Ini foto siapa?

Tatapan tajam tanpa berkedip itu membuat Dila merasa semakin tak nyaman. Ia pun memberi isyarat pada Bagus, agar Bagus segera pulang dan pamit pada Kaisar. Dila heran, kenapa Kaisar harus ada didepan rumahnya. Karena Kaisar, hidup Hila seakan dikekang dan begitu memusingkan.

"Pak Kaisar, kalau begitu saya pamit pulang ya, Pak. Permisi," Bagus pun tersenyum ramah pada Kaisar dan membungkukkan badannya.

Kaisar hanya membalas dengan tatapan mata yang menyuruh Bagus agar segera pergi. Bagus pun berlalu, kini hanya tinggal Kaisar dan Dila. Dila merasa bingung, dengan kehadiran Kaisar saat ini. Dila ingin istirahat, tapi kadang realita memang tak sejalan dengan ekspektasi.

"Bapak ngapain didepan rumah saya?" tanya Dila.

"Kalo aku ada didepan rumahmu, itu berarti aku sedang menunggumu!"

Glek, Dila menelan saliva nya. Terlihat sekali, bahwa Kaisar tengah marah dan emosi. Dila tak mengerti, entah apa penyebab Kaisar seperti itu padanya. Namun, Dila mencoba memahami sifat Bos nya itu, karena memang sehari-harinya pun, Kaisar memang sering marah-marah.

"Baiklah, mari masuk, Pak." Dila mengajak Kaisar masuk kedalam rumahnya.

Kaisar duduk di sofa rumah Dila. Dila segera menyiapkan minuman untuk sang Bos yang sedang kepanasan. Setelah selesai, Dila pun duduk dengan manis, berharap, bahwa Kaisar tak akan marah lagi.

"Bapak sengaja cari saya? Kenapa Bapak gak nelepon saya?"

"Gak nelepon katamu? Bisa-bisanya kamu bilang aku gak nelepon. Bener-bener kamu, Dil ..." selidik kaisar.

"Hah? Bapak nelepon saya? ..." Seketika Dila teringat, akan ponsel yang sejak tadi ia lupakan.

Dila membuka ponsel yang berada didalam tas. Betapa kagetnya Dila, ternyata ada panggilan tak terjawab sebanyak 8 kali, dan beberapa pesan masuk dari Kaisar.

"Ya ampun, Pak ... maaf, saya lupa. Ponselnya saya silent, jadi saya gak tahu kalo Bapak neleponin saya,"

"Habis dari mana saja kamu? Ada acara apa kamu dan karyawanku? Kenapa juga kamu pulang diantar sama si Bagus? Kamu pacaran sama dia?" tanya Kaisar tanpa jeda.

Ya Tuhan ... kenapa sih dia? Tiba-tiba jadi over protektif begini. Sumpah ya, ini yang bikin aku kesel kalo deket-deket sama Pak Kais. Menyebalkan sekali. Dia selalu ikut campur urusanku, dan itu sangat sangat mengganggu privasiku. Andai saja bisa aku berkata begini padanya, tapi itu tak mungkin. Batin Dila.

"Maaf, Pak. Saya kira, Bapak tak akan mencari saya. Jadi, saya mengajak mereka semua untuk makan ramen di restoran korea, dan saya memang berniat mentraktir mereka. Kalo soal Bagus, dia sengaja menawarkan diri untuk mengantar saya pulang, Pak. Maafkan saya yang mengabaikan panggilan dari Pak Kais, ya ..." Dila menenangkan Kaisar.

"Kamu tak hanya mengabaikan panggilanku, tapi kamu mengabaikan hatiku juga," Kaisar berbisik pelan.

"Kenapa, Pak? Pelan sekali bicaranya," ujar Dila polos.

"Enggak kok, enggak. Kenapa kamu gak ngajak saya?" tanya Kaisar lagu.

"Saya tahu, Bapak sibuk, gak mungkin kan saya ganggu meeting Bapak hanya sekedar untuk makan ramen saja," Dila beralasan.

"Memang banyak alasan kamu,"

"Maaf ya, Pak. Saya membuat Bapak kecewa," ucap Dila tersenyum manis..

"Aku maafkan, asalkan kamu beri aku makan. Aku sangat lapar, sejak selesai meeting aku belum makan apapun, Dil." Jelas Kaisar.

"Ya ampun, Bapak ... Pak Kais mau makan apa? Biar saya pesankan sama driver online," saran Dila

Kaisar menggeleng.

"Kenapa, Pak?"

"Aku tak ingin memesan makanan online," jawabnya.

"Lalu, Pak Kais mau makan apa? Di daerah ini, jarang sekali penjual makanan mewah, takutnya tidak sesuai dengan selera dan lidah Bapak,"

"Aku tak ingin membeli makan, aku ingin memakan masakan yang kamu buat dengan kedua tanganmu! Apapun itu," perintahnya lagi.

"Apa?" Dila amat kaget.

"Kenapa? Kaget sekali kamu?"

"Sejak kapan Bapak mau makan masakan yang saya buat? Dan sejak kapan, saya memasak makanan untuk Bapak? Tidak pernah, bukan? Saya takut masakan saya gak enak, Pak." Jawab Dila.

"Sejak saat ini, tahun ini, bulan ini, hari ini, waktu ini, detik ini juga. Are you understand?"

"Aduh, saya gak percaya diri kalau harus memasak makanan untuk Bapak. Saya gak bisa masak, Pak. Saya takut, makanan saya tak sesuai dengan lidah Bapak." Ujar Dila.

"Gak usah kebanyakan teori deh, Dil. Kamu harus tahu, aku tak bernafsu makan sejak meeting tadi. Aku menahan rasa lapar dalam perutku. Niat hati aku ingin makan bersamamu sore ini, tapi ternyata kau malah senang-senang, makan-makan bersama dengan semua karyawanku! Karena itulah, masakan makanan untukku, itu hukuman karena kamu mengabaikanku!" Titah Kaisar tanpa jeda.

"Aduh, kalo gak enak, gimana Pak?" Dila tak percaya diri.

"Masak aja, Dil. Gak usah bawel, kamu mau biarin aku mati disini karena menahan lapar?" teriak Kaisar.

"Eh, ya jangan dong, Pak. Ta-tapi, Pak ..." Dila ragu lagi.

"Kenapa lagi?"

"Di kulkas saya gak akan daging ataupun lauk, adanya cuma telur, sayur kangkung dan kornet," jawab Dila.

"Ya sudah, olahkan semua bahan itu untukku!" Jawab Kaisar.

"Ha? Bapak tidak masalah makan telur dan oseng kangkung?"

"Memangnya, kenapa dengan telur dan kangkung?"

"Ya, masa seorang Presdir Jackson Grup makan telur sama kangkung. Udah deh Pak, saya pesen makanan online aja ya?" rayu Dila.

"Aku ingin masakan rumahan, dan makan di rumah ini. Cepat buatkan masakan itu untukku, sekarang juga!" Kaisar jadi semakin sensitif.

"Ah, i-iya, Pak. Baiklah, Dila akan memasak sekarang," Dila pun menyerah menghadapi sifat sensitif Kaisar.

Kenapa dia harus seperti itu? Ada apa dengannya? Pak, anda selalu membuatku bingung dan tak nyaman. Apa dia marah karena tak ku ajak makan bersama? Tapi, tak mungkin aku mengajaknya, anak-anak pasti tak akan mau jika ada dia. Tapi, sifat sensitifnya sekarang, membuat aku berpikir, uangnya banyak, pembantunya banyak, kenapa dia harus memintaku memasak untuknya? Dasar orang aneh! Gerutu Dila dalam hati.

Kaisar berjalan-jalan di sekitar ruang tamu dan ruang menonton televisi. Ia melihat-lihat, foto-foto Dila yang terpajang di dinding. Kaisar senyum-senyum sendiri melihat gaya foto Dila yang terlihat masih begitu muda sekali. Mungkin, itu ketika Dila masih berusia 20 tahunan dan saat tinggal di Jakarta.

Lucu sekali dia, wajahnya menggemaskan ketika masih muda. Kalau sekarang dia berpose seperti ini, mungkin akan terlihat mengerikan. Batin Kaisar sambil cekikikan sendiri.

Lalu, Kaisar tanpa sadar melihat ada sebuah foto kecil di ujung figura. Foto seorang gadis imut kisaran usia 5-6 tahun. Berwajah sangat menggemaskan dan sama seperti Dila. Kaisar melihat-lihat, wajah gadis itu sangat mirip dengan Dila. Kaisar pun tersenyum,

Apa ini foto Dila ketika masih kecil? Lucu dan menggemaskan sekali dia, wajahnya mirip seperti saat ini. Eeh, tapi kok? Resolusi fotonya terlihat jernih dan bagus. Ini seperti cetak foto baru, bukan foto sudah lama. Ah iya, ini foto baru. Kaisar menerka-nerka dalam hatinya.

Kaisar pun memanggil Dila yang sedang sibuk memasak,

"Dil, Dila? Foto kecil ini, apakah fotomu waktu dulu? Cantik dan menggemaskan sekali kamu waktu masih kecil," ujar Kaisar yang masih menatap foto itu.

DEG. Jantung Dila berdetak sangat kencang. Ia sadar, bahwa foto masa kecil itu, bukanlah fotonya. Melainkan foto anaknya, Clarissa. Dila pun jadi tak konsentrasi memasak, ia mematikan kompor gas nya dan segera bergegas ke ruang keluarga, untuk mengantisipasi Kaisar akan tahu hal yang sebenarnya.

"Eh, Pak, jangan dilihat!" Dila segera mengambil figura itu.

"Loh, kenapa? Cantik kok, kamu waktu kecil cantik dan lucu, berbeda sekali dengan sekarang!" Ledek Kaisar.

"Ah? Foto masa kecilku? Aaah, iya-iya ... ini memang foto masa kecilku, jangan dilihat, aku jelek!" Dila jadi memiliki alasan untuk berkilah.

"Tapi aku heran, kalau itu fotomu dulu, kenapa resolusinya jernih sekali? Seperti foto yang baru, bukan foto lama." Tanya Kaisar yang membuat jantung Dila berdetak semakin tak karuan.

DEG. Ya Tuhan, jangan sampai dia tahu ... kumohon, aaah, bagaimana aku harus mengalihkan pembicaraan ini agar dia tak curiga? God, please help me, help me. Batin Hila, karena ia sangat gugup dan takut.

Terpopuler

Comments

Rhina sri

Rhina sri

kenapa gk terus terang aja dilla cepat ato lambat kaisar akn tau ntar dia kecewa lho..

semangat teh author😘😘😘💪

2021-04-29

0

piyak 🐣🐣

piyak 🐣🐣

masaknya cepet d selesaikan dil dan suruh kaisar makan biar gak ngebahas foto anakmu,, 😁😁

cepat ato lmbat kaisar juga pasti akan tau klo dila sudah punya ank ,,,

seemangat thor 😘😘🤗

2021-04-17

1

rzkaavin

rzkaavin

thanks up nya 😙

2021-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!