Jangan Ambil Anakku

Jangan Ambil Anakku

Saatnya Berpisah

"Rafael....ayo kita masuk, kita harus chek in." Kakaknya sudah siap mendorong troly berisi dua buah koper besar. Rafael masih duduk di kursi tunggu terminal 3 bandara internasional Soekarno Hatta, berkali-kali ia melihat jam di tangannya, kemudian membuka HPnya melihat pesan yang dikirimnya kepada seseorang masih belum dibaca oleh si penerima.

"Sebentar Kak, aku telfon dulu." Ia menekan nama di layar HP yang sudah beberapa kali ia hubungi dan tersambung tapi tidak diangkat. Dan kali ini...

"Halo....El...." Rafael langsung berdiri mendengar suara di sebrang sana yang terdengar lemas dan serak.

"Risa.....kamu dimana, aku nunggu dari tadi, ini aku sudah mau chek in, kenapa kamu gak angkat telfonku?" Rafael terlihat gusar.

"Maaf El, aku gak bisa nemuin kamu, aku sakit demam dan muntah-muntah, tadi aku tidur karena semalam gak bisa tidur, maafin aku ya El." Rafael menghembuskan nafas panjang, ia sangat berharap bisa bertemu dulu dengan kekasihnya sebelum berangkat ke Amerika untuk melanjutkan sekolahnya di fakultas kedokteran salah satu universitas di sana.

"Kamu udah ke dokter?" tanya Rafael cemas.

"Belum, Mama masih di Singapura , nanti sore baru pulang, paling nanti sore sama Mama." jawab Kharisa dengan suara yang lemah.

"Rafa...Rafael, ayo kita masuk, setengah jam lagi jadwal pesawat kita terbang." Richan kakaknya Rafael mengajak masuk untuk check in. Rafael mengikuti langkah kakaknya menenteng tas ranselnya masuk ke pintu 3A sambil masih berbicara di telfon dengan Kharisa.

"Risa aku mau check in, aku tutup dulu nanti aku telfon lagi setelah di dalam." Rafael menutup telfonya dan berdiri di belakang kakaknya untuk melakukan chek in.

Setelah masuk ke ruang tunggu dalam, petugas langsung mengarahkan masuk ke dalam pesawat, lima belas menit lagi jadwal take off pesawatnya, sambil berjalan memasuki kabin pesawat Rafael menghubungi lagi Kharisa, namun Kharisa tidak mengangkat telfonnya. Ia menyimpan tas ranselnnya di bagasi kabin di atas tempat duduknya, buru-buru ia duduk dan membuka lagi HPnya ia menuliskan pesan di chat WA Kharisa

"Sa...kamu gak apa-apa kan?"

"Bentar lagi aku take off, sementara kamu gak bisa hub aku, setelah sampai aku akan segera hub kamu, nanti no cell ku ganti pakai nomor sana."

"Kamu cepet sembuh yah, kamu istirahat, jangan lupa makan teratur."

"I love you, I'll miss you so much."😘

"I love you."😘

Rafael mematikan HPnya sesuai aturan penerbangan saat pesawat akan take off semua alat elektronik harus dimatikan, ia menyimpan HPnya di saku celananya, kemudian memasang seltbelt. Ia sandarkan kepalanya sambil memejamkan matanya, terbayang wajah Kharisa yang sudah setahun lebih menjadi kekasihnya, sayangngnya ia harus meninggalkannya karena melanjutkan kuliahnya di Amerika sesuai impiannya yang didukung oleh orang tuanya.

Teringat pertemuan terakhirnya dua hari yang lalu di sebuah mall, seharian mereka jalan bedua, makan, nonton, nongkrong di coffee shop, anehnya mereka tidak saling banyak bicara, hanya berpegangan tangan begitu erat seakan takut untuk terpisahkan. Mereka berdua lebih banyak menata hati masing-masing, menyiapkan diri kalau mereka tidak bisa bertemu langsung dalam beberapa waktu, dan mereka harus terbiasa dengan itu, tidak akan ada lagi nonton bareng, makan bareng, jalan bareng untuk sementara waktu.....ya untuk sementara. Rafael akan mengusahakan pulang setiap tahun saat liburan panjang, selebihnya mereka hanya berkomunikasi lewat telfon, vidio call atau sekedar lewat chating.

Rafael menarik nafas panjang dan menghembuskannya, tidak tau kenapa hatinya merasa tidak tenang, mungkin karena tadi mendengar Kharisa sakit, ia jadi mengkhawatirkan gadis yang dicintainya itu, cinta pertamanya, yang harus ia tinggalkan untuk sementara demi meraih cita-citanya. Ia terus memejamkan matanya seolah tidak ingin kehilangan wajah Kharisa yang terukir dalam benaknya, senyum. manisnya, manjanya, keceriaannya, terbayang jelas seolah ada di depan matanya. Hingga akhirnya pesawat take off meninggalkan landasan, menuju tempat baru, negara yang berbeda tempat ia menimba ilmu untuk menjadi seorang dokter.

Sementara di sebuah kamar, Kharisa terlihat begitu pucat, setelah menerima telfon dari Rafael, tiba-tiba perutnya terasa diaduk-aduk, ia merasakan mual yang begitu hebat hingga membuat ia berjalan tertatih menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

"Hoek.......hoek....." Ia berusaha mengeluarkan isi perutnya yang hanya keluar cairan berwarna kuning, yang terasa asam dan pahit di mulutnya.

"Hoek.......hoek....." Kharisa tidak bisa menahan rasa mualnya, namun sudah tidak ada yang bisa dikeluarkan lagi dari perutnya. Ia membersihkan mulutnya dengan air kran westafel.

"Neng....Neng Kharis......" seorang wanita berusia sekitar lima puluh tahun masuk ke dalam kamar Kharisa membawa kantung plastik kecil.

"Neng Kharis muntah-muntah lagi?" wanita itu masuk ke kamar mandi saat tidak menemukan Kharisa di tempat tidurnya.

"Iya bi....Bi Nani dari mana?" tanya Kharisa dengan suara yang lemah. Bi Nani adalah asisten rumah tangga yang bekerja di keluarga Kharisa, ia bekerja sejak Kharisa berumur dua tahun, jadi sudah lebih dari empat belas tahun ia bekerja di rumah itu termasuk mengasuh Kharisa.

"Bibi dari apotek beli obat buat neng Kharis, sudah muntahnya?" Bi Nani mengusap punggung Kharisa. Kharisa menganggukan kepalanya.

"Ayo... Neng Kharis tiduran lagi aja yah, minum obat untuk mualnya, kata petugas apotek diminum sebelum makan." Bi Nani menuntun Kharisa yang tampak lemas menuju tempat tidur.

"Di minum dulu obatnya ya neng, untung ada ada obat yang sirup, jadi Neng Kharis bisa minum obatnya." Bi Nani memberikan obat sirup untuk mual dalam takarannya. "Obat demamnya juga sekalian ya Neng, badannya masih anget ini." Bi Nani memberikan satu takar lagi obat sirup penurun panas yang memang selalu tersedia di rumah. Sampai usianya yang akan menginjak 17 tahun Kharisa tidak bisa minum obat dalam bentuk tablet atau kapsul, pasti keluar lagi atau malah membuatnya muntah bila dipaksa ditelannya. Untungnya ia jarang sakit, paling demam karena flu. Muntah-muntah seperti ini juga baru sekarang Kharisa mengalaminya, kata Bi Nani mungkin Kharisa masuk angin atau kena magh karena telat makan.

"Bibi bawakan dulu bubur yah, Neng Kharis harus makan biar gak lemas tubuhnya."

"Tapi nanti muntah lagi Bi, aku gak mau.....gak enak mulutnya pahit." tolak Kharisa, tadi pagi setelah makan juga ia langsung muntah lagi, dan perutnya malah terasa sakit.

"Kan barusan sudah minum obat, nudah-mudahan tidak keluar lagi, kalau gak diisi perutnya nanti muntahnya malah tambah parah, dicoba dikit-dikit yah, bibi buatin teh manis hangat juga." ujar Bi Nani sambil mengelus kepala Kharisa, Ia sangat menyayangi Kharisa seperti menyayangi anaknya sendiri, Kharisa pun menganggap Bi Nani seperti ibu keduanya, apalagi Bi Nani tidak mempunyai anak, ia seorang janda yang ditinggal pergi oleh suaminya saat masih muda dan memutuskan tidak menikah lagi. Bi Nani beranjak menuju dapur untuk menyiapkan bubur dan teh manis hangat untuk anak yang diasuhnya.

Sambil menunggu Bi Nani, Kharisa membuka HPnya, mengecek ada panggilan telfon dari Rafael dan pesan di chat WAnya, ia pun membacanya.

"I love you too." gumamnya. Ia mendekap HP di dadanya, sambil memejamkan matanya, tak terasa bening kristal jatuh di pipinya, dadanya terasa sesak, sakit. Seperti inikah rasanya berpisah dengan orang yang kita cintai, walau berpisah untuk sementara, berjauhan walau ada dalam ikatan cinta, tetap saja terasa sakit, tetap saja merasakan cemas apakah nanti akan dipertemukan kembali.

Kharisa membuka galery foto di HPnya, ia menemukan fotonya bersama Rafael dalam balutan seragam putih abu, foto selfi seminggu yang lalu, saat kelulusan Rafael, yang diambil di lapangan basket tempat favorit mereka berdua. Seminggu setelah kelulusan Rafael langsung bertolak ke Amerika untuk persiapan masuk universitas di sana setelah dinyatakan lulus mengikuti tesnya. Sementara Kharisa yang masih duduk di kelas XI harus bersabar menimba ilmu di sekolahnya hingga satu tahun lagi.

Ia menatap foto di layar HPnya dan mengusap wajah kekasihnya.

"El raihlah mimpimu, aku akan setia menunggumu."

bersambung.......

Assalamualaikum.....

Hai all reader, salam kenal bagi yang baru ketemu. 🙏

Perkenalkan ini novel keduaku. Tema cerita, alur dan karakter tokohnya tentu saja berbeda dari novel pertamaku.

Ide cerita di novel ini terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi di lingkungan Author tapi tentu saja dibuat cerita yang berbeda, kalaupun ada nama tokoh, kejadian , tempat yang sama itu hanya kebetulan belaka.

Semoga suka dengan jalan ceritanya dan memberikan pelajaran dan hikmah buat kita semua. Ambil yang baiknya, tinggalkan yang buruknya.

Happy Reading🤗

Terpopuler

Comments

Kartika fauzanha

Kartika fauzanha

mampir umi❤️

2021-09-29

5

Kartika fauzanha

Kartika fauzanha

mampir umi

2021-09-29

0

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Next

2021-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Saatnya Berpisah
2 Konsul Spesialis Kandungan?
3 Hamil....?
4 Salah Duga
5 Siapa Laki-laki Itu?
6 Gugurkan !
7 Selamat Tinggal
8 Hidup Baru di Tempat Baru
9 Semangat Baru
10 Dukungan Faisal
11 Rakha Athaillah Prasetya
12 Kontraksi
13 Perjuangan Seorang Ibu
14 Assalamualaikum Rakha.
15 Awal Perjuangan untuk Masa Depan
16 Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha
17 Haruskah Setia Menunggu?
18 OTW Jakarta
19 Di Luar Ekspektasi
20 Salah Duga Lagi
21 Adopsi ?
22 Bukan Akhir Perjuangan
23 Tanpamu Terasa Beda
24 Dady
25 Masih Mengharapkanmu
26 Kisah Masa Lalu
27 Let's Get to Work
28 Mencarimu
29 Pengalaman Baru
30 Belum Saatnya
31 Tidak Ingin Punya Musuh
32 Kapan Dady Pulang?
33 Benarkah Itu Dia?
34 Saat Kecewa Datang Melanda
35 Menyiapkan Hati
36 Mengikhlaskanmu
37 Bertemu
38 Mencari Bukti Kebenaran
39 Dugaanmu Salah
40 Benar Mirip
41 Siap Mengungkap Kisah Lama
42 Terungkap Sudah
43 Tidak Mungkin Bersama
44 Dia Anakku
45 Rasa Itu Tak Pantas Tumbuh Dihati
46 Saat Mereka Bertemu
47 Kecewa Boleh, Benci Jangan
48 Seperti Keluarga yang Utuh
49 Mungkin Ini Saatnya
50 l'm Your Dady
51 Father's Day
52 Oma Opa
53 Saatnya Memperjuangkan
54 Because I Love You
55 Bibit Cemburu
56 Family Time
57 Tak Semudah yang Dibayangkan
58 Aku Bukan Pelakor
59 Pertemuan yang Tidak Disangka
60 Papa
61 Bertemu Oma Opa Lagi
62 It's Just a Surprise
63 Nostalgia
64 Perasaan Mama
65 Kejutan Tiba-tiba
66 Peringatan dari Seorang Kakak
67 Mengantongi Dukungan Calon Kakak Ipar
68 Bertemu Rival
69 Morning Meeting
70 Gara-gara Cicak
71 Menjauh
72 Siapa Wanita Itu?
73 Siapa Wanita Itu? (2)
74 Dari Hati ke Hati
75 Di Luar Dugaan
76 Merajut Asa
77 Keraguan Kharisa
78 Memantaskan Diri
79 Bertemu Kembali
80 Saling Memaafkan
81 Menikah Lagi?
82 Nafkah Lahir Batin
83 You So Beautiful
84 Cemburu
85 Bahagia Melihatnya Bahagia
86 Taaruf ?
87 Menjemput Bahagia
88 Jangan Ubah Takdirku
89 Hijrah
90 Aku Tetap Disampingmu
91 Restu Orang Tua
92 Cemburumu Salah Tempat
93 Dokter Baru
94 Tempat Berbagi Cerita
95 Rencana Liburan
96 Rencana Pertemuan
97 Dejavu
98 Ayah Rakha
99 Jawaban Faisal
100 The Best Father
101 Ibu tetaplah Ibu
102 Saat Liburan Tiba
103 Saatnya Berdamai
104 Resign
105 Sehati
106 Restu Mami
107 Cemas
108 Berpikir Positif
109 Syok
110 Takdir
111 Terkuaknya sebuah Rahasia
112 Gedor Langit
113 Membuka Mata
114 Mimpi Rakha
115 Hati Seluas Samudra
116 Kedatangan Fakhira
117 Jodoh
118 Tidak Ada Lamaran
119 Bahan Gosip
120 Sambut Bahagiamu
121 Ijinkan Memelukmu
122 Tidur bertiga
123 Kembali Bekerja
124 Tidak Dianggap
125 Aku dan Kamu
126 Tertunda Sesaat
127 Berdoa Dulu
128 Aku Milikmu
129 Rencana Ke Depan
130 Diabaikan tapi Disayang
131 Bahagiakan Ia
132 Jangan Cemburu Lagi
133 Semua Terkejut
134 Resepsi
135 Resepsi 2
136 Gak Bisa Nahan
137 Tidak Ingin Mengecewakanmu
138 Hadiah dari Mertua
139 Hamil?
140 Berita Bahagia
141 Maaf....
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Saatnya Berpisah
2
Konsul Spesialis Kandungan?
3
Hamil....?
4
Salah Duga
5
Siapa Laki-laki Itu?
6
Gugurkan !
7
Selamat Tinggal
8
Hidup Baru di Tempat Baru
9
Semangat Baru
10
Dukungan Faisal
11
Rakha Athaillah Prasetya
12
Kontraksi
13
Perjuangan Seorang Ibu
14
Assalamualaikum Rakha.
15
Awal Perjuangan untuk Masa Depan
16
Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha
17
Haruskah Setia Menunggu?
18
OTW Jakarta
19
Di Luar Ekspektasi
20
Salah Duga Lagi
21
Adopsi ?
22
Bukan Akhir Perjuangan
23
Tanpamu Terasa Beda
24
Dady
25
Masih Mengharapkanmu
26
Kisah Masa Lalu
27
Let's Get to Work
28
Mencarimu
29
Pengalaman Baru
30
Belum Saatnya
31
Tidak Ingin Punya Musuh
32
Kapan Dady Pulang?
33
Benarkah Itu Dia?
34
Saat Kecewa Datang Melanda
35
Menyiapkan Hati
36
Mengikhlaskanmu
37
Bertemu
38
Mencari Bukti Kebenaran
39
Dugaanmu Salah
40
Benar Mirip
41
Siap Mengungkap Kisah Lama
42
Terungkap Sudah
43
Tidak Mungkin Bersama
44
Dia Anakku
45
Rasa Itu Tak Pantas Tumbuh Dihati
46
Saat Mereka Bertemu
47
Kecewa Boleh, Benci Jangan
48
Seperti Keluarga yang Utuh
49
Mungkin Ini Saatnya
50
l'm Your Dady
51
Father's Day
52
Oma Opa
53
Saatnya Memperjuangkan
54
Because I Love You
55
Bibit Cemburu
56
Family Time
57
Tak Semudah yang Dibayangkan
58
Aku Bukan Pelakor
59
Pertemuan yang Tidak Disangka
60
Papa
61
Bertemu Oma Opa Lagi
62
It's Just a Surprise
63
Nostalgia
64
Perasaan Mama
65
Kejutan Tiba-tiba
66
Peringatan dari Seorang Kakak
67
Mengantongi Dukungan Calon Kakak Ipar
68
Bertemu Rival
69
Morning Meeting
70
Gara-gara Cicak
71
Menjauh
72
Siapa Wanita Itu?
73
Siapa Wanita Itu? (2)
74
Dari Hati ke Hati
75
Di Luar Dugaan
76
Merajut Asa
77
Keraguan Kharisa
78
Memantaskan Diri
79
Bertemu Kembali
80
Saling Memaafkan
81
Menikah Lagi?
82
Nafkah Lahir Batin
83
You So Beautiful
84
Cemburu
85
Bahagia Melihatnya Bahagia
86
Taaruf ?
87
Menjemput Bahagia
88
Jangan Ubah Takdirku
89
Hijrah
90
Aku Tetap Disampingmu
91
Restu Orang Tua
92
Cemburumu Salah Tempat
93
Dokter Baru
94
Tempat Berbagi Cerita
95
Rencana Liburan
96
Rencana Pertemuan
97
Dejavu
98
Ayah Rakha
99
Jawaban Faisal
100
The Best Father
101
Ibu tetaplah Ibu
102
Saat Liburan Tiba
103
Saatnya Berdamai
104
Resign
105
Sehati
106
Restu Mami
107
Cemas
108
Berpikir Positif
109
Syok
110
Takdir
111
Terkuaknya sebuah Rahasia
112
Gedor Langit
113
Membuka Mata
114
Mimpi Rakha
115
Hati Seluas Samudra
116
Kedatangan Fakhira
117
Jodoh
118
Tidak Ada Lamaran
119
Bahan Gosip
120
Sambut Bahagiamu
121
Ijinkan Memelukmu
122
Tidur bertiga
123
Kembali Bekerja
124
Tidak Dianggap
125
Aku dan Kamu
126
Tertunda Sesaat
127
Berdoa Dulu
128
Aku Milikmu
129
Rencana Ke Depan
130
Diabaikan tapi Disayang
131
Bahagiakan Ia
132
Jangan Cemburu Lagi
133
Semua Terkejut
134
Resepsi
135
Resepsi 2
136
Gak Bisa Nahan
137
Tidak Ingin Mengecewakanmu
138
Hadiah dari Mertua
139
Hamil?
140
Berita Bahagia
141
Maaf....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!