Annoyed 1

Happy Reading~ne~

!:sorry'bouttypo~teehee~

📝Annoyed 1

Tak terasa sudah 2 semester yang Ella dan Andrei lewati. Sekarang mereka hanya menunggu hasil apakah mereka naik kelas atau tidak. Sudah dipastikan 2 orang ini akan naik kelas karena mereka sama-sama pintar. Setelah pemberitahuan naik kelas diumumkan setelahnya semua murid diperbolehkan untuk berlibur selama 2 pekan, waktu yang cukup lama dan sekarang sudah hari kedua mereka liburan.

"Juan, wake up,"

Ella menggoyangkan tubuh kakaknya yang masih bergelung diselimutnya. Ella berdecak kesal saat Juan tak kunjung bangun.

"Hmm," guman Juan dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Ck! Juan!!"

Ella menggoyangkan tubuh Juan lebih kencang hingga mau tak mau Juan pun bangun.

"What’s wrong??" tanya Juan kesal.

"Apa kau lupa janjimu kemarin?"

Ella ingin menagih janji Juan yang kemarin saat makan malam berjanji akan mengajaknya keluar untuk jalan-jalan tapi lihatlah sekarang disaat dirinya sudah rapi sedangkan sang pembuat janji masih dengan nyamannya tertidur.

"Ck! Yes!" ucap Juan yang kesal kembali tidur.

Juan menutup tubuhnya hingga kepala dan tidur membelakangi adiknya. Ella berdecak kesal pada Juan. Sudah berkali-kali Juan ingkar janji padanya. Juan yang mengajaknya keluar dan Juan pula yang membatalkannya. Jadi, jika hal seperti sekarang ini terjadi Ella sudah yakin kalau Juan akan mengingkarinya lagi.

"Juan!!! Let’s go out with me!!," rengek Ella tak mau kalah.

Hari ini dirinya harus menang dari Juan dan membuat kakaknya ini pergi menemaninya jalan-jalan sesuai janji kakaknya ini. Ella mengguncang tubuh Juan tanpa henti.

"Ck! Ajak saja Andrei. Aku masih mengantuk!" ucap Juan dengan kekesalan hampir mencapai batasnya.

"Ck! Pagi-pagi seperti ini, dia pasti masih tidur dan dia pasti juga tidak mau. Ayolah Juan, temani aku!!"

"Kemarin kau sudah jalan-jalan. Apa kau ingin keluar lagi, heh?!" ucap Juan lembut.

Ia akhirnya mengalah dan bangun dari tidurnya.

"Yap," ucap Ella dengan mantap.

Juan yang masih setengah terpejam menatap adiknya tak percaya. Ia bungkam mendengar ucapan penuh percaya diri Ella. Adiknya ini baru saja keluar kemarin dan sekarang dia ingin jalan-jalan lagi.

"Hah~ Aku masih mengantuk!" ucap Juan tak peduli dan menjatuhkan kembali tubuhnya ke kasur.

Daripada meladeni Ella lebih baik dia kembali tidur saja. Lagipula, mau kemana lagi adiknya ini. Juan yakin adiknya kemarin sudah mengelilingi kota dan sekarang dia mau kemana lagi.

"Juan,"

Ella menatap Juan dengan wajah melasnya dan Juan yang tak sengaja membuka matanya saat dipanggil tak kuasa menolak adiknya. Juan menghembuskan nafasnya panjang dan mengalah.

"Baiklah. Baiklah. Lagipula aku juga ingin mencari buku," ucap Juan bangun membuat Ella bertepuk tangan kegirangan.

"Benarkah?!" tanya Ella memastikan kebenaran ucapan Juan.

Juan menganggukkan kepalanya membuat senyum di wajah Ella mengembang.

"Akhh!!! Thank you, my brother!!! I love you!!!" teriak Ella girang memeluk kakaknya sangat erat.

Juan sampai merasa sesak mendapat pelukkan erat.

"Hmm.. Love you too,"

Juan tersenyum melihat tingkah adiknya yang menggemaskan jika adiknya sedang senang.

"Kalau begitu cepat mandi,"

Juan mengangguk.

"Aku tunggu di bawah dan jangan terlalu lama. Awas saja jika kau kembali tidur. Aku yakin kejadian waktu itu akan terulang lagi," ancam Ella memicingkan matanya.

"Ba.. baik," ucap Juan terbata saat otaknya mengingat kejadian waktu itu.

Ia pernah sudah berjanji pada Ella untuk jalan-jalan seperti sekarang tapi ia bukannya segera bangun malah kembali tidur hingga adiknya kembali ke kamarnya dengan baskom yang berisi air dan es batu di dalamnya lalu disiramkan padanya yang masih tidur diatas kasur.

Ia yang terkejut akan air dingin yang membasahi tubuhnya langsung terbangun secara paksa dan hal tersebut membuat ibu mereka marah karena kasur dan yang lainnya menjadi basah.

Alhasil mereka tidak jadi jalan-jalan dan diwajibkan menunggu hingga kasur mengering oleh ibu mereka. Juan benar-benar sudah kapok dan tidak ingin hal tersebut terjadi lagi.

"Cepat, ya,"

Ella menutup pintu kamar Juan dengan pelan diiringi senyum yang terus Ella tunjukkan pada Juan. Hal tersebut semakin menambah kesan menakutkan dari Ella.

📝📝📝

"Mana Juan? Apa tidak jadi pergi?" tanya Aliah saat melihat putrinya turun sendiri.

"Jadi mom. Dia baru saja bangun dan mandi," ucap Ella duduk di sebelah ibunya yang tengah fokus merangkai bunga segar di dalam vas.

Di atas meja banyak sekali jenis bunga, mungkin ada 7 jenis dan juga ada 5 vas kaca. Ibunya ini suka sekali merangkai bunga dan katanya dulu pernah mengikuti perkumpulan merangkai bunga jadi beginilah kebiasaan ibunya setiap 2 hari sekali.

"Ohhh. Ah iya! Nanti kalian pulang jam berapa?" ucap Aliah tanpa mengalihkan pandangannya dari bunga yang dirangkainya.

Kali ini Aliah merangkai bunga yang akan ditaruhnya di kamar Ella. Merangkai bunga kesukaan Ella, mawar merah dan bunga lily.

"I’m not sure. Mungkin siang atau sore. Why?"

"Teman mom melahirkan anak ketiganya. Jadi, mom akan ke rumahnya agak lama. Mungkin sampai malam dan ayahmu hari ini juga lembur," ucap Aliah menyelesaikan rangkaian bunganya.

"Hah?!! Mom, jangan pulang malam. Nanti aku dirumah dengan siapa?"

"Kan ada kakakmu, my dear," ujar Aliah mengelus pipi Ella.

Ella memasang wajah tak senang. Walau ada Juan sekalipun tetap saja tidak enak rasanya kalau tidak ada ibu mereka ditambah lagi putra ibunya ini pasti akan mengacuhkannya.

"Putramu itu ada kencan malam ini,"

Ella kesal saat ia ingat kalau malam ini Juan ada kencan dengan kekasihnya.

“Benarkah?”

Ella menganggukkan kepalanya dengan wajah cemberut. Aliah tersenyum kecil melihat tingkah putrinya yang masih saja kekanak-kanakkan. Putrinya ini akan bersikap seperti anak kecil jika bersama keluarga atau orang terdekatnya.

"Bagaimana kalau Andrei menemanimu saja? Biar mom panggilkan dia nanti,"

Aliah mengedipkan matanya pada Ella yang menatapnya tak percaya. Ella terus menatap ibunya tak percaya membuat Aliah memutar bola matanya malas.

"Malam ini mom akan pergi dengan ibunya Andrei. Jadi, bisa dipastikan kalau Andrei akan sendirian dirumah," ujar Aliah lanjut merangkai bunga yang lainnya.

Ella menatap ibunya dengan perasaan senang yang memuncak. Malam ini adalah kesempatan emasnya untuk berdekatan dengan Andrei ditambah lagi malam ini Juan juga ada kencan dengan kekasihnya. Ella tidak bisa melewatkan kesempatan ini.

“Akh!!! Thank you so much, mom. Love you more,” ujar Ella memeluk Aliah erat.

"Hmm. Love you more too, darling," ucap Aliah tersenyum gemas pada putrinya.

Ella dan sang ibu saling tersenyum bahagia sebelum Juan datang menginterupsi kebersamaan ibu dan anak itu.

“Ayo,” ujar Juan datang dengan pakaian santainya.

“Mom, aku pergi dulu,”

Ella berdiri dari duduknya dan mencium kilat pipi Aliah. Juan yang melihat itu menatap ibunya bertanya.

“Apa yang terjadi?”

Aliah tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

“Kau pasti tau,”

Aliah tak menjelaskan dan melanjutkan rangkaian bunganya.

“Ahh..,” ujar Juan setelah beberapa detik ia berpikir apa yang membuat adiknya seperti itu hingga dia paham.

“Juan, ayo!!”

Teriakkan Ella dari luar menyadarkan Juan dari lamunannya.

“Iya. Iya. Mom, aku pergi dulu,” ujar Juan mencium pipi Aliah.

“Hmm.. hati-hati,”

Juan mengangguk dan pergi menyusul Ella yang terlihat sudah tidak sabar.

📝📝📝

"Kenapa kita kemari?"

Ella menatap bingung Juan yang membawanya ke rumah Andrei.

"Kita pergi dengannya," ucap Juan dengan wajah tanpa dosa.

Ia menghiraukan ekspresi wajah Ella yang menatapnya tak percaya.

"Apa kau ingin meninggalkanku dengan Andrei dan pergi berkencan?"

Ella tak semudah itu percaya dengan ucapan Juan. Ia sudah sering dibohongi oleh Juan hingga membuatnya peka akan sikap mencurigakan Juan.

"Eumm. Bukan. Bukan,”

Ella semakin yakin mendengar jawaban terbata Juan. Sudah dapat dipastikan kalau Juan ingin meninggalkannya dengan Andrei dan saudaranya ini akan pergi bermain entah kemana kalau bukan soal kencan.

Ting Tong~

Juan buru-buru memencet bel rumah Juan. Ia sudah mulai tidak nyaman dengan tatapan tajam yang Ella layangkan kepadanya. Sungguh menakutkan.

Berbeda dengan Ella yang suka masuk dengan sesuka hati ke dalam rumah Vyacheslav, Juan lebih senang memencet bel lebih dahulu walau keluarga Vyacheslav sudah memintanya untuk tidak perlu memencet bel.

"Wait a minute,"

Sebuah suara dari dalam terdengar hingga keluar. Tak lama pintu di depan Juan dan Ella terbuka. Juan segera memberikan senyum terbaiknya saat ibu Andrei berdiri didepan mereka.

"Pagi, bibi,” sapa Juan lebih dahulu disusul Ella.

"Ahh~ kalian. Masuklah,"

Karen membuka pintu lebih lebar. Ia senang melihat Juan dan Ella datang kerumahnya

“No. Thank you. Aku hanya ingin mencari Andrei. Apakah dia sudah bangun?”

“Baru saja bangun. Dia sedang sarapan. Ada apa mencarinya?”

"Ella ingin pergi jalan-jalan tapi hari ini aku ada urusan jadi aku ingin meminta bantuan Andrei untuk menemani Ella,”

Ella melayangkan tatapan sinis pada Juan yang berusaha Juan acuhkan walau tatapan Ella benar-benar menusuknya membuatnya hampir saja salah bicara didepan ibu Andrei.

"Tunggulah sebentar. Biar ku panggilkan dia," ujar Karen meninggalkan Juan dan Ella yang masih didepan pintu.

"Cih! Sudah kuduga,"

Ella berdecak kesal sedangkan Juan hanya terkekeh dan berusaha membuat adiknya tidak marah lagi.

“Apa yang perlu dipermasalahkan? Bukankah kau juga senang bisa...,”

Juan langsung menghentikan kata-katanya saat Ella menatapnya tajam.

“Ada apa kemari?”

Ella dan Juan segera mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara. Wajah Juan langsung sumringah saat melihat Andrei berdiri didepan mereka.

“Andrei, hari ini kau kosongkan dan tidak ada banyak tugaskan. Tolong temani Ella pergi, ya. Aku ada urusan dan tidak bisa ditunda,” ujar Juan mengatup kedua tangan Andrei dan menatapnya memohon.

Andrei yang mendapat pernyataan beruntut Juan bingung ingin menjawab apa dan hanya menganggukkan kepalanya. Wajah Juan semakin berseri mendapat anggukkan dari Andrei sedangkan Ella membulatkan matanya.

Ella yang kesal langsung memukul punggung Juan.

“Akh! Kalau begitu aku pergi dulu. Terima kasih. Bye, bye,”

Belum sempat Ella membuka mulutnya Juan sudah lebih dahulu pergi dengan lambaian. Ella mengepalkan kedua tangannya dan menghentakkan kakinya di tanah dengan kesal.

“Awas kau Juan Gallagher, lihat saja nanti apa yang akan kulakukan padamu!!!”

Andrei yang melihat itu hanya terdiam, “Jadi pergi?” tanyanya pada Ella.

Ella menolehkan kepalanya menatap Andrei yang menatapnya bingung dan hanya diam saja lalu melangkah pergi. Andrei mengedikkan bahunya lalu masuk dan menutup pintu.

📝📝📝TBC📝📝📝

Arigatooyoo~╥﹏╥

Terpopuler

Comments

Dianwati

Dianwati

kak aku agak bingung baca nya tadi lagi jauhan di pindah in tau2 udah deketan aja

2020-06-17

4

Ree.Pand

Ree.Pand

ah... pertengkaran adek kakak

2020-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!