Ratu

"Bagaimana kabar Ayah kamu?" tanya Zio kepada Kevin, asisten manajer BERSERK yang dikhususkan untuk mengurusi Zio karena jadwalnya lebih padat dibandingkan tiga personil lainnya.

"Masih di ICU. Aku kasihan melihat Ibu, pasti lelah mengurus Ayah di rumah sakit. Sedangkan adik-adikku di rumah juga tidak ada yang mengurus." Kevin yang sudah menganggap Zio seperti saudaranya sendiri mengungkapkan bagaimana perasaannya saat ini.

"Kamu cuti saja, Vin. Aku bisa kok mengurus jadwalku sendiri. Sementara kamu fokus ke keluargamu dulu."

Kemarin Zio baru mendapat kabar kalau ayah Kevin dibawa ke rumah sakit karena mendadak terkena serangan jantung. Tapi karena jadwal Zio sedang sangat padat, Kevin tidak berani untuk mengajukan cuti. Zio tahu kalau Kevin adalah tulang punggung keluarganya, dia bekerja keras untuk menghidupi kedua orang tuanya dan dua adik perempuannya yang masih bersekolah di SD dan SMP, sampai dia tidak sempat mengurusi kehidupannya sendiri. Kevin yang sudah berusia 27 tahun masih melajang dan sama sekali tidak berminat untuk mencari jodoh. Kehidupannya didedikasikan untuk BERSERK dan keluarganya.

"Aku tahu kamu pasti bisa. Tapi Leo? Dia kan yang memberiku tugas ini, aku tidak mau mengecewakannya."

Leo adalah manajer BERSERK sejak boyband itu berdiri sampai saat ini. Pria berumur 35 tahun itu merekrut Kevin 5 tahun yang lalu untuk menjadi asistennya setelah kegiatan BERSERK semakin padat dan dia tidak mampu melakukannya sendirian.

"Tentang Leo, ..."

"Hai Zio.."

Serentak Zio dan Kevin langsung menoleh ke arah datangnya suara.

"Kenalkan, aku Ratu, partner kamu di pemotretan kali ini."

Perempuan berambut blonde dengan tahi lalat kecil di bawah mata kanannya itu menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Zio.

"Aku pergi dulu ya, Zi, mau ke rumah sakit. Nanti aku akan kembali untuk menjemputmu." Kevin beranjak dari tempat duduknya di sebuah cafe tempat Zio akan melakukan pemotretan untuk sebuah majalah.

"Sudahlah kamu tidak perlu kembali. Kamu di rumah sakit saja bersama keluargamu."

"Tapi, Zi..."

"Kevin, kali ini percayakan semuanya kepadaku. Kamu urus saja keluargamu dulu. Aku tidak akan mengatakan apapun kepada Leo. Kalaupun dia mengetahui ketidakhadiranmu, aku akan mengurusnya untukmu."

Kevin memeluk singkat Zio sambil mengucapkan terima kasih kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Zio menoleh ke arah Ratu dan baru menjabat tangannya, "maaf ya sudah mengabaikanmu."

"Nanti pulangnya bareng aku saja, sekalian aku mau ke arah rumah kamu," kata Ratu manja.

"Memangnya kamu tahu di mana rumahku?" Sebenarnya Zio tahu kalau banyak orang mengetahui dimana rumahnya, bagaimanapun dia adalah seorang public figure. Tapi mendengar seorang perempuan segamblang itu mengatakannya rasanya cukup tidak nyaman.

"Ganteng, siapa sih yang tidak tahu rumah kamu?" Ratu mengedipkan sebelah matanya.

Setelah itu Zio dan Ratu dipanggil untuk segera memulai pemotretan sehingga tidak bisa melanjutkan perbincangan mereka. Pemotretannya berjalan dengan lancar. Fotografernya pun puas dengan hasilnya, sehingga acara pemotretan itu bisa selesai dengan cepat.

Zio baru keluar dari ruang ganti, ternyata Ratu sudah menunggunya di depan.

"Yuk kita pulang."

Zio merasa aneh dengan kalimat tersebut. Kita? Memangnya ada hubungan apa aku sama kamu?

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri." Zio menolak dengan sedikit kasar.

"Kamu menolakku? Aku cuma mau mengajakmu pulang bersama, bukan mengajakmu menikah. Berlebihan sekali sih."

Zio agak tersinggung dengan perkataan Ratu yang menyebutkan dia berlebihan. Akhirnya dia mengalah karena tidak mau ribut lama-lama dengan Ratu. Dia sudah cukup capek hari ini dan ingin segera pulang untuk beristirahat.

"Mana kuncinya? Biar aku saja yang menyetir."

"Oke," Ratu melemparkan kunci mobilnya kepada Zio.

Di dalam mobil mereka berbicara dengan nyaman. Ternyata meskipun terlihat menjengkelkan, Ratu sangat enak diajak bicara tentang banyak hal.

 

Setelah hari itu mereka jadi sering bertemu. Lebih tepatnya Ratu yang sering mendatangi Zio, entah ketika dia sedang ada show maupun ketika ada pemotretan. Zio tidak merasa keberatan sama sekali. Malah dia senang karena merasa mendapatkan perhatian dari Ratu. Kadang Ratu membawakan sarapan untuknya ketika Zio ada jadwal pemotretan pagi atau sekedar datang ke ruang ganti dan membawakannya camilan dan minuman favoritnya.

"Kamu jadian sama Ratu?" tanya Adzkia suatu hari ketika mereka sedang berkumpul di ENZ.

"Tidak," jawab Zio singkat.

"Kok dia sering menemuimu? Aku juga beberapa kali melihatmu jalan sama dia. Biasanya kamu selalu menjauhi perempuan-perempuan yang mendekatimu, tapi kenapa kamu membiarkan Ratu mendekatimu?" Zafri ikut-ikutan menginterogasi Zio.

"Biasa saja sih. Kadang dia mengajak jalan ya aku oke saja selama ada waktu, daripada menganggur di rumah. Kalau sedang tidak ada waktu ya dia datang menemuiku di lokasi. Orangnya asyik sih, jadi nyaman sama dia. Dan aku juga sudah pernah menolaknya tapi dia tetap saja mendekatiku. Ya sudah, terjadilah seperti ini."

"Gosipnya jelek tentang dia di dunia modelling," kata Adzkia.

"Jelek bagaimana?" tanya Bhisma.

"Banyak yang bilang kalau dia suka menjual tubuhnya agar bisa mendapatkan pekerjaan. Makanya karirnya naik dengan cepat dan mendapatkan banyak kontrak," Adzkia menjelaskan.

"Dan aku tidak suka kalau kamu dekat-dekat dengan dia. Takutnya dia cuma mau memanfaatkanmu saja, cari popularitas, pansos," Adzkia melanjutkan penjelasannya.

"Kamu tenang saja. Aku bisa jaga diri kok."

 

Sebulan kemudian Zio dan Ratu jadian. Ratu sih yang menyatakan cinta duluan kepada Zio. Tapi karena Zio memang merasa nyaman dengan Ratu, dia menerima pernyataan cintanya meskipun belum merasakan ada perasaan cinta untuk Ratu. Dia berpikir mungkin seiring berjalannya waktu perasaan cinta itu akan tumbuh.

Zio sengaja tidak menceritakan kepada Adzkia dan teman-temannya di BERSERK, karena dia menyadari kalau mereka semua tidak menyukai Ratu. Setiap Ratu datang mengunjunginya di lokasi, mereka semua langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Terlihat jelas kalau mereka meninggalkan Zio berdua dengan Ratu bukan karena ingin memberikan privacy, tapi lebih karena malas dan jengah melihat Ratu yang selalu manja dan bergelayut mesra di dekat Zio. Zio juga tidak pernah membawa Ratu ke rumahnya, atau ke ENZ dan tempat manapun saat dia sedang jalan dengan teman-temannya. Selalu Ratu yang mendatanginya duluan.

Benar pemikiran Zio, bahwa seiring berjalannya waktu perasaan cinta itu tumbuh. Kalau kata orang jawa "trisno jalaran soko kulino" yang artinya cinta tumbuh karena terbiasa. Bagaimana tidak? Ratu setiap hari menghubunginya, memperhatikannya, membawakannya makanan di lokasi syuting, mengantarjemputnya ketika Kevin sedang tidak bisa, dan banyak hal lainnya yang dilakukan Ratu demi mendapatkan hati Zio.

Bahkan di suatu malam, karena terlalu capek Zio akhirnya menginap di aparteman Ratu dan untuk pertama kalinya mereka tidur bersama. Zio sebenarnya sangat capek, tapi Ratu terus saja menggodanya sehingga akhirnya dia pun mau tidur dengannya.

Satu kali saja kemudian aku bisa tidur, daripada dia terus-terusan menggodaku malah aku tidak bisa beristirahat, pikir Zio saat itu, karena dia terlalu baik hati untuk menolak permintaan kekasihnya dengan tegas.

 

Enam bulan berlalu sejak Zio dan Ratu jadian. Zio tidak mau menginap di aparteman Ratu lagi, karena menghindari Ratu menggodanya lagi seperti waktu itu. Zio sih sebenarnya tidak keberatan tidur dengan orang yang dicintainya, tapi dia merasa kalau itu terlalu cepat untuk saat ini. Zio ingin melakukannya dengan perlahan terkait hubungan asmaranya dengan Ratu. Alasan lainnya adalah karena perasaannya kepada Ratu juga belum terlalu kuat untuk sampai melakukan hal sejauh itu.

Suatu hari Zio dan Ratu jalan di salah satu mall besar. Ratu berhenti cukup lama di sebuah toko perhiasan, mengamati sebuah kalung emas putih dengan liontin berlian kecil yang tampak cantik.

"Bagus ya, Babe." Mata Ratu tidak bisa lepas dari kalung cantik tersebut, padahal sebelumnya Zio baru saja membelikannya sebuah gelang emas yang cukup mahal.

"Iya bagus." Zio hanya menjawab singkat dan kemudian mengajak Ratu pulang.

Biasanya dia akan langsung membelikan barang yang disukai Ratu, tapi tidak untuk saat itu. Bulan itu dia merasa pengeluarannya untuk Ratu sudah sangat banyak, tidak pernah dia menghabiskan uang sebanyak itu bahkan untuk dirinya sendiri. Bukannya keberatan harus mengeluarkan uang untuk perempuan yang dicintainya, uangnya sendiri pun kemungkinan entah kapan habisnya, tapi Zio merasa tidak nyaman saja harus mengeluarkan terlalu banyak uang untuk Ratu.

Dua bulan kemudian Zio membeli kalung tersebut. Dia berniat akan memberikannya kepada Ratu sebagai hadiah ulang tahunnya. Zio datang ke aparteman Ratu diam-diam, dia ingin memberikan surprise untuk Ratu. Tadi pagi saat Ratu bilang ingin menghabiskan malam ini dengannya, Zio menolaknya dengan alasan ada jadwal latihan dengan BERSERK.

Zio bisa langsung masuk ke aparteman Ratu karena memang mempunyai kuncinya, Ratu pernah memberikannya kepada Zio dengan harapan Zio akan sering datang ke apartemannya, walau pada kenyataannya Zio tidak pernah datang lagi setelah malam dia tidur dengannya.

Zio membuka dan menutup pintu aparteman Ratu pelan-pelan. Saat itu jam 23.30, ruangan di dalam aparteman gelap, tapi Zio melihat cahaya dan mendengar suara dari kamar Ratu.

Zio berhenti tepat di depan kamar Ratu yang terbuka sedikit. Dia melihat Ratu sedang bersama laki-laki lain di atas ranjangnya, selimut menutupi tubuh mereka sampai bagian dada.

Zio menyandarkan tubuhnya di tembok luar kamar Ratu. Berniat hanya ingin menata hati dan emosinya, tapi kemudian dia mendengar hal yang sangat menyakitkan.

"Zio ganteng sih, kaya raya pula. Tapi dia pelit. Masa waktu aku bilang suka kalung emas dengan liontin berlian kecil dia tidak mau membelikannya untukku, padahal cuma kecil sekali lho berliannya itu. Percuma kan jadi orang kaya tapi pelit seperti itu. Tapi lumayan juga, aku sudah mendapatkan beberapa tas dan sepatu branded, iPhone X, baju-baju dan banyak lainnya. Tapi aku tetap menginginkan kalung itu." Suara Ratu terdengar merajuk.

Lalu laki-laki disampingnya bicara, tapi pelan sekali sampai Zio tak bisa mendengarnya.

"Ah... Jangan menggodaku terus dong, aku masih capek nih. Kamu kuat sekali sih, aku sangat puas malam ini. Tidak seperti Zio yang cuma bisa bertahan satu ronde saja......"

Zio tidak mau mendengarkannya lagi, dia keluar dari aparteman Ratu dengan terburu-buru, tanpa memikirkan akan membuat suara atau tidak seperti saat kedatangannya tadi. Kunci aparteman Ratu dibiarkannya menggantung di lubang kunci, Zio berpikir sudah tidak memerlukannya lagi.

Terpopuler

Comments

Farrah

Farrah

akhhhh.... ternyta...

2020-10-27

1

Alizzah Haeda Aljufry

Alizzah Haeda Aljufry

😲😲😲😲😳😳😳😳😳

2020-03-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!