Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam untuk sampai kembali di Denpasar. Bagus mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, karena dari Buleleng sudah mendung, ia takut kalau sampai di rumah Dila malah hujan besar. Bagus sedikit menyesalkan kenyataan yang terjadi, ia memang shock ketika mendengar Dila sudah mempunyai anak, tapi saat itu kondisi Dila memang tengah darurat, jadi Bagus melupakan semuanya.
Andai dia masih gadis, mungkin aku akan semangat mengejarnya. Sangat disayangkan, gadis se-sempurna Dila ternyata telah memiliki seorang anak. Tapi, aku tak boleh membuatnya sedih. Aku harus terlihat biasa saja dihadapannya. Karena sepertinya dia punya masa lalu yang kelam. Batin Bagus sambil mengendarai motornya.
Dua jam berlalu, Bagus pun telah sampai di Denpasar. Sepertinya, di Denpasar memang baru saja turun hujan. Bagus kehujanan, tapi beruntungnya hujannya tak terlalu deras dan sepertinya akan segera berhenti. Bagus harus secepat mungkin sampai di rumah Dila, karena hari sudah sore.
Bagus berhenti di depan rumah Dila. Bagus tak menyadari ada mobil Kaisar yang terparkir juga didepan rumah Dila. Ia hanya mengira bahwa itu mobil tetangga Dila. Bagus segera membuka gerbang rumah Dila, dan berjalan untuk masuk kedalam rumahnya.
Hal yang tak diduga terjadi, saat Bagus akan membuka gagang pintu rumah Dila, tiba-tiba pintu pun terbuka dari dalam. Betapa kagetnya Bagus, saat seseorang membuka pintu rumah Dila. Sama hal nya dengan Kaisar, yang baru sadar dari tidurnya, dan masih belum juga melihat Hila.
Kaisar akan mencari Dila, ia khawatir dengan Dila. Saat ia memlbuka pintu, betapa terkejutnya Kaisar mendapati Bagus berada dihadapannya. Hal itu membuat Bagus semakin gugup dan tak nyaman.
"Loh, P-Pak, Kaisar?" Bagus berkeringat dingin, ia benar-benar gugup.
"Ada apa kamu kesini? Dila dimana? Kau bersama Dila kan? Dimana dia sekarang?" cecar Kaisar pada Bagus.
DEG. Bagus ketakutan. Nada bicara Kaisar terkesan memaksa. Kaisar sepertinya marah, karena Dila tidak ada di rumahnya. Bagus pun heran, sejak kapan Bos nya ini ada di rumah Dila. Bagus bingung, harus mengatakan apa pada Kaisar. Jika berbohong pun, apa yang harus ia katakan?
Ya Tuhan ... ini mimpi buruk! Kenapa Pak Kaisar ada disini? Apa yang harus kukatakan padanya? Cari alasan, cari alasan. Kasihan Dila. Dia pasti tak ingin Pak Kaisar tahu tentang semua ini. Arrgghh, apa yang harus kukatakan padanya? Batin Bagus kebingungan.
"Jangan mencoba-coba membohongi aku, jika kau masih ingin bekerja di perusahaan ku. Katakan yang sejujurnya, Dila dimana? Maka posisimu akan aman di perusahaan!" Ancam Kaisar.
Bagus kaget mendengar ancaman Kaisar. Walau bagaimanapun, Bagus membutuhkan pekerjaan itu. Bekerja di kantor Kaisar, adalah impiannya sejak lama. Ia tak mungkin berhenti bekerja di kantor ini.
"Maafkan saya, Pak. Dila ada di Buleleng," Bagus pasrah, ia tak bisa berbohong pada Kaisar.
"Buleleng? Lagi? Untuk apa dia ada di sana?" Kaisar kaget.
Ya Tuhan ... aku tak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Bagaimana ini? Kumohon, tolong aku ....
"Bagus, JAWAB!" Bentak Kaisar.
"I-iya, Pak ...“
"Untuk apa dia ke Buleleng lagi? ada apa?"
"Maaf, Pak ... saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya mengantar Dila ke Buleleng, setelah itu saya pulang lagi, dan saya kesini, karena Dila berkata, dia lupa mengunci pintu rumahnya." Ucap Bagus.
Ada apa dengan Dila? Kenapa dia sering sekali datang ke Buleleng? Aku heran, apa yang dia sembunyikan padaku? Kenapa Dila terus saja datang ke sana? Aku harus memastikan apa yang terjadi. Batin Kaisar.
"Kamu pulang saja! Biar kunci rumah Dila aku yang memegang. Katakan padaku, kemana tadi kau mengantar Dila?"
"Ke-kenapa Bapak bertanya? Apa Bapak akan pergi mengunjungi Dila?" Bagus ketakukan.
"Jangan banyak bicara! Katakan saja kemana kau mengantar Dila pergi!" Bentak Kaisar.
Dila ... maafkan aku, aku tak menyangka akan seperti ini. Berurusan dengan Pak Kaisar, membuatku takut. Aku tak mungkin berbohong padanya. Aku tak ingin mengorbankan pekerjaanku jika aku berbohong. Sekali lagi, maafkan aku, Dil ... Batin Bagus.
...❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤...
RS Buleleng, Bali.
Orang yang menabrak Clais kini tengah menemui Dila. Dia mengajak Dila untuk bertemu di ruang tunggu rumah sakit. Belva, namanya. Wanita asal Jakarta yang sedang melakukan pekerjaan di Bali. Belva menjadi model dan sedang melakukan pemotretan di Bali. Saat ia sedang mengelilingi daerah Singaraja, ia tak menyangka malah menabrak Clais.
"Mbak, maafkan saya. Saya janji, akan bertanggung jawab untuk semuanya. Saya disini benar-benar merasa bersalah, maafkan saya. Tadi saya sudah membayar biaya rumah sakit adek, semoga Mbak berkenan memaafkan saya," ujar Belva.
"Ya, saya sedih, saya terluka. Ibu mana yang tega melihat anaknya tertabrak. Tapi, Ibu saya juga bilang, Clais terlalu cepat main sepedanya, ia juga tak hati-hati. Terima kasih atas tanggung jawabnya, saya senang Mbak berkenan tanggung jawab," Dila mencoba tenang.
"Bagaimana keadaannya sekarang? Apa adek sudah baik-baik saja? Besok, saya akan menjenguknya, malam ini saya ada pemotretan, jadi tak akan sempat menjenguk, karena saya disini itu sedang bekerja, Mbak. Saya berasal dari Jakarta."
"Ah, iya tak apa. Terima kasih, telah menyempatkan datang pun saya sudah senang Mbak mau bertanggung jawab." Dila tersenyum.
"Mbak, siapa namanya? Apa boleh saya minta nomer ponselnya? Biar saya tak kesulitan menghubungi Mbak," Belva tersenyum.
"Saya, Dila Mbak. Mbak Belva ya? Tadi Ibuk saya memberi tahu nama Mbak. Ini nomor ponsel saya," Dila mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan nomer miliknya.
Belva mencatat nomor ponsel Dila di ponselnya, dan ia pun akan segera pamit, karena ia harus segera shooting dan pemotretan.
"Mbak, sekali lagi, terima kasih telah memaafkan saya. Besok saya pasti menjenguk adek, sekarang saya pamit pulang dulu ya, Mbak ...."
"Ah, i-iya Mbak Belva. Terima kasih kembali, baiklah akan saya antar kedepan, Mari Mbak ..." Dila mempersilahkan Belva untuk berjalan terlebih dahulu.
Dila memahami, karena Belva juga bukan orang asli Bali, mungkin ia belum paham betul jalanan Singaraja, jadi ia masih kaku mengemudikan mobilnya. Beruntungnya, Clais bisa selamat dan kembali seperti sedia kala, hanya tinggal memar dan lukanya kering saja.
Belva pulang bersama dengan managernya yang sedang menunggu didalam mobil. Belva pun pamit pada Dila, karena hari sudah gelap. Dila melambaikan tangannya pada Belva. Dila bersyukur, Belva bertanggung jawab dan tak melarikan diri.
Setelah Belva berlalu, Dila memutuskan untuk kembali ke ruangan tempat Clais di rawat. Dila akan menemani Clais sampai anaknya itu benar-benar kembali sembuh. Saat ia berbalik dan mulai berjalan memasuki gedung rumah sakit, ada seseorang yang memanggilnya, dan ia sangat familiar dengan suara tersebut.
"DILA ...." Kaisar sudah berada dibelakang Dila, dengan wajah lelah dan penuh rasa kesal.
DEG. Jantung Dila berdegup sangat kencang. Suara itu, ia sangat hapal betul siapa yang memanggilnya. Tubuhnya tiba-tiba lemas, ia tahu, dan sangat yakin, dengan orang yang memanggilnya saat ini. Dila pun perlahan-lahan membalikkan badannya, ia benar-benar tak sanggup menghadapi kenyataan kalau memang benar orang yang memanggilnya sesuai dengan yang dugaannya
Mata Dila membelalak kaget, " P-Pak, K-Kais, Kaisar?"
Kaisar berjalan mendekat kearah Dila. Kaisar sangat emosi, banyak sekali pertanyaan muncul di kepalanya. Tangannya mengepal, dan tatapan matanya fokus menatap Dila dari kejauhan.
Ya Tuhan ... kenapa dia bisa ada disini? Kenapa dia terlihat marah sekali padaku? Apa yang terjadi sebenarnya? Tuhan, tolong aku ... bantu aku, aku sangat takut menghadapinya ... Batin Dila, ia menutup matanya saking ketakutan menatap Kaisar.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Rhina sri
lebih baik km jujur aja di sm bos mu moga aja kaisar akn tetap bersama dila
2021-04-29
1
ɾιɳι🖤
klo pak kai beneran cinta sama dilla dan bagaimana pun keadaan dilla pasti akn menerima itu semua..asalkan dilla jujur apa adanya 😚😚
semangat teh irna 💖💖
2021-04-29
1
vHiee
yahh Lgi seru2 nya malah bersambung
ayo dila ketahuan kan sma kaisar mudah2an kaisar bisa menerima dila apa ada nya
2021-04-29
0