Bunga Dari Surga
Namaku Annisa Khumaira Rasyid, aku biasa dipanggil Nisa, aku dibesarkan dilingkungan pesantren. Ayahku seorang kiayi, K.H Abdul Rasyid, pimpinan pondok pesantren Al-Isra, pondok pesantren terbesar dikota kami. Ibuku juga sering mengajar di pesantren, dan mengurus kebutuhan pesantren, ibu sering dipanggil umma Fatimah oleh semua penghuni pondok. Begitu pula aku, anak nya.
Aku anak bungsu dari 5 bersaudara. Kakak pertamaku Mas Fatih sudah menikah dengan Mbak Ayu dan tinggal berdekatan dengan kami, yang kedua Mbak Rahma sudah menikah dengan Mas Arya dan tinggal di Sukabumi, yang ketiga Mbak Salma sudah menikah dengan Mas Farhan dan tinggal tidak jauh dengan kami, dan yang keempat Mas Ridwan dan Mbak Risma dan tinggal di pekanbaru jauh sekali dengan kami.
Pagi hari, seperti biasa Aba sudah menjadi imam subuh di masjid ponpes selalu duduk di meja makan menunggu sarapan siap sambil menyeruput teh buatan umma.
"Umma, apa nisa sudah siap?" Tanya Aba pada Umma yang sedang masak didepan kompor. Umma kebingungan dengan maksud Aba
"Sudah siap apa toh Aba? Nisa tidak ada mengajar pagi di ponpes, tapi Nisa akan mengisi kajian di kampung sebelah" jawab Umma yang sebenarnya bingung dengan maksud Aba
"Bukan itu, Umma. Tapiii..." Aba terdiam sejenak melihat Umma yang seketika membalikan badan jadi menghadap Aba.
"Tapi apa toh Aba ini?" Umma sangat bingung sebenarnya
"Apa nisa sudah siap menikah apa belum ya Umma?" Jelas maksud aba.
"Ko Aba tiba-tiba tanya itu toh?" Jawab Umma sembari menaruh makanan di meja
"Nisa belum ada yang melamarnya, dan Nisa juga belum mengatakan apapun perihal itu Aba" tambah Umma sebelum Aba menjawab
"Aba ingin menikahkan Annisa pada lelaki pilihan Aba" lanjut Aba
"Di jodohkan maksud Aba?" Tanya umma yang terus menyiapkan sarapan sedari tadi
"Begitulah. Tapi apakah Nisa pantas untuk lelaki ini?" Dengan ekspresi Aba seperti berfikir
"Lelaki itu siapa? Siapa yang Aba maksud?" Umma makin penasaran, semulia apa lelaki ini sampai-sampai Aba takut kalau Nisa anak yang begitu sholeha dan sangat menjaga kehormatannya ini diragukan untuk bersanding dengannya."
Aba hanya terdiam tidak menjawab Umma dan hening.
Tiba-tiba pecahlah keheningan itu saat Nisa masuk ke ruang makan.
"Aba, Umma maaf ya Nisa baru beres mencuci pakaian" sambil memandangi ekspresi Aba dan Umma yang hanya sama-sama terdiam, Nisa yang tidak pernah melepas cadar dan baju dress panjang serba menutup tubuh nya itu pun terdiam.
"Aba, Umma? Apa ada masalah?" Tanya Nisa kembali dengan halus sambil memegangi tangan ibunya itu
"Tidak ada sayang" jawab Umma lembut sembari menatap wajah anaknya itu, di ikuti dengan Aba yang tersenyum, lalu Nisa hanya mengangguk.
Jam menunjukan pukul 06.00, seperti biasa Nisa dan keluarga sudah mulai sarapan karena mereka akan sibuk sekali.
"Oh iya Umma, hari ini Aba akan di yayasan dulu. Untuk jadwal Aba mengajar di ponpes tolong di gantikan oleh ust. Muslim saja ya" tiba-tiba Aba berkata seperti itu, Umma hanya mengangguk karena sedang mengunyah makanannya.
Nisa membantu Umma membereskan meja makan, Aba berjalan menuju ruangannya seperti ruang kerja. Tiba-tiba suara ponsel terdengar, itu suara ponsel Aba.
"Assalamu'alaikum yaaa anak muda" tiba-tiba terdengar suara aba
Setelah itu tidak terdengar lagi karena Aba menutup pintu ruangannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Dasih Sunarti
pekanbaru dimana thor,, sapa tau ngajar di pesantren juga,, biar anak aku masukkan ke situ
2021-03-21
0
Happyy
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
2021-03-12
0
Suardi
jala
2020-08-20
1