Setelah beberapa jam akhirnya mata kuliah selesai.
Mereka menuju lift untuk ke lantai 1, ketika Gia berada tepat di depan pintu lift. Teng tong.... Pintu lift terbuka, Gia terkejut siapa yang sekarang ada di dalam lift yang sejajar berhadapan dengan Gia.
Pria yang sedang memainkan ponsel dan tangan kiri dimasukkan dalam saku memakai kemeja warna navy, lagi-lagi Susi menyapanya.
"Pak Kevin," sapa Susi dengan menyunggingkan kedua pipinya.
"Habis matkul ya?" tanya Pak Kevin dengan senyum tipis.
"Iya Pak, matkul Bu Eni," jawab Susi.
"Oh iya," jawab Pak Kevin.
Tetapi Gia tetap saja memandangi ponsel nya meskipun hanya membuka tutup tanpa adanya notif pesan ataupun WA.
Tiba-tiba brrraaaakkk lampu lift mati dan lift berhenti berjalan. Gia yang sangat takut dengan kegelapan tak sengaja memeluk Pak Kevin yang tepat ada di kanan depan nya, Gia kira itu adalah Susi. Memang lift yang kebetulan di gunakan oleh mereka adalah lift yang sering mengalami gangguan, bahkan pernah ada yang terperangkap agak lama di lift tersebut.
"Apaan sih anak ini, pake meluk-meluk aku segala, lebay banget," gumam Pak Kevin dalam hati.
Gia hanya menutup matanya sambil memeluk Pak Kevin, sementara Susi diam di pojok lift karena dia juga takut. Meskipun Gia agak merasakan keanehan dalam tubuh yang dia peluk. Tetapi saking takutnya Gia, dia tidak menghiraukan itu.
Setelah beberapa menit, lift berjalan kembali dan lampu sudah menyala, dibuka mata Gia yang langsung terkejut melihat tangannya yang melingkar pada pinggang Pak Kevin.
Susi yang melihatnya pun sangat terkejut. Gia langsung melepaskan pelukannya tersebut.
"Astagfirullah Mm....maaf Pak, ss...saya tadi tidak sengaja dan," kataku yang memberi penjelasan kepada Pak Kevin dengan nada yang sangat gugup. Tetapi Pak Kevin malah memotong penjelasanku.
"Iyaaaa saya sudah tau, kamu takut!" kata Pak Kevin sambil memandang Gia yang sedang merasa bersalah.
"Ooo jadi gini cara agar anak ini nggak sok cuek dihadapan saya," gumam dalam hati Pak Kevin.
Susi mencoba mencairkan suasana, dan bertepatan pas dilantai 1, Gia dan Susi pun langsung keluar dari lift tanpa membuka obrolan dengan Pak Kevin. Sedangkan Pak Kevin yang terus senyum-senyum dalam lift.
"Gi ayo kita keluar," kata Susi.
Gia langsung keluar tanpa menjawab Susi karena rasa malunya oleh kelakuannya tadi.
Di perjalanan pulang, Susi juga menertawakan tingkah sobinya tadi yang memeluk seorang Pak Kevin yang sangat dibenci oleh Gia.
"Gi, tadi kamu ngapain sih, kan sebelah kamu ada aku ngapain malah meluk Pak Kevin," goda Susi dengan ketawa mengejek dan menyenggol lengan Gia.
"Aku kira tadi itu kamu Si, tau sendiri kan kamu kalo aku takut gelap, jadi ya tadi spontan sih," jawabku dengan menggaruk-garuk kerudung nya.
"Tuh kan kamu salting Gi, udah lah ngaku aja kamu kagum kan sama beliau," goda Susi lagi.
"Iiih enggak ya Si, apaan sih gak mungkin kali," jawabku.
"Coba aja tadi Papa kamu tau kamu meluk seorang pria pasti kamu langsung di nikahkan tuh sama Pak Kevin," kata Susi yang mencoba merayu Gia.
"Memang sih Pak Kevin tipe ayah banget, rajin ibadah, pekerja keras, ramah," ucap batinku.
"Eh Gi kok nglamun sih," kata Susi sambil menepuk pundak Gia.
"Aaww...sakit Si," keluhku.
"Makanya jangan nglamun, nglamunin apa sih? Pak Kevin ya Gi?" tanya Susi.
"Iiiih enggak ya, udah ah cepet udah mendung ini mau hujan," ajakku.
***(di Kos)
Gia masuk ke dalam kamarnya dan ponselnya berdering, ternyata Video Call dari Papa Gia.
"Assalamu'alaikum Pa," ucap salamku.
"Wa'alaikumsalam Nak, gimana kuliahnya? udah makan? ini
Papa baru nyampek rumah Gi sama Mama kamu," jawab Papa Gia.
Begitulah Papa Gia yang selalu perhatian dengan Gia, karena bagi Papa dan Mama Gia, Gia tidak pernah membantah apa yang telah diputuskan oleh mereka, dia anak yang penurut.
"Gia baru pulang kuliah Pa, Alhamdulillah kuliah Gia lancar, Gia belum makan Pa, Papa udah makan?" tanyaku balik ke Papanya.
"Ini Papa makan sama Mama kamu, masakan kesukaan kamu Gi, ya Ma ya?" jawab Papa Gia.
" Iya Nak, ini Mama masak kesukaan kamu ayam kecap," rayu Mama Gia.
"Aah Mama, Gia jadi pengen pulang," jawabku dengan nada melas.
"Sabar Nak, nanti kan setelah ujian Gia libur panjang, nanti Mama masakin kesukaan Gia semua," rayu lagi Mama Gia.
"Gia, Gia jangan lupa makan sayur, sholat 5 waktu, Gia harus fokus kuliah ya, jangan ngecewain Papa sama Mama," ucap Papa Gia.
"Iya Pa, Gia pasti akan rajin belajar seperti permintaan Papa tiap malam jika Gia tidur sama Papa, kata Papa Gia harus bisa berdiri sendiri dan tidak merepotkan orang lain," jawabku.
Memang Gia selalu tidur dengan Papanya jika Papanya pulang ke rumah, karena Papanya yang jarang pulang karena pekerjaan nya yang ada di luar kota.
"Eh Pa, Adik dimana?" tanyaku.
"Adikmu masih mengaji, tumben nanyain Adikmu," jawab Papa Gia, Gia jarang sekali bercengkrama dengan Adiknya, karena ya itu Gia anaknya cuek sekali.
"Nggak papa Pa," jawabkilu sambil senyum ke Papanya.
"Baiklah Nak, Gia istirahat ya," suruh Papa Gia.
"Iya Pa Assalamu'alaikum," salamku.
"Wa'alaikumsalam," jawab Papa Gia.
Gia meletakkan ponsel nya di atas meja kecil miliknya, dan Gia menuju Kamar mandi, setelah keluar dari kamar mandi tak lupa Gia sholat ashar. setelah sholat ashar notif dari ponsel Gia berbunyi kembali.
Belum sampai melepas mukenah nya Gia mengambil ponselnya, di buka IG Gia dan ternyata tertera nama KevinWirawan meminta untuk mengikuti anda, Gia terpaku dengan bola matanya melotot, Gia masih tidak menyangka bahwa Pak Kevin ingin mengikutinya.
"Pak Kevin, seorang Pak Kevin...wuuuuhhhh," ucapku dengan senang sambil meloncat-loncat di atas kasur bersprei minion.
"Bentar-bentar, kok aku jadi seneng sih," ucapku sambil menyunggingkan bibir tipisnya dan mengernyitkan kedua alisnya.
"Gak gak gak, aku gak boleh ke Gr an, pasti Pak Kevin juga memperlakukan mahasiswa nya seperti ini pula," gerutuku dalam hati.
Gia pun menerima permintaan dari IG Pak Kevin, setelah Gia melepas mukenahnya Gia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tiba-tiba notif berbunyi kembali. Dengan buru-buru Gia melihat dan ternyata itu adalah DM dari Pak Kevin.
DM Pak Kevin dan Gia
"Follback dong" Pak Kevin.
"Sudah" Gia.
"Makasih 😊" Pak Kevin.
"Sama-sama" Gia.
"Kok belum tidur Gi" Pak Kevin.
"Pak kevin tau ig saya drmn" Gia.
"Saya beri pertanyaan sama kamu, jgn mlh balik tanya" Pak Kevin (sengaja Pak Kevin mengerjai Gia agar tak acuh dengannya).
"Oh ini saya mau tidur" Gia.
"Cepat tidur, besok matkul saya, jgn telat!" Pak Kevin.
"Ya Pak" Gia.
Dengan terus memandang DM an dari Pak Kevin, Gia senyum-senyum sendiri, dan menyadari bahwa dirinya telah kagum oleh beliau, setelah sadar Gia mendengar adzan magrib berkumandang, Gia beranjak dari kasurnya dan mengambil air wudhu serta sholat. Setelah sholat Gia belajar sebentar untuk persiapan besok praktikum kembali.
Setelah Gia belajar, Gia mencoba menghubungi Susi untuk memberitahukan kejadian tadi.
WA Gia ke Susi.
"Susi"Gia.
"Ada apa Gi" Susi.
"Aku mau cerita nih sama kamu" Gia.
"Cerita apa? Pasti Pak Kevin ya" Susi.
"Kok kamu tau Si" Gia.
"Udah cepat cerita, ayok apa aku penasaran🤣"Susi.
"Tadi Pak Kevin nggefollow aku, terus beliau nge DM aku Si" Gia.
"Whattt? Awal yang baik Gi😂" Susi.
"Kok baik sih Gi, kamu pasti ketawa ya" Gia.
"Pastilah Gi wkwk, terus gimana isi DMnya" Susi.
"Nggak mau ah Si, kamu ngetawain aku"Gia.
"Ayolah Gi tadi kan spontanitas Gi" Susi.
"Kapan-kapan aja deh Si" Gia.
"Baiklah, akan ku tunggu wkwk"Susi.
Setelah Gia curhat ke Susi akan peristiwa tadi, Gia mengambil sebuah kotak untuk mengecek alat apa saja yang dibutuhkan untuk praktikum besok, setelah selesai Gia berwudhu dan menunaikan sholat isya'.
Keesokan Harinya
Seperti biasa Gia dan Susi berangkat bersama. Tiba dikampus mereka memulai praktikum.
***(di Laboratorium)
"Baiklah kalian semua sudah saya beri buku petunjuk praktikum, dan semua reagen sudah disediakan di meja masing-masing, jadi kalian bisa memulai praktikumnya," ucap Pak Kevin.
"Iya Pak," jawab serentak semua mahasiswa.
Selang 1 jam an lagi-lagi Pak Kevin menghampiri meja kelompok Gia, dan melihat-lihat apa yang dilakukan oleh mereka. Gia yang terus menhindar karena dirasa tidak nyaman jika berdekatan dengan Pak Kevin, sehingga Pak Kevin yang terus mengerjainya dan menjadi semakin gemas dengan kelakuan Gia. Tetapi Gia tetap acuh kepada beliau. Pak Kevin merasa di cuekin sama Gia akhirnya Pak Kevin meninggalkan meja kelompok Gia dan menuju meja kelompok Susi.
Setelah praktikum selesai, Gia menginven alat-alat yang digunakan oleh mejanya tadi, karena Gia adalah ketua kelompok. Tetapi setelah kejadian kemaren sore Gia merasa malu dan sangat kesel dengan Pak Kevin. Jadi Gia memutuskan agar Mely saja yang meminta tanda tangan Pak Kevin pada buku inven nya.
"Ini Pak," kata Mely sambil menyodorkan buku inven nya.
"Sudah selesai?" tanya Pak Kevin.
"Sudah Pak," semua anggota kelompok meja Gia menjawab kecuali Gia yang hanya menunduk dan mencoret-coret di buku bindernya karena gabut.
Ditengah-tengah saat Pak Kevin mengecek alat yang di sesuaikan dengan buku inven tadi, ternyata ada yang tidak sesuai dengan alat yang ada di lemari meja kelompok Gia.
"Belum selesai ini, cek lagi!" ucak Pak Kevin dengan nada marah dan melempar buku di atas meja.
"Iya Pak," jawab Mely.
Gia mengecek kembali buku inven nya lalu ia berikan lagi pada Mely tetapi mely menolaknya.
"Ini Mel udah selesai,"ucapku sambil menyodorkan buku inven ke Mely.
"Eemm Gi, aku nggak berani tadi aja orangnya marah sama aku, mending kamu aja deh Gi," jawab Mely.
"Huufftt ya udah Mel," jawabku dengan menarik nafas panjang. Karena Gia sendiri sangat malas dengan kelakuan Pak Kevin tadi.
Tiba-tiba Pak Kevin menghampiri meja Gia dengan senyumnya.
"Gimana? uda selesai" tanya Pak Kevin.
"Udah Pak," jawabku dengan nada jengkel.
Lalu Gia menyodorkan bukunya tanpa berkata satu kata pun pada Pak Kevin, Pak Kevin yang mendikte Gia dan Gia yang mengambil alatnya tanpa menoleh pada Pak Kevin.
Setelah inven selesai Pak Kevin langsung menanda tangani bukunya dan memberikan pada Gia dengan senyumnya, tetapi begitulah sifat Gia tetap cuek kepada beliau.
"Tuh kan Gi kalo Pak Kevin ke kamu gak bakal marah," sahut Mely dengan menarik tangan Gia agar pembicaraan mereka tidak di dengan oleh temannya.
"Enggaklah Mel, mungkin memang tadi moodnya Pak Kevin lagi jelek kali jadi gitu," jawabku.
"Ooooow jadi kalo Pak Kevin sama kamu moodnya jadi bagus gitu Gi," goda Mely dengan menyubit pipi Gia yang tembem.
"Ya nggak gitu maksudku Mel, aduh susah ngejelasinnya, udah sana cepet beres-beres," suruhku.
"Tuh kan merah wajahnya," goda Mely kembali.
Gia menghiraukan Mely dengan mengernyitkan kedua alisnya dan memajukan bibirnya karena Gia merasa kesal dengan ejekan Mely.
Setelah praktikum selesai, Gia dan Susi menuju ke ruangan untuk memulai mata kuliah.
Selang beberapa jam matkul sudah selesai Gia dan Susi pun pulang karena sudah merasa sangat capek.
***(di Kos)
Gia memasuki kamarnya yang bernuansa minion itu, lalu merebahkan tubuhnya sebentar, dan dia memutuskan untuk tidur karena kebetulan Gia tidak sholat karena haid.
Sebentar Gia memejamkan matanya tiba-tiba ponsel Gia berbunyi.
Bersambung...
Pesan dari siapakah di ponsel Gia?
nantikan episode selanjutnya kakak😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Giyono Yon
pak Kevin mulai bucin nih
2022-04-15
0
Noer Anisa Noerma
siapakah yg nelpn gia
2022-01-23
0
Novita Billiam
#episode3
magrib2 kok disuruh tidur😅
2020-08-22
0