Pewaris Yang Hilang

Pewaris Yang Hilang

1.Hari yang buruk

kring...

bunyi alaram yang kuat membangunkan ku dari tidur lelap, aku segera bangkit dan merapikan tempat tidur ku, lalu berjalan menuju kamar mandi dan bersiap untuk berangkat ke kampus.

nama ku adalah Gerry dan tinggal di Kota Aurora, aku mahasiswa jurusan management bisnis di Universitas Hill, selain itu aku juga bekerja paruh waktu di sebuah restoran mewah di Kota Aurora, kampus ku adalah kampus yang telah di akui di dunia dan banyak mahasiswa/i di kampus ini adalah anak orang hebat dan kaya raya, bahkan ada juga anak dari orang orang yang super kaya raya di negara ini yang kuliah di UH, aku tinggal bersama ayah dan ibuku, sebenarnya mereka bukan ayah dan ibu kandung ku, saat aku berumur 4 tahun mereka menemukan ku tengah menangis sendiri di jalanan Gelap dalam kondisi hujan yang lebat, pada saat itu ayah ku yang berprofesi sebagai supir melintas dan melihat aku tengah menangis sendirian, beliau kasihan dan iba melihat aku menangis sendirian dalam keadaan hujan lebat, ia membawa aku pulang kerumahnya, kebetulan sudah lama mereka tidak memiliki anak, sehingga sepasang suami istri itu setuju untuk mengangkat dan merawat aku seperti anak kandungnya sendiri.

setiap pagi kami selalu sarapan bersama sebelum melakukan aktifitas masing-masing.

"Ger bagaimana dengan kuliah mu?" tanya ayah pada Gerry setelah selesai sarapan.

"lancar lancar aja kok yah", sahut Gerry.

"maaf ayah belum bisa bayar uang semester tahun ini" ucap ayah dengan nada menyesal.

"iya gak papa kok yah, Gerry sebentar lagi juga gajian, nanti biar Gerry bayar pakai gaji Gerry aja, ayah gak usah khawatirkan uang untuk kuliah Gerry" sahut Gerry.

Gerry telah selesai sarapan dan dia berpamitan pada ayah dan ibunya, lalu segera berangkat menuju kampus dengan menaiki busway, dikarenakan faktor ekonomi keluarga, Gerry tidak mampu untuk membeli motor, setelah 30 menit perjalanan, bus akhirnya berhenti di halte depan kampus, dan Gerry segera turun dari bus lalu berjalan masuk ke dalam kampus, Gerry melihat banyak orang berkumpul di depan papan pengumuman, lalu karena penasaran, Gerry pun berjalan menuju kerumunan dan melihat papan pengumuman.

"Apa-apaan ini !!!" Gerry melihat ada sebuah foto yang di gantungkan dipapan pengumuman yang bukan lain adalah foto Gerry sendiri saat sedang memungut kaleng minuman ringan di tempat sampah tempat dia bekerja, Gerry memang sudah biasa memungut dan mengumpulkan kaleng bekas minuman, lalu setelah cukup banyak ia jual ke pengepul barang bekas, hasil dari penjualan kaleng bekas minum ia kumpulkan untuk tambahan uang kuliahnya.

"sial....!!!, siapa orang yang memajang foto ku di papan pengumuman ini!!!" ucap Gerry dalam hatinya, lalu Gerry langsung mencabut foto yang tertempel di papan dan pergi meninggalkan kerumunan menuju taman kampus, Gerry duduk di bawah pohon yang besar dan sejuk sambil menduga duga siapa orang yang memajang fotonya di papan pengumuman itu.

"Gerry....", panggil seseorang dari jarak yang tak terlalu jauh darinya, orang itu adalah Simon Dermawan, sahabat terbaik Gerry yang selalu mendukung dan mensupport Gerry, mereka sudah bersahabat sejak SMA, Simon adalah anak salah satu pengusaha di kota Aurora, meskipun keluarganya kaya dia masih tetap mau bersahabat dengan Gerry.

"Ger apa kau sudah tahu, kalau kau jadi pembicaraan di seluruh kampus ini?" tanya Simon

"iya aku sudah tahu" jawab Gerry dengan kesal.

"kira kira siapa yang memajang foto mu di papan pengumuman itu?" tanya simon dengan penasaran.

"mungkin ini kerjaan dari Justin atau Argus" jawab Gerry dengan sangat yakin.

"bisa jadi sih" sahut Simon menimpali perkataan Gerry, sebab mereka berdua adalah orang yang paling sering mencari keributan dengan Gerry .

"sudah jangan emosian begitu lebih baik sekarang kita masuk kelas" ucap Simon, lalu mereka berdua pun berjalan ke arah ruangan.

"lihat siapa yang datang" ucap salah seorang mahasiswa sambil menunjuk kearah Gerry dan Simon, itu adalah suara dari Argus pesuruh dari Justin.

"itu ambil buat lu aja jangan sampai bikin malu nama kampus" ucap Argus sambil melempar kaleng minuman kearah Gerry, Simon yang masuk bersama Gerry pun menjadi emosi karena ucapan dan perbuatan Argus yang sudah ke lewat batas, dengan mengepal tangannya Simon berkata "Argus apa kamu gak ada kerjaan selain menghina Gerry".

"Menghina lu bilang, itu bukan menghina tapi kenyataan" ucap mahasiswa yang duduk tidak jauh dengan Argus, itu adalah suara dari Justin.

"Sudah tidak apa apa, lagi pula itu pekerjaan yang halal kok" ucap Gerry sambil sedikit tersenyum walau hati Gerry di penuhi dengan amarah.

"jadi pemulung kok bangga" ucap Argus menghina sambil tertawa, Gerry dan Simon kemudian duduk tanpa menghiraukan kata kata dari Argus lagi, tak lama kemudian pak Leo pun memasuki kelas dan memulai mata pelajarannya, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12 pm, yang artinya sesi pelajaran mata kuliah pak Leo pun berakhir, Gerry dan Simon serta mahasiswa mahasiswi lain pun keluar dari ruangan karena tidak ada lagi mata kuliah untuk hari ini, saat berjalan keluar menuju Taman terdengar suara memanggil Gerry.

"Gerry..."panggil salah seorang mahasiswi, suara itu terdengar tidak asing di telinga Gerry dan Simon, sebab itu adalah suara dari Salma.

Salma Subroto adalah anak salah seorang pengusaha sukses di Kota Aurora yang memiliki paras sangat cantik, senyuman yang indah, serta bentuk tubuh yang sangat sexy, dan latar belakang keluarga yang cukup berpengaruh di kota Aurora, sehingga banyak pria yang sangat tertarik padanya bahkan sampai memohon mohon agar di terima menjadi kekasih Salma, ini juga salah satu penyebab Justin serta Argus tidak menyukai Gerry, sebab dia dekat dengan Salma.

"ada apa Sal....?" tanya Gerry yang memang sudah dekat dengan Salma.

"apa kamu bisa membantuku" sahut Salma dengan napas terputus putus karena dia barusan berlari mengejar Gerry.

"bantuan apa yang kamu butuhkan dari ku?" tanya Gerry penasaran.

"bantu aku untuk menyusun skripsi" ucap Salma dengan nada memohon, dikarenakan Gerry salah satu mahasiswa yang berprestasi di kampus dan dia sangat pintar, Salma berpikir kalau dia di bantu oleh Gerry pasti skripsinya cepat selesai.

" Maaf aku tidak bisa" sahut Gerry, karena aku harus masuk kerja dan pulang kerja pun sudah larut malam sekali, Gerry memberi kan alasan agar Salma tidak kecewa terhadapnya.

"Sudah, masalah kerjaan kamu tenang saja, aku akan bilang pada manager restoran bahwa kamu cuti untuk seminggu" ucap Salma, dikarenakan Gerry bekerja di restoran All star, dan restoran itu adalah salah satu usaha milik keluarga Subroto, jadi kalau Salma mengatakan ke manager bahwa Gerry akan cuti selama seminggu, tentu saja manager tidak akan banyak tanya lagi.

"Baik lah aku akan membantu mu menyusun skripsi" sahut Gerry.

"tenang aku akan memberimu upah karena sudah membantuku menyusun skripsi" ucap Salma dengan memberi sedikit senyuman ke Gerry.

"ehem ehem ehem " Simon yang melihat merekapun pura pura batuk.

"serius amat pandang pandangan ya" seakan dunia milik berdua, Gue dianggap cuma numpang kali ya canda Simon.

"kamu apa apaan sih...." ucap Salma dengan malu malu.

"ya sudah kita mulai buat skripsinya besok ya" ucap Gerry kepada Salma.

"oke aku tunggu kabarmu besok ya" Sahut Salma dan pergi meninggalkan Gerry Dan Simon.

Dari kejauhan Justin yang melihat Gerry berbicara dengan Salma merasa sangat kesal "Berani banget tuh pemulung dekat dekat dengan Dewi pujaan hati Gue !!!" ucap Justin dengan kesal sambil mengepal kedua tangannya seakan ingin memukul Gerry.

"benar bos gak tau malu banget tuh dia" sahut Argus yang berada di samping Justin.

"gimana kalo kita beri dia pelajaran bos" ucap Argus memberikan saran kepada Justin.

"oke tunggu Simon pergi kemudian kamu hajar si Gerry itu" perintah Justin pada Argus.

"siap bos" jawab Argus penuh semangat, biar gimanapun Justin tidak berani sembarang mengganggu Simon karena Status keluarga mereka sama kuatnya.

"Gerry, lu mau langsung pulang atau masih mau ke perpustakaan, kalau lu mau langsung pulang biar bareng aku aja, tapi kalau mau ke perpus aku pulang duluan?" tanya Simon.

"aku masih mau ke perpus dulu, buat cari bahan untuk skripsinya di Salma" jawab Gerry.

"ya sudah aku pulang duluan ya" ucap Simon sambil berjalan meninggalkan Gerry dan menuju ke parkiran mobil.

Gerry melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan untuk mencari bahan buat skripsi Salma, tetapi belum sampai di perpustakaan Argus datang menghadang dan menarik Gerry dengan paksa ke gudang kosong di belakang perpustakaan.

"ngapain lu narik gue ke sini" tanya Gerry Dengan sedikit rasa takut, lalu Justin masuk dan menutup pintu gudang agar tidak ada orang yang melihat mereka.

"tenang kita hanya ingin bermain dengan mu" ucap Justin dengan nada yang sedikit menakutkan.

"Argus cepat Hajar dia sekarang" perintah Justin ke pada pesuruh setianya .

"siap bosku" sahut Argus yang kemudian di ikuti dengan tangan Argus yang memukul Gerry dengan kuat, sehingga bibir Gerry pecah dan mengeluarkan darah

"makanya lu kalau jadi orang sadar diri dikit" ucap Argus sambil memukuli Gerry, Gerry mengusap bibirnya yang berdarah dan bertanya.

"apa salah ku, kenapa kalian memukuli ku?" tanya Gerry dengan nada yang kesal, kemudian Argus melayangkan pukulannya lagi ke bagian perut Gerry sambil berkata, "berani banget lu ganggu Dewi pujaan hati bos Gue" Gerry yang memegangi perutnya sambil merasa kesakitan akhirnya tidak tahan dengan sikap bully ke dua orang itu dan melakukan perlawanan, Sampai akhirnya Justin yang berdiam diri ikut membantu Argus Yang mulai kelelahan menghajar Gerry, Gerry yang sudah banyak mengalami luka luar tidak sanggup melawan Justin dan hanya pasrah menjadi bulan bulanan dari pukulan Justin, setelah Justin puas menghajar Gerry dia pun berhenti dan berkata.

" lain kali jangan coba coba dekati Salma lagi kalau tidak bakal lebih parah dari ini Gue bikin lu" Justin dan Argus pun pergi meninggalkan Gerry yang sudah tak berdaya dan luka memar di sekujur tubuhnya.

"ya Tuhan mengapa nasib ku sesial ini " teriaknya dengan kencang sehingga suaranya di dengar oleh Vira, seorang mahasiswi dari fakultas Hukum di kampus yang sama dengan Gerry hanya berbeda Gedung saja, Vira adalah mahasiswi yang berprestasi sama seperti Gerry, memiliki paras yang sangat cantik, tinggi badan sekitar 170 cm, bibir yang merah dan bentuk tubuh yang benar benar indah dipandang serta sifat yang suka menolong.

"eh kamu kenapa sampai bisa begini?" tanya Vira yang masuk ke dalam ruangan dan melihat Gerry yang terkapar di lantai dengan luka dan memar sekujur wajahnya.

"tidak... aku tidak apa-apa ini hanya perkelahian biasa saja kok" ucap Gerry menjawab Vira, karena Gerry takut kalau sampai Vira mengadukan kepada dosen atau dekan tentang penganiayaan yang dialami oleh Gerry.

"makasih ya kamu dah mau bantu aku membersihkan dan mengobati luka ku" ucap Gerry dengan tulus.

"iya sama-sama" jawab Vira sambil terus mengolesi obat ke semua memar yang ada di wajah Gerry.

setelah selesai mengobati luka-luka Gerry mereka pun keluar dari ruang kesehatan, "ya sudah kalau begitu aku pulang duluan ya" ucap Gerry sambil melambaikan tangannya kearah Vira dan berjalan ke luar kampus.

"iya hati-hati jangan sampai berkelahi lagi" ucap Vira sambil melambaikan tangan membalas lambaian tangan dari Gerry.

setelah menunggu sekitar lima belas menit akhirnya busway pun tiba dan Gerry segera naik untuk pulang kerumahnya, "aduh...!!!!" gumam Gerry pelan yang kesakitan lantaran bibir nya yang pecah akibat perkelahiannya dengan Justin dan Argus terasa perih.

Terpopuler

Comments

Vera Manoppo

Vera Manoppo

up....

2022-05-25

0

Jade Meamoure

Jade Meamoure

hajar ger jan mau kalah

2022-05-22

0

Ahmad Fakhrudin Athar

Ahmad Fakhrudin Athar

nyesel baca nya

2022-04-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!