"Apa yang akan dilakukan anak ini, apakah dia mau membahas DM kita semalam karena aku tidak membalasnya," gumam Pak Kevin dalam hati.
Hati Gia bergetar tetapi dia mencoba untuk tenang.
"Pak, ini surat dari Mely, Mely sakit Pak jadi tidak masuk," ucapku dengan menundukkan pandangan nya.
"Oh iya," jawab Pak Kevin.
"Ya sudah Pak saya permisi," ucapku.
Setelah Gia menyerahkan surat sakit Mely, langkah Gia terhenti karena Pak Kevin memanggilnya. Kebetulan dosen lainnya tidak ada di laboratorium tersebut, jadi tepat di laboratorium itu hanya Gia dan Pak Kevin.
"Gia, tunggu sebentar," ucap Pak Kevin.
"Iya Pak? Ada apa?" kataku dengan jantung yang berdegup kencang.
"Takut saya ngambek ya Gi, DM kamu ngga saya balas," goda Pak Kevin dengan nada lirih dan menyunggingkan dua pipinya takut mahasiswa yang ada di luar mendengar.
Tiba-tiba dari arah belakang pjmk masuk menemui Pak Kevin.
"Permisi Pak, apakah praktikum sudah bisa dimulai, karena sudah pukul 10.30 Pak," kata pjmk.
"Oh iya, semua suruh masuk ya," kata Pak Kevin sambil mengangkat lengan kemeja nya dan melihat jam di tangannya.
Gia pun membalikkan badan dan pergi keluar untuk mengambil buku. Semua mahasiswa memasuki laboratorium dan melakukan praktikum seperti yang sudah disampaikan Pak Kevin.
Selang beberapa jam. Di akhir praktikum Gia dengan sengaja mencoba melirik keberadaan Pak Kevin yang ada di meja Nur, disana Gia melihat Pak Kevin yang ketawa sangat lepas dengan Nur seperti sudah akrab lama dan ketika Pak Kevin akan melihat balik ke arah Gia, Gia memalingkan wajahnya karena takut ketahuan bahwa dia mencuri pandang kepada Pak Kevin.
Tetapi tanpa disadari Gia, sebenarnya Pak Kevin sudah mengetahuinya, dan Pak Kevin pun berjalan menuju meja kelompok Gia.
Tepat di meja kelompok Gia, kebetulan teman Gia semeja masih mondar-mandir untuk mengambil reagen sedangkan Gia menulis buku inven dan buku hasil kerja praktikum, Pak Kevin datang mendekatinya.
"Semangat," bisik Pak Kevin di telinga Gia dengan senyum manisnya tanpa diketahui oleh mahasiswa lain.
Gia hanya fokus menulis dan acuh dengan bisikan dari Pak Kevin tadi, karena bagi Gia itu hal yang sangat tidak penting.
Sedangkan Pak Kevin yang terus memandanginya menulis mambuat Gia terganggu tetapi Gia hanya bisa diam.
"Bagaimana, kalian semua sudah selesai," kata Pak Kevin kepada semua mahasiswa.
"Sudah Pak," mahasiswa serentak menjawab, kecuali Gia.
Pak Kevin tau lagi-lagi Gia mengabaikannya. Semua sudah selesai melakukan praktikum, kali ini kebetulan meja kelompok Gia yang piket membersihkan laboratorium. Dan semua mahasiswa pun keluar kecuali kelompok meja Gia, Gia mengambil sapu dan berpapasan dengan Pak Kevin.
"Gak usah cemberut, senyum dikit gitu loh, tiap hari gitu mulu ekspresimu," goda Pak Kevin lirih.
Gia tidak menjawabnya, Gia hanya memberi senyuman pada beliau dengan sangat terpaksa.
Selesai piket, Gia dan Susi menuju ke lantai 3 untuk mengikuti mata kuliah, di dalam lift Susi membuka obrolan dengan Gia.
"Eciye Gia makin lengket aja," ucap Susi.
"Lengket apa sih," jawabku yang menjawab sambil melepas jas praktikum putihnya di kalungkan di tangannya.
"Tadi tuh kamu sama Pak Kevin, masak kamu udah amnesia sih Gi," kata Susi yang berusaha membuat Gia biar gak pasang muka kucel.
"Oh itu, biasa aja kali Si," jawabku datar.
"Jangan-jangan kamu cemburu ya Gi lihat Pak Kevin tadi sama Nur," kata Susi sambil jari telunjuknya mengarah ke Gia.
"Ah ya nggak lah Si, udah-udah gak usah bahas Pak Kevin ya Si," rayuku.
"Iya ya Gi, kan aku mencoba menghibur kamu," kata Susi sambil mencubit pipiku.
"Aawww sakit Si," keluhku.
"Hehehehe lagian kamu nih tiap hari muka ditekuk mulu," kata Susi dengan mengernyitkan kedua alis tebalnya.
Gia hanya diam dan terus berjalan bersama Susi, tidak terasa mereka sampai di LR untuk memulai matkul.
Baru saja Susi dan Gia duduk, mereka melihat pesan di grup dari pjmk bahwa bu dosen tidak dapat hadir karena ada urusan di luar kota mendadak. Gia dan Susi langsung pulang.
Di tengah perjalanan.
"Alhamdulillah Si, bisa tidur agak lama," keluhku dengan memeluk pundak Susi untuk memberatkan badan Susi.
"Eh Gi nanti ke Bang Kumis yuk, kita makan malam disana," ajak Susi.
(Bang Kumis adalah kedai besar yang menjual aneka makanan pedas)
"Boleh Si, jam berapa kita nanti," jawabku.
"Habis magrib aja, nanti aku jemput," kata Susi.
"Oke Si," jawabku.sangat senang karena Gia sangat jarang keluar.
Mereka pun berpisah karena Gia yang sudah sampai kosnya dan Susi yang masih melanjutkan perjalanannya ke rumah neneknya.
***(di kamar Gia)
Gia melepas sepatu dan kaos kaki. Dan memesan makanan online, Sesekali Gia di sapa Kakak Kos sebeleh kamarnya. Di kos Gia, Gia adalah mahasiswa yang sangat muda usianya, dan juga sangat cengeng. Jadi semua penghuni kos menganggap Gia sebagai Adik manja nya.
"Baru pulang Gi," sapa Kak Nia yang sedang mencuci piringnya di depan kamar Gia, karena depan kamar Gia adalah dapur dan ruang nonton TV.
"Iya Kak Ni," jawabku.
"Capek ya," kata Kak Nia.
"Banget Kak, lapar pula," keluhku.
"Aku ada ayam kecap Gi, kamu mau?" tawaran Kak Nia.
Gia menelan ludahnya, karena kebetulan itu adalah makanan kesukaan nya, tapi Gia sangat sungkan untuk mengatakan iya.
"Emm..enggak Kak, Gia tadi udah order online," kataku karena Gia tidak ingin merepotkan Kak Nia.
"Jangan sungkan-sungkan Gi, kayak sama siapa aja," jawab Kak Nia sambil tersenyum padaku. (Kak Nia adalah kakak kos yang paling akrab dari yang lainnya).
"Nggak papa Kak Ni, Gia memang udah pesan tadi," jawabku.
"Ya udah nanti kalo mau, kamu ambil ya,"ucap Kak Nia.
"Iya Kak Ni," jawab Gia.
Gia masuk kamar dan menyapu kamarnya, lalu menyalakan laptop untuk menonton film. Tiba-tiba ibu kos memanggilnya.
"Nak Gia," panggil Ibu Kos.
"Iya Bu," Aku keluar kamar dan menghampiri Ibu Kos.
"Ini pesanan kamu, kebetulan tadi Ibu pas nyapu di depan terus mau ngambil piring diatas sekalian bawain punya kamu Gi," kata Ibu Kos dengan suara santunnya yang khas.
"Aduh Bu, Ibu tidak perlu repot-repot membawakan makanan Gia, maaf ya Bu, Gia merepotkan," kataku.
"Nggak papa Nak Gia, Ibu tidak kerepotan," ucap Ibu kos.
"Sekali lagi Gia minta maaf ya Bu," ucapku karena Gia sangat sungkan.
"Iya ndak papa, ini Gia," kata Ibu Kos sambil menyodorkan makanan pesanan Gia.
"Makasih Bu," ucapku.
"Iya Nak sama-sama," jawab Ibu Kos Gia dengan senyumnya.
Ibu Kos meninggalkan Gia dengan membawa piringnya yang tertinggal di lantai atas, Gia langsung menyantap makanan nya karena Gia memang sangat lapar. Setelah Gia makan, Gia belajar sebentar untuk besok, Gia memang begitu anaknya, sesempatnya dia pasti akan belajar dimanapun dan kapan pun. Gia belajar sampai dia tertidur.
Kringg....kringgg alarm Gia berbunyi.
Gia membuka matanya dan melihat jam weker minion nya di meja sudah menunjukkan pukul 17.00, Gia menarik-narik tubuhnya dan mengambil handuknya untuk mandi.
Selesai mandi Gia mengeringkan rambutnya dan mengambil gamis warna hijau di almarinya. Adzan magrib berkumandang.
Gia siap-siap untuk makan malam sama Susi, tetapi tidak sesuai rencana, Susi menghampiri Gia ke kos tanpa motornya, karena motor Susi ban nya bocor. Jadi mereka pergi dengan ojek online.
***(Kedai Bang Kumis)
Sampai di Kedai Bang Kumis Gia dan Susi memesan makanan dan duduk di pinggir danau, karena kebetulan view kedai ini dekat dengan danau.
Beberapa menit makanan mereka datang dan mereka langsung menyantapnya, hanya tertinggal minuman nya.
Tiba-tiba Susi mendapati pandangan yang aneh dari arah kanan nya. Rupanya pria tersebut adalah Pak Kevin.
"Gi, itu Pak Kevin ya," senggol Susi.
"Mana Si?" tanyaku sambil meneguk cofee latte nya.
"Itu tu Gi," kata Susi sambil mangarahkan bola matanya pada meja Pak Kevin.
"Eh iya Si, pulang yuk," kataku sangat terkejut dan mengajak Susi pulang.
"Bentar Gi, ternyata di situ dari tadi ada Pak Kevin," kata Susi.
"Pliisss Si ayok pulang," rengekku.
Pak Kevin berjalan menuju pintu keluar yang melewati meja Gia dan Susi karena ingin pulang.
"Loh kalian," sapa Pak Kevin.
"Iya Pak, Bapak disini?" tanya Susi
"Iya ini mau pulang, kalian juga mau pulang?" kata Pak Kevin.
"Iya Pak," jawab Susi keceplosan.
"Aduuhh Susi," gumam dalam hatiku.
"Mau barengan sama saya," tawaran Pak Kevin.
"Tapi rumah nenek saya di gang 5 Pak," kata Susi.
"Oh kebetulan sekali, saya di gang 8," jawab Pak Kevin.
"Enggak usah Pak nggak papa, kita bisa naik ojek online," kataku.
"Saya nggak keberatan kok," kata Pak Kevin.
"Ayolah Gi, sekali aja," goda Susi.
"Tapi Si," kata Gia terpotong dengan Pak Kevin.
"Gimana? Kalo kalian nggamau nggak papa, saya nggak maksa," kata Pak Kevin.
"Ayolah Gi pliiss," rengek Susi.
Gia masih memikirkan tawaran Pak Kevin.
nantikan episode selanjutnya kakak terimakasih 😊
jangan lupa komen, like dan vote ya🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
gia kepaksa jadi mau bareng
2022-01-23
0
LineStory
hai thor jejak dulu nih,
mampir jga yuk ke karya aku, makasih
2020-05-07
0
netizen manis
semangat ya thor
2020-02-16
3