5. Acara Lelang

"Silvi! Kepala sekolah memanggilmu." Seorang siswa tergopoh-gopoh menghampiri Silvi dan kedua anggota gengnya yang sedang menyantap bakso di kantin.

Silvi melirik sekilas pada siswa perempuan yang berkaca mata dengan gaya rambut yang dikucir dua lalu kembali fokus pada makanannya. "Ada apa kepala sekolah memanggilku?"

"Aku tidak tahu. Beliau hanya menyuruhku memanggilmu."

"Hm. Kau bisa pergi."

Tak menunggu waktu lama, siswa tersebut dengan cepat menghilang dari hadapan Silvi. Hampir setiap siswa di SMA Candrawan memiliki rasa segan yang sama tehadap geng Senja.

Melihat Silvi masih asik menyantap baksonya membuat Lania geram. Karena kepala sekolah SMA Candrawan adalah Robert Candrawan yang merupakan paman Lania.

"Kau membuat pamanku menunggu Silvi sayang."

"Aku hanya ingin menghabiskan biji baksoku. 3 biji lagi."

"Ya. Biarkan dia makan." Tono menanggapi dengan santai.

Lania mengangguk mengiyakan. Rasa geramnya menghilang. Setelah dipikirnya lagi, Tidak masalah pamannya menunggu Silvi menghabiskan sisa biji baksonya.

Tak butuh waktu lama bagi Silvi menghabiskan 3 biji bakso yang tersisa. Silvi menghabiskan es tehnya dan meninggalkan Lania dan Tono menuju ruang kepala sekolah.

* * *

"Permisi pak. Bapak memanggil saya?" Sapa Silvi dengan berdiri di depan pintu ruang kepala sekolah yang terbuka.

"Ya Silvi. Masuklah".

Setelah Silvi masuk, Robert Candrawan mempersilahkan Silvi duduk. "Silahkan duduk, Silvi."

Silvi menurut

"Ini sudah dekat masa ujianmu. Namun kau adalah siswa terbaik dan satu-satunya yang bisa diandalkan untuk tugas ini."

Silvi hanya diam menyimak, membiarkan kepala sekolahnya melanjutkan ucapannya hingga selesai.

"Bisa kau melakukan penelitian di acara lelang? Jadilah perwakilan dari sekolah kita."

"Apa semua sekolah memiliki perwakilan masing-masing?"

"Tidak. Hanya 7 sekolah terbesar seluruh negeri yang mendapat kesempatan ini. Dan sekolah kita adalah salah satunya. Aku memilihmu karena kau sangat cekatan, di sana tidak dijelaskan apapun. Namun kau harus kembali dengan membawa penjelasan."

"Hm, apa yang sekolah dapatkan dengan penjelasan yang saya dapatkan?"

"Tentu saja pengetahuan. Barang yang akan dilelang adalah barang peninggalan sejarah yang sudah dijaga selama 100 tahun."

"Lalu kenapa negara melelangnya?"

"Barang itu bukan milik negara lagi. Suatu Organisasi berhasil memilikinya. Entah bagaimana caranya, alasannya masih dirahasiakan. Perwakilan negara berhasil menegosiasikan perwakilan pelajar untuk menghadiri lelang tersebut. Ya, walaupun hanya 7 orang."

"Kenapa bukan mahasiswa sejarah? Maksudku, kenapa harus perwakilan sekolah? kenapa bukan perwakilan universitas?"

"Organisasi pemilik acara lelang tidak menyetujui kehadiran mahasiswa. Ku pikir mereka cukup takut dengan wawasan mahasiswa."

"Baiklah pak. Aku mengerti. Aku akan mengusahakan yang terbaik." Silvi menutup pembicaraan dengan Robert dan pamit meniggalkan ruangan Robert.

* * *

Silvi masuk ke acara lelang dengan menunjukkan tanda pengenalnya sebagai siswa dari SMA Candrawan. Seorang panitia mempersilahkan Silvi untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan untuk perwakilan sekolahnya.

Acara lelang ini cukup bergengsi di mata Silvi. Orang-orang yang hadir dengan berpakaian formal. Tempat ini diisi berbagai jenis usia. Menurut perkiraan Silvi, ada yang berusia dua puluhan sampai lima puluhan. Namun Silvi tidak dapat menebak 6 orang utusan sekolah yang lain. Silvi tidak mengenal siapa pun di tempat ini.

Pembawa acara membuka acara lelang dengan ucapan yang begitu membosankan menurut Silvi. Silvi memutar matanya malas. Namun tatapannya menemukan seseorang yang tidak asing baginya sedang duduk bersandar pada pada kursi di meja utama. Meja itu hanya diisi olehnya dan 2 pria paruh baya.

Silvi menajamkan matanya sekali lagi untuk meyakinkan penglihatannya. Hingga Silvi yakin jika benar itu adalah Alando. Penampilan pria itu sangat berbeda. Jika di pulau Senja dia mengenakan celana robek-robek dan kaus oblong, sekarang dia mengenakan setelan jas formal sama seperti yang lainnya.

Silvi bergulat dalam pikirannya tentang siapa sebenarnya Alando. Pria brengsek amburadul yang sekarang mengisi meja nomor satu di acara lelang.

Alando juga melirik Silvi sekilas pertanda jika ia menyadari keberadaan Silvi. Namun tidak ada saling sapa diantara keduanya. Seolah tidak mengenal satu sama lain.

Perhatian Silvi kini teralihkan pada suara Pembawa acara yang mengumumkan barang lelang pertama akan diperlihatkan. Seorang pria berotot keluar dengan mendorong meja roda yang berisi barang lelang pertama yaitu sebuah guci. Tanpa penjelasan, orang-orang disana sudah berdecak kagum.

Silvi melihat guci tersebut dengan teliti dan menulis beberapa kalimat dalam catatan kecilnya. Silvi melirik Alando. Alando tidak bergeming. Wajahnya sangat datar tanpa ekspresi.

"Sebenarnya apa yang di lakukan berandalan ini di sini?"

Selang beberapa menit. Barang lelang pertama dinyatakan sudah memiliki pemilik dengan harga akhir 500 juta.

"Bagiamana caranya barang itu mendapatkan harga akhir 500 juta? Aku tidak melihat orang-orang melakukan penawaran. Apa ada sesuatu yang mereka pegang sebagai alat komunikasi dengan pembawa acara?" Silvi semakin bingung dengan situasi yang sedang terjadi.

Tidak lama setelah itu, Barang lelang kedua dibawa oleh panitia yang berbeda dengan sebuah kotak hitam yang menutupinya. Ketika kotak tersebut dibuka, Silvi seolah terhipnotis. Kalung permata biru memancarkan cahaya biru. 5 menit kemudian barang itu kembali didapatkan seseorang dengan harga 2 milyar.

Barang lelang ketiga keluar dibawa oleh beberapa orang panitia. Barang lelang tersebut berupa sebuah lukisan pemandangan. Silvi yang tidak pernah tertarik dengan lukisan tidak bisa menulis banyak.

"Itu hanya lukisan biasa. Apa yang bisa ku lihat dari lukisan ini?" Gumam Silvi cemberut

Silvi melihat jam tangannya. Waktu sudah berlalu 10 menit, namun lukisan itu sepertinya belum memiliki pemilik.

"Apa lukisan ini tidak laku?"

"10 milyar." Pembawa acara berteriak dengan suara lantang dan beberapa orang terlihat kecewa.

Acara lelangpun ditutup, membuat semua orang satu persatu keluar dari ruangan lelang.

Silvi pun ikut melangkah keluar dari gedung acara. Namun langkahnya terhenti. Pembawa acara berteriak mengatakan jika lukisan lelang telah dicuri sebelum sampai pada pemiliknya.

Silvi tidak sampai menunjukkan keterkejutannya. Semua orang berlari ke sana kemari sehingga posisi Silvi menjadi terdesak. Merasa tidak punya pilihan lain, Silvi pun ikut berlari keluar gedung acara.

Karena acara lelang dilakukan di tengah hutan. Silvi tidak mengerti arah yang harus dipilihnya. Silvi hanya berlari menjauhi gedung yang mulai penuh dikelilingi banyak orang. Silvi tidak mengerti orang-orang ini datangnya dari mana.

Silvi pikir, akan terjadi kericuhan karena hilangannya benda lelang 10 milyar. Orang-orang di sini mungkin tidak segan untuk saling membunuh. Apalagi dengan tempat strategis seperti ini.

Silvi baru berhenti berlari ketika kakinya terasa letih. Silvi mulai mengendarkan pandangannya dan tak menemukan siapa pun di sekelilingnya.

"Apa aku tersesat?"

Silvi mengatur nafasnya yang tidak teratur. Dia tetap tenang, mengingat alat pelacak selalu bersamanya.

"Aku akan baik-baik saja." pikirnya.

Silvi duduk dan bersandar pada sebuah pohon yang rindang. Silvi mencoba memejamkan matanya hingga tanpa disadarinya alam mimpi hampir saja memeluknya. Namun suara langkah kaki menghilangkan kantuknya. Silvi pun bersiap siaga dan mengintip di balik pohon yang dijadikan sandarnya tadi.

Seorang pria yang membelakanginya sedang memberikan lukisan lelang pada seorang pria paruh baya. Di belakang pria paruh baya itu ada banyak sekali pengawal dengan simbol Singa di dada mereka. Silvi mengingat jika simbol Singa itu adalah Organisasi Singa Ganas yang merupakan musuh Organisasi Ranita. Ayahnya selalu mengingatinya untuk tidak pernah ikut campur dengan seseorang yang memiliki pengawal dari komunitas Singa Ganas.

Setelah penyerahan lukisan, pria paruh baya itu pergi dengan diikuti semua pengawal di belakangnya hingga hanya tersisa pria pemberi lukisan lelang. Pria itu berbalik dan matanya menangkap seseorang yang sedang bersembunyi di balik pohon.

Silvi terkejut karena pria itu adalah seseorang yang dikenalinya. Dia adalah Alando. Menurut perkiraan Silvi, pengawalnya akan menemukannya paling lambat 5 menit lagi. Maka Silvi keluar dari tempat persembunyiannya tanpa rasa takut.

"Hey jerk. Jadi kau si pencuri lukisan itu ya." Silvi mengangkat dagunya angkuh.

Mata Alando yang tadinya sedikit melebar, kembali normal seperti semula saat menyadari sosok yang memergokinya adalah Silvi. Alando tersenyum dan maju membuat jarak antara mereka tidak lebih dari 3 langkah.

"Kau seharusnya tidak melihat ini."

"Aku sudah melihatnya."

"Rahasiakan ini."

"Jika aku menolak?"

"Kau hanya mempersulit dirimu. Tua bangka tadi akan membunuhmu."

"Seperti apa sosok Silvi sebenarnya? Bagaimana matanya tak menunjukan rasa takut sekalipun?"

"Kau orangnya kan? Bunuh aku sebelum aku mengatakannya pada orang lain."

Alando tersenyum mengejek. "Aku memang akan membunuhmu"

Alando maju memperpendek jarak keduanya. Tangannya hendak meraih pinggang Silvi, namun kaki Silvi lebih dulu menendang benda yang berada diantara selangkangnya. Alando yang merasa kesakitan mundur 3 langkah.

"Tidak lagi. Kau pria brengsek yang suka melecehkan wanita. Tamat riwayatmu. Aku tidak akan berpikir ulang untuk memberitahu semua orang jika kau si pencuri lukisan lelang."

Alando kembali tersenyum kecil. Dia telah berhasil menetralkan rasa sakit pada selangkangnya. Alando maju mendekati Silvi. Saat kaki Silvi kembali ingin menendangnya, Alando telah berpindah dengan cepat pada belakang Silvi. Tangannya dengan cepat memutar tubuh Silvi dan berhasil mengurung Silvi dalam pelukannya. Silvi berusaha memberontak namun kekuatannya tidak sama sekali bekerja pada Alando. Alando kemudian mengecup paksa kening Silvi.

"Kau tidak akan bisa melakukannya." Alando melepaskan Silvi dan melangkah menjauhi Silvi.

"Dasar brengsek. Berani sekali kau mencium keningku" Silvi melempar potongan ranting yang tak jauh darinya. Namun lemparannya meleset.

Terpopuler

Comments

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘

masih nyimak ..

2022-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!