2 | Ga(e)mbli(u)ng

PERWUJUDAN kalimat "Ayo, gue antar." nyatanya tidak semudah itu. Perasaan iba mengkhianati logikanya. Axel akhirnya membeli tiket pula, nekat berangkat menemani Dee yang sudah menyerah mencegahnya untuk ikut.

Di pelabuhan---karena untuk mencapai Flores harus menyeberang dulu dari Bali---kini keduanya tengah menunggu travel hotel menjemput mereka. Seketika Axel merasa beruntung hotel yang dipilih Dee masih menyediakan kamar yang bersebelahan untuk mereka berdua. Syukurlah ia langsung terpikir booking kamar begitu mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai....

Dari mengamati kanan-kiri dermaga, Axel teralihkan pada Dee yang duduk memeluk kopernya. Angin pantai membelai rambut hitam itu. Raut wajahnya jauh lebih damai daripada semalam dan tadi pagi, saat Axel meminta penjelasan mengenai kelakuan Gery. Jelas Diana rindu diperlakukan manis seperti ini.

Axel tercenung, menyadari bahwa emosinya pada Gery belumlah surut.

"Tuh, udah datang!"

Axel menoleh ke arah pandang Dee. Benar, minibus dari hotel mereka menyongsong di jalanan. Ia bersiap mengangkut tasnya---dan memaksa membawa serta tas punggung dan koper milik Dee.

Mobil berhenti di depan mereka.

"Gue aja." Axel segera menyergah, kemudian dibantu satu kru penjemput mereka, memasukan barang-barang itu ke bagasi.

Dan, mereka melanjutkan perjalanan.

......***......

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Dua kru penjemput di kursi depan menjelaskan suasana sekitar dengan ramah. Logat daerah masih kental, dan entah kenapa terdengar membuai telinga Axel. Rasanya seperti inilah seharusnya jenis wisata yang Indonesia banget.

Sesekali ia menimpali---Dee pun begitu. Mereka mencoba masuk ke dalam penjelasan dua petugas hotel. Yang dibalik kemudi namanya Theo, yang di sisinya dikenalkan sebagai Beny. Keduanya memiliki logat khas Manggarai, Flores; berparas seperti pemuda-pemuda lokal pula.

Baguslah, pariwisata lokal memang seharusnya dikembangkan orang lokal....

"Eh, iya, boleh kami tanya, Bapak-Ibu?" Beny bersuara.

"Silakan." Axel menjawab, sementara Dee membeo, "Ya."

"Anu ... Ibu Dee sakit, ya? Kami lihat sejak tadi pucat mukanya."

Pertanyaan Beny itu dijawab langsung oleh Dee, "Mabok laut aja tadi sebentar. Gak ada yang serius, kok, Ben---Theo."

"Syukurlah kalau begitu." Theo mendengkus. "Tak seru soalnya kalau menikmati Labuan Bajo dalam keadaan sakit. Begitu, ya, Beny?"

"Betul!" Beny tersenyum lebar ketika menoleh kepada Axel dan Dee. "Tapi tenang saja, kalau tidak membaik pun, hotel kami punya dokter khusus! Jadi, semua aman-aman, Bu. Ibu bisa sembuh cepat nanti. Bapak Axel juga jadi ga perlu khawatir lagi toh?"

Sementara Dee terkekeh ramah, sebagian besar diri Axel canggung.

Canggung---seketara itukah? Ia ragu harus bagaimana membalas lirikan mengonfirmasi dari Beny. Alhasil, lelaki itu hanya membeo, "Iya ...."

Kemudian, kendaraan itu menyongsong sebuah kompleks bangunan bertingkat. Mereka tiba di hotel---masuk ke parkiran.

"Biar kami saja yang bawakan barangnya ke kamar." Theo memberitahu.

"Iya. Nanti sekalian diantarkan dengan room service untuk makan siang."

"Ah, oke ...." Axel mengangguk, bersamaan dengan mobil yang berhenti. "Eh, tapi bisa request mau makan siang di mana, kan?"

Beny mengangguk kuat-kuat. "Asal masih di hotel, silakan, Bapak."

"Di mana yang bagus?" Dee ikut bertanya.

"Kolam renang?" Theo mengusul, membiarkan Beny membuka bagasi lebih dulu. "Biar sekalian mandi. Itu view-nya menghadap pantai juga, jadi mantaplah pokoknya!"

Untuk sesaat, Axel dan Dee berpandangan. Kemudian, mereka kompak menyetujui usul itu.

......*......

Mereka memang memilih kolam renang, tapi tidak ada yang berminat menceburkan diri ke air. Terlihat dari ekspresi masing-masing. Yang satu terpikirkan naskah, yang lainnya menikmati suasana damai hotel ini di hari kerja.

Axel dan Dee duduk bersisian di *s*un lounger masing-masing. Lelaki itu mulai membuka laptopnya. Bersyukur juga baterai gawai itu terisi penuh.

"Dee ...."

Dari posisi terlentangnya, Diana memiring supaya bisa balas memandang Axel. "Hm?"

"Happy?" Ketika Axel bertanya demikian, mereka bersitatap.

"Kalau itu bermaksud sarkas karena aku sudah berhasil memaksa kamu kerja di sini, no, i'm not happy at all."

Tampang Axel melurus, menyadari Dee salah menangkap maksudnya. "Yah, bukan gitu maksudnya. Gue tanya serius, lho."

"Aku juga jawabnya serius." Dee menyambar ucapan itu. "Kamu melakukan ini semua bukan karena kalimat konyolku semalam, kan?"

Yang "I miss you"? Axel mengernyit tipis, tapi menahan mulutnya untuk menimpali ucapan itu dengan kalimat bernada aneh yang akan memicu perasaan tidak bagus di antara mereka. Tujuannya ikut kemari untuk menjaga Dee, bukan untuk semakin menyakitinya.

Sampai pramusaji hotel mengantarkan makan siang, pertanyaan itu belum terjawab. Ketika si pelayan pergi, barulah pembicaraan itu dilanjutkan:

"Bukan," Axel menjawab, dengan kalimat yang semoga bisa menenangkan Dee, "first, gue emang udah lama gak pergi jauh begini. Kedua, rezekinya memang lagi ada. Ketiga, sebelum lo dateng pun memang lagi kesel sama penulis yang seenaknya dewek. Jadi, gue memang butuh suasana baru, dan kebetulan lo pilih tempat kabur yang bagus. Kenapa gak sekalian aja bareng?"

Dee memang telah kembali bersandar, menghadapkan tubuhnya pada matahari. Namun, Axel tahu perempuan itu menyimak penjelasannya. "I have nothing to lose dengan ikut ke sini, Dee."

Balasannya, Dee mengatupkan tangan ke muka. Mimik wajahnya frustrasi. "Ternyata sesukses itu kamu sekarang--sampai ada yang mendadak pergi ke Labuan Bajo, langsung kamu temenin."

"Gak ada yang bilang kalo gue harus bayarin lo juga, kan? So, relax ... santai aja kita di sini."

"Gimana kalau Gery cari kamu?"

"Tinggal jawab."

"Kamu akan dalam masalah."

Melirik Dee sejenak, Axel menyeringai. "Emang gue peduli?"

Tawa Diana meledak. "Heh!" Dalam senyumnya yang kembali lebar, ia memandang Axel dengan sangsi. "Aku jadi nggak yakin kamu pernah baca defenisi psikopat di KBBI."

Axel tersenyum saja. Diam-diam, ia jadi semakin memahami tujuan dirinya di sini selain bekerja. Membuat Dee tersenyum dan tertawa adalah pekerjaan sampingannya sekarang. Setidaknya, kalau perempuan itu harus bertemu Gery kembali, jiwanya akan lebih kuat.

Kalau tidak?

Axel mengerjap, menghentikan revisinya pada satu kalimat sumbang di akhir paragraf. Ia mencoba mengenyahkan pikiran untuk merebut Diana dari Gery.

Kalau tidak, berarti orang tua Dee berhak tahu keadaan rumah tangga anak semata wayang mereka. Mereka berhak tahu bahwa Gery jahat. Mereka berhak tahu semua luka yang Diana sembunyikan selama ini. Dee berhak menggapai mimpi-mimpinya yang tertunda.

"Sel," panggil Diana tiba-tiba.

Axel menjeda ketikannya lagi. "Kenapa?"

"Ternyata mereka bener. Kamu itu bocah gemblung, tau nggak?"

"Thank you."

Dee tertawa lagi. "Dikatain gemblung malah terima."

"Dari dulu kan memang gue gemblung." Axel menoleh lagi. "Biarin aja, sih, gemblung begini juga banyak yang suka!"

"Iya, kertas."

Axel menjentikan jemarinya. "Betul."

Kembali, Dee tertawa. Walau tawa itu surut dengan cepat, senyuman lebar masih membekas di bibir Dee. "Seandainya, ya ...." Ia menoleh pada Axel, "seandainya Gery tiba-tiba telepon atau ketemu kita di sini, kamu mau apa?"

"Pura-pura gak tau lo ada di sini juga." Axel menjawab santai. "Ngapain bikin susah sesuatu yang mudah?"

"Dia gampang mencium kebohongan, Sel...."

Axel melengos, mempertahankan wajah jengahnya terhadap argumen Dee yang meragukan niat keberadaannya di sini. "Gue juga gampang ngarang cerita."

"Why'd you always being positive?"

"Karena itulah yang dibutuhkan orang pesimis, Dee."

Giliran Dee yang melengos. "Jadi maksud kamu, aku orang yang pesimis?"

"Yep." Sebelum Dee dapat mendebatnya lagi, Axel segera menambahi ucapannya, "Pokoknya tenang aja. Lo aman, gue aman. Seandainya nanti Gery bersikap impulsif, tinggal usir aja dia dari sini. We're safe here. Kita kan bayar juga."

"Kamu kira dia enggak? Ingat soal kebiasaan Gery memutarbalikan fakta, kan?"

"Ingat," Axel mengangguk cepat, "kalau begitu dia berhadapan dengan orang yang tepat."

.......

.......

...BERSAMBUNG .......

Episodes
1 PROLOG | TLMS
2 1 | New Dawn
3 2 | Ga(e)mbli(u)ng
4 3 | Location Unknown
5 4 | The Meeting
6 5 | Victim
7 6 | Hell on Earth
8 7 | Something in Between
9 8 | City of Light
10 9 | Home
11 10 | Leftlovers
12 11 | Leave Out All The Rest
13 12 | Reasons
14 13 | Protection? Custody!
15 14 | Night Changes
16 15 | Fix You
17 16 | Come Over
18 17 | Look Closely
19 18 | Mr. Sun
20 19 | Promises
21 20 | Alone
22 21 | Battle Day
23 22 | Thank You Notes
24 23 | Deep Talk
25 24 | Underwater
26 25 | Broken Vow
27 26 | Sides
28 27 | Precious
29 28 | Joy of Life
30 29 | Remember When
31 30 | Jar of Hearts
32 31 | Long Distance
33 32 | For The Last Time
34 33 | Hall of Fame
35 34 | CEO Daily Life
36 35 | Lost Stars
37 36 | Beautiful Side of Pain
38 37 | Good Girl Syndrom
39 38 | Fresh Start
40 39 | Acceptance
41 40 | Chaos Walking
42 41 | Missing
43 42 | Brothers
44 43 | Unlock The Key
45 44 | Cage
46 45 | Worst Night
47 46 | In The Meantime
48 47 | Liar
49 48 | Truth or Dare
50 49 | Dawn Together
51 50 | Visitors
52 51 | Mindless Mind
53 52 | Realizing
54 53 | Unrealistic Plan
55 54 | Day Of Honesty
56 55 : New Sight
57 56 : Unpredictable First Night
58 57 : In The Rain
59 58 : Fair Play
60 59 : Not Fair
61 60 : At My Worst
62 61 : Philophobia
63 62 : Wishlist
64 63 : Stupid Confession
65 64 : Unbreakable Decision
66 65 | Hopes
67 66 | Havana
68 67 | Boundaries
69 68 | Sorrow
70 69 | Be Open
71 70 | Not The Right Time
72 71 | The Court
73 72 | After Hours
74 73 | Family Meeting
75 74 | Lovely Conversation
76 75 | Plan
77 76 | Evindent Evindence
78 77 | The Truth
79 78 | Far
80 79 | Your Perfect
81 80 | Making New Memories (?)
82 81 | Tight
83 82 | Saviour
84 83 | Be Here
85 84 | Home Without You
86 85 | Memories
87 EPILOG | TLMS
88 EXTRA. 1 | Griefing
89 EXTRA. 2 | From Bajo With Love
90 EXTRA. 3 | Graduation Caps
Episodes

Updated 90 Episodes

1
PROLOG | TLMS
2
1 | New Dawn
3
2 | Ga(e)mbli(u)ng
4
3 | Location Unknown
5
4 | The Meeting
6
5 | Victim
7
6 | Hell on Earth
8
7 | Something in Between
9
8 | City of Light
10
9 | Home
11
10 | Leftlovers
12
11 | Leave Out All The Rest
13
12 | Reasons
14
13 | Protection? Custody!
15
14 | Night Changes
16
15 | Fix You
17
16 | Come Over
18
17 | Look Closely
19
18 | Mr. Sun
20
19 | Promises
21
20 | Alone
22
21 | Battle Day
23
22 | Thank You Notes
24
23 | Deep Talk
25
24 | Underwater
26
25 | Broken Vow
27
26 | Sides
28
27 | Precious
29
28 | Joy of Life
30
29 | Remember When
31
30 | Jar of Hearts
32
31 | Long Distance
33
32 | For The Last Time
34
33 | Hall of Fame
35
34 | CEO Daily Life
36
35 | Lost Stars
37
36 | Beautiful Side of Pain
38
37 | Good Girl Syndrom
39
38 | Fresh Start
40
39 | Acceptance
41
40 | Chaos Walking
42
41 | Missing
43
42 | Brothers
44
43 | Unlock The Key
45
44 | Cage
46
45 | Worst Night
47
46 | In The Meantime
48
47 | Liar
49
48 | Truth or Dare
50
49 | Dawn Together
51
50 | Visitors
52
51 | Mindless Mind
53
52 | Realizing
54
53 | Unrealistic Plan
55
54 | Day Of Honesty
56
55 : New Sight
57
56 : Unpredictable First Night
58
57 : In The Rain
59
58 : Fair Play
60
59 : Not Fair
61
60 : At My Worst
62
61 : Philophobia
63
62 : Wishlist
64
63 : Stupid Confession
65
64 : Unbreakable Decision
66
65 | Hopes
67
66 | Havana
68
67 | Boundaries
69
68 | Sorrow
70
69 | Be Open
71
70 | Not The Right Time
72
71 | The Court
73
72 | After Hours
74
73 | Family Meeting
75
74 | Lovely Conversation
76
75 | Plan
77
76 | Evindent Evindence
78
77 | The Truth
79
78 | Far
80
79 | Your Perfect
81
80 | Making New Memories (?)
82
81 | Tight
83
82 | Saviour
84
83 | Be Here
85
84 | Home Without You
86
85 | Memories
87
EPILOG | TLMS
88
EXTRA. 1 | Griefing
89
EXTRA. 2 | From Bajo With Love
90
EXTRA. 3 | Graduation Caps

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!