Mengunjungi Kota Galia

Satu bulan telah berlalu setelah Reinar membangun ulang desa Babylon, dan membuatnya setara dengan kota Kecil.

Dalam kurun waktu satu bulan, desa Babylon benar-benar telah menjadi sebuah kota kecil. Banyak desa yang tidak menjadi bagian dari Kerajaan atau Kekaisaran, mereka melebur menjadi satu dan saling bahu membahu mengembangkan kota Babylon.

Dari ratusan, saat ini ada lima ribu lebih penduduk kota Babylon. Keamanan kota Babylon juga semakin kuat dengan bergabungnya ratusan pemuda dan pemudi berbakat ke jajaran prajurit keamanan kota. Prajurit keamanan kota yang terlemah berada pada level 200, atau setara dengan level prajurit sebuah Kerajaan.

Selain prajurit biasa, ada juga pasukan divisi khusus yang menjaga kota dari serangan binatang buas ataupun monster.

Emil dan keempat rekannya yang kekuatannya telah mencapai level lima ratusan, mereka di tunjuk menjadi lima komandan divisi khusus. Ada empat puluh anggota divisi khusus, yang artinya setiap komandan membawahi delapan anggota.

Untuk keamanan kota secara menyeluruh masih di tangani prajurit pemberian sistem. Reinar sendiri telah mengangkat dua Jenderal kota. Freya di angkat menjadi Jenderal yang memimpin prajurit di benteng dan bertugas menjaga kota. Sedangkan Argust di angkat menjadi Jenderal garis depan, keberadaan divisi khusus berada di bawah pembinaan Argust.

Dalam waktu satu bulan, Reinar juga sudah ratusan kali menaikkan levelnya. Levelnya naik dengan begitu cepat karena dia sangat giat dalam berburu. Kini level Reinar sudah menyentuh angka 900, namun Reinar bisa mengalahkan lawan dengan level 1.500 dengan sangat mudah.

Di pagi hari ini setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang bersih, Reinar bersiap untuk meninggalkan kota Babylon. Rencananya dia akan mengunjungi kota yang terdekat dengan kota Babylon. Di arah timur ada sebuah kota yang berbatasan langsung dengan daerah kekuasaannya.

Jarak hampir seribu kilometer akan di tempuh dalam setengah hari, karena Reinar bepergian dengan mengendarai Zein. Untuk Zet, Reinar sengaja meninggalkannya di kota untuk membantu menjaga keamanan kota.

Keberadaan dua naga kegelapan peliharaan Reinar telah di ketahui semua bawahan serta seluruh penduduk kota Babylon. Seorang pemimpin dengan naga sebagai tunggangannya, membuat penduduk kota semakin mengagumi sosok Reinar.

Begitu meninggalkan kota Babylon, Reinar masih menatap kota miliknya dari kejauhan. Sedangkan Zein, dia dengan senang hati mengantarkan tuannya ke tempat tujuan.

Di sepanjang jalan, beberapa binatang buas dengan kemampuan terbang sesekali menghambat perjalanan Reinar, tapi mereka segera menyingkir begitu merasakan aura kegelapan yang keluar dari tubuh Zein. Sesekali ada binatang buas terbang dan berani menyerang Reinar, namun dengan mudah Zein mengalahkan tiap kali ada binatang buas yang datang menyerang.

Setelah menempuh perjalanan selama setengah hari, akhirnya Reinar melihat kota yang dia tuju. Kota Galia, kota besar yang di pimpin Duke Arlan, Duke terlemah yang mengabdi pada Kaisar Romano Gloria Kaisar ke tujuh Kekaisaran Gloria.

Reinar menyuruh Zein turun 5 kilometer dari benteng kota Galia, saat sudah menginjak tanak, Zein segera masuk ke bayangan Reinar dan mengawasi tuannya dari bayang-bayang.

[Tuan, apa tuan tidak ingin memanggil bawahan lainnya?. Tuan masih punya dua kesempatan memanggil bawahan, dan semuanya belum tuan pakai.]

Notifikasi dari sistem membuat Reinar ingat akan dua kesempatannya memanggil dua bawahan baru. “Aku ingin memanggilnya, tapi apa bisa aku meminta dua bawahan yang ahli dalam sihir?.”

Reinar sangat tahu kelemahan kekuatannya. Baik Freya ataupun Argust, mereka adalah petarung yang sangat ahli di bidangnya, dan mereka juga bisa mengajari yang lainnya. Untuk sihir mereka sebenarnya juga mampu, namun mereka tak semahir orang yang memang memiliki profesi penyihir.

[Semua tergantung keberuntungan tuan. Jika beruntung, tuan bisa saja mendapatkan seorang ahli sihir, atau bahkan seorang guru.]

“Keberuntunganku cukup baik di dunia ini. Tidak ada salahnya aku percayakan semua pada keberuntunganku.” kata Reinar dalam hati.

[Apa tuan ingin memanggil dua bawahan sekaligus, atau tuan akan memanggil satu demi satu?.]

“Untuk kali ini aku hanya ingin memanggil satu bawahan. Aku ingin tetap tampil merendah saat masuk ke kota Galia. Terlalu banyak membawa pengikut, akan memancing perhatian orang-orang padaku.” kata Reinar melalui pikirannya.

[Memanggil seorang bawahan.]

Sesaat setelah mendengar suara sistem, seperti biasa, sebuah portal muncul di depan Reinar, dan tak lama sosok wanita dengan pakaian dan jubah berwarna serba putih keluar dari portal. Wanita itu memegang tongkat, namun tak lama wanita itu berlutut di depan Reinar.

“Helena memberi hormat pada tuan.” kata Helena, bawahan baru Reinar.

Jantung Reinar berdegup kencang saat melihat wajah Helena. “Kenapa dia begitu mirip dengannya?.” kata Reinar dalam hati.

Wajah Helena begitu mengingatkan Reinar pada teman masa kecilnya yang telah lama mati. Bedanya, jika teman Reinar memiliki rambut berwarna hitam, sedangkan pada Helena dia memiliki rambut berwarna kuning keemasan.

Reinar menenangkan dirinya dan mencoba melihat status Helena. “Appraisal.”

[Nama] : [Helena]

[Umur] : [20 tahun]

[Ras] : [Peri]

[Level] : [8.979]

“Ras peri?.” gumam Reinar begitu lirih.

[Helena adalah satu-satunya ras peri yang tersisa di dunia ini. Ras peri hampir musnah karena di buru oleh bangsa iblis. Mereka menyerap kekuatan ras peri untuk menaikkan level kekuatan mereka.]

[Ras peri sebenarnya sangat mudah untuk berkembang. Di tiap mengandung, setidaknya mereka bisa melahirkan lima sampai tujuh orang anak sekaligus.]

“Mereka sangat mirip manusia.” kata Reinar dalam pikirannya.

[Ras peri memang tak ada bedanya dengan manusia. Tapi mereka akan berubah jika sedang marah. Konon katanya ras peri sama kuatnya dengan para Dewa.]

“Kalau begitu aku tidak boleh membuatnya marah. Apalagi aku masih sangat lemah dibandingkan dengannya.” Reinar menatap Helena dan menyuruhnya bangkit.

[Tuan, Helena adalah seorang penyihir tingkat Pahlawan. Dengan kekuatannya, setidaknya dia telah masuk jajaran 10 besar penyihir terkuat di seluruh daratan yang tuan pijak.]

Reinar sangat senang melihat kemampuan Helena. “Aku benar-benar beruntung.” kata Reinar dalam hati.

“Helena, kamu bisa memanggilku Reinar. Kelak di masa depan aku berharap kamu bisa memberi bantuan padaku.”

“Tuan adalah tuanku. Tak pantas bagiku memanggil nama tuan secara langsung. Aku akan tetap memanggil tuan, dan tidak perlu di masa yang akan datang, kapanpun aku akan siap membantu tuan.” kata Helena dengan penuh rasa hormat.

“Hah, lakukan apa yang kamu mau.” Reinar sebenarnya tidak nyaman dengan panggilan tuan, tapi dia tidak bisa merubah panggilan itu.

“Tuan benar-benar luar biasa. Dia bisa memanggil bawahan sesuka hati, dan aku bisa merasakan jika wanita ini jauh lebih kuat dariku.” kata Zein dalam hati.

Selesai dengan urusan saling mengenal dengan bawahan barunya, Reinar mengajak Helena menuju kota yang menjadi tujuan perjalanannya. Kota Galia yang megah kini tepat berada di depan mata Reinar. Antrian panjang di gerbang masuk kota menunjukkan jika kehidupan di kota Galia berjalan dengan begitu baik.

Setelah di periksa dan membayar 10 koin emas, Reinar dan Helena diizinkan masuk kota Galia.

Baru beberapa langkah memasuki kota Galia, Reinar sudah dapat melihat keramaian kota yang jauh lebih hidup dari kota yang dia pimpin. “Kapan kota Babylon bisa seramai kota ini?.” gumam lirih Reinar yang hanya bisa dia dengar.

Tujuan Reinar ke kota Galia hanya untuk mencari informasi akan keberadaan kota yang paling dekat dengan kota yang dia pimpin. Biarpun terpisah dengan jarak hampir 1000 kilometer, kota Galia tetaplah menjadi kota terdekat dari kota Babylon.

Ingin mendapatkan informasi dengan cepat, Reinar segera pergi mencari kedai makan. Di saat masih hidup di bumi zaman modern, Reinar dapat memperoleh beberapa informasi terbaru saat berada di tempat makan. Dengan pengalaman yang dia miliki, dia berharap akan mendapatkan sedikit informasi di tempat makan.

Terus berjalan tanpa saling berbicara, Reinar dan Helena akhirnya sampai di sebuah kedai makanan yang sangat ramai. Kedai makan atau bisa di sebut restoran, memiliki bangunan tiga lantai dan terlihat begitu ramai akan pelanggan.