Happy Reading
!:sorry'bouttypo~teehee~
📝Regret
Berita tentang berakhirnya hubungan dua orang populer disekolah dengan cepat menyebar. Banyak sekali yang menyayangkan berakhirnya hubungan Juan dan Agnes yang pernah menggemparkan sekolah karena mereka sama-sama populer dan tak lupa banyak sekali yang senang hubungan Juan dan Agnes berakhir.
Hal tersebut membuat Juan kembali direpotkan oleh murid-murid perempuan yang pernah menjadi penggemarnya sebelum ia menjalin hubungan dengan Agnes.
Mereka mulai memberikannya barang-barang yang Juan sendiri tak membutuhkannya atau membawakan Juan bekal yang mereka buat sendiri untuk Juan.
Begitupun dengan Agnes, berakhirnya dia dengan Juan membuatnya kembali repot akan pernyataan cinta dari laki-laki yang menyukainya dulu.
Agnes harus terus berlarian atau menghindari jika bertemu dengan laki-laki yang Agnes ketahui menyukainya. Mereka sama-sama repot dan dirugikan dari akhir hubungan mereka.
"Senior, bisakah kau membantu kami?"
Salah satu perempuan yang datang dengan 2 temannya yang lain menghampiri Juan yang sedang duduk bercengkrama dengan teman-temannya.
“Lihat-lihat. Baru saja putus sudah banyak yang antri,” ujar salah satu teman Juan bernama Mark menggoda Juan.
Juan hanya tersenyum tipis menanggapinya dan semakin menjadi bahan godaan teman-teman Juan. Tiga perempuan ini yang Juan ingat adalah anak klub majalah sekolah yang Juan juga ikuti selain klub basket.
“Pindahlah,”
Juan menyuruh temannya yang duduk disebelahnya untuk pindah. Salah satu diantara mereka duduk disebelah Juan. Teman-teman Juan langsung menyoraki Juan menggodanya.
Suara sorakkan itu tak luput dari pandangan orang-orang di kantin begitupun dengan Agnes yang duduk tau jauh dari Juan.
Agnes menundukkan kepalanya. Hati Agnes sakit melihatnya. Seharusnya ia dan Juan sedang makan bersama di kantin tapi sekarang tidak. Teman-teman yang makan bersama dengan Agnes menatap perempuan itu kasihan. Mereka tau bagaimana dekatnya hubungan Juan dan Agnes tapi sekarang mereka berpisah secara tiba-tiba.
'Ia bahkan sangat jarang tersenyum seperti itu padaku,' batin Agnes.
Ting~
Juan yang tengah fokus mengajari tiga juniornya harus terpecah saat ponselnya berbunyi. Juan mengerutkan dahinya saat tertera nama Agnes disana dan meminta dirinya untuk bertemu dibelakang sekolah.
Juan berpamit dan meminta maaf membuat ketiga perempuan itu menatap kecewa pada Juan tapi mereka memakluminya karena Juan pasti sibuk dengan kegiatannya yang lain.
Juan segera menuju belakang sekolah dan Agnes sudah menunggu disana seperti dugaan Juan. Selama mereka berpacaran dulu, Juan ingat Agnes adalah orang yang tidak suka menunggu lama dan mengerjakan semua tugasnya dengan cepat tanpa menunda-nunda.
“Apa kita tidak bisa kembali seperti dulu?” tanya Agnes lebih dahulu saat Juan datang tanpa kata.
Juan menatap Agnes lama lalu menghembuskan napasnya dan menggelang. Bahu Agnes merosot melihat Juan menggeleng padanya. Ini kesalahannya, pikir Agnes.
“Jika harus memilih antara orang lain, pacar, teman, atau sahabatku sendiri dengan Ella maka jawabanku tentu saja Ella. Dia lebih mengenalku daripada orang lain. Ditambah lagi aku hanya ingin menyukai orang yang juga menyukai Ella. Maaf,”
Agnes terdiam menatap kepergian Juan. Hubungan mereka benar-benar berakhir. Semuanya sudah selesai. Kalau saja dia tidak berkata dia tidak menyukai Ella maka Juan tidak akan mengakhiri hubungan mereka begitu saja.
Kalau saja dia bisa menyukai Ella mungkin mereka masih bersama tapi nasi sudah menjadi bubur dan Agnes hanya dapat menyesalinya.
📝📝📝
"Akh!"
Seorang perempuan berlari untuk meneduh karena tiba-tiba saja hujan turun saat ia sedang jalan-jalan. Ia terlalu banyak pikiran hingga tanpa sadar kalau akan turun hujan. Harusnya dia segera mencari tempat berteduh saat gerimis tadi.
Ia berteduh di depan salah satu toko yang tutup. Dari kejauhan terlihat perempuan lain yang bingung mencari tempat berteduh dan akhirnya meneduh di tempat yang sama dengannya. Agnes tidak terlalu mengenali wajah perempuan itu karena tertutup topi dan kepalanya terbalut hoodie.
“Oh! Agnes!”
Agnes tersentak kaget saat namanya dipanggil. Ia menoleh pada perempuan di sebelahnya dan dia terkejut ternyata perempuan itu adalah Ella.
“Oh hai,”
“Bagaimana kabarmu?”
Ella bertanya dengan senyum lebarnya.
“Baik. Kau?”
“I’m too but not my brother,” ujar Ella melirik Agnes yang menundukkan kepalanya.
Dapat Ella lihat di gelapnya malam kalau tubuh Agnes menegang. Ella tersenyum tipis. Dirinya tau hubungan kakaknya dan Agnes sudah berakhir dan dari reaksi Agnes tadi, Agnes masih tidak dapat melupakan Juan.
Ella terdiam dengan tangan yang ia masukkan kedalam saku jaketnya untuk menghalau hawa dingin sedangkan Agnes merasa tegang dengan Ella yang terasa berbeda dari biasanya.
Ella yang Agnes tau adalah perempuan yang akan bersenandung senang setiap kali Agnes berada di dekatnya atau akan bertingkah seperti anak kecil tapi kali ini ia seperti pertama kali bertemu dengan ibu mereka.
Terasa dingin dan tak bersahabat. Apa Ella bersikap seperti itu karena masalah berakhirnya dia dengan Juan?
Ella menghembuskan napasnya membuat Agnes semakin menegang.
"Juan sakit. Kemarin dia pulang saat hujan. Dasar bodoh. Seharusnya dia meneduh bukannya hujan-hujanan seperti itu. Dasar kakak sialan. Sekarang dia membuatku repot karena harus membelikannya obat demam. Ditambah lagi, ia menyuruhku ini dan itu. Dasar mencari kesempatan menyiksaku,”
Agnes terkekeh mendengar ucapan Ella, ia tak sadar ada yang berbeda dari ucapan Ella. Agnes hanya tau kalau Ella suka sekali mengomel seperti sekarang.
“Aku sangat sedih mempunyai saudara sepertinya. Seharusnya saudaraku adalah Agnes mungkin aku akan sangat senang. Agnes sangat lembut padaku tidak seperti Juan yang terus menyusahkan dan suka menyiksaku,”
Ella melipat kedua tangannya didada yang memajukan bibirnya membuat Agnes tertawa gemas. Ella yang terlihat menggemaskan seperti kenapa dia tidak menyukainya?
Mungkin dirinya terlalu cemburu akan perhatian Juan pada Ella hingga membuatnya tidak menyukai Ella.
“Bagaimanapun dia adalah saudaramu,” ujar Agnes tersenyum manis.
Senyum Agnes luntur saat Ella menatapnya dalam diam dengan wajah tanpa ekspresi membuat Agnes tidak dapat menebak apa yang Ella pikirkan. Ella mengalihkan tatapannya dari Agnes.
“Hmm, memang seperti itulah Juan. Ia laki-laki spesial yang Tuhan turunkan untuk keluarga kami dan kakak yang spesial yang Tuhan adakan untukku. Walau terkadang dia sedikit bodoh dan aneh tapi aku menyayanginya,”
Ella mengulurkan tangan merasakan air hujan yang membasahi tangannya. Agnes terdiam mendengarnya. Didalam hati Agnes membenarkan ucapan Ella.
“Dirinya yang aneh ditambah lagi senyumnya yang lebar membuat semua orang menyukainya. Tawanya juga bisa membuat orang ikut tertawa. Itulah yang spesial dari dirinya dan mungkin hal itu juga bisa menjadi hal spesial untukmu,”
Ella menatap Agnes yang juga menatapnya. Ella kembali memandang hujan yang turun membasahi bumi dan kelihatannya tidak ingin berhenti. Agnes juga memandang hujan saat Ella kembali terdiam. Pikiran Agnes berkecamuk memikirkan ucapan Ella padanya.
“Aku sudah tahu masalah kalian walau Juan mengelak tapi matanya tidak bisa berbohong dariku,” ujar Ella tersenyum tipis.
Tubuh Agnes menegang mendengar ucapan Ella. Walau Agnes sudah mempersiapkan diri tapi saat mendengarnya langsung dirinya tentu saja gugup.
“Hanya untuk memberitahumu. Juan adalah laki-laki yang baik. Aku tidak habis pikir mengapa dia sangat mencintaimu hingga mempertaruhkan hobinya. Juan mengakhiri hubungan kalian bukan karenaku atau Lucien tapi karena kapten tim basketnya,”
Ella melirik Agnes yang menatapnya tak percaya.
“Aku tau kau tidak menyukaiku tapi karena Juan menyukaimu, aku hanya diam saja,”
Agnes segera mengalihkan pandangannya ke bawah. Ella sudah mengetahui kalau dirinya tidak suka tapi dia hanya diam.
“Juan sangat mencintaimu. Ia pernah mempertaruhkan kesenangannya denganmu. Aku dan Juan pernah bertengkar karena dia lebih memilihmu daripada basket yang disukainya tapi yang namanya Juan kalau dia sudah memilih itu maka itulah yang akan dilakukannya hanya saja dia masih harus memilih basketnya kali ini,”
“Juan bilang kapten basketnya akan menggangguku jadi Juan masih tidak bisa melepaskan basketnya. Maaf jika ini membuatmu terluka karena Juan lebih memilihku tapi kau tenang saja setelah masalahnya dengan si kapten basket sialan itu selesai. Kalian pasti akan bersama lagi,” ujar Ella melepaskan jaketnya lalu memakaikannya pada Agnes.
“Udaranya sangat dingin jadi jangan sampai sakit seperti Juan. Aku pergi dulu,”
Baru Agnes akan membuka mulutnya, Ella sudah berlari menembus hujan yang sudah tidak terlalu deras tapi jika terlalu lama di bawahnya tetap saja akan basah kuyup ditambah lagi tempat mereka berteduh tadi cukup jauh dengan rumah Gallagher.
Agnes menundukkan kepalanya dan menyentuh jaket yang menyelimuti dirinya. Aroma yang menguar di jaket itu bukan aroma milik perempuan tapi aroma yang Agnes sangat ingat. Aroma parfum milik Juan.
Agnes tersenyum kecil, ternyata Ella tidak seburuk yang dia kira. Ella sangat perhatian dan baik. Agnes terlalu bodoh tidak menyukai Ella dan hanya karena cemburu ia membenci Ella.
Seharusnya dulu ia tidak membenci Ella mungkin mereka bisa seperti saudara atau teman. Begitupun dengan hubungannya dan Juan, mungkin mereka masih bersama.
📝📝📝TBC📝📝📝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Yuyun Refiana
q masih bisa mngikuti.... crta beda dri yg lain... harus jeli biar dpet isi crtanya😁😁😁😁😁
2021-01-05
0
Rini Muharom
ceritanya jadi bingung😕😕😕😕😕😕😕😕
2020-12-24
0
Ree.Pand
lanjut thor
2020-06-09
1