I'M Stuck In You
Laura Agatha Veronica, cewe yang biasa dipanggil Ara. Dia cukup terkenal dikalangan sekolahnya. Hampir seluruh murid Evergreen International School pasti mengetahuinya. Terlebih lagi, berita mengenai 'Laura sedang mencari sosok cowo yang pas untuknya' yang membuat namanya semakin dikenal. Para cowo saling berlomba untuk menjadi kekasihnya Laura.
Kedatangan murid baru di Evergreen International School membuat seluruhnya penasaran akan sosok murid itu. Tapi, tidak dengan Laura. First impression yang Laura dapatkan adalah sombong dan menyebalkan.
Kehidupan Laura di sekolah dengan diluar sekolah sangat lah berbeda. Bertolak belakang. Dia memiliki banyak permasalahan, setelah kepergian ayahnya. Laura harus menerima kalau ibunya akan menikah dengan orang lain, dan juga dia harus menghadapi kakak tirinya yang bermuka dua. Entah apa kesalahan yang dibuat oleh Laura, kakak tirinya selalu iri padanya. Apa yang dimiliki oleh Laura, selalu perlahan diambil. Termasuk Nathan.
~Dia mengajarkan bagaimana rasanya jatuh cinta dan juga bagaimana rasanya mengalah.
Setiap perkataan manis dan perkataan pahit kamu akan selalu aku ingat. Tidak akan pernah terlupakan~
🥀
Cahaya matahari masuk melalui cela-cela jendela kamar, membuat seorang cewe tersadar dari alam mimpinya. Dia adalah Laura Agatha Veronica.
"Hoaammm..." Perlahan dia membuka kedua matanya yang masih sulit untuk terbuka lebar. Laura merubah posisi tidurnya menjadi duduk.
Laura menoleh ke arah jam yang terletak di dinding, diatas televisinya. Pukul 06:12. Masih cukup untuk bersiap-siap. Sebelum menuju kamar mandi, dia meraih ponselnya lalu menghubungkan dengan kabel charger miliknya.
Selesai mandi dan berpakaian seragam sekolah, Laura tidak lupa menyemprotkan parfum kesukaannya dan dilengkapi dengan polesan lip tint dibagian bibirnya. Rambutnya dia biarkan terkuncir satu dengan sisa rambut-rambut halus dibagian dahinya. Setelah itu, dia bergegas menuju sekolah menggunakan mobil *M*ini Cooper-nya.
"Ra, lo dicariin tuh sama Erik," ucap seorang cewe bernama Claretta Zeline--salah satu teman dekat Laura di sekolah.
Laura menaikkan alis kanannya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Hanya wajah datar yang dia tunjukkan.
"Kenapa lagi? Ga cocok?" Claretta sudah memahami situasi ini. Pasti Erik, entah cowo keberapa itu, dia lagi memohon kepada Laura agak tidak memutuskan hubungan mereka.
Laura menghela nafasnya. "Gue samperin dia dulu. Lo duluan aja ke kelas."
Dari kejauhan, Laura sudah melihat ada Erik yang sedang bersandar di tembok samping kelasnya. Ada rasa malas yang terlintas dipikiran Laura. Erik sangat membosankan baginya.
"Kenapa?" tanya Laura yang hanya menoleh sekilas kepada cowo disebelahnya.
Erik dengan cepat memperbaiki posisi berdirinya. Dia menatap lekat kedua mata Laura. "Lo serius mau putus? Gue salah apa?"
"Ga ada salah. Gue emang mau putus. Kita ga cocok."
Erik meraih kedua tangan milik cewe dihadapannya. Matanya masih menatap lekat kedua mata Laura. "Coba bilang, apa yang bikin gak cocok? Gue bakal perbaiki itu."
Perlahan Laura melepas genggaman tangan Erik. Kini matanya membalas tatapan cowo itu. "Sorry, gue udah gak bisa. Kita gak cocok. Jangan dipaksa."
Tanpa menunggu respon dari Erik, Laura berjalan menuju kelasnya. Dia sedang malas untuk berbicara.
"GUYS.. KITA JAMKOS NIH," teriak salah satu murid di kelas XII-Ips 2, membuat seisi ruangan membangkitkan semangatnya.
"ASIKKK!!!" balas murid lain yang tidak kalah senang mendengar kabar itu.
"Katanya ada murid baru loh di kelas kita. Kalo jadi, hari ini dia bakal masuk," bisik Nadine Isabella, yang juga teman dekat Laura di sekolah.
"Nambah koleksi baru, ahay," seru Claretta sambil membayangkan wajah cowo yang dilihatnya beberapa hari yang lalu. Tentu saja, Claretta sudah ngestalk duluan. Bahkan sudah follow instagram milik murid baru itu.
Laura tidak menghiraukan perkataan teman-temannya. Dia memilih untuk tidur saja. Perlahan, Laura menaruh kepalanya diatas meja. Tidak butuh waktu lama, dia terbawa ke alam mimpinya.
"Shhh.. weh diemm.. itu ada murid barunya dateng sama bu Ani," ucap ketua kelas sambil mendiamkan teman-teman sekelasnya.
Cewe satu ini masih saja berada di alam mimpinya. Masih pulas, dan nyaman dengan tidurnya.
"Pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru, pindahan dari kota Malang," sapa bu Ani sambil tersenyum lebar. Guru ini masih belum menyadari kalau ada salah satu murid yang menghiraukan mereka.
"Perkenalkan, nama saya Nathan Aldorino." Suara berat itu masih belum mampu membuat Laura bangun dari tidurnya.
"Mayan juga," gumam Claretta kepada dua temannya, Nadine dan Kaila. Kaila Aurora juga teman dekat Laura di sekolah. Mereka berempat tidak pernah terpisahkan, walaupun masing-masing memiliki sifat yang sangat berbeda.
Bu Ani memperhatikan setiap murid di kelas. Kini matanya terhenti pada sosok cewe yang sedang menaruh kepalanya diatas meja.
"LAURA!!" teriak bu Ani sambil berjalan cepat menuju meja Laura.
Laura mengedipkan matanya berkali-kali, menyesuaikan penglihatannya yang masih buram. Tiba-tiba, ada rasa nyeri pada telinganya. Yap, telinganya ditarik kencang oleh bu Ani.
"Sakit bu," rintih Laura sambil mendorong tangan milik bu Ani agar lepas dari telinganya.
Melihat itu membuat Nathan tersenyum tipis.
"Siapa suruh kamu tidur?! Keluar kamu!"
Tanpa menjawab, Laura melangkahkan kakinya menuju luar kelas. Sebelum itu dia menatap kedua mata Nathan, dan dibalas juga oleh cowo itu. Mata mereka bertemu. Nathan tersenyum miring dan menggelengkan pelan kepalanya, nyaris tidak terlihat. Songong banget nih cowo - batin Laura.
"Keluar kamu, Laura!" teriak bu Ani membuat Laura sedikit tersentak.
Lagi-lagi, Nathan memberikan wajah songongnya. Karena sudah diusir dua kali, Laura pun melangkahkan kakinya keluar kelas, sebelum suara yang kayak toa itu terdengar lagi.
Tidak bisa bohong, Nathan akui kalau Laura cantik. Ada rasa penasaran yang muncul.
"Silahkan duduk, nak. Kursi disana kosong," suruh bu Ani sambil menunjuk kursi dibelakang tempat duduk Laura.
Nathan berjalan menuju kursi yang ditunjuk oleh bu Ani, sambil merapikan sedikit tatanan rambutnya.
Melihat Nathan dengan jarak dekat, membuat Claretta memainkan sisi kanan rambutnya. Dengan niat untuk menarik perhatian si cowo.
"Baik anak-anak, saya tinggal dulu. Jangan berisik ya. Diem aja di kelas," kata bu Ani yang sudah berjalan untuk pergi meninggalkan kelas XII-Ips 2.
Setelah memastikan bu Ani keluar dari kelas, Claretta membalikkan tubuhnya. Dia mengulurkan tangannya ke murid baru.
"Gue Claretta Zeline, biasa dipanggil Retta." Claretta memberikan senyumnya, menunggu sampai cowo itu merespon balik tangannya.
Nathan meraih tangan Claretta, tanpa memberikan senyum sedikit pun. "Nathan Aldorino."
Nadine dan Kaila hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya. Claretta memang sudah biasa seperti ini. Selalu mencari perhatian kepada cowo-cowo yang bisa dibilang tampan.
Disamping itu, Laura masih berdiam sendiri diluar kelas sambil memainkan kaki kanannya. Menggeser kekiri-kekanan.
"Silahkan masuk ke kelas. Lain kali jangan diulangin!" Bu Ani sedikit meninggikan suaranya. Dia sudah cape menghadapi murid seperti Laura, yang sulit dibilangin.
"Iya, bu," gumam Laura sambil memutar kedua bola matanya.
Dengan rasa malas, Laura melangkahkan kakinya menuju kelas. Hampir dia sampai ke mejanya, seorang cowo yang duduk dibelakang membuat kedua mata Laura fokus kepadanya.
"Ngapain liat-liat?" tanya Nathan sambil menaikkan alis sebelahnya.
Laura mengerutkan alisnya sebentar, setelah itu membalikkan ekspresi wajahnya kembali. "Kepedean lo!"
Nathan terkekeh. Lucu juga nih cewe.
Haii.. semoga suka ya🥰, masih belajar hehe.
Di tunggu episode berikutnya.
Jangan lupa like sama komen.
Makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Luna Putri
menarik banget
2020-05-16
1