Happy Reading~ne~
akan ada perubahan waktu yang ditandai dengan emoji 🎙...
!:sorry'bouttypo~teehee~
📝I Said ‘I Miss U’
Sekarang mereka ada di salah satu resto sekaligus cafe yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil pas untuk kapasitas 30-40 orang. Mereka duduk di meja yang berdekatan dengan jendela yang sedikit tertutup bunga yang diletakan diluar resto sebagai hiasan kecil, di bagian luar juga terdapat meja dan kursi.
"Silahkan," ucap pelayan yang meletakan makanan yang baru saja dipesan Ella dan Andrei.
Beberapa hidangan tersaji di depan mereka. Andrei yang melihat meja mereka hampir penuh menatap tak yakin setiap makanan yang tersaji akan habis oleh perempuan didepannya ini walau memang hampir semuanya adalah pesanan Ella.
"Thank you," ucap Ella tersenyum manis.
Pelayan itu juga tersenyum lalu meninggalkan mereka berdua.
"Selamat makan!!" seru Ella senang.
Ella mengambil sendokkan besar pasta creamy lalu memakannya. Senyum Ella semakin melebar saat rasa dari krim pasta itu terasa di lidahnya. Ella suka sekali dengan sensasi creamy yang dipadukan dengan rempah-rempah yang tertahan di mulutnya.
"Ahh~~ enak sekali," ujar Ella yang tidak bisa berhenti memuji makannya.
"Pelan-pelan makannya,"
Ella mengangguk mendengar teguran Andrei yang tidak benar-benar masuk ke dalam telinganya karena ia terlalu fokus pada makannya. Sangat disayangkan kalau Ella tidak benar-benar menikmati makanan ini.
"Dasar anak kecil,"
Andrei mendekatkan dirinya pada Ella dan menghapus sisa krim pasta yang tertinggal di sudut bibir Ella lalu menjilatnya. Ella terdiam dan mengamati setiap pergerakan Andre.
"Thank you,"
Ella tersenyum polos membuat Andrei sedikit kesal. Seharusnya Ella tersipu dengan tindakkan yang baru saja dilakukannya pada adik sahabatnya ini seperti perempuan-perempuan pada umumnya yang akan tersipu jika diperlakukan romantis seperti itu.
Tapi tidak dengan Ella yang hanya tersenyum tanpa dosa. Tanpa Andrei ketahui, apa yang laki-laki itu lakukan adalah hal yang sering ayah dan kakak Ella lakukan pada perempuan itu sehingga Ella merasa biasa saja saat Andrei melakukan hal yang sama seperti ayah dan kakaknya.
Lagipula apa yang Andrei harapkan dari bocah SMP seperti Ella.
"Ya!" ucap Andrei kesal dan kembali makan dalam keadaan kesal sedangkan Ella hanya cekikikkan.
Andrei yang kesal terlihat menggemaskan dimata Ella seperti anjing kecil yang merajuk pada tuannya.
"Lihatlah cara makanmu. Kau menasehatiku tapi kau sendiri seperti ini,"
Ella mendekati Andrei dan melakukan hal yang sama seperti yang Andrei lakukan padanya.
Andrei terdiam mematung saat Ella menghapus sisa makannya. Ada desiran aneh saat ibu jari Ella menyentuh sudut bibirnya. Seperti terkena sengatan listrik.
"Enak,"
Ella menjilat ibu jarinya dan tersenyum menang pada Andrei yang masih mematung menatapnya. Kali ini Ella yang menang.
Sebenarnya tadi, saat Andrei membersihkan sudut bibirnya. Jantung Ella berdetak kencang tidak karuan hingga membuat Ella diam mematung tadi tapi syukurnya Ella berhasil menguasai dirinya dan bertingkah hal yang Andrei lakukan adalah hal biasa saja.
'Apa yang baru saja dilakukannya tadi?? Dan ada apa denganmu jantung?!! Hei!! Berhenti!!!' batin Andrei merutuki debaran dari jantungnya yang menggila.
📝📝📝
Matahari sudah sepenuhnya tenggelam dan dengan langkah gontai Andrei memasuki rumahnya. Ia terlalu capek mengikuti Ella jalan-jalan tak tentu arah dan mendengar Ella terus mengoceh walau hanya sebentar karena setelah itu Ella diam tanpa suara karena terlalu asyik dengan novel barunya dan membuat Andrei kesal.
Andrei langsung menghempaskan tubuhnya disofa.
"Sudah pulang? Kenapa malam sekali? Darimana saja?"
Karen yang baru saja turun dari lantai dua dan melihat putranya sudah sampai lantas mendekat dan duduk disebelahnya.
"Hah~ hanya menemaninya jalan-jalan. Rasanya badanku remuk semua. Apa dad sudah pulang?"
Andrei bertanya dengan nada lemas dan badannya terkulai tak berdaya, Karen terkekeh dan menggelengkan kepalanya gemas. Walaupun putranya ini lelah menemani Ella hampir seharian tapi Karen senang putra dekat dengan Ella.
Karen berharap semoga Ella bisa menjadi bagian dalam keluarganya. Semoga saja Tuhan mengabulkan keinginan kecilnya ini.
"Belum. Apakah setelah itu menemani Ella jalan-jalan?"
Andrei langsung menatap ibunya dan mengangguk dengan cepat.
"Tentu saja. Mom, kau tahu, kita berjalan tak tentu arah hanya untuk memastikan ada buku yang ia cari!!" cerita Andrei soal kejadian tadi.
Ia kesal pada Ella jika ingat mereka yang hanya berjalan mondar-mandir tak tentu arah hanya untuk tujuan yang sudah pasti dan ada didepan mereka.
"Hihihihi... Tapi kau senangkan?"
Karen menyenggol Andrei, menggoda putranya itu. Ia gemas sekali melihat Andrei yang kesal pada Ella dan Ella yang polos selalu membuat Andrei kesal.
Jika melihat kekesalan Andrei karena Ella membuat Karen merasakan senang karena rasanya tingkah polos Ella yang membuat putra kesal itu adalah perwakilan rasa kesalnya pada putranya itu yang kalau sudah disuruhnya bergeraknya susah sekali dan selalu membuatnya kesal.
"Bukannya senang tapi menyedihkan! Ahhh!! Sudahlah aku ingin tidur,"
Andrei beranjak dari duduknya meninggalkan ibunya yang tertawa bahagia melihatnya tersiksa karena Ella. Andrei sampai heran, sebenarnya yang anak ibunya itu dirinya atau Ella sampai-sampai ibunya itu lebih berpihak pada Ella daripada dirinya.
📝📝📝
"Hah~"
Andrei menghempaskan tubuhnya di kasur lalu mengangkat tangannya. Ia menatap disana ada sebuah cincin perak dengan motif ukiran hati. Mereka tadi sempat berhenti di kios kecil di sana yang menjual aksesoris dan Ella membeli sepasang cincin.
Untuknya dan Ella sendiri, padahal tadi ia sempat menolak tapi Ella memaksa dan berkata ‘kau sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri layaknya Juan, jadi tidak apa-apa. Kita hanya kakak adik saat ini,' begitulah kata Ella sembari memasang cincin ini.
"Cih!"
Andrei mengacak rambutnya kasar lalu bangun dari tidurnya dan melangkah ke kamar mandi.
📝📝📝
🎙
"Hah~" desah seorang laki-laki berdiri di pagar pemisah antara sungai buatan dan jalan setapak.
"Kapan kau akan kembali anak kecil? I miss you. Apa kau tidak merindukanku, heh?" ucapnya menatap langit yang sudah menghitam dan dihiasi dengan taburan bintang yang memenuhi setiap bagian langit tanpa celah.
Pemandangan yang menjadi favoritnya sejak beberapa tahun yang lalu dan kegiatan memandangi bintang sudah menjadi rutinitasnya jika ia sedang lelah atau banyak pikiran seperti sekarang. Ia merindukan seseorang yang jauh darinya ini.
"Heii!! Sedang apa kau disana??! Ayo pulang! Aku lelah mencarimu kemana-mana! Dasar kurang ajar!!" teriak seseorang dari kejauhan.
Tanpa menoleh pun ia sudah tahu siapa orang yang meneriakinya seperti itu.
"Iya.. iya!" ucapnya lalu melangkah mendekati orang yang tengah berkacak pinggang dan meninggalkan tempatnya berdiri tadi.
Ia harus segera pergi menemui orang itu sebelum ia dipaksa untuk pergi meninggalkan tempat favoritnya dan kegiatan favoritnya.
"Kau ini senang sekali kabur dan menyusahkanku dan yang lain?!" decaknya orang itu sedangkan yang diajak bicara hanya diam dan cuek.
Orang itu menatap pria didepannya kesal. Benar-benar menjengkelkan. Sudah membuat semua orang panik karena hobi kaburnya sekarang sifat masuk telinga kanan keluar telinga kirinya muncul.
"Baiklah. Baiklah. Ayo, kita pulang," ucapnya berjalan mendahului orang itu yang tengah menganga tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan adik kesayangannya ini.
"Andrei Vyacheslav!!!" geramnya dan yang dipanggil hanya tersenyum manis tanpa dosa dan meletakkan tangannya yang berbentuk V disebelah matanya.
"Ayolah, Juan. Kau lambat sekali" ejeknya tersenyum kepada laki-laki yang dipanggilnya Juan itu.
Saudara dari orang yang dirindukannya. Saudara dari perempuan yang disukainya. Bukan disukai tapi dicintainya. Ia menyerahkan seluruh cintanya pada saudara Juan ini.
“SIALAN KAU, ANDREI!!!!!”
Andrei tak memperdulikan teriakan kekesalan Juan padanya. Ia tersenyum kecil mendengar Juan yang mengumpatinya.
📝📝📝
Mereka berjalan menuju mobil van yang tidak jauh dari tempat mereka tadi. Di dekat mobil van, ada beberapa pria yang menunggu dengan tidak sabar.
"Hei! Apa yang kau lakukan disini malam-malam, hah?! Bagaimana jika nanti aku sakit karena angin malam? Bulan ini sudah memasuki musim dingin," ujar salah satu pria dengan kesal.
"Hmm, sorry. Aku tidur duluan. Bangunkan aku jika kita sudah sampai asrama," ucapnya lemah lalu memasuki van dan lalu menutup matanya untuk tidur walau ia tidak benar-benar tidur hanya terpejam.
Melihat Andrei yang terlihat berbeda membuat mereka saling memandang dengan bingung lalu mengalihkan pandang mereka pada pria yang datang bersama dengan Andrei. Juan yang ditatap pun terlihat bingung.
"Ada apa dengan anak ini. Aneh sekali,"
Mateo menatap Andrei yang sudah memejamkan matanya. Wajahnya terlihat sangat lelah entah lelah karena banyaknya kegiatan mereka atau karena terus memikirkan perempuan yang sudah menemaninya bahkan selalu mengganggunya lalu semua menatap ke arah Juan seolah bertanya 'Apa yang baru saja terjadi'.
"I.. I don’t know,"
Walau ia tahu jika Andrei sudah berdiri sendiri dipinggiran sungai artinya Andrei tengah merindukan adiknya yang sudah pindah sekolah sejak adiknya kelas 2 Menengah Pertama ke Jepang dengan nenek mereka.
Mungkin sekarang adiknya sudah berubah menjadi perempuan yang cantik. Andrei juga tahu jika adiknya itu tidak polos tapi hanya berpura-pura polos agar Andrei menyukainya tapi usahanya sia-sia dan memutuskan untuk pindah ke Irlandia juga ada alasan lain yang membuatnya ingin pindah ke Irlandia.
"Kenapa tidak masuk? Apa kita tidak jadi pulang?" tanya Andrei membuka matanya saat ia merasakan mereka tak kunjung meninggalkan tempat.
"Hah~ tidurlah lagi. Kita pulang," ujar Vier pada Andrei dan yang lainnya.
🎙
📝📝📝TBC📝📝📝
Sankyu~ Minna~~(^з^)-♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Ree.Pand
rindu... hhe
2020-06-09
0
Ryuuu
Next kk aku tunggu feedback nya
2020-05-24
1
@grace_jombloternistakan
Lanjut kak semangat!!
2020-05-23
1