"Kita mau ke mana nyonya?"
"kita mau ke suatu tempat. Sudah ayo cepat"
sambil berlari-lari kecil menuju garasi mobil.
Ke suatu tempat? apaaa, mau ke rumah sakit yah? pikirku bingung.
Kami tiba di mobil nyonya Rika.
Disana Aku melihat tuan andre tengah duduk di bangku belakang dengan kondisi tubuh yang lemas. pucat. sambil menutup mata. aku tidak mengerti apakah dia dalam keadaan pingsan atau tidur.
"Indah kamu bisa nyetir kan?"
"Bisa nyonya"
"Ok"
Lalu nyonya Rika memberikan kuncinya kepadaku dan men-set google maps ke arah tujuan kemudian melengketkannya tepat di samping setir (sudah ada gantungannya) aku dengan cepat meyalakan mobil lalu kami berangkat. meninggalkan rumah tanpa diketahui satu orang pun pelayan disana kecuali satpam.
"Indah! kamu ikutin saja arahan maps itu yah?"
"Baik nyonya"
Ku lirik handphone di samping setir dengan tujuan jakarta selatan perumahan hills clutser.
Mengapa tujuannya tidak kerumah sakit?
Sebenarnya tuan andre ini mau di bawa kemana sih? Duuuuh! wanita ini tidak bisa menjelaskannya dengan jelas. Sudahlah ikutin saja dulu. Entar! Juga akan tau.
namun! sekilas ku lihat dari kaca spion tengah (convex mirror). Dahi tuan andre terus mengeluarkan keringat! hingga nyonya Rika terus me-lapnya berkali-kali. di wajah nyonya Rika terpancar rasa ke khawatiran dan ke galauan yang dalam seorang ibu saat harus menghadapi anaknya yang sakit..
"Indah bisa cepat sedikit"
"Iyah nyonya"
Aku menambah kecepatan dari 70km/jam hingga 90km/jam. Aku sedikit takut menaiki mobil di atas 100km/jam. takut tidak stabil. Namun mobil nyonya Rika sangat enak dan canggih, berbeda dengan mobil dina sahabatku yang biasa aku bawa.
Dalam perjalanan, Tiba-tiba aku teringat dengan sahabatku itu.
Aku sangat merindukannya. Aku bisa menyetir mobil berawal dari dina yang terus mendesakku. agar aku belajar naik mobil.
--------(Sejarah bisa nyetir! Mengulang sedikit cerita yah)-----
Dulu teman-temanku banyak yang kepo. "Mengapa si indah itu bisa bawa mobil, dia kan gak punya mobil hidupnya saja susah"
Biasalah manusia-manusia bigos (biang gosip) kerjaan mereka tidak ada lagi selain menggosipin orang. Temanku banyak. namun, Hanya dina, teman yang banyak membantuku. Meskipun dia anak orang kaya. kuliah pulang pergi naik mobil. Tapi dia tidak sombong dan sangat nyaman berteman denganku sebaliknya aku pun begitu. Dulu waktu libur smesteran sangat panjang. Pagi sampai sore aku mengambil jadwal bekerja di resto. Sore sampai malam aku kosong. Aku mengisinya dengan mencari kerja sampingan. Terkadang menemani mama keliling gang, dor to dor mencari jahitan. Membantu catringan-catringan kecil tapi jarang-jarang ada. Sampai cuci piring di hajatan (pesta). shift an sama mama. mama pagi. Aku malam. Kalau ada orderan hajatan cuci piring begitu. Mama pasti minta cuti sama majikannya. Yang sekarang menjadi majikanku.
upahnya sampai jutaan paling murah 500 ratus ribu. Lumayan buat tambah-tambah jajan. Terkadang aku juga ingin membeli baju dan nongkrong bersama dina. Aku malu terus-terusan di bayarin sama dina. Paling tidak! untuk makanku saja aku bisa bayar sendiri. Sebab itu! aku mau saja kalau di suruh-suruh sama dina. Entah sampai kapan nasib badan ini berhenti menjadi pembokat alias pembantu.
Pernah suatu ketika ada hajatan. Tiba-tiba Dina datang kerumahku ingin mengajak jalan. Biasalah. anak itu kalau tidak jalan-jalan, pasti pacaran..
"Assalamualaikum! Tanteee! indah ada?" mama sudah sangat mengenal dina.
"Waalaikumsalam, dia lagi cuci piring din"
Teriak mama dari kamar yang sedang beberes kamar.
Dina langsung saja masuk menuju tempat cucian piring sambil mencari dari kamar ke kamar. Rumah kami kecil jadi tidak sulit menemukan manusia di dalamnya.
"Cuci piring dimana tante? gak ada tuh?"
Mama keluar menemui dina.
"Cuci piring di hajatan din. Tidaak jauh kog. Kira-kira 10 rumah dari sini"
"Hah!(kaget) cuci piring di hajatan?, oooh, yah sudah dina kesana yah tante"..(buru-buru langsung pergi)..
Sampai di hajatan. pestanya sudah selesai. dina mencari-cari
Aku. Akhirnya bertemu.
"Indah"(teriak dina. Dina seperti ingin memarahi indah)
Saat itu aku sangat kaget. Aku tidak tau kalau dina tiba-tiba datang mencariku sampai ke hajatan. Dan aku tidak pernah mengatakan kepadanya aku mencari sampingan dengan cara mencuci piring di hajatan. Biasanya kalau dia ingin datang kerumah ku, selalu menelponeku terlebih dulu.
Ketika itu dina berjalan menghamipiriku dengan menjitjit-jitjitkan kakinya. Dia takut kakinya kotor karena becek. Maklumlah anak manja yang gak pernah turun ke alam.
"Indah!. Kamu ngapain sih cuci piring disini"
Aku tidak memperdulikannya terus saja mencuci piring. Lalu dia menarik tanganku dengan paksa dan menarik hingga aku berdiri.
"Indah, kamu di bayar berapa sih! Sampai-sampai cuci piring di hajatan, buat malu saja! Lihat tangan mulusmu jadi jelek" Bentaknya.
Kala itu mataku memerah. Hatiku terasa sakit. Aku mudah sekali menangis.
"Apa! buat malu?, dina. asalkan itu halal aku tidak pernah malu mencari uang. Kalau kamu malu berteman denganku sebaiknya kamu pergi. Aku sudah katakan kalau aku berbeda denganmu. Kamu itu di langit sedangkan aku di bumi"
aku langsung menangis sambil terduduk. Begitulah kepahitan hidup. Mengais-ngais rezeki meski itu memalukan. Tapi aku sudah membakar rasa malu ku demi untuk mencari uang.
"Indaaaah..a..aaku minta maaf,(rengek dina kala itu) aku tidak bermaksud untuk menghinamu"
dina menarik badanku berdiri lalu memelukku sambil menangis juga.
"Yah sudah, aku bantu yah!"
"Tidak usah din. Nanti tangan mu kotor, kamu duduk saja disana (menunjuk kursi kosong) ini tinggal sedikit lagi kog!, tanggung. sebentar lagi selesai".
dina menuruti kataku dan memperhatikanku dengan wajah mewek.
Aku lalu cepat-cepat mencuci dan membereskan piring-piring dengan rapi.
Setelah selesai, Lalu kami menemui yang punya hajatan. Malam itu aku di bayar Rp 300 ribu. Ibuku sudah di bayar tadi sore sekitar Rp 500 ribu..
"Indah aku minta maaf yah? Kamu gak marah kan"
"Aku tersenyum. Enggak! kita mau kemana din"
"Mau menghabiskan hasil pencarianmu malam ini.
"Ahahahaha"
Kami tertawa bersama-sama. Dina pandai sekali membuatku ceria lagi.
Lalu kami pergi dengan mobil dina. Hanya keliling-keliling saja terus nongkrong minum dan makan ringan tidak jauh dari rumahku..
"Indah. Begini saja. Bagaimana kalau kamu belajar nyetir? Gak lama kog! Paling lama juga 2 minggu. Agar kamu dapat SIM saja. Nanti kamu mahirkan di mobil aku. setelah kamu mahir. Setiap liburan smester! aku akan carikan kamu job jadi supir pribadi khusus cewek. Kamu mau cari jadwal sore sampai malam kan? Pokoknya waktunya bisa aku aturlah. Gajinya juga lumayan. Soalnya aku dan mamaku banyak link job-job seperti itu"
"Iyah din! tapi kan uang belajarnya mahal"
"Sudah. Kamu tenang saja. Pakai uangku dulu. Soal bayar! gampang. Sudah gajian kamu boleh cicil"
"Beneran din?" Aku langsung sumringah dan memeluknya "dina memang sahabatku terbaik" jeritku manja.
Dina tersenyum.
"Tapi ingat kamu jangan lagi ambil job-job cuci piring begitu yah" katanya dengan nada cerewet.
Aku mengangguk-angguk sambil tersenyum!
Setelah belajar dan mahir dengan mobil dina. Dina langsung memberiku job sampingan setiap kali libur smesteran. alhamdulillah, di balik kesulitan selalu ada jalan kemudahan.
Yah! Begitulah awal sejarahnya mengapa aku bisa nyetir mobil, meskipun tidak punya mobil. Ternyata sangat berguna sampai sekarang.
Aku sangat merindukan temanku itu. Untuk saat ini aku masih merahasiakan keberadaanku. Aku takut dia marah- marah kalau dia tau aku jadi pembantu lagi. Rasanya belum siap mendengar repetan dina. Tapi aku berjanji akan menemuinya setelah semua ini selesai. Lagian saat ini, dina di australia bersama ibunya menjalankan bisnis. Aku tidak tau, apakah dia sudah pulang atau belum...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
penasaran deh
2024-07-19
0
Tatiastarie
knp indah g munt kerjaan sama Dina ya
2022-11-07
1
MUKAYAH SUGINO
lanjut thor bagus
2021-12-06
1