Tak terasa hari minggu tiba, hari dimana mas galen akan berangkat ke Amerika menyelesaikan masalah yang terjadi pada perusahaannya.
Semalam semua keperluan mas galen yang akan dibawa sudah selesai di packing, begitu pun beberapa keperluanku yang akan dibawa ke rumah mama, kami sepakat untuk berangkat dari pagi menuju rumah mama.
“ Sudah semua nay? Ngga ada lagi barangnya? “ tanya mas galen yang sedang memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil
“ udah semua mas. “ jawabku
“ Ya udah kita langsung berangkat sekarang aja ya. “ ujar mas galen yang aku balas anggukan kepala
Setelah berpamitan dengan ART dan satpam aku dan mas galen segera masuk mobil dan berangkat menuju rumah mama.
“ Nay kita main dulu yuk sebentar. “ ajak mas galen saat mobil kami baru keluar komplek
“ Kemana mas? Nanti mas galen kecapekan loh. “ peringatku padanya
“ Di taman kota kalo hari minggu biasanya rame nay orang-orang olahraga banyak yang jualan jajan juga loh. Kita jalan-jalan sebentar aja ngga bakal capek kok. “ sahutnya
“ Ya udah terserah mas galen. “ jawabku pelan
Aku pikir seiring berjalannya waktu galauku akan hilang, tapi malah semakin menjadi-jadi.
Asyik melamun membuatku tak sadar mobil sudah berhenti di taman kota.
“ Ayok nay. “ ajak mas galen menyadarkanku dari lamunan
Kami berjalan berdampingan, ternyata benar kata mas galen hari minggu begini taman kota sangat ramai dengan orang-orang yang berolahraga.
“ Kita jalan muterin taman dulu ya nay, baru jajan. “ ujar mas galen seraya menggandeng tanganku.
Aku yang sedang asik melihat sekitar yang ramai jelas kaget dengan tindakan mas galen, ini tempat umum loh ya kok mas galen pake acara gandengan tangan sih.
Aku memandang mas galen heran, mas galen menoleh ke arahku dan tersenyum lebar sambil mengeratkan genggaman tangannya.
Mencoba bodoamat dengan sekitar, aku membiarkan mas galen menggenggam tanganku. Kami lanjut berjalan memutari taman ini.
Setelah membeli beberapa jajanan aku dan mas galen duduk di salah satu bangku yang ada di taman ini, semakin siang taman memang mulai sepi.
Aku yang terlalu fokus dengan makananku tak menyadari sedari tadi mas galen usil mengambil fotoku diam-diam, mendengar suara cekikikan di sampingku membuatku menoleh dan mendapati mas galen tertawa sambil melihat ponselnya, karena penasaran aku pun melongoknya dan kaget melihat fotoku yang terlihat konyol saat fokus menikmati jajanan yang tadi dibeli.
“ Mas ihh..! jelek banget itu.... hapus ngga!. “ seruku mencoba merebut ponselnya tapi dia langsung menghindar.
“ Hahaha, ngga boleh. “ ucap mas galen dengan tawanya yang jarang terlihat itu.
“ Mas ihhh.... foto yang bagus kek! Itu jelek banget sumpah. “ seruku
“ Hehe ngga usah nay, buat koleksi mas. Nanti mas bakal kangen loh sama kamu jadi harus sedia stok foto kamu. “
Aku manyun mendengar ucapan mas galen, memilih kembali duduk di bangku taman. Aku jadi sedih lagi karna mau ditinggal lama huhu.
“ Mas tau kamu pasti sedih harus ditinggal,walaupun kamu diam saja mas tau nay.” Ucap mas galen seraya menggenggam tanganku
Aku hanya diam saja, karna yang diucapkan mas galen memang benar.
“ Maaf ya, seandainya mas bisa memilih pasti mas akan tetap tinggal. Tapi keadaan memaksa mas harus mau untuk pergi nay. “ ujarnya lagi dengan jemarinya mengusap punggung tanganku
“ Mas.. naya sayang sama mas galen. “ ucapku lirih, mas galen tetap mengusap tanganku
“ Naya....naya takut mas galen berpaling, apalagi di sana pasti cewe-cewenya lebih cantik dan lebih pintar. “ lanjutku dengan mata yang mulai berkaca-kaca, duh aku ini kenapa sih, kok jadi cengeng gini.
“ Mas juga sayang sama naya, tapi yang perlu naya tau, mas ga akan pernah berpaling nay. Mau semenarik apapun wanita lain di dunia ini kalo hati mas ini udah kamu ambil mas bisa apa? “ ujarnya
“ Maaf ya nay... kita LDR.an dulu, mas akan berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan masalah ini agar mas bisa segera pulang. “ lanjutnya yang ku balas anggukan kepala.
Mas galen kemudian memelukku erat, seperti enggan berpisah. Aku yang dari tadi berusaha menahan air mata akhirnya kelepasan juga, aku menangis di pelukan mas galen.
“ Sssttt, sudah ya jangan nangis lagi..” ucap mas galen mengusap pelan punggungku
Mendengar suara mas galen tangisanku malah semakin kencang, akupun tak tau kenapa.
Setelah beberapa lama akhirnya aku bisa mengendalikan diri lagi dan berusaha menghentikan tangisanku walau masih sesenggukan. Mas galen melepaskan pelukannya dan mengusap air mataku.
“ Kita pasti bisa lewatin ini nay, yang penting komunikasi kita harus tetep lancar. “ ucap mas galen kemudian mencium keningku cukup lama dan aku hanya bisa memejamkan mataku.
Setelah berhasil menenangkan diri mas galen mengajakku untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah mama, kami kembali bergandengan tangan menuju mobil.
***
Begitu sampai di rumah mertuaku kami di sambut oleh seluruh penghuni rumah, mama langsung menuduh mas galen menyakitiku saat melihat mata sembabku, dengan beringas memukul dan mencubit lengan anaknya.
Melihat tingkah mama membuat aku, papa dan alin tertawa, sejenak aku bisa melupakan kesedihanku.
“ Beneran galen ngga jahatin kamu nay? “ tanya mama yang entah ke berapa kali hari ini
“ Engga ma, naya aja yang tiba-tiba jadi melow hehe. “ sahutku
“ Lagi sedih mau di tinggal tuh ma. “ lapor mas galen membuatku malu
“ Duhh... mantu mama, ngga usah sedih deh. Biar aja galen pergi jadi kamu bisa mama monopoli. “ sahut mama sambil memelukku yang memang duduk di sebelahnya
“ Eh! Kok gitu!. “ seru mas galen tak terima
“ Abang bucinnn... “ ujar alin menertawakan abangnya, aku hanya tertawa melihat pertengkaran mereka.
Sekitar jam tiga sore kami sekeluarga mengantar kepergian mas galen di bandara.
“ Hati-hati kamu len, fokus dulu selesaiin masalahnya. Naya aman sama kami. “ ujar papa menepuk bahu mas galen
“ Kamu harus jaga diri loh len, inget naya. Awas kalo macem-macem kamu, mama sunat lagi. “ ucap mama memeluk mas galen
“ Hati-hati, kalo udah sampe kabari kami. “ lanjut mama
“ Take care ya bang, yang penting kalo pulang jangan lupa oleh-oleh. “ ujar alin dengan cengiran lebarnya.
Mas galen hanya memutar mata malas dan memeluk alin, terakhir tinggal aku.
Memandang wajahnya membuat mataku berkaca-kaca lagi, melihatnya mas galen langsung memelukku erat sambil menenangkanku. Mama, papa, dan alin pergi memberikan waktu untuk kami berdua.
“ Udah ya jangan nangis lagi. “ ucap mas galen menghapus air mataku
“ Mas hati-hati ya, jaga kesehatan, jangan sampai sakit. “ ucapku lirih
“ Iyaa.. kamu juga ya nay, ngga boleh sakit. Mas juga sayang naya, kamu harus jaga diri baik-baik hem? “ ucap mas galen dengan tangannya yang membingkai wajahku
Aku mengangguk dan kembali memeluk mas galen, sebelum pemberitahuan keberangkatan pesawat mas galen terdengar.
Mas galen melepas pelukan kami dan mencium keningku cukup lama, ah mataku kembali berkabut.
Mama, papa, dan alin yang sudah kembali melambaikan tangan ke arah mas galen yang berjalan pergi, aku kembali mengusap sudut mataku. Hahaha aku cengeng sekali hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓳𝓭 𝓶𝓮𝔀𝓮𝓴 𝓷𝓲𝓱😭😭😭😭😭😭😭😭
2022-10-03
0