkan dia malam ini." Zio menuangkan minuman lagi ke gelasnya. Tanpa dia sadari Zafri menatapnya tajam seolah ingin membuang saja botol minuman itu, tapi di sisi lain dia ingin mendengarkan dulu cerita adiknya, dan berpikir barangkali dia memang membutuhkannya.

"Ternyata kamu benar, Kia."

"Tentang apa?" Adzkia tak paham.

"Tentang semua yang kamu bilang tentang Ratu. Tentang alasan kamu tidak suka dengan Ratu. Tentang alasan kamu melarangku dekat dengannya. Omongan kamu benar semua." Zio menenggak minuman di gelasnya sampai habis.

"Cukup Zio, kamu mau merusak tubuhmu sendiri cuma gara-gara Ratu?" Bhisma menahan tangan Zio yang hendak menuangkan minuman lagi ke gelasnya.

Zio melepaskan tangan Bhisma perlahan dan tetap mengambil botol minumannya, tapi botol itu tak bergerak, ternyata kali ini Zafri yang menahan botolnya.

"Kamu tidak boleh minum lagi. Cuma delapan bulan kan jadian dengan Ratu? Tidak mungkin kamu sudah cinta mati dengannya dalam jangka waktu delapan bulan. Ratu juga bukan perempuan yang istimewa. Aku tidak mau kamu yang mati cuma gara-gara perempuan tidak penting macam dia."

Akhirnya Zio mengalah. Dia minta rokok kepada Zafri kemudian berjalan keluar. Semua mengira Zio hanya ingin merokok dan menghirup udara segar di luar. Zio sebelumnya tidak pernah merokok, karena tidak suka dengan asap rokok dan bau yang tertinggal di dirinya setelah merokok. Meskipun dunia tempat dia bekerja kebanyakan perokok, Zio tetap tidak menyukainya. Entah kenapa kali ini dia ingin merokok.

Zio berdiri merokok di luar, menikmati hembusan angin malam sambil mengingat kembali ucapan-ucapan yang keluar dari mulut Ratu yang selama ini dia nikmati kelembutannya.

*"*Zio ganteng sih, kaya raya pula. Tapi dia pelit. Masa waktu aku bilang suka kalung emas dengan liontin berlian kecil dia tidak mau membelikannya untukku, padahal cuma kecil sekali lho berliannya itu. Percuma kan jadi orang kaya tapi pelit seperti itu. Tapi lumayan juga, aku sudah mendapatkan beberapa tas dan sepatu branded, iPhone X, baju-baju dan banyak lainnya. Tapi aku tetap menginginkan kalung itu."

"Ah... Jangan menggodaku terus dong, aku masih capek nih. Kamu kuat sekali sih, aku sangat puas malam ini. Tidak seperti Zio yang cuma bisa bertahan satu ronde saja......"

Semua perkataan Ratu itu melukai egonya sebagai seorang laki-laki. Memang benar kata Zafri, kalau Zio belum cinta mati dengan Ratu, tapi dia percaya dengan Ratu yang selama ini selalu menemaninya. Zio bukannya merasa cemburu atau patah hati karena Ratu, dia lebih merasa sakit hati karena kepercayaannya dikhianati oleh perempuan yang selama hampir setahun ini menempel terus padanya.

Bahkan minuman keras pun tidak bisa membuat Zio melupakan semua itu. Zio jadi menyesal karena sudah minum terlalu banyak untuk minuman yang dia sadari bisa merusak tubuhnya tapi tetap tidak bisa membuat dia melupakan masalahnya. Zio membuang rokoknya yang masih tersisa separuh kemudian masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan ENZ.

Zafri merasa frustasi. Sudah seminggu ini dia tidak melihat Zio di rumahnya. Dia sudah mencarinya kemana-mana. Ponselnya juga dimatikan sehingga tidak ada seorangpun yang bisa menghubunginya. Bhisma, Rendra, Adzkia, bahkan Kevin yang kemudian mengetahui masalah Zio dari personil BERSERK lainnya ikut mencari Zio tapi tidak satupun menemukannya. Mereka tidak ada yang memberitahu Leo karena tidak ingin masalah ini menjadi besar. Lagipula Leo memang menyuruh mereka beristirahat dulu dari pekerjaan, jadi tidak akan ketahuan olehnya kalau saat ini ada satu anggota yang hilang.

Adzkia rasanya ingin mendatangi Ratu dan melabraknya, tapi Bhisma melarangnya karena hal itu hanya akan mempermalukan diri Adzkia sendiri. Untungnya dia hampir jarang bertemu Ratu, sehingga dia cukup bisa menahan diri dari kemarahannya terhadap perempuan itu.

Dua minggu.

Ratu pernah mendatangi ENZ dan bertanya kepada Arjuna tentang Zio, karena Ratu juga tidak bisa menemukannya. Tapi kata Arjuna, Zio dan teman-temannya terakhir datang ke sana Jum'at malam dua minggu lalu.

Ratu sebenarnya tidak pernah datang ke ENZ, karena tempat itu terlalu mahal untuk model menengah seperti dia. Zio juga tidak pernah mengajaknya karena dia merahasiakan hubungan mereka dari teman-temannya. Tapi Ratu cukup tahu bahwa Zio adalah pelanggan VIP di klub malam itu.

Tiga minggu.

Empat minggu.

Kevin sudah siap-siap untuk mengatakan tentang hilangnya Zio kepada Leo, jika sampai waktu istirahat BERSERK berakhir dia belum kembali.

Di tempat lain, Zio yang sudah cukup bosan dengan kesendiriannya menyalakan ponsel yang selama ini dinonaktifkannya.

Ratusan pesan langsung masuk, dan sebagian besar dari Ratu, Zafri, Bhisma, Rendra, Adzkia, dan Kevin.

"Zi, kamu dimana?"

"Babe, jalan yuk?"

"Zio, kamu baik-baik saja kan?"

"Babe, kamu dimana sih?"

"ZIIOOOOOOOOO!!!"

"Babe, kenapa ponselnya dimatiin? Aku mau ketemu sama kamu."

"Please, jangan lakukan hal bodoh." Zio mendengus, emang mereka pikir aku sebodoh itu?

"Zio, jangan lupa makan."

"Zi, balik dong, aku kangen sama kamu."

"Babe, aku ada salah apa sama kamu? Kok kamu tidak menghubungi aku sama sekali?"

"Babe...."

"Zio, sabtu malam besok aku merayakan ulang tahun di ENZ. Awas kalau kamu tidak datang."

Ah iya, Adzkia ulang tahun ya. Sepertinya aku memang sudah harus kembali.

Zio akhirnya meninggalkan villa tempat dia tinggal selama sebulan ini. Villa yang menjadi saksi bisu saat Zio berusaha menenangkan dirinya sendiri. Villa yang selalu dia datangi saat merasa ingin tenang dan sendirian.

Villa itu berada di puncak bukit, dengan pemandangan menghadap gunung yang tampak indah. Zio senang menghabiskan waktunya berenang di kolam renang outdoor di villa itu. Berenang dengan udara yang segar dan pemandangan yang indah, selalu bisa membuat dirinya merasa tenang. Di sana juga ada penjaga villa yang istrinya pandai memasak. Zio memintanya untuk membuatkan masakan vegetarian setiap hari untuknya, dan terbukti memakan masakan sehat sangat membantunya untuk meredakan emosinya.

Dan saat ini memang hatinya sudah jauh lebih tenang daripada saat dia datang ke villa tersebut satu bulan yang lalu. Zio tidak ingin menemui Ratu lagi, meskipun sekedar untuk menjelaskan alasan kenapa dia pergi meninggalkannya. Tapi kalaupun dia harus bertemu dengan Ratu, Zio merasa sudah siap.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!