Membebaskan Tahanan

Selama beberapa saat, Reinar yang sudah sampai di sekitar kediaman Duke Arlan, dia duduk sambil mengamati penjagaan kediaman Duke Arlan yang cukup ketat. Ada ratusan prajurit penjaga, dan diantara mereka ada 20 orang yang memiliki kekuatan diatas level 1000. Mereka kuat, tapi mereka bukan apa-apa di hadapan Reinar.

Malam ini cuaca begitu cerah. Langit malam dengan berhias bulan purnama semakin mempercantik suasana malam. Prajurit penjaga kediaman Duke Arlan sesekali melihat arah langit untuk mengagumi indahnya malam.

Prajurit penjaga kediaman Duke, adalah prajurit khusus. Mereka sama kejamnya dengan Duke Arlan, bahkan sifat mereka tak ada bedanya dengan tuan yang mereka ikuti.

Banyak sekali penduduk kota yang sudah menjadi korban kekejaman prajurit keamanan kediaman Duke, terutama para wanita muda. Sudah tak terhitung wanita yang mereka lecehkan, bahkan tak sedikit yang mereka bunuh setelah mereka bosan.

Melihat beberapa penjaga lengah, Reinar dan Helena menyelinap, dan masuk ke sebuh ruangan. Sejenak Reinar mengamati ruangan yang dia masuki. Tidak menemukan keanehan, Reinar mengajak Helena pergi ke ruangan lainnya. Sedangkan diatas langit, Zein dan dua orang yang menungganginya sedang mengamati keadaan di sekitar kediaman Duke Arlan.

Setelah berkeliling ke beberapa ruangan, Reinar menemukan sebuah tangga menuju bawah tanah. Di depan anak tangga ada dua orang penjaga dengan masing-masing memiliki level kekuatan di bawah 500. Melihat itu, Reinar bergerak cepat dan membunuh dua penjaga tanpa menimbulkan suara.

Helena yang melihat cara Reinar membunuh musuh, dia merasa takjub akan gerakannya yang begitu sempurna. Cepat, tepat, dan tanpa celah.

“Tuan, kita akan apakan mereka?. Apa kita akan membiarkan mereka tetap di tempat ini?.” tanya Helena.

Sebenarnya bisa saja Helena langsung menghilangkan dua penjaga yang telah mati, namun dia lebih dulu meminta jawaban dari Reinar.

Melihat Reinar acuh dengan dua prajurit yang baru dia bunuh, Helena berinisiatif menghancurkan dua tubuh prajurit dan merubah mereka menjadi air.

Reinar melihat dua tubuh penjaga telah berubah menjadi air. Melihat itu, Reinar jadi ngeri sendiri dengan kekuatan Helena. Reinar benar-benar tidak ingin menyinggung atau mencari masalah dengan Helena.

Melihat kekuatan Helena yang begitu menyeramkan, tentu semua orang akan berpikiran seperti Reinar. Mencari masalah dengan Helena, sama halnya dengan mencari kematian.

Reinar kembali melanjutkan perjalanannya. “Apa yang kita cari sepertinya ada di bawah sana. Dari sini aku bisa merasakan keberadaan banyak orang dengan keadaan yang cukup buruk.” kata Reinar dengan mata menatap lurus ke arah depan.

Dalam diamnya, Helena juga merasakan apa yang di rasakan Reinar. Semakin turun ke bawah, Helena semakin merasakan perasaan khawatir akan keberadaan orang-orang yang akan segera dia temui.

Meski begitu, Helena mencoba tetap tenang. Setidaknya dia sudah tahu jika tak ada orang yang terluka secara serius. Kebanyakan adalah luka ringan, dan semua orang sepertinya mengalami kelaparan.

Dengan kekuatannya, Helena yakin bisa menyembuhkan mereka. Reinar pun diam-diam juga sudah menyiapkan skill penyembuhannya.

“Tuan, apa perlu kita menyelamatkan mereka semua dari tempat ini?. Aku merasa ada beberapa pembunuh diantara mereka.” kata Helena memecah keheningan.

Reinar mengerti akan kekhawatiran Helena, tapi dia tak terlalu menganggap keberadaan para pembunuh yang ada di penjara. Biarpun pembunuh, mereka masih jauh lebih lemah dari Reinar.

Melihat sikap tenang Reinar, Helena tahu jika tuannya itu tak menganggap para pembunuh sebagai ancaman. Namun Helena tetap saja khawatir akan keselamatan tuannya.

Reinar menarik nafas perlahan, dan berganti menatap Helena. “Kamu tidak perlu khawatir, aku akan lebih hati-hati. Tapi percayalah padaku, tidak akan ada yang bisa melukaiku di tempat ini. Lebih baik kamu berhati-hati dan fokus dengan keselamatan dirimu sendiri.”

Melihat ekspresi Helena yang begitu khawatir, Reinar jadi tak tega untuk membiarkannya tetap khawatir. Dia menenangkan Helena dan berjanji untuk lebih berhati-hati.

Setelah menuruni puluhan anak tangga, akhirnya Reinar dan Helena sampai di sebuah ruangan luas yang dihiasi puluhan ruangan dengan pagar besi sebagai pintunya.

Awalnya Reinar ingin membebaskan semua tahanan. Namun setelah melihat ada beberapa bandit yang di tahan, Reinar memutuskan untuk membiarkan mereka tetap di dalam penjara, apalagi setelah salah satu diantara mereka sempat menggoda Helena.

Reinar dan Helena berada di tengah-tengah ruangan. Di kanan kiri penuh dengan ruangan tahanan, dan di tiap ruang tahanan ada lebih dari 5 orang yang menghuni. Sebagian besar mereka mengalami luka fisik, namun ada beberapa yang jiwanya sedikit terganggu.

Helena meminta izin pada Reinar untuk menolong dan merawat orang-orang yang pantas. Sedangkan Reinar, dia akan mengurus para tahanan bermasalah yang ada di penjara khusus.

Ada 25 bandit, dan 15 assasin. Mereka semua di tempat dalam 8 penjara terpisah. Selain mereka, ada seorang lagi yang di tempatkan di penjara khusus. Dia seorang wanita, namun aura wanita itu begitu gelap.

[Misi khusus]

[Segera bebaskan wanita yang ada di penjara khusus. Taklukkan wanita itu dan jadikan bawahan tuan.]

[Hadiah misi >> level up 25x >> +250 point >> +10.000.000 coint >> skill teleportasi.]

[Kegagalan misi >> kehilangan bawahan berbakat]

[Misi wajib, tidak bisa ditolak]

“Misi khusus yang begitu menguntungkan.” guman Reinar, dan dia menuju penjara khusus yang di dalamnya ada tahanan seorang wanita.

Tanpa basa-basi, Reinar membuka pintu penjara, dan membebaskan si wanita. Reinar melihat level si wanita, dan dia seketika mengerutkan keningnya. “Level 2056, dan umurnya 209 tahun!.” mata Reinar melotot melihat level dan umur si wanita.

“Hehehe, apa kau menyesal telah membebaskanku pria muda?.” tanya si wanita.

Reinar tersenyum. “Kau masih terlalu lemah. Lihat wanita di sana, dia jauh lebih kuat darimu.” Reinar menunjuk Helena yang sedang kerepotan menangani tahanan yang baru dia bebaskan.

“Aku akui wanita itu kuat, karena itu aku akan membunuhmu dan menggantikan posisimu sebagai bawahan wanita itu.” kata si wanita dengan seringaian yang menghiasi wajah mudanya, yang sangat tidak sesuai dengan umurnya.

Reinar menarik nafasnya secara kasar. “Sepertinya kau salah sangka. Di sini bukan aku yang bertindak sebagai bawahan, melainkan wanita itulah bawahanku.” kata Reinar yang sukses membuat si wanita terdiam, namun dia tak begitu saja mempercayai Reinar.

“Sejujurnya aku bisa dengan mudah membunuhmu. Level mu cukup tinggi, tapi itu tak akan berpengaruh saat kamu berhadapan denganku.” Reinar mengeluarkan api berwarna putih di tangan kanannya.

Mata si wanita melotot melihat api berwarna putih di tangan Reinar. “A a api putih?. Si siapa kau sebenarnya?. Elemen api putih hanyalah milik Dewa, kenapa kau memilikinya?.” si wanita mencerca Reinar dengan pertanyaannya.

“Kamu sendiri yang bilang jika elemen api putih hanya milik Dewa. Terus, utuk apa lagi kamu bertanya padaku akan siapa diriku?.”

“Aku beri kamu dua pilihan. Mengabdi menjadi bawahanku, atau mati?.” ungkap Reinar.

Tak butuh waktu lama, si wanita dengan cepat menjawab pertanyaan Reinar. “Aku, Scarla bersumpah akan mengabdi pada tuan. Hidup dan mati ku hanya untuk tuan.”

[Sumpah Scarla di terima. Dia tidak akan pernah berkhianat.]

[Misi selesai.]

[Mendapatkan hadiah misi.]

[Scarla mengakui tuan sebagai tuannya karena tuan memiliki elemen api putih. Scarla yakin tuan adalah seorang Dewa.]

“Hei, aku hanya manusia biasa, bagaimana dia menganggapku dewa?.”

[Scarla berasal dari suku yang mempercayai elemen api putih adalah bukti keberadaan Dewa. Scarla sendiri memiliki elemen api hitam dan elemen kegelapan murni yang sedikit lebih lemah dari milik tuan.]

Melihat Scarla berlutut di depannya, Reinar menyuruhnya bangkit. “Sekarang kau resmi menjadi bawahanku, tapi aku tak akan memperlakukan mu seperti seorang bawahan. Kau memang bawahanku, tapi seperti yang lain, kau juga teman sekaligus rekanku.”

“Terimakasih karena tuan telah menerimaku sebagai bawahan, dan menganggapku seperti rekan tuan sendiri.”

Reinar hanya mengangguk, sedangkan matanya sedang melihat-lihat kondisi Scarla. Setelah memastikan kondisi Scarla baik-baik saja, Reinar mengajak Scarla pergi menemui Helena.

Melihat Reinar dan Scarla lewat di depan ruang tahanan mereka, para tahanan di ruangan khusus meneriaki mereka berdua, dan meminta di bebaskan. Namun sayangnya mata Reinar tak bisa di tipu, dan lagi dia memiliki sistem yang tahu akan segalanya.

Merasa tak di hiraukan, mereka kini mencaci Reinar dan Scarla. Bahkan tak sedikit yang melontarkan ancaman. Namun sayangnya orang yang mereka ancam sama sekali tidak menghiraukan keberadaan mereka.

“Hanya sekumpulan tikus got, wajar jika mereka berisik.” gumam Reinar yang terdengar oleh Scarla.

“Tuan, semuanya sudah aku obati. Aku juga sudah menemukan putri dan istri pria bertopeng.” kata Helena antusias.

Reinar kembali mengelus kepala Helena. “Kerja bagus. Istirahatlah sebentar, biar aku yang urus sisama.”

“Ehmmmm....” Helena menggelengkan kepalanya. “Tuan, aku tidak lelah, jadi untuk apa istirahat?. Dan lagi siapa wanita di belakang tuan.” mata Helena menatap tajam kearah Scarla yang berada di belakang Reinar.

Mendapat pertanyaan dari Helena, Reinar saling memperkenalkan mereka berdua. Scarla bersikap biasa saja, sedangkan Helena dia terus menatap tajam kearah Scarla.

“Sepertinya kalian sudah mulai akur, itu sangat baik, karena kita akan menjadi rekan kedepannya.” Reinar tahu ada yang tak beres dengan mereka berdua, karena itu dia ingin membuat akur mereka berdua.

Mendengar apa yang di katakan Reinar, mereka berdua bersikap biasa saja. Helena pun hanya melengos dan membuang muka.

Seperti yang Reinar pikirkan, memang ada yang tak beres diantara mereka berdua, dan dia hanya bisa berusaha membuat mereka akur.

Tiba-tiba terdengar langkah seseorang menuruni tangga. Seorat prajurit penjaga muncul dan mendapati sebagian besar tahanan telah bebas.

“Bagaimana mereka bisa bebas?. Aku harus segera melapor ke tuan Duke.” si prajurit lari menaiki tangga.

Reinar tidak mengejar si prajurit, karena dia punya rencana sendiri untuk mengatasi Duke Arlan. “Biarkan anak tikus memanggil induknya. Saat induknya datang, mereka akan lebih midah di habisi.”