4 | The Meeting

DI ANTARA keramaian itu, Axel mencari-cari Diana. Hendak membicarakan tentang Gery dan obrolan mereka semalam, tentunya.

Bukannya ia tidak terpikir mengontak Diana terlebih dahulu melalui telepon. Dengan perjumpaan mereka yang tinggal besok, kemungkinan Gery sudah tiba di Bajo mempersulit komunikasi jarak jauhnya. Axel hanya takut---meski entah bagaimana---Gery lewat di sekitarnya dan mendengar pembicaraan ini. Ia hanya tidak mau kelepasan berkata.

Hari beranjak siang. Dee ditemukan baru saja selesai naik salah satu kapal pinisi di lepas Pantai Pink. Perempuan itu dengan anggun melangkah turun, agak kesal raut wajahnya mendapati Axel justru menunggu di bawah.

"Halo, Pahlawan Kesiangan." Dee tersenyum, meledeknya. "Ke mana aja kamu? Kemarin perasaan semangat banget ngajakin aku self healing, ikut tur ke Pantai Pink, Pulau Komodo ...."

Axel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sori."

"It's okay." Dee menyentuh lengannya, menariknya menjauh dari dermaga. "Jadi, apa yang bikin kamu tau-tau check out?"

Kali ini, Axel mencondongkan tubuhnya pada Diana. Berbisik, "Gery."

Dee terdiam, agak lama. Keceriaannya serasa lenyap. Axel tak rela memandang perubahan ekspresi itu. "Besok lo ulang tahun, kan? Bodoh, ya, gue ... bisa-bisanya lupa."

Nyatanya yang menjadi fokus Dee bukanlah kalimat pengalihan perhatian itu. "Kamu ... kasih tau aku ada di sini?"

Mendengar nada berucap Dee yang terkesan syok, Axel tak lantas membawanya menjauh dari keramaian. Ia berjaga-jaga. Mereka tidak boleh terlihat berdua, atau Gery akan curiga.

"Gery tau dari pegawai distronya di sini." Sebelum Dee sempat membalas, Axel memutuskan menyelesaikan keterangannya terlebih dahulu. "Gue gak cerita apa pun ke dia. I swear. Cuma ... dia tau gue di Bajo karena suara ombak petang kemarin. Gue ceritalah, i'm on vacation. That's it."

Dee mulai panik. Namun, Axel tak membiarkan wanita itu kehilangan kewarasannya. Sugesti positif terus ia berikan.

"Tenang, Dee, tenang. Kelihatannya dia gak bakal bersikap macam-macam di hadapan orang yang gak tau dia seperti apa."

"Yah, tapi dia bakal tau kalau kamu tau soal itu, Axel! I told you everything!"

"Karena gue yang minta. Jadi gak papa. Gak ada masalah. I can keep the secrets."

"Emangnya ekspresi kamu bisa?"

Axel membisu untuk sesaat. Ia kehilangan fokus saat melihat ketakutan itu. Dee mengusap wajahnya, berkacak pinggang. "Dia minta kamu cari tau di mana aku menginap, iya?"

"Iya." Axel segera menambahkan. "Gue belum kasih tau dia. Dia minta kepastian siang ini."

Menjawabnya, Dee hanya menggeleng lemah. Kedua sorot itu lantas menatap Axel dengan penuh harap. "Please?"

"Oke." Ia dengan segera menyanggupi. "Tapi emangnya nggak akan ada yang curiga kalau di hari ulang tahun lo, kalian malah gak merayakannya barengan?"

Diana terdiam. Meskipun sangsi dengan apa yang dipikirkan wanita ini, Axel tahu Dee dapat berpikir melingkar. Yang dipertaruhkan dalam rumah tangganya bukan hanya Dee dan Gery, tetapi juga perasaan bahagia kedua orang tuanya.

"Gery udah mengiyakan gue bakal ada di surprise party lo besok. Kalau ada apa-apa, gue bisa bantu."

"Kapan dia datang kemari?"

"Sore ini."

"Gak langsung ke hotel, kan?"

Dengan tegas, Axel menggeleng. "Engga, tenang aja."

"Set up api unggun aja buat besok malam biar aku gak dibiarkan berdua sama Gery...."

Setelah mengatakan permintaan itu, Dee berlalu darinya. Bergabung bersama rombongan tur hari ini menuju destinasi selanjutnya.

Axel masih berdiri di pinggir pantai, memandang kepergian Dee dengan mengamati. Sorot matanya meragu, haruskah ia memberitahu Gery? Kenapa tak ia abaikan saja pria itu agar Dee dan dia bisa kembali seperti dulu?

Ponselnya bergetar, memotong pikiran piciknya. Sebuah panggilan masuk. Pucuk dicinta ulam tiba.

"Halo, Ger?"

"..."

"Ya, gue udah dapat info. Hotel Santika, kamar 211."

"..."

"Siap, siap. My pleasure."

Begitu panggilan diputus, Axel beranjak ke rencana berikutnya. Merencanakan acara api unggun dengan Theo dan Beny. Kebetulan mereka tak terlihat di rombongan tur hari ini. Mengurusi guest lain sepertinya.

...***...

Apa yang lebih aneh dari seseorang yang mengetahui acara kejutan ulang tahunnya?

Setelah memberitahu lokasi hotel Dee, Axel sendiri tidak mendapatkan instruksi apa pun lagi. Gery hanya memintanya untuk ikut hadir di sana, di kejutan ulang tahun yang akan digelar di ballroom hotel itu, pada tengah malam nanti. Dia diminta hadir sebagai tamu. Staf Gery yang akan membawa Dee dari kamarnya ke ballroom.

Mendengar rentetan rencana kejutan itu, Axel hanya bisa menahan dengkusannya agar tak jelas keluar. Baginya rencana Gery terdengar tak masuk akal. Siapa pula yang berminat menghadiri pesta ulang tahun tengah malam di ballroom hotel? Mungkinkah Gery merencanakan sesuatu yang ... gila?

Dan, waktu terus berlalu. Sekarang Axel sudah berpakaian rapi, berdiri bersama Gery dan beberapa staf hotel. Dalam ballroom sudah dihias dekorasi ulang tahun, ala-ala pesta tengah malam. Formal, sedikit misterius, tetapi anggun.

Tetap saja, bagi Axel, inilah salah satu bukti kecil kalau Gery memang tak senormal dulu.

Ruangan berpintu kaca ganda ini dibuka. Dee muncul dari sana dengan mata tertutup, dituntun oleh seorang perempuan yang sepertinya staf kepercayaan Gery.

Penutup mata dibuka. Diana mengerjap melihat ruangan yang ia pijaki. Wajahnya bingung, takjub. Tatapan pertama tertuju pada Gery.

Axel melirik orang yang sama. Tatap mata itu memperlihatkan tumpukan permintaan maaf dan penyesalan.

Lagu ulang tahun dinyanyikan secara akustik oleh trio yang disewa Gery. Sementara itu, kedua sejoli di tengah ruangan di antarkan untuk mendekat satu sama lain. Ketika mereka berhadapan, Gery berlutut.

"Happiest birthday for you, Dee." Pria itu mengambil tangan kanan Diana, menciumnya dengan lembut. "Maafin aku. I was so stupid.... I'm sorry. I'm really sorry, Dee."

Setelah kalimat itu berakhir, yang terbayang pada ingatan Axel ialah 'melted like a goddamn chocolate ice cream.'

Ia tahu kelanjutannya. Dee akan mengangguk, memeluk Gery, mengingkari ucapannya sendiri. Axel menghela napas.

"Kamu maafkan aku?"

Belum ada suara dari Dee. Namun, tipis aja, ia melihat kedua bahu itu bergetar. Raut wajah tegar Diana memudar, berganti takut sedikit saja. Axel iba melihatnya.

Dan, Dee mengangguk. "Ya... apology accepted."

Gery berdiri, lalu memeluknya. Dalam pelukan itu, isakan Diana semakin menjadi. Entah isakan bahagia atau takut, Axel enggan memikirkannya lebih jauh.

Dari kejauhan, kemudian pesta kecil-kecilan itu dimulai. Gery membimbing Dee make a wish, memotong kue, membuka kado, hingga sesi intimasi yang diisi dengan dansa. Satu yang Axel dapat pastikan pada pesta tengah malam ini: Gery berusaha bersikap normal.

Musik berakhir untuk sesi dansa Gery dengan Dee---tidak ada yang mencurigakan sejauh ini. Kemudian, Gery membawa Diana kepada ....

Dirinya. Axel dan Dee bersitatap.

"Dansa?"

"Gue ragu ini pesta ulang tahun."

Gery tertawa. "Ulang tahun yang ke-28, tepat 4 tahun juga Dee mengabdikan hidupnya dalam peran istri. Wajar dirayakan mirip dengan anniversary."

"Kayaknya lo doang yang kepikiran begini." Axel terkekeh, merasakan firasat baik dalam ramah tamah mereka hari ini setelah sekian tahun tak bersua.

Gery tertawa. "Bisa jadi." Kemudian, tangan kanan Diana diulurkan kepadanya. "So, dance?"

Axel berdiri, menyambut tangan itu dengan penuh rasa hormat. Ia menoleh pada Gery, "Thank you."

"Silakan."

Dan, mereka pun menuju ke tengah ballroom.

Kalimat pertama di antara mereka justru, "Dia ngancem aku."

Axel menghela napas. "Ngancem gimana?"

"Jangan berani-berani kabur lagi."

"Lo bakal balik ke Jakarta?"

"Memangnya apa lagi yang bisa aku lakuin, Sel?"

"Pagi nanti?"

"I don't know...."

Axel menahan mimik risinya untuk mencuat. "Jangan bilang i don't know, please. Buat semuanya jelas."

"Dia nggak kasih tau."

"Dan lo nggak boleh mengusulkan?"

Diana menggeleng. "Jadi, kurasa ini pertemuan terakhir kita."

Bayangan akan Diana yang menjadi gila atau bahkan bunuh diri mendadak menghantuinya. Axel gusar, tak rela perkataan itu jadi kenyataan; enggan merelakan bayangannya terwujud. Ia membatu di sela dansa, sementara Diana tetap melempar senyum saat seisi pesta kecil itu menatapnya bahagia.

Senyum palsu. Batin Axel menukas geram pada gestur "istri sah Gery Bramastya" yang ditunjukan Diana. Betapa hidup cinta pertamanya ini berubah penuh kepalsuan semenjak menikahi Gery....

"Dee," panggilnya kemudian. "Runaway with me?"

.

.

BERSAMBUNG ....

Terpopuler

Comments

lady El

lady El

semangat,, saya suka,,,

2021-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG | TLMS
2 1 | New Dawn
3 2 | Ga(e)mbli(u)ng
4 3 | Location Unknown
5 4 | The Meeting
6 5 | Victim
7 6 | Hell on Earth
8 7 | Something in Between
9 8 | City of Light
10 9 | Home
11 10 | Leftlovers
12 11 | Leave Out All The Rest
13 12 | Reasons
14 13 | Protection? Custody!
15 14 | Night Changes
16 15 | Fix You
17 16 | Come Over
18 17 | Look Closely
19 18 | Mr. Sun
20 19 | Promises
21 20 | Alone
22 21 | Battle Day
23 22 | Thank You Notes
24 23 | Deep Talk
25 24 | Underwater
26 25 | Broken Vow
27 26 | Sides
28 27 | Precious
29 28 | Joy of Life
30 29 | Remember When
31 30 | Jar of Hearts
32 31 | Long Distance
33 32 | For The Last Time
34 33 | Hall of Fame
35 34 | CEO Daily Life
36 35 | Lost Stars
37 36 | Beautiful Side of Pain
38 37 | Good Girl Syndrom
39 38 | Fresh Start
40 39 | Acceptance
41 40 | Chaos Walking
42 41 | Missing
43 42 | Brothers
44 43 | Unlock The Key
45 44 | Cage
46 45 | Worst Night
47 46 | In The Meantime
48 47 | Liar
49 48 | Truth or Dare
50 49 | Dawn Together
51 50 | Visitors
52 51 | Mindless Mind
53 52 | Realizing
54 53 | Unrealistic Plan
55 54 | Day Of Honesty
56 55 : New Sight
57 56 : Unpredictable First Night
58 57 : In The Rain
59 58 : Fair Play
60 59 : Not Fair
61 60 : At My Worst
62 61 : Philophobia
63 62 : Wishlist
64 63 : Stupid Confession
65 64 : Unbreakable Decision
66 65 | Hopes
67 66 | Havana
68 67 | Boundaries
69 68 | Sorrow
70 69 | Be Open
71 70 | Not The Right Time
72 71 | The Court
73 72 | After Hours
74 73 | Family Meeting
75 74 | Lovely Conversation
76 75 | Plan
77 76 | Evindent Evindence
78 77 | The Truth
79 78 | Far
80 79 | Your Perfect
81 80 | Making New Memories (?)
82 81 | Tight
83 82 | Saviour
84 83 | Be Here
85 84 | Home Without You
86 85 | Memories
87 EPILOG | TLMS
88 EXTRA. 1 | Griefing
89 EXTRA. 2 | From Bajo With Love
90 EXTRA. 3 | Graduation Caps
Episodes

Updated 90 Episodes

1
PROLOG | TLMS
2
1 | New Dawn
3
2 | Ga(e)mbli(u)ng
4
3 | Location Unknown
5
4 | The Meeting
6
5 | Victim
7
6 | Hell on Earth
8
7 | Something in Between
9
8 | City of Light
10
9 | Home
11
10 | Leftlovers
12
11 | Leave Out All The Rest
13
12 | Reasons
14
13 | Protection? Custody!
15
14 | Night Changes
16
15 | Fix You
17
16 | Come Over
18
17 | Look Closely
19
18 | Mr. Sun
20
19 | Promises
21
20 | Alone
22
21 | Battle Day
23
22 | Thank You Notes
24
23 | Deep Talk
25
24 | Underwater
26
25 | Broken Vow
27
26 | Sides
28
27 | Precious
29
28 | Joy of Life
30
29 | Remember When
31
30 | Jar of Hearts
32
31 | Long Distance
33
32 | For The Last Time
34
33 | Hall of Fame
35
34 | CEO Daily Life
36
35 | Lost Stars
37
36 | Beautiful Side of Pain
38
37 | Good Girl Syndrom
39
38 | Fresh Start
40
39 | Acceptance
41
40 | Chaos Walking
42
41 | Missing
43
42 | Brothers
44
43 | Unlock The Key
45
44 | Cage
46
45 | Worst Night
47
46 | In The Meantime
48
47 | Liar
49
48 | Truth or Dare
50
49 | Dawn Together
51
50 | Visitors
52
51 | Mindless Mind
53
52 | Realizing
54
53 | Unrealistic Plan
55
54 | Day Of Honesty
56
55 : New Sight
57
56 : Unpredictable First Night
58
57 : In The Rain
59
58 : Fair Play
60
59 : Not Fair
61
60 : At My Worst
62
61 : Philophobia
63
62 : Wishlist
64
63 : Stupid Confession
65
64 : Unbreakable Decision
66
65 | Hopes
67
66 | Havana
68
67 | Boundaries
69
68 | Sorrow
70
69 | Be Open
71
70 | Not The Right Time
72
71 | The Court
73
72 | After Hours
74
73 | Family Meeting
75
74 | Lovely Conversation
76
75 | Plan
77
76 | Evindent Evindence
78
77 | The Truth
79
78 | Far
80
79 | Your Perfect
81
80 | Making New Memories (?)
82
81 | Tight
83
82 | Saviour
84
83 | Be Here
85
84 | Home Without You
86
85 | Memories
87
EPILOG | TLMS
88
EXTRA. 1 | Griefing
89
EXTRA. 2 | From Bajo With Love
90
EXTRA. 3 | Graduation Caps

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!