Happy Reading~ne~
!:sorry'bouttypo~teehee~
📝Are This is Same?
Ella dengan setia menunggu Andrei yang tengah berganti baju di depan kamar mandi hingga pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan tubuh tinggi nan tegap milik Andrei.
"Let's go!!"
Ella spontan berdiri dari duduk bersilanya didepan kamar mandi.
"Akh! Mengagetkan saja kau ini,"
Andrei mengelus dadanya dan menggeser tubuh Ella agar dia bisa lewat.
"Ayo…," ujar Ella manja dan Andrei hanya berdeham mengiakan.
"Bersabarlah sebentar,"
Andrei merasa risih karena Ella mengganggunya yang ingin menata rambut.
"Tidak perlu disisir,"
Ella tak sabaran menghampiri Andrei yang berdiri didepan cermin setinggi tubuh Ella tapi Andrei tak memperdulikannya.
"Eh?!"
Andrei menatap Ella bingung saat perempuan itu tiba-tiba saja menyeretnya menuju kursi dan mendudukkan paksa dirinya. Ella mengambil alih sisir ditangan Andrei dan dengan sabar menata rambut Andrei yang lumayan panjang.
"Sudah selesai,"
Ella tersenyum puas melihat tatananya pada rambut Andrei. Andrei berdiri dari duduknya dan berjalan menuju cermin tadi. Andrei menatap tak percaya pantulan dirinya dalam cermin. Sungguh berbeda dengan dirinya yang biasa.
'Pintar juga anak ini,' batin Andrei.
"Sudahkan? Kalau begitu, ayo pergi,"
Ella dengan semangat menarik tangan Andrei meninggalkan kamar laki-laki itu dan Andrei yang belum mengucapkan apapun hanya bisa pasrah saat Ella menariknya keluar kamar.
"Mom, aku keluar dulu," ucap Andrei saat melewati ruang keluarga dan mendapati ibunya disana.
"Hati-ha… Oh God! Siapa yang baru saja mendandani anak laki-lakiku ini? Terlihat tampan sekali,"
Karen tersenyum jahil saat ia yang sedang fokus pada majalah dan menoleh pada putra tapi pemandangan langka lah yang ia dapat.
Putranya yang selalu tampil biasa dengan rambut yang tak pernah ditata rapi tapi hari ini rambutnya tertata dengan rapi. Karen tersenyum jahil pada Ella yang mengalihkan pandangannya ke arah lain. Karen terkekeh gemas melihat tingkah Ella yang menghindarinya.
"Sudahlah, aku pergi dulu,"
Andrei menggandeng Ella keluar rumah. Ella membungkukkan badannya dan mengikuti Andrei. Karen tertawa kecil melihatnya. Putranya yang biasanya terlihat dingin hari ini sangat menggemaskan dimananya.
📝📝📝
Matahari sudah hampir sepenuhnya naik, menandakan siang segera tiba dan jam yang melingkar dengan manis di pergelangan tangan Andrei menunjukkan pukul 11.58 waktu setempat, hampir mendekati pukul 12 siang tepat.
Ditambah lagi siang hari ini cukup terik. Membuat orang-orang malas keluar atau memilih segera mencari tempat meneduh dari panasnya matahari bagaikan membakar kulit kepala.
"Aslinya kau ini mau ke toko buku yang mana?!!"
Andrei mulai kesal karena sedari tadi mereka hanya berjalan-jalan tanpa tujuan melewati jalan yang selalu sama. Andrei ingin mencari tempat teduh untuk menghindari matahari yang menyengat tubuhnya.
"Aslinya aku ingin ke toko itu,"
Ella menunjuk salah satu toko yang berada di seberang jalan yang terlihat sangat kuno tapi malah menambah kesan jadul di jalan itu.
"Kenapa tidak segera kesana?!" ucap Andrei yang sudah kesal segera menggandeng Ella bersiap menyebrang.
"Tunggu...," cegah Ella.
"What?!!"
"Buku yang ingin kubeli belum muncul di etalase toko," ucap Ella akhirnya karena sejak tadi Ella terus mengamati toko tersebut tapi buku yang dicarinya tak ada.
"Kenapa tidak bertanya saja pada penjualnya???" ucap Andrei kesal.
"Aku... aku... aku takut," ucap Ella sangat pelan malah tapi Andrei masih dapat mendengarnya.
Andrei yang kekesalannya sudah mencapai batas teratas segera menggandeng Ella menyebrang tanpa persetujuan perempuan itu.
📝📝📝
Klinting~~
Suara lonceng toko berbunyi saat Andrei membuka pintu. Aroma buku-buku lama menyambut kedatangan Ella dan Andrei ke toko tersebut.
"Selamat datang," sapa seorang wanita paruh baya saat Ella dan Andrei memasuki toko.
"Buku apa yang ingin kau cari?" tanya Andrei pada Ella saat mereka berdiri didepan wanita itu.
Wanita itu tersenyum melihat dua remaja di depannya.
"Apa ada yang bisa kubantu?" ucap pemilik toko buku ramah dan tersenyum.
"Eumm… Bibi... apa kau masih menjual novel ini?"
Ella menunjukkan ponselnya yang terpampang gambar novel yang diinginkannya.
"Novel itu ya? Buku itu sudah terjual habis," jelas wanita itu.
Rasa kecewa menghampiri Ella saat buku yang diinginkannya ternyata sudah terjual secepatnya ini. Padahal hanya toko inilah yang menjual buku itu dari apa yang Ella dengar.
"Apa kau masih ada sisa bukunya itu?" tanya Ella berharap masih ada sisa satu atau dua buku.
"Tunggu sebentar,"
Wanita itu pergi untuk mencari apakah masih ada buku yang tersisa tanpa sepengetahuannya. Ella menatap sekeliling toko yang tidak berubah sedikitpun semenjak ia terakhir kali datang ke toko ini.
Dulu, toko ini sangat ramai tapi kelihatannya mulai sepi ditambah lagi sekarang banyak toko-toko buku baru.
"Apa masih lama?" tanya Andrei merasa terabaikan oleh Ella.
"Akh!" pekik Ella terkejut.
Ella lupa kalau ia tidak datang seorang diri melainkan dengan Andrei.
"Kau melupakanku!"
Andrei tak suka tapi tetap tak dihiraukan oleh Ella yang terlihat lebih tertarik dengan buku yang berada di rak paling bawah.
"Hey!!" ucap Andrei kesal dan mengibaskan tangannya didepan wajah Ella.
Sejak mereka masuk, Ella tidak menghiraukannya sedikitpun padahal biasanya Ella terus mengganggunya tapi kali ini, tidak.
Ella berjalan menuju rak tersebut lalu berjongkok dan mengambil buku yang menarik perhatiannya itu. Sampul buku tersebut terlihat sudah sedikit usang mungkin karena buku yang Ella pegang saat ini adalah buku keluaran lama.
"Manis sekali,"
Ella tersenyum kecil melihat sampul buku itu yang mengingatkannya pada kenangannya saat ia kecil.
"Nona.... maaf buku itu sudah tidak ada," ucap wanita itu baru saja kembali, Ella menoleh dan tersenyum.
"Tidak apa-apa, aku beli buku yang ini saja,"
Ella berdiri dari jongkoknya dan meletakkan buku yang dipegangnya diatas meja kasir.
"Ahh~ ini buku yang terakhir kujual. Sudah sangat lama buku ini tidak ada yang mau membelinya. Awalnya aku ingin menyumbangkannya tapi...,"
Wanita itu menatap buku yang sekarang ada dalam genggamannya. Ella menatap penasaran wanita itu.
"Ah tidak. Ambillah buku ini," ucapnya memberikan buku tersebut pada Ella yang menatapnya bingung.
"Aku memberikannya padamu secara gratis. Lagipula dulu aku sudah menjual banyak buku ini dan ini yang terakhir tapi tidak ada yang mau membelinya,"
Wanita itu memberikan bukunya kepada Ella yang segera menerimanya dan mengucapkan terima kasih lalu menggandeng Andrei keluar toko. Wanita itu terus mengamati Ella dari dalam toko. Ella terlihat senang membuatnya tersenyum.
'Kau lihat dia, sayang? Bukankah mereka sangat mirip. Kau lihatlah senyumnya yang lebar itu. Andai saja kau dan anak kita masih hidup. Aku yakin mereka akan menjadi teman dekat,' batin wanita itu saat mengingat persamaan dari Ella dan anaknya yang sudah tiada.
📝📝📝
Setelah dari toko buku itu mereka hanya berjalan-jalan untuk menghabiskan waktu libur hari ini. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sangat serasi yang tengah menghabiskan waktu liburan mereka.
"Beruntung sekali kau mendapatkan buku itu secara gratis. Kelihatannya kau sangat senang," sindir Andrei melirik Ella yang terlihat sangat senang.
"Heum.. tentu saja. Bukankah buku ini sangat manis? Dulu aku pernah mempunyainya tapi hilang di jalan saat aku pulang dari sekolah,"
Ella ingat dulu ia pernah memiliki buku yang sama dengan buku yang ada dalam genggamannya tapi buku itu hilang karena kecerobohannya padahal itu buku pemberian dari neneknya.
Ella sangat menyukai buku itu hingga ia selalu membawanya kemanapun dan berulang kali dibacanya tapi Ella tidak pernah sekalipun merasa bosan.
Ella menatap Andrei yang lebih tinggi darinya dengan wajah melas. Andrei yang melihat itu merasa curiga perkataan apa yang akan keluar dari mulut Ella.
"Lapar...," ucap Ella dengan senyum polosnya.
Andrei sedikit menghembuskan napas lega. Dia pikir Ella menginginkan sesuatu yang aneh sehingga merepotkannya ternyata perempuan disampingnya ini hanya sedang lapar.
"Aku juga. Ini semua karena kau. Jika saja kau tidak terlalu lama berjalan-jalan mungkin tidak akan seperti ini,"
Ella hanya tersenyum saat Andrei menyalakannya. Memang salah Ella membuat mereka berjalan bolak-balik tadi, Ella akui itu.
"Kau ingin makan apa?" tanya Ella saat mereka melewati beberapa restoran.
"Terserah kau saja," jawab Andrei.
“Apa paman dan bibi dirumah?” tanya Ella berhenti melangkah.
Andrei tanpa berpikir lalu menggeleng, “Entahlah. Mungkin tidak,” jawab Andrei mengedikkan bahunya tak tau.
“Jawaban apa itu?!”
Andrei hanya mengedikkan bahunya acuh membuat Ella mendengus kesal.
“Bagaimana kalau makan disana?”
Ella menunjuk salah satu restoran yang ada di seberang jalan.
“Baiklah. Ayo,”
Andrei menggandeng Ella secara tidak sadar hingga penyebrangan jalan. Ella yang terkejut Andrei tiba-tiba menggandengnya secara tidak sadar langsung memerah. Ia gugup seketika dan kelihatannya Andrei tidak kalau ia menggandeng Ella hingga mereka memasuki restoran.
📝📝📝TBC📝📝📝
Thankseu~chuuu~( ˘ ³˘)❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
din
unchh❤
2020-07-08
1
Ree.Pand
manis sekali..... hhi.. dikira gula kali ah
2020-06-09
1