Setelah sampai dirumah Bu Ningsih,Dina kembali menarik Della masuk kedalam.
Della mencoba menahan tangannya.
"Lepasin mba..!
Aku takut, aku gak mau ketemu dia lagi..."
"Udah ayok.."Dina terus menarik tangan Della.
Sesampainya di dalam, dia mendapati Alvand terduduk di lantai sambil menangis.
Sedangkan Bu Ningsih dan suaminya masih terlihat kebingungan.
"Apa yang sudah kamu lakukan pada Della Al..? "
Teriakan Dina memecah keheningan.
Mendengar suara Dina,mereka semua kaget.
Dilihatnya Dina berdiri di depan pintu sambil menggenggam paksa tangan Della.
Betapa kagetnya Bu Ningsih saat melihat tubuh Della basah kuyup.
Bajunya compang-camping.
Dengan tubuh bergetar Alvand langsung berdiri dari duduknya.
Saat itu Bu Ningsih mulai mengerti kesalahan apa yang sudah dilakukan Alvand.
"ma.. maafkan saya Mba .
sa.. saya khilaf, saya mabuk.
sa.. saya janji akan tanggung jawab mba." ucap Alvand gugup.
" Mba benar-benar kecewa sama kamu Al.
kenapa kamu tega melakukan itu pada Della.?
Kau tahu masa depannya masih panjang, masih banyak yang ingin dia capai. Tapi kini hidupnya hancur karena ulah mu. " ucap Dina menangis menyesali perbuatan Alvand.
Alvand semakin merasa bersalah.
"sa.. saya minta maaf mba.
Saya janji akan menikahi Della... " ucap Alvand berlutut meminta maaf pada Dina.
Tiba-tiba Della berteriak menolak pertanggung jawaban Alvand.
"Tidak. Aku tidak mau menikah denganmu.
Kau baj*ng*n, Aku membencimu.
Jangan harap aku bisa memaafkan mu, ingat itu.. " ucapnya penuh amarah, sambil menunjuk kearah alvand dengan mata membelalak.
Setelah itu Della berlari keluar dari rumah itu, dan Dina segera menyusulnya.
Bu Ningsih yang menyaksikan sedari tadi tiba-tiba jatuh pingsan ke lantai.
Pak Pras segera menangkapnya.
Melihat Ibunya yang jatuh pingsan dan Della yang menangis histeris, membuat hati Alvand makin teriris.
Air matanya berderai,hingga tak sanggup berkata apa-apa.
Dia menyadari banyak orang yang menderita karena ulahnya.
Di sela kegundahan hatinya,tiba tiba sebuah tamparan yang cukup keras dari tangan Pak Pras mendarat di pipi Alvand.
Plaakkk..
"Dasar anak kurang ujar, dimana kau taruh otakmu hah.?
Sekarang lihat kan apa yang terjadi Akibat ulah mu. " ucap Pak Pras memaki Alvand.
Alvand tertunduk sambil memegangi pipinya yang memerah karena tamparan .
"Maafkan aku pa.
Aku menyesel.. "jawabnya.
"Penyesalanmu sekarang suda tidak ada gunanya.
Sekarang pikirkan apa yang akan kamu lakukan untuk membereskan semua ke kacauan ini..!" Teriak Pak Pras.
kemudian pergi meninggalkan Alvand, sambil menggendong Bu Ningsih ke kamarnya.
Setelah semua pergi, Alvand hanya bisa terduduk lemas di kursi menyesali dirinya.
Air matanya bercucuran, Banyak hal yang berkecamuk dihati dan pikirannya.
Ucapan Della yang mengatakan tidak ingin menikah dengannya tadi terus terngiang-ngiang ditelinganya. Bagaimana mungkin dia bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya, sementara Della membencinya dan tidak ingin menikah dengannya.
"Ya Tuhan apa yang harus ku lakukan sekarang..?
Aku sangat menyesali perbuatanku, Ku mohon tunjukkan aku jalan... !"
rintihnya sembari mengusap mukanya dengan kasar.
Setelah lama duduk tertegun menangis di kursi, diusapnya kepalanya yang terkena lemparan vas bunga tadi.
ternyata luka itu sudah hampir mengering, tapi masih terasa perih.
Setelah itu ia berdiri dan berjalan menuju kamarnya dengan langkah gontai.
Sampai dikamar dihempaskannya tubuhnya diatas kasur. Pikirannya melayang kemana-mana.
Dalam hatinya berharap semoga yang terjadi malam ini hanyalah mimpi.
Setelah lama larut dalam penyesalan, akhirnya Alvand tertidur .
Hingga esok pagi saat ia terbangun kembali, Alvand mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam, dan ternyata benar semuanya bukanlah mimpi.
Kenyataannya ia telah merenggut kehormatan gadis belia yang begitu dicintainya.
Sebesar apapun penyesalan dihatinya, kini sudah tidak ada gunanya lagi.
**
Satu minggu setelah kejadian malam itu.
Della masih mengurung dirinya dikamar.
Dia tidak mau keluar rumah ataupun kesekolah.
Dina selalu mencoba mmbujuknya agar kesekolah, tapi Della tetap tidak mau.
Beda halnya dengan Alvand, dia tetap melakukan aktifitas seperti biasa.
Karena berada dirumah hanya membuat pikirannya semakin kacau.
Sejak malam itu Bu Ningsih dan Suaminya mendiami Alvand.
Mereka tidak pernah lagi mengajak Alvand bicara walaupun hanya sekedar bertegur sapa.
Alvand pun hanya bisa diam, karena ia juga menyadari kesalahannya.
Setiap mau berangkar kerja, Alvand kadang sengaja memperlambar laju mobil nya ketika melewati rumah Della hanya untuk sekedar melihatnya.
Tapi Della tak kunjung kelihatan batang hidungnya.
Setelah Alvand berangkat kekantor, Bu Ningsih langsung pergi menemui Dina dan Della dirumahnya.
Dia ingin melihat bagaimana kondisi Della saat ini.
Tok tok tok..." Assalamualaikum."
"Waallaikumsalam" jawab Dina sembari membuka pintu.
"Bu Ningsih,silahkan masuk bu..!
"Della dimana Din.?" tanya Bu Ningsih...
"Dia dikamar Bu..
Semenjak kejadian malam itu Della selalu mengurung diri dikamar .
Dia tidak mau kesekolah.
"Boleh Ibu menemuinya..?
Dina mengangguk dan mengajak Bu Ningsih menuju Kamar Della, kemudian membuka pintu.
Dilihatnya Della sedang bermenung menatap keluar jendela.
"Gimana kabarmu Della..?" tanya Bu Ningsih.
Della diam saja, tidak menjawab pertanyaan Bu Ningsih.
Hanya air matanya yang jatuh bisa menggambarkan perasaannya saat itu.
Melihat Della yang tampak bersedih, membuat air Mata Bu Ningsih juga ikut berkaca-kaca.
"Maafkan Ibu Della.
Ibu telah gagal mendidik Alvand.
Ibu tidak menyangka dia tega merusak hidupmu dengan cara seperti ini.
Ibu janji, ibu akan membuat dia menebus keselahannya padamu nak.
Beritahu Ibu apa yang harus Ibu lakukan pada Alvand agar bisa membuat mu merasa lebih baik.. "
Mendengar ucapan penyesalan Bu Ningsih, air mata Della semakin bercucuran.
"Saat ini saya hanya ingin sendiri Bu.
Tolong tinggalkan saya.!
Lagi pula apapun yang akan Ibu lakukan pada baj*ng*n itu, tidak akan bisa mengembalikan kesucian saya yang sudah direnggutnya.
Hidup saya sudah sangat hancur sekarang. Jadi semua sudah tidak ada gunanya lagi.
Saya harap ibu bisa mengerti, dan saya mohon sekarang tolong tinggalkan saya sendiri. "
ucap Della sambil berjalan menuju tempat tidurnya.
Kemudian direbahkannya tubuhnya di kasur ,lalu membelakangi Bu Ningsih.
Mendengar semua penuturan Della, Bu Ningsih mencoba untuk mengerti .
"Baiklah kalau itu mau mu saat ini, ibu pamit dulu ya. " ucap Bu Ningsih sambil mengusap kepala Della dari belakang, kemudian ia menarik selimut dan menutupi tubuh Della.
Setelah itu Bu Ningsih pergi meninggalkan kamar itu.
Diluar ia juga tidak lupa pamit pada Dina terlebih dahulu sebelum pulang.
"Din, ibu pulang dulu ya. " ucapnya mohon pamit.
"Oh iya Bu " jawab Dina.
lalu Dina mengantarnya hingga kedepan rumah.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Yanti Anisa
Del jangan sampai segitunya loh nanti author akan bikin kamu jatuh cinta sama Alviad baru tau rasa 😁
2022-05-29
1
Bundanya M Arya
ternyata pendidik an tidak bisa jadikan jaminan manusia hidup deng an baik llanjut tour
2022-04-05
0
Sumawita
semangat kak
2021-12-23
0