Sampailah Bul² dan Ustadzah Rohmah di depan kamar B1.
Tok tok tok
Ceklek....
Salah satu santriwati, penghuni kamar itu bernama Safa membukakan pintu.
"Assalamualaikum, Safa ini ada santri baru yang akan tidur di kamar ini bersama kalian," Ucap Ustadzah Rohmah.
Omg kamarku cuma sepetak, tempat tidur nya sempit sekali epribadeh.
Kalau bisa, aku mintak ayah sama abang buat mindahin kamarku kesini," Gerutu Bul² dalam hati .
"Waalaikumsalam, baik Ustadzah," Jawab Safa.
"Kalau gitu Ustadzah tinggal dulu ya, semoga Bulan betah di pondok ini. Asalammualaikum," Pamit ustazah Rohmah berlalu meninggalkan mereka.
"Waalaikumsalam wr wb," Jawab serempak .
Setelah Ustadzah Rohmah pergi, Bulan memperkenalkan diri dengan teman sekamarnya.
"Kenalin nama aku Bulan Audya, panggil Bul² aja," Ucapku memperkenalkan diri.
"Aku Safa, kebetulan pepimpin di kamar ini," Ucap Safa.
"Hallo aku Rima, salam kenal ya semoga kamu betah disini. " Tutur Rima.
"Terima kasih, mohon bantuan dan bimbingan dari kalian ya !" Ucapku.
"Beressss pokok na mah," Jawab Rima dengan logat sundanya seraya tersenyum.
"Ini tempat tidur kamu Bul, ini lemari bajunya. Aku bantuin yuk buat beberes baju !" Tawar Safa.
Bul² hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah beberes baju dan istirahat, Rima dan Safa mengajakku keliling pondok.
"Ayo Bul kita keliling pondok ! Aku tunjukin setiap ruangan di ponpes ini," Ajak Safa.
"Betul tuh. Di ponpes ini juga ada taman loh. Udah ayok gk usah banyak mikir !" Ucap Rima menarik tanganku keluar kamar.
Kami berjalan mengelilingi pondok. Satu persatu Safa memperkenalkan ruangan di ponpes ini.
"Kenapa ada gerbang lagi Saf ?" Tanyaku pada Safa.
"Oh itu, itu pondok santriwan.
Peraturan dipondok ini juga, kita santriwati gk boleh memasuki area santri putra begitu juga sebaliknya," Jawab Safa menjelaskan pada Bul².
Bul² hanya ber oh ria mengiyakan.
Saat berjalan memasuki area masjid, tiba tiba
Bul² mendengar suara orang yang sedang bershalawat. Terdengar sejuk, merdu dan begitu menyentuh hati hingga membuat sang pendengarnya merinding.
Bul² masih setia berdiri di sana seraya memejamkan mata menikmati setiap alunan nada shalawat itu.
" Kenapa berhenti Bul ?" Tanya Rima.
"Itu yang bershalawat siapa ?" Tanyaku penasaran.
"Oh itu salah satu santri putra Bul². Pesantren ini memiliki pangeran yang membuat para santriwati berlomba lomba mendapatkan perhatiannya," Jelas Rima.
"Iya Bul, itu kak Adam. Mungkin saat kamu melihat dia pasti langsung klepek klepek deh," Ucap Safa seraya mengedipkan sebelah matanya.
"Apaan sih, kenal aja gak. Udah yuk ah lanjut, aku pengen lihat taman di ponpes ini," Aku berjalan lebih dulu tanpa tau arahnya kemana.
Suaranya merdu banget,
orangnya juga pasti tampan," Gumamku dalam hati.
Mereka terus berjalan menghampiri area taman pondok. Yang banyak bunga bertebaran namun juga bersebelahan dengan ladang sayur mayur.
" Masya Allah tabarakallah, nikmat mana yang kau dustakan Rima," Ucapnya.
"Kamu lebay deh Rim, kita di pondok udah 2 tahun.
Nggak bosen lihat pemandangan taman ini ?" Ujar Safa.
"Nggak pernah bosen atuh Saf, ini penomena alam yang tak bisa diduakan he he," Jawab Rima dengan terkekeh.
Bul² hanya menggeleng kepala melihat tingkah kedua temen barunya itu.
Setelah puas menikmati pemandangan taman pondok, kami bertiga memutuskan untuk kembali kekamar.
Namun ditengah perjalanan, tiba tiba ada yang berlarian memanggil nama Safa.
"Teh...teh Safa " Teriak seseorang itu.
Seketika kami bertiga pun berhenti dan menoleh ke arah yang memanggilnya itu.
"Eh, kamu Dis. Aya naon ?" Tanya Safa.
Hos hos...Disna mengela nafasnya
yang terlihat ngos ngosan akibat berlari.
"Itu teh, temen baru teteh yang namanya Bubul ehh, aduh saha tadi tehnya poho( Siapa tadi tuh ya, lupa ) " Ucap Disna.
"Bul Bul mungkin," Sahut Rima.
"Eh iya Bul Bul, maksud Disna itu. Disuruh Umi kerymahnya, orang tuanya mau pamit pulang katanya !" Jelas Diana.
"Iya terima kasih. Rim, Saf aku kerumah Umi dulu ya. Asalammualaikum" Ucapku.
"Waalaikumsalam," Jawabnya serempak .
"Eh iya, Disna lupa tadi ngucapin salamnya malah teriak teriak he he he. Namanya juga pohoan, ya kan teh ?" Ucap Disna cengengesan. Sementara Rima dan Safa menyeryit melihat bagaimana tingkah Disna.
"Ya udah atuh teh Rim teh Saf, Disna mau kemushola dulu. Asalammualaikum."
"Waalaikumsalam wr wb," Jawab Rima dan Safa.
Sementara di rumah ndalem, Bul² yang terlihat menangis seraya memeluk sang Bunda.
"Udah dong sayang kok jadi cengeng gini.
Bunda sama Ayah janji deh, sebulan sekali akan kesini jenguk Bul²," Ucap Bunda mengelus kepalaku yang berbalut hijab.
"Janji ya Bun, Yah ?"
"Iya sayang Ayah janji," jawab Ayah.
"Udah dong dek, manja amat.
Belajar yang rajin, barbar nya itu dikurangin ya jangan bikin ulah ! Ini pondok bukan rumah yang bisa seenaknya sendiri," Nasehat Bang Zan.
"Abang...hiks hiks," Bul² beranjak dari pelukan bunda dan memeluk sang kakak.
"Jangan nangis, tunjukin ke Abang kalau adek Abang ini bakal sukses sesuai keinginan Kakek yang ingin cucu perempuannya jadi hafidzoh," Ucap bang Zan memeluk dan mencium kepalaku.
Bul² hanya mengangguk dan mengusap air matanya.
Ada rasa tidak rela ia akan ditinggal sendirian di tempat baru. Namun lagi dan lagi Bul² berusaha meyakinkan hatinya untuk tetap bisa melakukan apa yang baru saja Abangnya katakan.
"Ayah, bunda sama Abang pulang ya ? Adek di sini harus nurut gak boleh bandel, dan hp adek bunda bawa pulang. Kalau ada apa-apa atau kangen bisa bilang ke Umi, nanti bunda pasti langsung telfon," Ucap Bunda dan Bul² hanya mengangguk.
"Siapa tau nanti ayah dapet calon mantu di sini," Goda Ayah.
"Ayah adek masih kecil tau, Abang dulu lah yang udah kolot," Gerutu Bul².
Semua hanya tersenyum melihat tingkah Bul² yang begitu manis dengan sikap manjanya.
"Kalian hati hati ya, Bul² janji bakal buat kalian bangga sama Bul²," Ucapku dengan yakin.
"Iya sayang. Kami juga sangat berharap. Ya sudah kami pulang ya nak ? Zak aku titip prinsesku ini, kalau nakal jewer aja !"
"Tentu Man, semua santri yang mondok disini tanggung jawabku. Tidak perlu khawatir," Ucap Kyai Zaki meyakinkan sahabatnya.
"Semuanya kami pamit ya, Asalammualaikum," pamit mereka.
"Waalaikumsalam wr wb."
Bunda, Ayah dan Abang sudah memasuki mobil.
Klakson mobil berbunyi, kami saling melambaikan tangan perpisahan. Bul² menatap lekat mobil itu hingga tak terlihat lagi dari pesantren.
"Nak, kamu istirahat gih dikamar !
Magrib nanti, ikut shalat jamaah di masjid ya !" Titah Umi Imah.
"Baik Umi, kalau gitu Bul² kepondok dulu Umi
Assalammualaikum," Ucapku.
"Waalaikumsalam wr wb," Jawab Umi.
Bul² pergi meninggalkan ndalem menuju kamar di pondok nya.
Namun ditengah perjalanan, tiba tiba saja kakinya tersandung batu.
"Awwww, kakiku," Ucapku lirih menahan sakit.
"Afwan Ukhty, kakinya kenapa ?" Tanya seseorang itu.
Seketika Bul² menoleh arah suara dan
Deg..
Deg..
Masya allah tampannya
Duh...andai dia jadi calon suamiku,
aku adalah orang yang paling buntung didunia ini.
Eh..ralatt, beruntung maksudnya hi hi hi.
Presiden ponpes, duh pangeran bersarung
aku pada mu," Gumamku dalam hati .
"Ukhty Afwan, kenapa memandangi ana seperti itu ?" Tanya seseorang itu.
"Eh maaf, kalau gitu saya permisi
Assalamualikum."
"Waalaikumsalam," Jawab Akhi itu.
Dengan langkah yang sedikit pincang, Bul² terus tersenyum sepanjang perjalanan .
Saya masih pemula berkarya di dunia kehaluan, hi hi hi
Jika ada yang kelebihan poin, monggo boleh disumbangkan. Saya siap menampung 😊😊😊.
Happy Reading guys
Bersambung💞💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
Akhwat Qalbi
menarik ny ceritanya dn kmu thor lucu juga ya kmu tu
2021-11-01
0
putrirama
lanjut Thor ceritanya seru kayaknya
2021-10-21
0
Beci Luna
kisah awal yg baik
2021-10-07
0