Mereka berdua saling menatap satu sama lain, Ravindra juga terkejut dengan adanya Leanna. Sampai masuk ke dalam walk-in closet. Ravindra berfikir apa yang sedang gadis ini lakukan di dalam kamarnya.
“Kamu ngapain dikamar saya dan sampe berani masuk ke walk-in closet?” tanya Ravindra, masih memberi tatapan tajam pada gadis didepannya.
“Emm, anu anu itu om. Le-leanna i-ini cuman mau menyiapkan pakaian untuk om," jawab Leanna terbata-bata karena gugup. Saking takutnya dengan tatapan tajam Ravindra membuat tubuhnya keringat dingin.
“Saya tidak meminta, apalagi menyuruh kamu untuk menyiapkan pakaian saya," ucap Ravindra dengan nada dingin, Leanna hanya diam saja.
“Berani sekali kamu masuk ke kamar ini tanpa seijin saya,” Ravindra mendekati Leanna yang terus mundur hingga tubuh mentok di tembok.
“Dan apa ini yang kamu pegang, kamu bener-bener gadis yang berani memasuki kamar pria beristri," bisik Ravindra ke telinga Leanna yang sedang berada dalam kukungannya.
Leanna hanya diam saja membiarkan Ravindra yang terus saja berbicara. Dan sekarang tubuh mereka berdua semakin menempel. Ravindra mendekat bibirnya, membuat Leanna memejamkan matanya.
“Sekarang saya minta kamu keluar dari kamar ini, sebelum-"
Leanna segera keluar dengan melangkah cepat, ternyata apa yang dipikirkannya tidak sesuai ekspektasi. Ravindra sama sekali tidak tergoda dengannya, dan tadi apa Leanna kira ia akan di cium.
Masih di walk-in closet Ravindra menghela nafas kasar, mengacak rambutnya yang masih basah. Sungguh gadis itu sangat menguras emosinya, berani sekali masuk ke kamarnya tanpa meminta ijin.
“Liat saja nanti, apa yang bakal saya lakukan terhadap kamu.” gumannya.
Ravindra segera memakai pakaiannya yang tadi di berikan oleh Leanna sebelum ia suruh keluar. Ravindra menyandarkan tubuh nya di ranjang untuk beristirahat, tidak lupa menikmati kopi yang tadi dimintanya.
“Masih sama, enak. Gadis itu sepertinya lebih cocok menjadi istri," spontan Ravindra berkata.
“Ah, tidak tidak dia sama saja dengan Sheilla. Ia hanya ingin tubuhnya disentuh dan mendapatkan hartanya. Bener-bener tante dan keponakan sama saja tidak ada bedanya.” Ravindra mendecih sangat tidak suka.
.
.
Di kamar yang berbeda masih di tempat yang sama, Leanna berbaring telungkup dengan meletakkan dagu di bantalan. Tangan mengusap rambutnya kasar, masih teringat saat di kamar Ravindra. Dimana tadi tubuh mereka yang menempel, tadi di kiranya Ravindra ingin mencium bibirnya ternyata tidak terjadi apapun.
“Sungguh memalukan," ucapnya lalu bangun dan memukul-mukul bantal yang tidak bersalah kena imbasnya.
“Kenapa sih om Ravin galak banget, sama sifat dingin+datar. Tapi kenapa tante bisa tahan banget punya suami seperti itu. Benar-benar cinta mengalahkan segalanya,"
Degh!
“Huhh! Kenapa jantungku malah berdegup saat mengatakan kalimat cinta, apa aku mulai menyukai om Ravin."
"Arghh...
Tidak, tidak, dari pada aku berdiam di kamar lebih baik keluar membantu pekerjaan dapur."
Leanna segera turun dari ranjang lalu keluar untuk ke dapur, ingin membantu Hellena dan Bi Surti menghidangkan makanan di meja makan.
Saat sudah di dapur, terlihat di sana sudah ada Ravindra duduk di kursi meja makan dengan cool nya. Leanna juga di buat takjud ternyata Ravindra memakai baju tadi dipilihkannya.
‘Bener-bener tampan.’ batin Leanna. Bibirnya menyunggingkan senyum, sampai tidak menyadari Bi Surti memanggilnya sedari tadi.
“Non..." belum sadar juga.
“NON LEANNA!!!" teriak Bi Surti akhirnya membuat Leanna tersadar.
“Ehh, Bibi. Kenapa Bi?" tanya Leanna kikuk.
“Non melamun ya?"
“Hah! Engga, engga Bi.”
“Jangan bohong, non ngelamunin siapa hayo? Bibi tebak, pasti non cantik lagi ngelamunin tuan kan.”
“Engga Bi, bibi apa-apaan sih," kata Leanna dengan pipi yang sudah memerah.
“Hayo ngaku aja non, lagian ga pa-pa kok. Bibi malah seneng.”
“Iih bibi."
“Sudah-sudah Surti! Leanna sini bantu ibu hidangkan makanan.”
“Iya bu." Leanna pun menghampiri Hellena dan membantu menghidangkan makanan di meja makan.
Makanan sudah selesai dihidangkan. Leanna ingin kembali ke dapur untuk makan disana. Baru ingin melangkah tiba-tiba Ravindra menginterupsi.
“Makanlah disini, temani saya." pinta Ravindra mencegah Leanna yang akan ke dapur dan meminta agar makan di meja makan bersama.
****
Bersambung. . .
Follow juga ya!!
Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
jiminchimmy
Tp benr jg sie ravindra marah siapapun jg bakalan marah kalau lancang masuk kamar orang apalgi smpe ke walkin closet amoe bawa2 baju jg ...inj sie gw sutuju leannna salahhh kalo bisa hngn g tau malu gtu dong thor...😂😂 eehhh udah tamat ya ni novel
2021-12-19
0
Hesti Pramuni
mm..
2021-11-07
0
Rumah _buah.83
disini lah mengapa kita dilarang memasukan wanita at pria lain k dlm rumah kta..walaupun it adik at kk dr suami istri kta...karna GK baik ke depan ny..sanggar d larang keras...sebisa mungkin kta menghindar..karna kalau d hianati pasangan kta dg orang lain yg tidak ktabkenal..mungkin hati masih tidak terlalu sakit..kalau di khianati oleh orang terdekat..disitu hati sakit
2021-10-15
0