Gerry dengan rasa khawatirnya dan wajah yang sedih hanya bisa pasrah menunggu dokter keluar dari ruang UGD untuk memberitahukan kondisi ayahnya.
"Mon bagaimana kejadiannya sehingga ayah ku bisa mengalami kecelakaan, dan bagai mana kamu bisa ada di sini?" tanya Gerry kepada sahabatnya untuk mengetahui peristiwa yang sebenarnya.
"kejadiannya itu di lampu merah simpang empat jalan halat ada kecelakaan beruntun, kebetulan aku pas melewati jalan itu dan melihat peristiwa kecelakaan itu, ya otomatis aku berhenti dong, kecelakaan itu memakan korban kurang lebih 7 orang, aku melihat mini bus milik ayah mu terus aku samperin deh dengan niat ingin menolong ayah mu, aku lihat ayah mu sudah pingsan dan mengalami luka-luka, ya udah aku bawa aja langsung kerumah sakit ini " sahut Simon menceritakan kejadian yang di alami ayahnya.
"makasih ya bro sudah mau menolong dan membawa ayah ku ke rumah sakit " ucap Gerry tulus dengan sedikit membungkuk pertanda memberi hormat .
"iya... santai aja kali, kan sudah seharusnya aku menolong ayah sahabat ku, bahkan jika orang lain juga akan ku tolong" sahut Simon.
"tap tap tap tap ..." terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah mereka dan orang itu adalah Salma, setelah memarkir mobil Salma segera menghampiri Gerry dan Simon.
"bagai mana keadaan ayah mu Ger?" tanya Salma yang juga merasa khawatir.
"belum tau Sal, masih di periksa sama dokter" jawab Gerry.
"ya udah kita hanya bisa berdoa dan berharap agar keadaan ayah mu baik-baik saja" ucap Salma dengan tulus.
"iya Sal.." sahut Gerry.
Simon dan Salma menunggu dengan sabar di depan ruang UGD, tetapi tidak dengan Gerry yang sudah tidak sabar agar dokter segera keluar dan memberikan kabar tentang ayahnya, setelah menunggu selama 30 menit akhirnya dokter keluar dari ruang UGD dan mencari keluarga dari bapak Bharat untuk memberitahukan keadaannya.
Gerry, Simon dan Salma yang melihat dokter keluar dari ruang UGD langsung mereka datangi dan bertanya tentang kondisi ayah Gerry.
"dok... bagaimana kondisi ayah saya?" tanya Gerry yang sudah tidak sabar ingin mengetahui keadaan ayahnya di dalam.
"maaf kami sudah berusaha sebaik mungkin, akan tetapi Tuhan berkehendak lain, nyawa ayah anda sudah tidak terselamatkan lagi" ucap dokter dengan nada menyesal memberi tahukan kabar duka kepada Gerry.
"apa !!!!, bagaimana bisa dok, dokter jangan bercanda, tolong periksa ayah saya lagi dok" ucap Gerry dengan memohon agar dokter memeriksa ayahnya sekali lagi.
"maaf kami sudah melakukan yang terbaik, sewaktu melakukan penanganan pak Bharat mengalami gagal jantung yang menyebabkan beliau tidak tertolong lagi" ucap dokter memberi penjelasan dan segera pamit meninggalkan mereka, Gerry yang menerima kabar duka dari sang dokter tidak bisa berkata apa apa lagi dan hanya bisa terduduk di bangku, sekujur tubuhnya terasa lemas tak berdaya, perlahan butiran bening keluar dari kedua kelopak matanya seakan tak percaya dengan semua yang terjadi.
"tidak mungkin" teriak Gerry dengan kencang.
Simon dan Salma yang juga merasa sedih berusa menenangkan Gerry.
"sobat yang tabah ya, aku turut berduka untuk mu" ucap Simon ke pada Gerry.
"iya Ger... kuatkan hati mu aku juga turut berduka untuk mu " ucap Salma yang menimpali perkataan Simon, Biar gimana pun Gerry hanya bisa tabah dan menangis karena salah satu orang yang sangat dia sayangi telah pergi meninggalkannya, dengan menguatkan hati dan mengusap air matanya Gerry meminta agar Salma mengantarnya pulang dan bisa memberitahukan tentang kabar duka ini kepada ibunya serta mempersiapkan segalanya untuk pemakaman ayahnya.
"kalau begitu biar aku yang membawa jenazah ayahmu ke rumah" ucap Simon ke pada Gerry, Gerry dan Salma pun segera jalan untuk pulang ke rumah Gerry dan memberitahukan ibunya.
"tok tok tok " terdengar suara orang mengetuk pintu, Ibu Gerry segera datang membuka pintu, ibu yang melihat Gerry pulang sambil menangis dan di temani seorang gadis cantik kemudian merasa bingung.
"ada apa Ger, kenapa kamu pulang-pulang menangis seperti anak kecil saja" ucap ibunya kebingungan, Gerry tidak berkata apa-apa, ia segera masuk menarik ibunya dan mendudukkan di ruang tamu.
"ada apa ini nak ?" tanya ibunya dengan penasaran dan kebingungan.
"ada sesuatu yang harus Gerry beritahu pada ibu" ucap Gerry dengan sedih.
"iya... ada apa nak?" tanya ibu Gerry dengan perasaan yang sedikit takut, sambil menduga-duga dan berpikir sesuatu yang buruk telah terjadi.
"ayah... ayah..." ucap Gerry dengan terbata-bata.
"ayah, ada apa dengan ayah mu?" tanya ibu Gerry dengan perasaan takut sebab melihat Gerry menangis .
"ayah sudah meninggal Bu" ucap Gerry yang sontak membuat ibunya terkejut dan tak bisa berkata apa-apa.
"tidak mungkin" teriak ibu Gerry yang kemudian pingsan.
"ibu ibu ibu..." ucap Gerry sambil mengangkat ibunya dan membaringkan di tempat tidur, lalu mengoles minyak kayu putih kehidung ibunya, setelah pingsan selama sepuluh menit akhirnya ibunya pun siuman dan sadar kembali.
"ayah, ayah kamu mana Ger...?" tanya ibunya sambil menangis.
"ibu.. ibu yang kuat ya, ayah telah pergi meninggalkan kita " ucap Gerry yang ingin membuat ibunya ikhlas dan tabah untuk semua cobaan yang di alami keluarganya, setelah meyakinkan dan menenangkan ibunya, Gerry dan Salma mempersiapkan semuanya untuk kedatangan jenazah ayahnya, suara sirine mobil ambulance pun terdengar, Gerry segera keluar untuk melihat apakah itu jenazah ayahnya dan benar saja itu adalah jenazah ayahnya, Simon segera keluar dari mobil dan membantu mengangkat jenazah ayah sahabatnya itu, setelah selesai pemakaman jenazah ayah Gerry dan langit telah berubah menjadi gelap, Simon dan Salma pun berpamitan kepada Gerry dan ibunya untuk kembali kerumah mereka masing - masing, Gerry dan ibunya yang masih di selimuti duka atas kepergian sang ayah mencoba untuk ikhlas.
"sudah Bu jangan menangis lagi, ayah sudah tenang di atas sana" ucap Gerry yang mencoba menghibur ibunya walau dia sendiri masih sedih .
"iya nak ibu sudah ikhlas" ucap ibu Gerry sambil mengusap butiran bening yang ada di matanya.
"ya sudah kamu masuk kamar dan istirahat" ucap ibu Gerry .
"iya Bu, ibu juga istirahat ya" ucap Gerry pada ibunya Gerry dan ibunya pun masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
Gerry yang berbaring di atas kasur mencoba memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur, tetapi Gerry masih belum bisa tidur dikarenakan, ia masih belum bisa melupakan semua kejadian yang terjadi, Gerry mengambil foto ayahnya yang ada diatas meja kamarnya dan menaruh di atas dadanya sambil membayangkan sesuatu di pikirannya dan tak lama kemudian Gerry akhirnya terlelap sambil memeluk foto ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Sangsang Sudianto Sudianto
biase ceritenya tak bertele tele... lanjut thor..
2022-06-08
0
Asep Gondrong Ekseizz
innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un
2022-04-28
0
Braiyen Siburian
yang kuat. ya gery
2022-04-22
0