NovelToon NovelToon

Bidadari Sang Gus

Pov Bul²

Sore itu Bul Bul yang terlihat duduk didekat jendela kamarnya sedang menatap lurus pemandangan sekitar.

Karna besok dia sudah tak lagi berada di rumah ini, maka hari ini ia ingin memuaskan diri untuk memanjakan matanya.

"Huffff.." Bul² mengembuskan nafasnya seolah olah angin sejuk datang menyapanya .

"Hari ini adalah hari terakhir aku dirumah ini,

aku pasti merindukan kamar tercintaku ini. Dan kamu Emon ku," Gumam Bul² beranjak menghampiri boneka Emon di kasur dan memeluknya.

"Dek yuk turun, Ayah mau bicara sesuatu katanya !" Ucap Bunda yang tiba tiba masuk kamarku.

Wati adalah bundaku, orang yang paling hebat yang kupunya selain Ayah. Tanpa pernah merasa terbebani dengan sifatku yang bar bar dan manja.

Maafkan anakmu ini bund, yang belum bisa membahagiakan kalian .

"Eh iya bun, emm Ayah mau ngomong apa ya bund ?" Tanya ku kepada bunda.

"Bunda tidak tau sayang, udah yuk turun aja ! Udah ditunggu loh sama ayah di ruang keluarga," Ucap Bunda dan aku pun mengangguk.

Bul Bul melangkahkan kakinya menuruni anak tangga.

Dilihatnya sudah ada ayah dan abang yang tengah duduk menungguku.

Herman adalah ayahku.

Selain itu Bul Bul juga punya kakak yaitu Zafran. Aku lebih suka memanggilnya dengan Abang Zan. Orangnya menurutku nyebelin, ngeselin, ahh pokoknya gk ada obat hehe.

Walaupun sering berantem, tapi kami saling menyayangi kok He he.

"Eh dek, turun aja lama banget sih. Pengennya dijemput, kayak tuan puteri aja," Gerutu Zafran .

"Aduh bang, Bul² tuh lagi menikmati pemandangan di atas tau gk, kan besok Bul² udah gk disini lagi. Lagian ya Bul² emang tuan puteri kok, yang sedang menunggu sang pangeran datang menjemput dengan kuda putihnya," Ucap Bul² berkhayal sambil tersenyum senyum.

"Dek. Dimana sekarang yang ada pangeran naek kuda putih yang larinya loncat loncatan kayak kodok. Yang trend dikit dong," Ledek Zafran .

"Isss Abang.." Rengek Bul²

"Bund, Yah..lihat tu Abang," Adu Bul bul .

"Udah dong bang, jangan diledekin terus adeknya.

Kalau adek udah mikirin pangerannya bagus dong. Terus kamu nya kapan bang , umur kamu udah hampir kepala 3 loh," Ujar Bunda yang membuat Zafran salah tingah sendiri.

Zafran langsung terdiam dan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal .

Sementara Ayah dan Bul² sudah cengengesan mendengar pertanyaan Bunda yang memojokan Zafran.

"Wleeee, makanya nikah sana !" Ucap Bul² menjulurkan lidahnya tanda mengejek sang Abang.

Sementara Ayah dan Bunda hanya geleng geleng kepala melihat apa yang dilakukan kedua anaknya itu.

"Udah udah, dek Ayah mau bicara sama kamu !" Kata Ayah dan aku pun mengangguk lalu duduk berdekatan dengan Ayah.

"Kenapa Yah ?" Tanyaku.

"Dek. Ayah sudah putuskan, kalau kita sore ini akan langsung mengantarkanmu kepondok," Ucap Ayah.

"Loh kenapa Yah, bukannya besok Bul² baru kepondoknya ? Bul bul masih pengen nikmatin bareng kalian sehari ini aja Yah. Plisss..." Ucap Bul² memohon.

"Bul Bul, besok Ayah dan Bunda ada perjalanan bisnis selama 2 minggu nak.

Kami ingin mengantarkanmu kepondok, Memastikan kalau anak Ayah yang cantik ini selamat sampe tujuan."

"Kan Ayah Bunda bisa berangkat setelah nganter Bul Bul," Ucap Bul² dengan mata yang sudah berkaca kaca .

"Tidak bisa sayang, pesawat kami pagi nak.

Jadi mau gk mau sore ini Bul² harus berangkat," Ayah memelukku dan mengelus rambutku .

Sebenernya aku gk rela harus berpisah dengan Ayah, Bunda dan Abang secepat ini. Hari ini juga , Ya Allah Bul Bul gk kuatt.

(Yuk berdua sama Author Bul, biar ringan he he dasar Author somplak🤣🤣.)

Pov End

***********

Kini mereka telah bersiap dengan mobilnya, mengantar Bul² keponpes Nurul Huda yang ada di kota B.

Sebenernya Ayah dan Bunda memasukanku kepondok pesantren bukanlah tanpa alasan.

Selain untukku memperdalam ilmu agama, ini adalah wasiat dari Alm sang Kakek.

Yang menyuruh agar cucu perempuannya menimba ilmu agama di pondok pesantren.

Tiga jam perjalanan, akhirnya sampelah kami di depan gerbang yang tertulis Pondok Pesantren Nurul Huda .

Luas, bersih, asri itulah yang ada dipikiranku saat melihat kanan kiri ponpes itu.

Aku mengikuti Ayah dan Bunda berjalan di belakangnya, hingga akhirnya sampailah kami di depan rumah seseorang. Tapi rumah siapa itu ?

Tok tok tok

"Assalamualaikum.." Ucap kami bersamaan .

Ceklek..Pintu terbuka dan keluarlah seorang Ibu dan Bapak. Mungkin itu pemilik rumah, pikirku .

"Waalaikumsalam. Herman, benarkah ini kamu Man ?" Tanya Bapak itu dan memeluk Ayah .

"Iya ini aku Zak, dan ini istriku Wati," Ujar Ayah memperkenalkan Bunda .

Ayah Herman aneh deh, kok anaknya gk dikenalin sih. Sabar dong Bul marah marah mulu deh...

"Yuk masuk Man, kita ngobrol di dalam !" Ajak Kyai Zaki .

"Umi. Bisa buatkan minum dan beberpa camilan untuk mereka ?"Ucap Kyai zaki kepada istrinya .

"Iya bah. Mari..pak buk, saya tinggal kebelakang dulu," Ucap Bu Nyai .

Kami semua hanya mengangguk dan tersenyum.

"Begini Zak, Aku kesini berniat menitipkan anak perempuanku untuk belajar dipondok ini," Ucap Ayah .

"Alhamdulilah, Apa ini juga wasiat dari Ayah Lutfi Man ?" Tanya kyai Zaki .

Lutfi adalah Kakekku, orang tua dari Ayah Herman. Tapi kenapa Kyai Zaki memanggilnya Ayah ? Apa sedekat itu persahabatannya dengan keluargaku ?

Dan ternyata benar, Kyai Zaki bukan hanya sebagai sahabat Ayah namun juga sudah seperti saudara karna Kakek juga menganggapnya sebagai anak.

"Iya Zak, ini permintaan terakhir Ayah," Ucap Ayah Herman .

"Alhamdulilah kalau gitu, siapa namamu nak ?" Tanya kyai Zaki melirik Bul².

"Saya Bulan Audya Kyai," Jawab Bul²

"Panggil Abah saja seperti santri lainnya dan panggil istri Abah, Umi !"

"Silahkan diminum dan dicicipi pak buk, maaf cuma adanya ini," Ucap Umi Imah yang tiba tiba datang dengan nampan yang berisi makanan dan minuman .

"Tidak usah repot repot Umi," Tutur Bunda .

"Air teh aja kok, gk repot atuh," jawab Umi dengan logat sundanya.

"Kalau yang laki laki itu siapa Man ?" Tanya Kyai Zaki melirikarah Zafran.

"Ini Anak sulungku Zak, namanya Zafran," Jawab Ayah .

Zafran hanya tersenyum mengangguk.

"Nak, ikut Umi yuk ! Umi antar kepondok puteri, kekamar mu juga,"Ajak Umi.

"Baik Umi," Jawab ku

Bul Bul dan Umi Imah berjalan menuju pondok, ditengah perjalanan kami bertemu salah satu Ustadzah pengajar di ponpes ini.

"Assalamualaikum Umi," Sapa Ustadzah itu.

"Waalaikumsalam, kebetulan Rohmah disini. Ini ada santriwati baru namanya Bulan Audya, bisa diantarkan kekamar B1 ?" Tanya Umi .

"Insya Allah bisa umi, kebetulan Rohmah sudah selesai mengajar,"Jawab Uztazah Rohmah.

"Alhamdulilah kalau gitu, Bulan nanti ikut Ustadzah Rohmah ya ! Umi gak enak harus meninggalkan tamu dirumah," Ucap Umi.

"Baik Umi," Jawab ku.

Bul² ditemani Ustadzah Rohmah untuk menuju kamar barunya .

Ya ampun kamar ku akan seperti apa nanti?

Apa besar kayak yang dirumah ? Atau malah sempit?

Bul² ada ada aja deh, namanya juga kamar pondok pesantren, Tidurnya rame rame.

Kalau mau legaaaa, bawa atuh kasurnya

hamparin samak dilapangan, bisa tuh tidur sambil guling guling.

Siapa tau nanti ketendang 🤣🤣🤣🤣 Author gk ada Akhlak🤣🤣.

Bacanya pindah ke : Takdir Najwa yuk !!! gak kalah seru pokoknya

💞💞💞💞

Vote

Like

Komen ya

Happy Reading guys

Bersambung💞💞💞💞***

Teman baru

Sampailah Bul² dan Ustadzah Rohmah di depan kamar B1.

Tok tok tok

Ceklek....

Salah satu santriwati, penghuni kamar itu bernama Safa membukakan pintu.

"Assalamualaikum, Safa ini ada santri baru yang akan tidur di kamar ini bersama kalian," Ucap Ustadzah Rohmah.

Omg kamarku cuma sepetak, tempat tidur nya sempit sekali epribadeh.

Kalau bisa, aku mintak ayah sama abang buat mindahin kamarku kesini," Gerutu Bul² dalam hati .

"Waalaikumsalam, baik Ustadzah," Jawab Safa.

"Kalau gitu Ustadzah tinggal dulu ya, semoga Bulan betah di pondok ini. Asalammualaikum," Pamit ustazah Rohmah berlalu meninggalkan mereka.

"Waalaikumsalam wr wb," Jawab serempak .

Setelah Ustadzah Rohmah pergi, Bulan memperkenalkan diri dengan teman sekamarnya.

"Kenalin nama aku Bulan Audya, panggil Bul² aja," Ucapku memperkenalkan diri.

"Aku Safa, kebetulan pepimpin di kamar ini," Ucap Safa.

"Hallo aku Rima, salam kenal ya semoga kamu betah disini. " Tutur Rima.

"Terima kasih, mohon bantuan dan bimbingan dari kalian ya !" Ucapku.

"Beressss pokok na mah," Jawab Rima dengan logat sundanya seraya tersenyum.

"Ini tempat tidur kamu Bul, ini lemari bajunya. Aku bantuin yuk buat beberes baju !" Tawar Safa.

Bul² hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah beberes baju dan istirahat, Rima dan Safa mengajakku keliling pondok.

"Ayo Bul kita keliling pondok ! Aku tunjukin setiap ruangan di ponpes ini," Ajak Safa.

"Betul tuh. Di ponpes ini juga ada taman loh. Udah ayok gk usah banyak mikir !" Ucap Rima menarik tanganku keluar kamar.

Kami berjalan mengelilingi pondok. Satu persatu Safa memperkenalkan ruangan di ponpes ini.

"Kenapa ada gerbang lagi Saf ?" Tanyaku pada Safa.

"Oh itu, itu pondok santriwan.

Peraturan dipondok ini juga, kita santriwati gk boleh memasuki area santri putra begitu juga sebaliknya," Jawab Safa menjelaskan pada Bul².

Bul² hanya ber oh ria mengiyakan.

Saat berjalan memasuki area masjid, tiba tiba

Bul² mendengar suara orang yang sedang bershalawat. Terdengar sejuk, merdu dan begitu menyentuh hati hingga membuat sang pendengarnya merinding.

Bul² masih setia berdiri di sana seraya memejamkan mata menikmati setiap alunan nada shalawat itu.

" Kenapa berhenti Bul ?" Tanya Rima.

"Itu yang bershalawat siapa ?" Tanyaku penasaran.

"Oh itu salah satu santri putra Bul². Pesantren ini memiliki pangeran yang membuat para santriwati berlomba lomba mendapatkan perhatiannya," Jelas Rima.

"Iya Bul, itu kak Adam. Mungkin saat kamu melihat dia pasti langsung klepek klepek deh," Ucap Safa seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Apaan sih, kenal aja gak. Udah yuk ah lanjut, aku pengen lihat taman di ponpes ini," Aku berjalan lebih dulu tanpa tau arahnya kemana.

Suaranya merdu banget,

orangnya juga pasti tampan," Gumamku dalam hati.

Mereka terus berjalan menghampiri area taman pondok. Yang banyak bunga bertebaran namun juga bersebelahan dengan ladang sayur mayur.

" Masya Allah tabarakallah, nikmat mana yang kau dustakan Rima," Ucapnya.

"Kamu lebay deh Rim, kita di pondok udah 2 tahun.

Nggak bosen lihat pemandangan taman ini ?" Ujar Safa.

"Nggak pernah bosen atuh Saf, ini penomena alam yang tak bisa diduakan he he," Jawab Rima dengan terkekeh.

Bul² hanya menggeleng kepala melihat tingkah kedua temen barunya itu.

Setelah puas menikmati pemandangan taman pondok, kami bertiga memutuskan untuk kembali kekamar.

Namun ditengah perjalanan, tiba tiba ada yang berlarian memanggil nama Safa.

"Teh...teh Safa " Teriak seseorang itu.

Seketika kami bertiga pun berhenti dan menoleh ke arah yang memanggilnya itu.

"Eh, kamu Dis. Aya naon ?" Tanya Safa.

Hos hos...Disna mengela nafasnya

yang terlihat ngos ngosan akibat berlari.

"Itu teh, temen baru teteh yang namanya Bubul ehh, aduh saha tadi tehnya poho( Siapa tadi tuh ya, lupa ) " Ucap Disna.

"Bul Bul mungkin," Sahut Rima.

"Eh iya Bul Bul, maksud Disna itu. Disuruh Umi kerymahnya, orang tuanya mau pamit pulang katanya !" Jelas Diana.

"Iya terima kasih. Rim, Saf aku kerumah Umi dulu ya. Asalammualaikum" Ucapku.

"Waalaikumsalam," Jawabnya serempak .

"Eh iya, Disna lupa tadi ngucapin salamnya malah teriak teriak he he he. Namanya juga pohoan, ya kan teh ?" Ucap Disna cengengesan. Sementara Rima dan Safa menyeryit melihat bagaimana tingkah Disna.

"Ya udah atuh teh Rim teh Saf, Disna mau kemushola dulu. Asalammualaikum."

"Waalaikumsalam wr wb," Jawab Rima dan Safa.

Sementara di rumah ndalem, Bul² yang terlihat menangis seraya memeluk sang Bunda.

"Udah dong sayang kok jadi cengeng gini.

Bunda sama Ayah janji deh, sebulan sekali akan kesini jenguk Bul²," Ucap Bunda mengelus kepalaku yang berbalut hijab.

"Janji ya Bun, Yah ?"

"Iya sayang Ayah janji," jawab Ayah.

"Udah dong dek, manja amat.

Belajar yang rajin, barbar nya itu dikurangin ya jangan bikin ulah ! Ini pondok bukan rumah yang bisa seenaknya sendiri," Nasehat Bang Zan.

"Abang...hiks hiks," Bul² beranjak dari pelukan bunda dan memeluk sang kakak.

"Jangan nangis, tunjukin ke Abang kalau adek Abang ini bakal sukses sesuai keinginan Kakek yang ingin cucu perempuannya jadi hafidzoh," Ucap bang Zan memeluk dan mencium kepalaku.

Bul² hanya mengangguk dan mengusap air matanya.

Ada rasa tidak rela ia akan ditinggal sendirian di tempat baru. Namun lagi dan lagi Bul² berusaha meyakinkan hatinya untuk tetap bisa melakukan apa yang baru saja Abangnya katakan.

"Ayah, bunda sama Abang pulang ya ? Adek di sini harus nurut gak boleh bandel, dan hp adek bunda bawa pulang. Kalau ada apa-apa atau kangen bisa bilang ke Umi, nanti bunda pasti langsung telfon," Ucap Bunda dan Bul² hanya mengangguk.

"Siapa tau nanti ayah dapet calon mantu di sini," Goda Ayah.

"Ayah adek masih kecil tau, Abang dulu lah yang udah kolot," Gerutu Bul².

Semua hanya tersenyum melihat tingkah Bul² yang begitu manis dengan sikap manjanya.

"Kalian hati hati ya, Bul² janji bakal buat kalian bangga sama Bul²," Ucapku dengan yakin.

"Iya sayang. Kami juga sangat berharap. Ya sudah kami pulang ya nak ? Zak aku titip prinsesku ini, kalau nakal jewer aja !"

"Tentu Man, semua santri yang mondok disini tanggung jawabku. Tidak perlu khawatir," Ucap Kyai Zaki meyakinkan sahabatnya.

"Semuanya kami pamit ya, Asalammualaikum," pamit mereka.

"Waalaikumsalam wr wb."

Bunda, Ayah dan Abang sudah memasuki mobil.

Klakson mobil berbunyi, kami saling melambaikan tangan perpisahan. Bul² menatap lekat mobil itu hingga tak terlihat lagi dari pesantren.

"Nak, kamu istirahat gih dikamar !

Magrib nanti, ikut shalat jamaah di masjid ya !" Titah Umi Imah.

"Baik Umi, kalau gitu Bul² kepondok dulu Umi

Assalammualaikum," Ucapku.

"Waalaikumsalam wr wb," Jawab Umi.

Bul² pergi meninggalkan ndalem menuju kamar di pondok nya.

Namun ditengah perjalanan, tiba tiba saja kakinya tersandung batu.

"Awwww, kakiku," Ucapku lirih menahan sakit.

"Afwan Ukhty, kakinya kenapa ?" Tanya seseorang itu.

Seketika Bul² menoleh arah suara dan

Deg..

Deg..

Masya allah tampannya

Duh...andai dia jadi calon suamiku,

aku adalah orang yang paling buntung didunia ini.

Eh..ralatt, beruntung maksudnya hi hi hi.

Presiden ponpes, duh pangeran bersarung

aku pada mu," Gumamku dalam hati .

"Ukhty Afwan, kenapa memandangi ana seperti itu ?" Tanya seseorang itu.

"Eh maaf, kalau gitu saya permisi

Assalamualikum."

"Waalaikumsalam," Jawab Akhi itu.

Dengan langkah yang sedikit pincang, Bul² terus tersenyum sepanjang perjalanan .

Saya masih pemula berkarya di dunia kehaluan, hi hi hi

Jika ada yang kelebihan poin, monggo boleh disumbangkan. Saya siap menampung 😊😊😊.

Happy Reading guys

Bersambung💞💞💞💞

Zina Mata

Masih dengan Bul Bul yang terus tersenyum sepanjang perjalanan menuju kamar B1.

Mengingat petemuannya dengan pangeran bersarung, Bul² masih begitu betah menikmati dunia khayalannya.

"Dorr..." Rima dan Safa mengejutkan Bul².

"Astagfirullah, kalian ngagetin aja deh.

Ganggu dunia khayalanku banget," Gerutu Bul² mengerucutkan bibirnya .

Sementara kedua teman nya itu hanya cengengesan yang berhasil membuat Bul² terkejut.

"Lagian ya, jalan lurusss amat sampe gk nengok kanan kiri," Ucap Rima.

"Tau nih Bul² kenapa sih, dari tadi mesam mesem gk karuan. Abis ketemu siapa ?" Tanya Safa mengintrogasi.

"Aku ketemu pangeran bersarung tau, duh

masya allah tampannya.

Hidung mancung, bibir tipis dengan mata yang sedikit bulat," Jawab Bul² seraya membayangkan wajah tampan itu.

"Astagfirullah, kamu masuk area santri putra Bul² ? kamu bisa kena Ta'zir lhoo kalau ada yang tau. Apa lagi ya kalau ketemu sama Ustadzah Nining, behh bisa dihukum habis. Beliau itu guru paling judes se-area pesantren ini," Jelas Rima.

"Aduh, kalian ini dengerin dulu dong.

Tadi waktu jalan kesini tiba tiba kaki ku kesandung batu.

Gak tau nya ada santri putra yang lewat, dia nyamperin.

Katanya kaki ku kenapa ? Udah itu doang kok," jelas Bul².

"Terus lanjut pandang pandangan, gitu ?" Tanya Safa.

Bul² yang diintrogasi kedua temannya itu hanya cengengesan.

"Aduh Bul², kamu itu udah zina mata.

Nih dengerin ya selain kita gk boleh bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahrom, kita juga harus jaga pandangan mata !" Ucap Safa.

"Iya deh maaf gak lagi," jawabku.

"Udah yuk bentar lagi margib, kita siap siap shalat jamaah di masjid !" Ucap Rima.

Bul² dan Safa hanya mengangguk.

Tak lama kemudian, suara Adzan berkumandang.

Suara itu....

Masya allah merdu sekali, Gumam ku dalam hati .

"Bul² ayo cepetan, nanti keburu iqomah !" Ucap Safa.

"Eh , iya ayo."

Dan kami bertiga segera bergegas

ke masjid untuk shalat magrib berjamaah.

Aku duduk disaf barisan ke tiga dari depan, dengan pembatas ditengah antara kaum pria dan wanita.

Dan kebetulan Bul² duduk dipaling pinggir pembatas , setelah tempat disamping nya lebih dulu diduduki ke dua temannya.

Setelah shalat selesai, sebagian jamaah telah keluar dari masjid.

Namun ada beberapa orang yang tengah mengaji dan bershalawat .

"Saf, Rim yuk kekamar !" Ajakku.

"Maaf Bul, habis magriban jadwal ku biasanya lalaran dengan Ustadzah Rohmah," Ucap Safa .

"Iya Bul aku juga sama. Gimana kalau kamu ikut kita lalaran juga ? Mengaji bisa kan ?"

"Mengaji bisa, tapi kalau harus hafalan aku belum bisa," jawabku.

"Kamu harus hafalan dengan Umi Bul.

Bahasa Arab, Kitab, Ayat Al-quran dan nadzom nadzom lain nya," Jelas Safa.

"Nanti aku kasih tau Umi deh

kamu hafalan diUmi aja. Dulu juga aku gitu hafalan nya ke umi. Kalau lalaran sekarang sih udah sama ustadzah Rohmah," jelas Safa lagi, Dan Bul² pun mengangguk.

Setelah selesai membereskan mukena dan sajadahnya, mereka bertiga berdiri berniat keluar meninggalkan masjid .

Namun tiba tiba ..

Deg..

Seorang Akhi yang telah berdiri bersamaan dengan Bul² . Dan rupanya tempat duduk mereka bersebelahan . Hanya terhalang kain hijau sebagai pembatas .

Mata yang saling bertemu membuat seseorang berdehem melihatnya .

Pangeran bersarung..

Subhanallah tampan nya ," Gumamku dalam hati .

"Ekhemmm," Deheman Safa mengejutkan kedua yang saling mengucapkan Istigfar .

"Astagfirullah," Ucap Akhi itu langsung memalingkan wajah nya .

"Zina mata, inget jaga pandangan," Sahut Rima .

"Afwan Akhi, kami duluan.

Assalamualaikum," Ucap Safa yang menarik tangan ku keluar masjid.

"Waalaikumsalm wr wb," Jawab Akhi itu .

Kini kami bertiga berjalan menuju kamar .

Saling diem dengan pemikiran masing masing .

"Bul² kamu tau itu siapa ?" Tanya Safa

dan Bul² langsung menggeleng .

"Dia itu K Adam Bul, santriwan yang banyak digemari kaum hawa.

Ya bisa dibilang presiden ponses," Jelas Safa .

Apaaaaa ...

Jadi pangeran bersarung ku

k Adam namanya

Duh makin kesemsem

Secara aku cantik, imut, menggemaskan

hi hi hi," Bathin ku .

"Bul...." Panggil Safa .

"Eh iya Saf," Ucap ku sedikit terkejut .

"Mikirin apa hayoo ?" tanya Safa .

"Tidak ada, hanya pangeran bersarung .

Eh....

Oopsss," Bul² pun langsung menutup mulut dengan kedua tangannya .

Sementara Rima dan Safa sudah cekikikan .

Mereka tau kalau Bul² sedang memikirkan

lawan jenis nya .

Pertemuan singkat tapi manis gitu loh...hi hi hi .

" Hayooo, kayak nya temen kita ini lagi berbunga bunga hatinya Rim," Ujar Safa .

"Pangeran bersarung 🤣🤣

menjemput ratunya dengan kuda putih hi hi hi," Ledek Rima .

"Eh Rim, kerenan dikit dong.

Pangeran bersarung gk pantas naik kuda .

Yang ada nanti sarungnya nyangkut waktu naik 🤣🤣🤣." Ledek Safa .

Bul² yang menahan jengkelnya hanya bisa menghela nafas kasar .

"Kalian ya temen temen durhaka," gerutu Bul²

dengan bibir nya yang sudah mengerucut .

Rima dan Safa tak berhenti cekikikan melihat tingkah Bul² yang terlihat kesal akibat ulahnya .

Alhamdulilah²...

Aku balik Up lagi nih ...

***Jika hati ya tulus telah terniatkan ,

insya allah hasilnya akan baik pula ..

Happy reading

guys

Vote , like , and komen .

Bersambung***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!