Dua Naga Kegelapan

Di dalam gua.

Sudah puluhan langkah Reinar melangkahkan kaki memasuki dalamnya gua. Cahaya matahari yang semula menjadi penerang, kini telah digantikan oleh dua bola api berwarna putih yang bergerak melayang di depan dan di belakang Reinar.

Keadaan gua benar-benar akan terasa gelap seandainya Reinar tidak membuat penerangan. Biarpun gelap, keadaan di dalam gua tidak seburuk apa yang di bayangkan Reinar.

“Gua ini cukup terawat. Tidak ada kotoran, bahkan aku tidak mencium bau busuk yang biasanya ada di dalam gua.” bau busuk yang di maksud Reinar adalah bau kotoran binatang yang tinggal di dalam gua.

“Pemilik elemen api putih. Elemen api tertinggi yang dulu hanya ada dalam legenda. Cukup beruntung bagiku melihat api dalam legenda di usiaku yang masih begitu muda.” terdengar suara berat bersamaan dengan kemunculan sosok baga berwarna hitam yang tingginya mencapai langit-langit gua.

[Naga hitam Zein. Dia adalah pangeran pertama kerajaan naga kegelapan. Sifatnya sangat keras kepala, tapi dia akan tunduk pada siapapun yang bisa menguasai elemen kegelapan murni yang dia jaga.]

“Salam tuan Zein.” Reinar sedikit menundukkan kepalanya, benar-benar hanya sedikit menunduk, dan kembali tegak seperti sediakala.

Zein terkejut dengan sosok manusi yang mengetahui namanya. “Menarik, dia sepertinya tahu siapa aku.” kata Zein dalam hati. “Bocah, kamu cukup menarik. Selain memiliki elemen api putih, tak ku sangka kamu juga tahu akan siapa aku. Sepertinya ramalan bangsa naga benar adanya.” sebuah kalimat keluar dari mulut Zein, dan itu cukup membuat Reinar bingung.

“Sebuah ramalan?.” Reinar berkata dengan nada bertanya.

Zein menganggukkan kepalanya. “Aku hanya tahu ramalan itu dari kenangan yang di tinggalkan Ayahku. Jika kamu ingin tahu apa isi ramalan yang aku maksud, kamu harus bisa menyerap elemen kegelapan murni peninggalan Ayahku.” Zein mengeluarkan bola cahaya berwarna hitam dengan aura yang begitu murni dan suci.

“Aura dan elemen kegelapan biasanya di miliki oleh ras Iblis, tapi aura dan elemen mereka hanyalah suatu kotoran hasil dari penyaringan kekuatan yang di lakukan ras naga kegelapan. Aura naga kegelapan berasal dari elemen kegelapan murni dan masih terjaga kesuciannya. Kuasai elemen ini, maka kamu akan mendapatkan banyak keuntungan. Jika kamu gagal, setidaknya aku bisa memakan daging segar hari ini.”

“Gluk....” Reinar menelan ludahnya sambil menerima bola penuh aura kegelapan pemberian Zein.

[Tuan cukup duduk bermeditasi dan menyerap inti elemen kegelapan yang ada di dalam bola segel.]

Bola di genggaman Reinar adalah bola segel. Bola segel sendiri merupakan satu dari sekian banyak alat yang bisa di gunakan untuk menyimpan ataupun menyegel kekuatan.

Mendapatkan petunjuk dari siatem, Reinar segera duduk dan mengambil sikan meditasi. Kaki bersila dan bola berwarna hitam dia taruh di depannya.

[Sebenarnya tuan hanya perlu berdiri dan bilang “serap” maka secara otomatis inti elemen kegelapan akan terserap kedalam tubuhnya dan mengalir melalui aliran mana. Di pusat elemen yang ada di dalam tubuh tuan juga akan secara otomatis membentuk inti elemen kegelapan. Tapi biarlah tuan melakukan meditasi, hitung-hitungan untuk istirahat karena dia sudah begitu bekerja keras akhir-akhir ini.]

Sistem menyegel kata-kata yang dia keluarkan, sehingga Reinar tak bisa mendengarnya.

----------

Waktu terus berjalan. Tanpa terasa matahari sudah berada di ufuk barat, menandakan hati akan segera berakhir dan di ganti dengan malam.

Di dalam gua, akhirnya Reinar bisa menyerap dan menguasai inti elemen kegelapan. Melihat keberhasilan Reinar, Zein akhirnya bisa tersenyum bahagia. “Setelah seratus tahun, warisan Ayah telah menemukan makhluk yang begitu cocok untuk mewarisi semua kekuatannya.” Zein terkekeh saat melihat aura kegelapan murni yang merembes keluar dari tubuh Reinar.

“Selain elemen api putih, dan elemen kegelapan murni, ternyata dia juga pemilik elemen cahaya suci.” gumam Zein saat melihat cahaya suci keluar dan menyatu dengan aura kegelapan yang keluar dari tubuh Reinar.

[Proses penyerapan selesai. Selamat tuan telah memiliki Elemen Kegelapan Murni.]

[Menguasai elemen kegelapan murni. Elemen kegelapan murni 100 kali lebih kuat dari elemen kegelapan biasa. Level up 50x >> Mendapatkan +50.000.000 coint >> +500 point]

[Mendapatkan kesempatan memanggil dua bawahan]

[Zein dan Zet ingin menjadi pengikut tuan.]

[Terima] [Ya / Tidak]

Notifikasi yang terus menerus di keluarkan sistem, membuat Reinar sulit untuk berkata. Elemen kegelapan murni tentunya membuatnya bertambah kuat, tapi dia sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan keuntungan lainnya dari sistem.

“Ini mungkin yang di maksud pepatah. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.” Rein tersenyum senang melihat keuntungan yang baru dia dapatkan.

“Ini belum berganti hari, tapi kamu sudah menyerap dan menguasai elemen kegelapan murni. Kalau boleh tahu, sebenarnya aku ini sedang berbicara dengan siapa?.” Zein yang penasaran segera menanyakan identitas Reinar.

“Tuan Zein, aku Reinar, pemimpin desa Babylon. Sebuah desa yang kini setara dengan sebuah kota kecil. Desa atau calon kota yang aku pimpin tidak begitu jauh dari gua ini, karena itu saat aku mengelilingi hutan, tanpa sengaja aku menemukan gua ini.” Reinar melihat kearah bayangannya, karena dia melihat ada keanehan.

“Keluarlah, mau sampai kapan kamu sembunyi, tuan Zet?.” Reinar tahu jika makhluk yang bersembunyi di bayangannya adalah Zet, adik dari Zein. Naga hitam mampu bersembunyi di bayangan seseorang karena mereka memiliki skill yang bisa melakukan itu.

Sosok menyerupai Zein keluar dari bayang Reinar. Sosok itu adalah Zet, naga hitam yang wujudnya sama persis dengan Zein. Perbedaan mereka hanya ada pada warna bola mata. Jika Zein memiliki warna mata merah, Zet memiliki warna bola mata biru.

“Salam tuan, mohon maaf jika keberadaan ku di bayangan tuan mengganggu tuan.” Zet menundukkan kepalanya penuh hormat.

“Itu tak masalah. Tapi aku ingin memastikan sesuatu. Apa benar kalian ingin menjadi pengikutku?.”

Tanpa menunggu lama, Zein dan Zet menjawab secara bersamaan. “Kami benar-benar ingin menjadi pengikut tuan.”

“Sistem, konfirmasi jawaban Ya, dan biarkan mereka menjadi bawahan ku.” kata Reinar pada sistem.

[Jawaban di konfirmasi. Zein dan Zet telah resmi menjadi pengikut tuan.]

Setelah di konfirmasi, tubuh Zein dan Zet segera masuk kedalam bayangan Rein. “Tuan, kami akan berada di bayangan tuan. Jika tuan memerlukan kami, tuan cukup memanggil nama kami.” kata Zet mewakili apa yang akan di katakan Zein.

“Tuan, di ujung gua ada kantong penyimpanan. Di dalamnya ada semua kekayaan yang di miliki kaum kami, ras naga kegelapan. Di sana juga ada sebuah buku yang akan menjelaskan tentang ramalan yang tadi ingin tuan ketahui.” kata Zein.

Tanpa sungkan Reinar memanggil sebuah kantong yang terlihat begitu kuno.

[Kantong penyimpanan tingkat tinggi. Dapat menyimpan benda apapun kecuali makhluk hidup.]

[Di dalam kantong penyimpanan ada ratusan juta batang platinum, dan puluhan juta batang emas. Koin platinum ada milyaran, sedangkan koin emas mencapai angka 10 trilyunan. Selain itu masih ada banyak harta lainnya, dan aku sarankan tuan untuk melihatnya sendiri.]

[Hari mulai gelap, tuan di harapkan segera kembali ke kota. Argust, Freya dan yang lainnya saat ini tengah kebingungan mencari keberadaan tuan.]

Pemberitahuan yang terakhir membuat Reinar sadar akan keberadaannya yang tak di ketahui oleh siapapun. “Soal ramalan dan yang lainnya akan aku cari tahu nanti. Lebih baik sekarang aku pulang.” kata Reinar dalam hati.

“Zein, Zet, kita akan pergi ke wilayah yang aku pimpin.” kata Reinar, dan hanya mendapat jawaban “ya" secara serempak dari dua sosok yang ada di bayangannya.

Tak ingin semakin membuat resah orang-orang yang mungkin sedang mencarinya, Reinar segera melesat untuk kembali ke desa Babylon, yang akan segera di nobatkan menjadi kota kecil Babylon.

----------

Sementara itu, jauh dari tempat Reinar mendirikan kota kecil Babylon. Seorang wanita tengah berbicara dengan empat orang yang penuh hormat menunduk di hadapan si wanita.

“Dasar Kaisar sialan, beraninya dia membiarkan Putraku menghilang!. Apa dia lupa, tanpa dukungan keluargaku Kekaisaran ini hanyalah sampah.” wanita itu berteriak penuh amarah.

Mata tajam menatap empat pria dewasa yang masih menunduk di depan di wanita. “Cari, dan jangan kembali sebelum kalian menemukannya!. Kerahkan setengah kekuatan keluarga untuk mencari Putraku, dan sisanya, kita akan meninggalkan Kekaisaran malam ini juga.”

“Dia menantang ku, dan ini jawabanku.” si wanita menyeringai sebelum kembali menutup wajahnya menggunakan sebuah topeng.

Empat orang telah pergi tanpa meninggalkan jejak dan suara, menyisakan seorang wanita yang dengan begitu anggun duduk di kursi kebesarannya.

“Jiwa yang terbuang telah kembali. Sedangkan jiwa pengganti telah lenyap. Aku tahu kamu baik-baik saja, tapi setidaknya muncullah dan beri tahu aku di mana keberadaan mu.” kata si wanita dengan mata terpejam.