Cinta dari GIA
Gia Azimaika, gadis yang terlahir dari keluarga yang berkecukupan tetapi sederhana, Gia anak penurut, pendiam. Beruntung Gia terlahir dari keluarga yang ketat dalam hal agama, Gia adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran. Saat ini Gia sudah semester 4. Bagi Gia menaruh perasaan pada seseorang adalah hal yang percuma, karena keluarga Gia yang seperti zaman siti nurbaya. Orang tua Gia pasti akan menjodohkan Gia dengan pria pilihan Papanya. Tetapi disisi lain saat ini Gia sedang disukai oleh Dosen di kampus Gia. Gia mempunyai sahabat karib bernama Susi. Sahabat sejak Gia SMA.
***(di Kos Gia)
"Assalamu'alaikum Ibu," salamku pada Ibu Kos.
"Eh anak gidok (panggilan untuk anak perempuan dari orang jawa), Wa'allaikumsalam, mau berangkat ke kampus pagi-pagi sekali Gi," jawab Ibu Kos Gia yang sedang memasak di dapurnya.
"Iya Bu, sudah ditunggu teman Gia di depan, Gia berangkat dulu ya," (sambil mencium tangan Ibu Kosnya)
"Iya hati-hati Nak," jawab Ibu kos Gia.
Begitulah Gia sangat akrab dengan pemilik kos, bahkan dia sudah menganggap semuanya adalah keluarganya sendiri mulai dari Embah, Bapak Kos, dan Anak Ibu Kos.
Gia berangkat dengan sahabatnya Susi, yang kebetulan mereka berasal dari satu kota yang sama.
***(di Kampus)
"Eh Gi laporan kamu udah selesai?" tanya Susi.
"Sudah, kenapa?" jawabku.
"Gak papa sih Gi, takutnya nanti Ibunya marah seperti kemarin," keluh Susi.
"Ayo kita masuk Si, ini udah disuruh masuk semua," ucapku.
Semua mahasiswa masuk ke dalam laboratorium, karena Gia adalah mahasiswa fakultas di bidang kesehatan. Kebetulan Gia tidak satu meja dengan Susi, Susi adalah sahabat karibnya dari SMA.
Semua mahasiswa mulai ramai karena bergumam dan berbisik dengan adanya dosen baru yang tidak jauh beda usianya dengan mahasiswa tahun ajaran kami ini. Semua mata tertuju pada dosen pria itu, tetapi tidak dengan Gia. Gia malah acuh dengan kehadiran dosen tersebut dengan menggambar di buku bindernya.
Setelah dosen pria tersebut memperkenalkan dirinya, semua mahasiswa memulai praktikum. Tak lupa sebelum praktikum terdapat kuis tulis dari dosen.
"Gi, kamu dari tadi di lihatin sama Pak Kevin (dosen pria yang baru)," kata Mely temen semeja Gia.
"Masak iya mel?" kataku melihat wajah Pak Kevin yang dari tadi menatapnya dengan wajah marah.
"Mungkin gara-gara tadi pas perkenalan kamu nggak memperhatikan kali Gi," kata Mely.
"Mungkin ya Mel, ah sudah lah lebih baik kita kerjakan kuis ini Mel," sahutku.
Ketika Gia mencoba berkonsentrasi untuk menjawab satu soal yang dirasanya sulit sambil memejamkan matanya dan menunduk, tiba-tiba konsentrasi Gia buyar karena dari arah belakang tubuh Gia, rupanya ada dosen yang sedang berdiri memperhatikannya.
"Sulit ya?!" tanya Pak Kevin dengan singkat.
Gia hanya menganggukkan kepalanya tanpa menoleh menatap Pak Kevin.
"Makanya belajar!" kata Pak Kevin di telinga Gia dan berjalan meninggalkan Gia.
"Uuuuhh dasar dosen itu, udah dingin sikapnya kaya kulkas, ngeselin pula, untung mahasiswa lain tidak melihat," gumamku dalam hati.
Setelah beberapa jam praktikum selesai, Gia dan Susi menuju ke kantin.
***(di Kantin)
Setelah mereka membeli makan dan duduk sambil menyantap makanannya, tiba-tiba Pak Kevin lewat di depan kantin, semua mata melotot melihatnya kecuali Gia dan Susi yang asik menyantap makanannya.
"Eh Gi, tadi kamu diapain sama Pak Kevin?" tanya nya sambil tersenyum.
"Nggak di apa-apain, emang kenapa Si?" jawabku.
"Tadi Pak Kevin ngapain berbisik di teling kamu," tanya Susi lagi.
"Oh itu, kok kamu tau Si, tadi tuh orangnya ngeselin banget Si," jawabku sambil menyempitkan kedua alisnya.
"Awas loh Gi, nanti kamu zina mata," goda Susi.
"Astagfirullah enggak lah Si, kamu kan tau sendiri kenapa dari dulu aku tidak pernah mengatakan padamu tentang hal cinta," kataku.
"Iya iya Gi aku tau," jawab Susi dengan melas.
"Percuma gitu loh Si aku menaruh hati pada seseorang, toh ujung-ujungnya Papa Mama ku bakal tetep jodohin aku," kataku.
"Iya sih Gi, aku ngerti banget, sabar ya," jawab Susi sambil mengelus pundak Gia.
"Yuk kita pulang Gi, udah sore," ajak Susi.
Gia hanya menganggukkan kepalanya sambil menenteng tasnya.
"Eh bentar Si, ikut aku fotocopy di depan gang kosku ya, aku gak berani sendiri," ajakku.
"Iya Gi, santai aja," jawab Susi.
***(Di Tempat Fotocopy)
Gia menyodorkan lembaran kertas ke tukang fotocopy (biasa di panggil Pak Ndut)
"Berapa lembar Mbak Gia?" tanya Pak Ndut yang sudah akrab dengan Gia. Karena selama Gia kuliah disini dan sampai semester 4 ini, Pak Ndutlah orang yang membantu fotocopy tugas-tugas Gia 24jam nonstop.
"10 aja Pak," jawabku.
Tinn...tinn.. mobil brio merah terparkir di depan fotocopy.
"Eh Mas Kevin, ada perlu apa Mas?" tanya Pak Ndut kepada Pak Kevin.
"Ini Pak fotocopy 50 lembar ya," jawab Pak Kevin.
"Iya Mas, monggo duduk dulu," suruh Pak Ndut.
"Pak Kevin," sapa Susi dengan senyuman.
Gia yang melihatnya hanya memberikan senyum pada Pak Kevin.
"Ini mahasiswa nya ya Mas?" tanya Pak Ndut.
"Iya Pak," jawab Pak Kevin sambil memperhatikan Gia yang sedari tadi mengacuhkan kehadirannya tidak seperti susi yang menyambut hangat dengan senyuman.
Setelah lembaran Gia sudah di fotocopy dan sudah dibayar, Gia dan Susi bergegas untuk pulang, karena mereka tidak satu kos, Susi tinggal dirumah neneknya yang kebetulan dekat dengan kampus.
"Mari Pak," kata Susi pada Pak Kevin tidak dengan Gia yang hanya memberikan senyumnya kembali.
Gia memang begitu anaknya cuek dan jarang sekali bicara bisa dibilang dia anak introvert sih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
menyimak authooorr
2022-01-23
0
Dede Dewi
saya suka saya suka. cewek cuek begini nih bikkin penasaran... mampir di karyaku kak... Geora asmara
2020-12-06
0
Kris Wanti
Gia seperti itu karena gak pengen ruwet dengan urusan hati, karena orang tua yang pasti menjodohkan Gia dengan orang yang menurut mereka sesuai..........
2020-12-04
0