Konsul Spesialis Kandungan?

"Bi...Kharis gimana? Masih muntah-muntah?"

Mama Kharis yang baru nyampe rumah dengan wajah khawatir langsung menuju kamar putrinya, ia bertemu Bi Nani yang baru saja keluar kamar Kharisa karena mendengar seseorang membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.

"Sudah mendingan Bu, tadi sudah mau makan bubur, sekarang lagi tidur, demamnya juga sudah turun." jawab Bi Nani.

"Hmmm...syukurlah, sepanjang perjalanan saya benar-benar khawatir takutnya dehidrasi karena muntah-muntah." Mama Kharisa menghela nafas panjang.

" Maaf Bu tadi Bibi beli obat untuk mual muntah di apotek, Bibi tanya ke petugasnya, dan alhamdulillah setelah minum obat itu, muntahnya berkurang." Bi Nani walaupun hanya lulusan SD tapi punya inisatif yang tinggi dan bisa diandalkan, wawasannya pun luas karena ia suka menonton acara berita dan informasi pengetahuan terkini termasuk info kesehatan di TV, ia juga suka membaca majalah langganan mama Kharisa kalau pekerjaannya telah selesai.

"Makasih ya Bi, Bibi memang bisa diandalkan, saya lihat dulu Kharis." Mama pun langsung masuk ke kamar putrinya, tampak Kharisa sedang tidur, wajahnya terlihat pucat , mama baru sadar kalau saat ini putrinya terlihat lebih kurus. Dua bulan terakhir ini mama memang lebih sibuk membantu urusan di perusahaan suaminya. Sejak ada kasus penggelapan dana pajak oleh salah satu manajer di bagian keuangan, Dewi, mama Kharisa diminta suaminya membantu mengatasi permasalahan di kantornya, dulu Dewi bekerja di perusahaan suaminya di bagian keuangan yang menghendle urusan pajak. Dengan kesibukannya di kantor suaminya otomatis perhatian kepada putrinya berkurang, hampir tiap hari sepulang Kharisa sekolah mamanya belum pulang ke rumah.

Dewi duduk di pinggir tempat tidur dimana putrinya berbaring, tidur dengan lelapnya. Ia mencium kening putrinya, membuat Kharisa merasakan ada seseorang menyentuhnya.

"Mama....." Kharisa membuka matanya.

"Mama ganggu yah, jadi bangunin Kharis." Dewi mengecup lagi kening Kharisa kenudian mengusap kepalanya.

"Kayanya aku udah lama tidur." Kharisa menggelengkan kepalanya.

"Masih pusing? Mual?" tanya Mama

"Udah mendingan Mah, Bi Nani beliin obat mual, jadi berkurang mualnya."

"Maafin Mama ya sayang, akhir-akhir ini Mama kurang memperhatikanmu, karena Mama harus bantu perusahaan Papa. Kamu pasti telat makan yah, Mama sampe gak sempet ingetin kamu makan." Dewi mengusap putri semata wayangnya dengan penuh rasa sayang.

"Mungkin aku hanya kecapean aja Mah, kemarin terlalu fokus ujian akhir semester." Kemarin Kharisa baru saja selesai ujian akhirnya di kelas XI, ia banyak menghabiskan waktu untuk belajar, hingga malas untuk makan, dan memang belakangan ini nafsu makannya juga menurun, padahal Bi Nani sudah menyiapkan makanan kesukaan Kharisa.

"Papa mana Mah?" tanya Kharisa, sudah hampir satu minggu ia tidak ketemu papanya, weekend ini yang seharusnya jadwal papanya bersama Kharisa, tiba-tiba Jumat kemarin papanya harus ke Singapura untuk keperluan bisnisnya, kalau Karina tidak sedang ujian pasti akan diajak, akhirnya hanya mamanya yang mendampingi papanya.

"Papa masih di Singapura, besok baru pulang, masih ada satu acara lagi nanti malam." Dewi memandang putrinya dengan iba, Dewi merasa bersalah karena waktu untuk interaksi antara Kharisa dengan papanya memang tidaklah banyak. Dewantara adalah papanya Kharisa biasa dipanggil Dewa, selain sibuk mengurus perusahannya ia harus membagi perhatian untuk dua keluarganya. Dewi adalah istri kedua Dewa, sepengetahuan istri pertamanya Lisna, dari pernikhannya dengan Lisna dikaruniai 3 anak laki, dari pernikahannya dengan Dewi dikaruniai satu anak perempuan yaitu Kharisa. Dalam satu minggu Dewa tinggal bersama Dewi hanya tiga hari, itu pun ada di rumah hanya malam hari, kecuali hari Minggu bisa dua kali dalam sebulan mereka menghabiskan waktu bersama di hari Minggu.

"Maaf ya Mah gara-gara Kharis sakit Mama jadi harus pulang duluan." Ujar Kharisa tertunduk.

"Nggak sayang, urusan Mama memang sudah beres kok, Mama yang minta maaf sering ninggalin kamu." Mama mengecup kening putrinya.

"Kita ke dokter yah, mama mau daftarin dulu, kita periksa ke dokter teman Mama, masih inget tante Meta gak, yang pernah datang ke rumah sama suami dan anaknya?" Karina tampak berfikir mengingat dokter teman mamanya, akhirnya ia mengingatnya.

"Oh iya dokter yang cantik itu kan Mah?"

"Iya....sekarang Kharis ganti baju dulu yah, Mama bantu yuk!" Dewi membantu putrinya duduk.

"Tapi Kharis sekarang dah enakan Mah, dah gak mual lagi, dah gak panas juga." Ia menempelkan punggung tangannya ke dahi lalu ke lehernya, memang sudah tidak demam lagi.

"Tapi Mama takut nanti kamu kambuh lagi, kalau diperiksa dokter nanti bisa tau penyebabnya kenapa, apa karena maag atau ada penyakit lain. Biar dikasih obat yang pas juga, Papa juga nyuruh Mama bawa Kharis ke dokter, kita siap-siap yah." Kharisa menganggukan kepalanya tanda setuju.

"Aku mau ke kamar mandi dulu Mah." ujar Kharisa seraya turun dari tempat tidurnya dibantu mamanya.

Sambil menunggu Kharisa di kamar mandi Dewi menghubungi klinik tempat praktek dr.Meta, dokter spesialis penyakit dalam yang juga temannya. Kebetulan jadwal prakteknya sampai hari Sabtu sore hari. Dewi meminta Bi Nani menghubungi supirnya Pak Anwar yang rumahnya tidak jauh dari komplek perumahan tempat Dewi tinggal. Dewi memang tidak pernah diijinkan oleh suaminya untuk membawa mobil sendiri setelah menikah, padahal sebelum menikah ia kemana-mana menyetir mobil sendiri. Dan Dewi tidak bisa membantah larangan suaminya, selain karakter suaminya yang keras dan tidak bisa dibantah, Dewi selalu berusaha menjadi istri yang patuh pada suaminya.

Pukul empat sore Kharisa dan mamanya sampai di klinik yang cukup besar dan lengkap penunjang laboratorium dan radiologi , bangunan berlantai dua itu merupakan tempat praktek dokter bersama dokter umum dan beberapa dokter spesialis merupakan satelit dari rumah sakit Satya Medica, salah satu rumah sakit swasta yang terkenal pelayanannya bagus di ibu kota. Dewi langsung menuju meja resepsionis sementara Kharisa duduk di kursi tunggu. Setelah mencetak nomor antrian petugas resepsionis langsung mengarahkan Dewi menuju ruangan praktek dr. Meta. Dewi pun mengajak putrinya menuju ke sana. Tampak beberapa pasien duduk kursi tunggu, dan Karisa dan Dewi pun duduk menunggu dua nomor antrian lagi, untunglah tadi Dewi daftar dulu melalui telfon jadi mendapat nomor antrian di awal.

Seorang petugas memanggil nomon antrian Kharisa, Kharisa dan Dewi pun segera masuk ke ruangan yang ternyata bukan ruangan dokter, ada seorang perawat wanita menyambutnya dan mempersilahkan Kharisa duduk di kursi diikuti mamanya, ia melakukan anamnesa, memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan keluhan dan riwayat sakit Kharisa da menuliskannya di lembar pemeriksaan, kemudian melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu dan berat badan.

Setelah pasien lain keluar dari ruang periksa dokter, Kharisa dan mamanya dipersilahkan masuk.

"Loh Mba Dewi....siapa yang sakit?" Dokter Meta tampak terkejut melihat seseorang yang dia kenal.

"Apa kabar Met...." sapa Dewi, ia belum menjawab pertanyaan dr. Meta.

"Baik mba....eh silahkan duduk Mba."

dr. Meta langsung melihat lembar pemeriksaan dia atas mejanya yang tadi dibawa oleh perawat.

"Kharisa....? yang sakit Kharisa? kenapa? Eh ini putrinya kan Mba? wah tambah cantik saja." ucap dr. Meta. Kharisa memang terlihat cantik walaupun wajahnya terlihat pucat.

"Iya...ini putriku, dari kemarin ia demam, dan muntah-muntah." jawab Dewi

"Apa sebelumnya pernah seperti ini? ada riwayat gastritis atau sakit maag?"

"Belum pernah, baru sekarang muntah-muntah. Kharis jarang sakit, kalau sakit paling karena flu." Jelas Dewi.

"Kharisa, tante periksa dulu ya sayang, tiduran di sini yuk." Kharisa pun berbaring di tempat pemeriksaan dibantu oleh perawat yang mendampingi dr. Meta di ruang periksa.dr Meta melakukan pemeriksaan dari mulai mata, leher, nadi dipergelangan tangan, kemudian dengan stetoskopnya memeriksa daerah dada dan perut.

"Ini sakit gak?" tanya dr, Meta saat menekan perut bagian atas kanan dan kiri.

"Yang kiri agak sakit tante." jawab Kharisa

"Kalau ini?" tanya dr. Meta lagi saat menekan perut bagian bawah, dr. Meta terlihat mengernyitkan keningnya.

" Nggak sakit tante."

"Ok sudah selesai, boleh duduk lagi ya sayang."

"Giman Met, gak ada masalah serius dengan Kharisa kan?" tanya Dewi cemas. dr. Meta menghela nafasnya.

"Kita cek lab dulu yah, Kharisa terlihat pucat, takutnya Hb nya rendah, atau ada infeksi juga, kan ada riwayat demam yah, jadi nanti periksa darah dan urin juga." dr. Meta melingkari beberspa pemeriksaan di formulir permintaan cek lab.

"Paling ditunggu setengah jam hasilnya keluar, nanti kalau sudah ada hasil ke sini lagi ya Mbak."

"Oh...Ok." ujar Dewi

" Suster Maya tolong antar pasiennya ke Lab yah." pinta dr.Meta pada asitennya.

"Baik Dok."

Kharisa dan mamanya menuju Laboratorium diantar suster Maya. Ternyata kurang dari setengah jam, hasil pemeriksaan daran dan urin Kharisa sudah keluar. Mereka pun kembali ke ruang praktek dr.Meta.

Setelah menunggu tiga pasien, baru Dewi dan Kharisa dipersilahkan masuk.

"Ini hasilnya Met..." Dewi menyerahkan satu amplop hasil pemeriksaan lab Kharisa. Kemudian membukanya. Dugaannya ternyata benar sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Ia menghembuskan nafas panjang.

"Kenapa Met? Ada yang serius?" Rupanya Dewi belum membuka amplop hasil pemeriksaan lab Kharisa, karena pemikirannya ia tidak akan paham dengan hasil labnya, biar saja langsung diserahkan ke dr. Meta, dan dr. Meta yang menjelaskan hasilnya.

"Mba, Kharisa saya konsulkan ke dokter spesialis kandungan yah, kebetulan jadwal pakteknya sampai jam tujuh malam, jadi masih bisa saya konsulkan sekarang.

"Dokter Spesialis Kandungan? Kenapa harus ke dokter kandungan?"

bersambung.......

Assalamualaikum.....

Hai all reader ...... ketemu lagi, salam kenal bagi yang baru ketemu. 🙏

Perkenalkan ini novel keduaku, sudah baca novel pertamaku belum?

Bagi yang belum buka aja profilku, klik novel "Akhirnya Cinta Itu Hadir" trus baca deh.😊

Thanks yang udah mampir ke sini, jangan lupa tinggalkan jejak dengan like dan komen yah.

Happy Reading😘

Terpopuler

Comments

Dian Rosita Dewi

Dian Rosita Dewi

hemmm,,memang banyak ya kasus hamil diluar nikah,jaman sekarang🤣🤣🤣

2021-05-22

4

Nafiza

Nafiza

wow amazing...baru awal baca udah disuruh naik rollercoaster nih jantung...memacu adrenalin deg degan ...siapa ya kira" yg menghamili kharisa...🤔

2021-05-02

5

🇸 🇭 🇮 🇫 🇦 ☪️🌺🎯™

🇸 🇭 🇮 🇫 🇦 ☪️🌺🎯™

Haii kak Author aku mampir nih 😊...semangat up nya y thor 😅😅😅😊

2021-04-20

2

lihat semua
Episodes
1 Saatnya Berpisah
2 Konsul Spesialis Kandungan?
3 Hamil....?
4 Salah Duga
5 Siapa Laki-laki Itu?
6 Gugurkan !
7 Selamat Tinggal
8 Hidup Baru di Tempat Baru
9 Semangat Baru
10 Dukungan Faisal
11 Rakha Athaillah Prasetya
12 Kontraksi
13 Perjuangan Seorang Ibu
14 Assalamualaikum Rakha.
15 Awal Perjuangan untuk Masa Depan
16 Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha
17 Haruskah Setia Menunggu?
18 OTW Jakarta
19 Di Luar Ekspektasi
20 Salah Duga Lagi
21 Adopsi ?
22 Bukan Akhir Perjuangan
23 Tanpamu Terasa Beda
24 Dady
25 Masih Mengharapkanmu
26 Kisah Masa Lalu
27 Let's Get to Work
28 Mencarimu
29 Pengalaman Baru
30 Belum Saatnya
31 Tidak Ingin Punya Musuh
32 Kapan Dady Pulang?
33 Benarkah Itu Dia?
34 Saat Kecewa Datang Melanda
35 Menyiapkan Hati
36 Mengikhlaskanmu
37 Bertemu
38 Mencari Bukti Kebenaran
39 Dugaanmu Salah
40 Benar Mirip
41 Siap Mengungkap Kisah Lama
42 Terungkap Sudah
43 Tidak Mungkin Bersama
44 Dia Anakku
45 Rasa Itu Tak Pantas Tumbuh Dihati
46 Saat Mereka Bertemu
47 Kecewa Boleh, Benci Jangan
48 Seperti Keluarga yang Utuh
49 Mungkin Ini Saatnya
50 l'm Your Dady
51 Father's Day
52 Oma Opa
53 Saatnya Memperjuangkan
54 Because I Love You
55 Bibit Cemburu
56 Family Time
57 Tak Semudah yang Dibayangkan
58 Aku Bukan Pelakor
59 Pertemuan yang Tidak Disangka
60 Papa
61 Bertemu Oma Opa Lagi
62 It's Just a Surprise
63 Nostalgia
64 Perasaan Mama
65 Kejutan Tiba-tiba
66 Peringatan dari Seorang Kakak
67 Mengantongi Dukungan Calon Kakak Ipar
68 Bertemu Rival
69 Morning Meeting
70 Gara-gara Cicak
71 Menjauh
72 Siapa Wanita Itu?
73 Siapa Wanita Itu? (2)
74 Dari Hati ke Hati
75 Di Luar Dugaan
76 Merajut Asa
77 Keraguan Kharisa
78 Memantaskan Diri
79 Bertemu Kembali
80 Saling Memaafkan
81 Menikah Lagi?
82 Nafkah Lahir Batin
83 You So Beautiful
84 Cemburu
85 Bahagia Melihatnya Bahagia
86 Taaruf ?
87 Menjemput Bahagia
88 Jangan Ubah Takdirku
89 Hijrah
90 Aku Tetap Disampingmu
91 Restu Orang Tua
92 Cemburumu Salah Tempat
93 Dokter Baru
94 Tempat Berbagi Cerita
95 Rencana Liburan
96 Rencana Pertemuan
97 Dejavu
98 Ayah Rakha
99 Jawaban Faisal
100 The Best Father
101 Ibu tetaplah Ibu
102 Saat Liburan Tiba
103 Saatnya Berdamai
104 Resign
105 Sehati
106 Restu Mami
107 Cemas
108 Berpikir Positif
109 Syok
110 Takdir
111 Terkuaknya sebuah Rahasia
112 Gedor Langit
113 Membuka Mata
114 Mimpi Rakha
115 Hati Seluas Samudra
116 Kedatangan Fakhira
117 Jodoh
118 Tidak Ada Lamaran
119 Bahan Gosip
120 Sambut Bahagiamu
121 Ijinkan Memelukmu
122 Tidur bertiga
123 Kembali Bekerja
124 Tidak Dianggap
125 Aku dan Kamu
126 Tertunda Sesaat
127 Berdoa Dulu
128 Aku Milikmu
129 Rencana Ke Depan
130 Diabaikan tapi Disayang
131 Bahagiakan Ia
132 Jangan Cemburu Lagi
133 Semua Terkejut
134 Resepsi
135 Resepsi 2
136 Gak Bisa Nahan
137 Tidak Ingin Mengecewakanmu
138 Hadiah dari Mertua
139 Hamil?
140 Berita Bahagia
141 Maaf....
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Saatnya Berpisah
2
Konsul Spesialis Kandungan?
3
Hamil....?
4
Salah Duga
5
Siapa Laki-laki Itu?
6
Gugurkan !
7
Selamat Tinggal
8
Hidup Baru di Tempat Baru
9
Semangat Baru
10
Dukungan Faisal
11
Rakha Athaillah Prasetya
12
Kontraksi
13
Perjuangan Seorang Ibu
14
Assalamualaikum Rakha.
15
Awal Perjuangan untuk Masa Depan
16
Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha
17
Haruskah Setia Menunggu?
18
OTW Jakarta
19
Di Luar Ekspektasi
20
Salah Duga Lagi
21
Adopsi ?
22
Bukan Akhir Perjuangan
23
Tanpamu Terasa Beda
24
Dady
25
Masih Mengharapkanmu
26
Kisah Masa Lalu
27
Let's Get to Work
28
Mencarimu
29
Pengalaman Baru
30
Belum Saatnya
31
Tidak Ingin Punya Musuh
32
Kapan Dady Pulang?
33
Benarkah Itu Dia?
34
Saat Kecewa Datang Melanda
35
Menyiapkan Hati
36
Mengikhlaskanmu
37
Bertemu
38
Mencari Bukti Kebenaran
39
Dugaanmu Salah
40
Benar Mirip
41
Siap Mengungkap Kisah Lama
42
Terungkap Sudah
43
Tidak Mungkin Bersama
44
Dia Anakku
45
Rasa Itu Tak Pantas Tumbuh Dihati
46
Saat Mereka Bertemu
47
Kecewa Boleh, Benci Jangan
48
Seperti Keluarga yang Utuh
49
Mungkin Ini Saatnya
50
l'm Your Dady
51
Father's Day
52
Oma Opa
53
Saatnya Memperjuangkan
54
Because I Love You
55
Bibit Cemburu
56
Family Time
57
Tak Semudah yang Dibayangkan
58
Aku Bukan Pelakor
59
Pertemuan yang Tidak Disangka
60
Papa
61
Bertemu Oma Opa Lagi
62
It's Just a Surprise
63
Nostalgia
64
Perasaan Mama
65
Kejutan Tiba-tiba
66
Peringatan dari Seorang Kakak
67
Mengantongi Dukungan Calon Kakak Ipar
68
Bertemu Rival
69
Morning Meeting
70
Gara-gara Cicak
71
Menjauh
72
Siapa Wanita Itu?
73
Siapa Wanita Itu? (2)
74
Dari Hati ke Hati
75
Di Luar Dugaan
76
Merajut Asa
77
Keraguan Kharisa
78
Memantaskan Diri
79
Bertemu Kembali
80
Saling Memaafkan
81
Menikah Lagi?
82
Nafkah Lahir Batin
83
You So Beautiful
84
Cemburu
85
Bahagia Melihatnya Bahagia
86
Taaruf ?
87
Menjemput Bahagia
88
Jangan Ubah Takdirku
89
Hijrah
90
Aku Tetap Disampingmu
91
Restu Orang Tua
92
Cemburumu Salah Tempat
93
Dokter Baru
94
Tempat Berbagi Cerita
95
Rencana Liburan
96
Rencana Pertemuan
97
Dejavu
98
Ayah Rakha
99
Jawaban Faisal
100
The Best Father
101
Ibu tetaplah Ibu
102
Saat Liburan Tiba
103
Saatnya Berdamai
104
Resign
105
Sehati
106
Restu Mami
107
Cemas
108
Berpikir Positif
109
Syok
110
Takdir
111
Terkuaknya sebuah Rahasia
112
Gedor Langit
113
Membuka Mata
114
Mimpi Rakha
115
Hati Seluas Samudra
116
Kedatangan Fakhira
117
Jodoh
118
Tidak Ada Lamaran
119
Bahan Gosip
120
Sambut Bahagiamu
121
Ijinkan Memelukmu
122
Tidur bertiga
123
Kembali Bekerja
124
Tidak Dianggap
125
Aku dan Kamu
126
Tertunda Sesaat
127
Berdoa Dulu
128
Aku Milikmu
129
Rencana Ke Depan
130
Diabaikan tapi Disayang
131
Bahagiakan Ia
132
Jangan Cemburu Lagi
133
Semua Terkejut
134
Resepsi
135
Resepsi 2
136
Gak Bisa Nahan
137
Tidak Ingin Mengecewakanmu
138
Hadiah dari Mertua
139
Hamil?
140
Berita Bahagia
141
Maaf....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!