Bidadari Sang Gus
Sore itu Bul Bul yang terlihat duduk didekat jendela kamarnya sedang menatap lurus pemandangan sekitar.
Karna besok dia sudah tak lagi berada di rumah ini, maka hari ini ia ingin memuaskan diri untuk memanjakan matanya.
"Huffff.." Bul² mengembuskan nafasnya seolah olah angin sejuk datang menyapanya .
"Hari ini adalah hari terakhir aku dirumah ini,
aku pasti merindukan kamar tercintaku ini. Dan kamu Emon ku," Gumam Bul² beranjak menghampiri boneka Emon di kasur dan memeluknya.
"Dek yuk turun, Ayah mau bicara sesuatu katanya !" Ucap Bunda yang tiba tiba masuk kamarku.
Wati adalah bundaku, orang yang paling hebat yang kupunya selain Ayah. Tanpa pernah merasa terbebani dengan sifatku yang bar bar dan manja.
Maafkan anakmu ini bund, yang belum bisa membahagiakan kalian .
"Eh iya bun, emm Ayah mau ngomong apa ya bund ?" Tanya ku kepada bunda.
"Bunda tidak tau sayang, udah yuk turun aja ! Udah ditunggu loh sama ayah di ruang keluarga," Ucap Bunda dan aku pun mengangguk.
Bul Bul melangkahkan kakinya menuruni anak tangga.
Dilihatnya sudah ada ayah dan abang yang tengah duduk menungguku.
Herman adalah ayahku.
Selain itu Bul Bul juga punya kakak yaitu Zafran. Aku lebih suka memanggilnya dengan Abang Zan. Orangnya menurutku nyebelin, ngeselin, ahh pokoknya gk ada obat hehe.
Walaupun sering berantem, tapi kami saling menyayangi kok He he.
"Eh dek, turun aja lama banget sih. Pengennya dijemput, kayak tuan puteri aja," Gerutu Zafran .
"Aduh bang, Bul² tuh lagi menikmati pemandangan di atas tau gk, kan besok Bul² udah gk disini lagi. Lagian ya Bul² emang tuan puteri kok, yang sedang menunggu sang pangeran datang menjemput dengan kuda putihnya," Ucap Bul² berkhayal sambil tersenyum senyum.
"Dek. Dimana sekarang yang ada pangeran naek kuda putih yang larinya loncat loncatan kayak kodok. Yang trend dikit dong," Ledek Zafran .
"Isss Abang.." Rengek Bul²
"Bund, Yah..lihat tu Abang," Adu Bul bul .
"Udah dong bang, jangan diledekin terus adeknya.
Kalau adek udah mikirin pangerannya bagus dong. Terus kamu nya kapan bang , umur kamu udah hampir kepala 3 loh," Ujar Bunda yang membuat Zafran salah tingah sendiri.
Zafran langsung terdiam dan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal .
Sementara Ayah dan Bul² sudah cengengesan mendengar pertanyaan Bunda yang memojokan Zafran.
"Wleeee, makanya nikah sana !" Ucap Bul² menjulurkan lidahnya tanda mengejek sang Abang.
Sementara Ayah dan Bunda hanya geleng geleng kepala melihat apa yang dilakukan kedua anaknya itu.
"Udah udah, dek Ayah mau bicara sama kamu !" Kata Ayah dan aku pun mengangguk lalu duduk berdekatan dengan Ayah.
"Kenapa Yah ?" Tanyaku.
"Dek. Ayah sudah putuskan, kalau kita sore ini akan langsung mengantarkanmu kepondok," Ucap Ayah.
"Loh kenapa Yah, bukannya besok Bul² baru kepondoknya ? Bul bul masih pengen nikmatin bareng kalian sehari ini aja Yah. Plisss..." Ucap Bul² memohon.
"Bul Bul, besok Ayah dan Bunda ada perjalanan bisnis selama 2 minggu nak.
Kami ingin mengantarkanmu kepondok, Memastikan kalau anak Ayah yang cantik ini selamat sampe tujuan."
"Kan Ayah Bunda bisa berangkat setelah nganter Bul Bul," Ucap Bul² dengan mata yang sudah berkaca kaca .
"Tidak bisa sayang, pesawat kami pagi nak.
Jadi mau gk mau sore ini Bul² harus berangkat," Ayah memelukku dan mengelus rambutku .
Sebenernya aku gk rela harus berpisah dengan Ayah, Bunda dan Abang secepat ini. Hari ini juga , Ya Allah Bul Bul gk kuatt.
(Yuk berdua sama Author Bul, biar ringan he he dasar Author somplak🤣🤣.)
Pov End
***********
Kini mereka telah bersiap dengan mobilnya, mengantar Bul² keponpes Nurul Huda yang ada di kota B.
Sebenernya Ayah dan Bunda memasukanku kepondok pesantren bukanlah tanpa alasan.
Selain untukku memperdalam ilmu agama, ini adalah wasiat dari Alm sang Kakek.
Yang menyuruh agar cucu perempuannya menimba ilmu agama di pondok pesantren.
Tiga jam perjalanan, akhirnya sampelah kami di depan gerbang yang tertulis Pondok Pesantren Nurul Huda .
Luas, bersih, asri itulah yang ada dipikiranku saat melihat kanan kiri ponpes itu.
Aku mengikuti Ayah dan Bunda berjalan di belakangnya, hingga akhirnya sampailah kami di depan rumah seseorang. Tapi rumah siapa itu ?
Tok tok tok
"Assalamualaikum.." Ucap kami bersamaan .
Ceklek..Pintu terbuka dan keluarlah seorang Ibu dan Bapak. Mungkin itu pemilik rumah, pikirku .
"Waalaikumsalam. Herman, benarkah ini kamu Man ?" Tanya Bapak itu dan memeluk Ayah .
"Iya ini aku Zak, dan ini istriku Wati," Ujar Ayah memperkenalkan Bunda .
Ayah Herman aneh deh, kok anaknya gk dikenalin sih. Sabar dong Bul marah marah mulu deh...
"Yuk masuk Man, kita ngobrol di dalam !" Ajak Kyai Zaki .
"Umi. Bisa buatkan minum dan beberpa camilan untuk mereka ?"Ucap Kyai zaki kepada istrinya .
"Iya bah. Mari..pak buk, saya tinggal kebelakang dulu," Ucap Bu Nyai .
Kami semua hanya mengangguk dan tersenyum.
"Begini Zak, Aku kesini berniat menitipkan anak perempuanku untuk belajar dipondok ini," Ucap Ayah .
"Alhamdulilah, Apa ini juga wasiat dari Ayah Lutfi Man ?" Tanya kyai Zaki .
Lutfi adalah Kakekku, orang tua dari Ayah Herman. Tapi kenapa Kyai Zaki memanggilnya Ayah ? Apa sedekat itu persahabatannya dengan keluargaku ?
Dan ternyata benar, Kyai Zaki bukan hanya sebagai sahabat Ayah namun juga sudah seperti saudara karna Kakek juga menganggapnya sebagai anak.
"Iya Zak, ini permintaan terakhir Ayah," Ucap Ayah Herman .
"Alhamdulilah kalau gitu, siapa namamu nak ?" Tanya kyai Zaki melirik Bul².
"Saya Bulan Audya Kyai," Jawab Bul²
"Panggil Abah saja seperti santri lainnya dan panggil istri Abah, Umi !"
"Silahkan diminum dan dicicipi pak buk, maaf cuma adanya ini," Ucap Umi Imah yang tiba tiba datang dengan nampan yang berisi makanan dan minuman .
"Tidak usah repot repot Umi," Tutur Bunda .
"Air teh aja kok, gk repot atuh," jawab Umi dengan logat sundanya.
"Kalau yang laki laki itu siapa Man ?" Tanya Kyai Zaki melirikarah Zafran.
"Ini Anak sulungku Zak, namanya Zafran," Jawab Ayah .
Zafran hanya tersenyum mengangguk.
"Nak, ikut Umi yuk ! Umi antar kepondok puteri, kekamar mu juga,"Ajak Umi.
"Baik Umi," Jawab ku
Bul Bul dan Umi Imah berjalan menuju pondok, ditengah perjalanan kami bertemu salah satu Ustadzah pengajar di ponpes ini.
"Assalamualaikum Umi," Sapa Ustadzah itu.
"Waalaikumsalam, kebetulan Rohmah disini. Ini ada santriwati baru namanya Bulan Audya, bisa diantarkan kekamar B1 ?" Tanya Umi .
"Insya Allah bisa umi, kebetulan Rohmah sudah selesai mengajar,"Jawab Uztazah Rohmah.
"Alhamdulilah kalau gitu, Bulan nanti ikut Ustadzah Rohmah ya ! Umi gak enak harus meninggalkan tamu dirumah," Ucap Umi.
"Baik Umi," Jawab ku.
Bul² ditemani Ustadzah Rohmah untuk menuju kamar barunya .
Ya ampun kamar ku akan seperti apa nanti?
Apa besar kayak yang dirumah ? Atau malah sempit?
Bul² ada ada aja deh, namanya juga kamar pondok pesantren, Tidurnya rame rame.
Kalau mau legaaaa, bawa atuh kasurnya
hamparin samak dilapangan, bisa tuh tidur sambil guling guling.
Siapa tau nanti ketendang 🤣🤣🤣🤣 Author gk ada Akhlak🤣🤣.
Bacanya pindah ke : Takdir Najwa yuk !!! gak kalah seru pokoknya
💞💞💞💞
Vote
Like
Komen ya
Happy Reading guys
Bersambung💞💞💞💞***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
Naurah Prilly
masih nyimak
2024-05-13
0
Eva Kristina
izin mampir. thor
2022-04-26
0
🍌 ᷢ ͩ⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀❀⃟⃟✵ᶫᶦᵃ
mampir kaka
2022-04-20
1