Gerry menunggu Salma di taman sambil menikmati pemandangan indah dan udara yang menyejukkan sambil melamun, sampai sampai ia tidak sadar ada seorang pelayan yang sedari tadi telah memanggil manggil Gerry.
"Tuan ini minuman untuk anda" ucap salah seorang pelayan dengan hormat kepada Gerry dan telah menyadarkannya dari lamunannya.
"oh... iya makasih" sahut Gerry yang kaget dan tersadar dari lamunannya, tak lama kemudian Salma datang dengan mengenakan pakaian rumahan dan dua orang pelayan di belakangnya yang membawa beberapa buku di tangan mereka.
"wah wah wah Salma, kamu cantik dan seksi banget dengan pakaian simpel itu" ucap Gerry yang memandangi Salma dengan ke dua bola matanya yang hampir keluar serta nada yang menggoda, Salma mengenakan atasan oversize t-shirt warna hitam dan untuk bawahan mengenakan hot pants super pendek berwarna ungu sehingga membuat bentuk tubuh Salma sangat sexy dan indah di pandang.
"udah... biasa aja, cantik itu udah bawaan dari lahir" sahut Salma yang sangat bangga dengan kecantikan yang di milikinya, kemudian Salma menyuruh kedua pelayannya agar menaruh buku yang di bawa diatas meja, setelah menaruh buku ke dua pelannya kemudian lekas pergi meninggalkan Gerry dan Salma, Gerry dan Salma pun mulai menyusun skripsi untuk Salma, sebab Salma harus menyerahkan skripsinya dua Minggu lagi kepada dosen atau dia tidak akan wisuda pada tahun ini.
"nona makanan sudah di hidangkan diatas meja makan, mau makan sekarang atau nanti?" tanya Sean dengan suara berat khas miliknya, Salma melihat jam tangan miliknya yang sudah menunjukkan pukul 12:45 pm.
"Udah kita makan dulu" kata Salma yang mengajak Gerry untuk makan siang.
"ok lah" ucap Gerry yang memang perutnya sudah kelaparan sejak tadi, mereka pun berjalan ke arah meja makan, terlihat meja makan yang panjang yang diatasnya sudah tertata banyak makanan mewah dan rasanya tidak usah di ragukan lagi pasti nikmat luar biasa, ada wagyu steak, kentang goreng,
caprese tomat, pasta, dan untuk minumannya adalah rose wine, Gerry yang melihat menu makan siang yang ada tidak merasa heran dan kagum, sebab dia sudah setiap hari melihat menu makanan orang kaya, karena dia bekerja di restoran mewah di kota itu, jadi untuk makanan mewah hal biasa untuknya, setelah selesai makan Gerry dan Salma pun kembali ke Taman untuk bersantai sehabis makan.
"Sal... kamu anak satu-satunya ya?" tanya Gerry memecah keheningan sehabis makan.
"Tidak, aku memiliki seorang kakak laki-laki, tapi dia kuliah di luar negeri"sahut Salma yang menjelaskan kepada Gerry, setelah 15 menit bercerita Gerry dan Salma melanjutkan untuk membuat skripsinya, sangking sibuk dan fokus mengerjakan skripsi tak terasa hari sudah mulai sore.
"ah.... tak terasa sudah mau gelap ya !!" ucap Gerry yang sudah mulai merasa Jenuh dan lelah karena sepanjang hari menyusun skripsi.
"iya, ya sudah kita akhiri untuk hari ini ya, aku sudah lelah" ucap Salma yang memang sudah merasa bosan juga menyusun skripsi nya, lalu ponsel Gerry pun berdering dan dia melihat yang menghubungi nya adalah Simon, lalu dia mengangkat panggilan masuk ke ponsel miliknya.
"ada apa bro" ucap Gerry sambil memegang ponsel miliknya dan menempelkan ke telinganya.
"kamu masih di rumah Salma ya....?" tanya Simon yang memang sudah mengetahuinya dengan nada sedih .
"iya memang ada apa?" tanya Gerry dengan penasaran, sebab tak biasanya sahabatnya itu bertanya dengan nada seperti itu kepada Gerry.
"hm... itu... anu...." ucap Simon yang bingung cara untuk menyampaikan sesuatu .
"ada apa kok kamu seperti bingung begitu sih..!!!" sahut Gerry yang penuh dengan rasa penasaran .
"Gimana cara bilangnya ya" ucap Simon dalam hatinya.
"hm begini Ger... ayah mu, ayah mu" ucap Simon yang tidak tega memberi tahukan kabar buruk kepada sahabatnya itu.
"ayah ku kenapa...?" tanya Gerry dengan nada tinggi karena merasa khawatir dengan ayahnya.
"ayah mu Kecelakaan !!" ucap Simon yang memberitahukan kepada Gerry dengan nada kasihan dan sedih, karena ayah dari sahabat baiknya mengalami kecelakaan.
"Apa...!!!!!" teriak Gerry yang terkejut mendengar kabar dari Simon bahwa ayahnya mengalami kecelakaan.
"lalu bagaimana keadaannya, apa ayah ku baik-baik saja, di rumah sakit mana ayah ku dirawat?" tanya Gerry yang masih belum percaya bahwa ayah nya mengalami kecelakaan dengan nada yang sedih dan perasaan khawatir.
"ayah mu ada di rumah sakit Harapan" ucap Simon dan memberikan alamat rumah sakit ke pada Gerry.
"ya sudah kamu tunggu di situ, aku akan segera ke sana" sahut Gerry dengan perasaan cemasnya sambil mengakhiri sambungan telepon.
"ayah kamu kenapa....?" tanya Salma yang berada di samping Gerry dengan penasaran.
"ayah ku mengalami kecelakaan" ucap Gerry dengan perasaan sedih .
"kamu yang sabar ya" ucap Salma yang mencoba menghibur dan menenangkan Gerry agar tidak panik.
"Salma tolong antar aku ke rumah sakit Harapan sekarang ya" pinta Gery kepada Salma.
"baik lah, kita jalan sekarang "ucap Salma dan menyuruh pelayan untuk membereskan buku buku serta berkas berkas yang ada di atas meja, Salma dan Gerry pun bergegas jalan menuju Garasi untuk mengambil mobil dan pergi menuju Rumah sakit, diperjalanan menuju rumah sakit mereka melewati beberapa kali lampu merah .
"ah... lama amat sih ini lampu merahnya" teriak Gerry dengan kesal, sebab Gerry sudah tidak sabar ingin mengetahui ke adaan dan kondisi ayahnya saat ini.
"yang sabar Ger..." ucap Salma yang mencoba untuk menenangkan Gerry dan memegang bahunya, akhirnya lampu merah telah berubah menjadi hijau dan Gerry langsung menancap gas agar segera sampai di rumah sakit, tak lama mereka pun sampai kerumah sakit harapan dan Gerry langsung turun dari mobil.
"Sal kamu yang parkirin ya ..!!!" teriak Gerry yang langsung pergi berlari meninggalkan Salma menuju meja resepsionis dengan buru buru.
"sus.. ruangan pak Bharat korban kecelakaan di mana..?" tanya Gerry yang menyebut nama ayahnya dan menanyakan ruangan ayahnya kepada suster yang bertugas dengan buru-buru.
"pak Bharat sedang berada di ruang UGD" jawab suster sambil menunjukan arah ruang UGD, Gerry segera berlari menuju ke ruang UGD yang berada tak jauh dari meja resepsionis, dan melihat Simon yang berada di depan ruang UGD menunggu dokter keluar.
"Mon bagaimana keadaan ayah ku?" tanya Gerry kepada sahabatnya dengan perasaan khawatir.
"Belum tau Ger... masih di tangani sama dokter, kita tunggu dokter keluar dulu" jawab Simon sambil memegang bahu Gerry dan menenangkannya agar bersabar untuk menunggu dokter keluar dari ruang UGD.
"baik lah" ucap Gerry dengan pasrah dan menunggu .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Abdul Yaden
yaceritenya bagus
2022-05-22
0
Braiyen Siburian
yang sabar gery
2022-04-22
0
Pragas Jo
penasaran
2022-04-21
0