Alando Dan Silvi

Alando Dan Silvi

1. Pulau Senja part 1

SMA Candrawan merupakan salah satu sekolah swasta terfavorit di kota Andolo. Sekolah ini mampu mengalahkan sekolah-sekolah negeri elit di kota tersebut. SMA ini menduduki peringkat 1 sekolah terbaik di kota Andolo selama 20 tahun lamanya dan mampu bersaing dengan SMA di kota-kota besar lainnya. Di SMA Candrawan terdapat sebuah geng yang di kenal dengan sebutan geng Senja dengan Beranggotakan 3 siswa populer.

Anggota ketiga adalah Tono Renald. Dia adalah pria tampan yang merupakan orang kaya kedua setelah kekayaan Candrawan. Dia juga termasuk urutun kedua siswa tercerdas di sekolah. Hanya saja pria ini sedikit gemulai.

Anggota kedua geng Senja adalah Lania Candrawan. Dari namanya di ketahui dia adalah putri dari pemilik sekolah. Dia adalah gadis feminim yang sangat cantik dan manis. Gadis ini sangat terkenal di kalangan pria karena keplaygilrannya.

Anggota pertama atau ketua geng Senja adalah Silvi Selvig. Dia merupakan siswa tercerdas di SMA Candrawan. Kecantikannya tidak kalah dengan Lania. Dia di kenal dengan gadis cuak yang sedikit angkuh, sehingga tidak banyak pria yang bisa mendekatinya.

Meski masing-masing dari mereka memiliki karakter yang berbeda. Namun rasa sayang dan rasa saling melindungi antara mereka tidak diragukan lagi. Mereka bersahabat sejak SMP kelas 1. Saat SMA pun, mereka memilih untuk menempati kelas yang sama. Tentu saja, itu sangat mudah diatur mengingat Lania yang merupakan putri pemilik sekolah.

Mereka menduduki kelas akhir pada masa SMA. Pada saat liburan memasuki semester genap, mereka memutuskan untuk berlibur di pulau Senja yang merupakan tempat awal terbentuknya geng Senja. Pulau itu merupakan pulau kecil tak berpenghuni yang tak jauh dari kota Andolo.

Hanya butuh 30 menit penyebrangan laut untuk tiba di pulau tersebut. Mereka tiba di pulau itu dengan segala cara agar tak diikuti para pengawal Lania dan Tono yang juga ikut merembes pada Silvi. Mendapat refreshing menyenangkan tanpa pengawal sangat di butuhkan oleh manusia-manusia terikat yang selalu di awasi setiap saat. Itulah alibi yang menguatkan tekad mereka bertiga.

***

"Gadis-gadis. Lihat senjanya sama sekali tidak berubah." Ucap Tono yang sukses membuat para gadis mengarahkan pandangan mereka pada Senja.

"Wah, aku merindukan pemandangan seperti ini dan suasana seperti ini." Silvi menarik dan menghembuskan nafas pelan menikmati suasana pantai.

"Foto aku dan Silvi, Ton." Lania menarik tangan Silvi yang langsung ikut berdiri karena tarikan Lania.

Mereka bertiga sedang berada di atas batu terbesar pulau Senja yang merupakan tempat strategis menikmati senja. Tono pun mempotret kedua sahabatnya hingga beberapa kali jepretan. Melihat kedua sahabatnya yang semakin dekat ujung batu tempat mereka berdiri, Tono mengingatkan keduanya.

"Hati-hati Sayang-sayangku. Ini sangat tinggi."

"Tentu Ton. Satu foto lagi untukku dan satu untuk Silvi." Lania mengambil tempat dan mulai berpose.

Kini giliran Silvi. Gadis itu mulai mengambil tempat dan tersenyum manis pada kamera.

"Sialan kamu Sil. Kalau sama kamera senyumnya manis bangat."

"Apa sih Ton. Senyum sama kita kan juga seperti itu."

"Selain kita berdua ****."

Laniapun tersadar. Silvi sangat dingin dengan orang-orang sekitarnya. Lania dan Tono berpikir karena Silvi tumbuh tanpa seorang Ibu. Ditambah lagi Ayahnya Brian Selvig adalah ketua organisasi Ranita yang melindungi keluarga kaya kota Andolo. Organisasi Ranita adalah bukti cinta Brian Selvig kepada mendiang istrinya Ranita Selvig. Organisasi Ranita tidak selembut namanya. Organisasi ini bahkan tak segan untuk membunuh penyerang orang yang mereka lindungi. Namun Silvi adalah putri yang dirahasiakan pada publik untuk keamanan Silvi sendiri. mengingat musuh organisasi Ranita bisa saja menjadikan Silvi sandera.

"Hei, pose Lania saat fashion show sekolah seperti ini kan." Silvi memperagakan pose Lania yang legendaris di sekolah yang sukses menyadarkan lamunan Lania dan Tono.

Silvi mulai tertawa dengan posenya sendiri. Tawa Silvi dengan cepat menular pada Tono dan Lania. kini ketiganya tertawa riang.

Tanpa mereka sadari ada seorang pria yang ikut tersenyum melihat tawa mereka. Lebih tepatnya kerena tawa Silvi. Pria itu sedang bersandar di bawah pohon yang tak jauh dari batu besar tempat Silvi dan kedua sahabatnya naiki. Pria itu adalah Alando. Alando Miller yang datang menemani sahabatnya Rangga Wijaya untuk membuang kesedihan hati Rangga yang ditinggal menikah oleh pujaan hatinya.

Byurr

"Silvi" Tono dan Lania berteriak panik.

"Jadi namanya Silvi" batin Alando

"Bagaimana ini Ton? Ini sangat tinggi aku tidak berani melompat setinggi ini."

Keduanya sama-sama panik karena mengatahui Silvi tidak dapat berenang. Tono pun demikian. Satu-satunya yang bisa diharapkan untuk membantu Silvi adalah Lania.

Lania sudah berlari menuruni batu agar posisi lompatnya tidak setinggi sebelumnya. Namun batu pulau ini cukup tajam sehingga Lania harus berhati-hati agar tidak terluka.

Tono mengedarkan pandangannya dan melihat seorang pria yang bersandar pada pohon, menonton mereka tanpa ekspresi.

"Hei. Kakaaak. Tolong bantu Silvi." Tono berteriak sekuat tenaganya pada Alando. "Tolongin Silvi. Aku mohon."

Alando seolah baru tersadar jika ternyata Silvi tidak dapat berenang. Pria itu segera berlari dan berenang dengan cepat ke arah Silvi.

2 menit kemudian, Alando sudah keluar dari air laut dengan Silvi yang tidak sadarkan diri dalam gendongannya. Alando meletakkan Silvi di samping api unggun yang dibuat Rangga.

"Hei. Buka matamu." Alando memompa dada Silvi, berusaha mengeluarkan air yang ditelan Silvi. Namun hasilnya seakan sia-sia. Tidak ada air yang keluar dari mulut Silvi.

Alando tidak patah semangat. Dia terus memompa. merasa usahanya tak berhasil, Alando mencoba memberi nafas buatan pada Silvi. Lania dan Tono yang baru tiba tercengang atas sikap Alando. Keduanya menyadari itu adalah ciuman pertama Silvi. Namun mereka tidak dapat melakukan apapun kecuali mendoakan keselamatan Silvi.

Alando mengulangi tindakannya berkali-kali. Namun nihil, Silvi tidak kunjung sadarkan diri. Lania dan Tono mulai gemetar. Keduanya saling menggenggam erat tangan masing-masing, seolah menyalurkan kekuatan dalam ketakutan.

"Rangga, cepat periksa keadaannya." Alando setengah berteriak pada Rangga.

Ranggapun maju dan mulai memeriksa alat vital Silvi.

"Apa kau dokter? Bagaimana keadaan Silvi?" Lania bertanya dengan suara getir menahan tangis.

"Nadinya lemah. Tubuhnya sangat dingin. Aku rasa api ini tidak banyak membantu."

"Apa yang harus kita lakukan? Kapal yang menjemput kita akan datang 5 hari lagi. Dan pulau ini tak terjangkau sinyal ponsel." Tono menangis histeris dan mendapatkan pelukan dari Lania yang juga ikut menangis.

"Ada 1 cara untuk menyelamatkannya." ucap Rangga

"Apa itu?" pertanyaan kompak yang di ajukan oleh 2 sahabat Silvi dan juga Alando.

"Seseorang harus memberinya kehangatan. Lewat hubungan intim."

"Aku akan melakukannya." Tanpa aba-aba, Alando dengan cepat menggendong Silvi dan Membawanya memasuki tenda.

Lania dan Tono hanya bisa tercengang tidak bisa mengucapkan apa-apa. Keduanya saling berpandangan dan seolah berbicara lewat telepati bahwa menanggung akibatnya akan lebih baik daripada kehilangan Silvi.

Malam itu merupakan malam yang panjang untuk Alando. Memberi kehangatan pada tubuh Silvi. Sekaligus membobol title gadis seorang Silvi Selvig.

Terpopuler

Comments

Meylin

Meylin

gak masuk akal masa harus mlakukan hub intim keenakan cowoknya donk 😡

2021-07-20

0

Adel

Adel

mampir di karyaku juga ya thor..

berjudul RINDUKU DI UJUNG SURGA..

😄😄😄

2020-12-16

0

Bunny🥨

Bunny🥨

misi thor ikut prmo. Yuk baca ceritaku "Terpaksa menikahi dokter dingin." siapa tau bisa menjadi novel favoritmu juga😆

2020-06-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!