KAMU SETELAH LUKA

KAMU SETELAH LUKA

SATU "Senyum Nadira Diandra"

ketika Dira begitu sapaan akrabnya terbagun dari tidurnya ia akan merasa berbeda hari ini karena hari ini baru saja Dira menanggalkan seragam putih abu-abunya. yes... tepat sekali Dira baru saja lulus SMA. Namun begitu bukan berarti Dira harus bersantai ria. Malahan ini adalah fase baru dalam hidupnya. Ia harus bekerja keras memutar otaknya agar bagaimana caranya ia bisa masuk perguruan tinggi Negri seperti impiannya sejak dulu. selain ia bisa masuk perguruan tinggi Negri adalah cita-citanya ia juga bisa menghemat biaya.

" jadi kamu masuk perguruan tinggi Negri dek?"

" ya kalau lulus ya jadi"

"kalau ngak lulus?"

"ya coba tahun depan..." jawaban Dira datar

" yakin mau ngganggur setahun?"

" kan Dira bisa kerja mas"

"memang kamu pikir kerja itu segampang kamu masukin makanan dalam perut"

"ya kan aku bisa kerja dicafe tempat mas kerja atau bantuin ayah ditoko kan?"

"kenapa kamu ngak mau kuliah di perguruan tinggi swasta kan sama aja"

" Tidak mas pokoknya Dira mau kuliah diperguruan tinggi Negri"

"Memang apa bedannya?"

"Ya ndak ada bedanya, sama-sama kuliah dan mencari ilmu. Karena mencari ilmu itu mau di Negri ataupun swasta yang penting bagaimana kita serius apa ngak ia kan?"

" Nah itu kamu tau"

"ia pokoknya Dira mau kuliah diperguruan tinggi Negri mas. Dira akan belajar mulai dari sekarang.."

"yo wes, mas doakan yang terbaik aja deh, mas kerja dulu ya"

"ia mas hati-hati"

Mas Fadil kakak Dira pergi dengan pakain kokinya. Sementara Dira masih berdiam didepan laptopnya ia masih browsing tentang SBMPTN yang akan ia ikuti.

.......................

 

"ayah sama Bunda mau kemana koq rapi banget?ini lagi ical juga"

"kami mau makan-makan dong" jawab ical

"Lho Mbak Dira koq belum ganti baju? Bunda ngak kasih tau Dira kalau malam ini kita ada undangan makan malam?" Tanya Ayah Dira Pada Bunda

"Sudah Yah"

"Terus kenapa anak ayah ini belum juga siap?"

"Males ah Dira ngak ikut"

"Yakin mbak ngak mau ikut?" potong ical

"yakin!"

"Bunda ngak masak lho Ra?"

"Gampang nanti Dira masak mie instan aja Bun?"

"Ya udah, tapi jangan nyesel ya? kalau kamu ngak ikut?" goda Ayahnya

" enggak!! udah ayah, Bunda, sama Ical mending pergi aja, nanti telat lho"

Akhirnya mereka pergi tanpa Dira. Dira yang mulai bosan karena ia dirumah sendirian. pikirnya "apa aku nyusul Bunda sama Ayah aja ya? Eh tapi enggak ah gangsi dong? Tapi aku ngapain dong dirumah sendirian? Ngak ada makanan lagi?" Entah bagaimana Dira memutuskan untuk keluar rumah dengan motor kesayanganya.

 

.......................

 

"Mas, Bunda sama Ayah mana?"

"Loh Ra kamu nyusul juga?"

"Dirumah sendirian"

"Kamu nyusul karena dirumah sendirian? Atau penasaran dengan anaknya om Danu? hemmm" Sambil tersenyum jahil mas Fadil menggoda Dira

"apaan si mas..."

Dira yang lagi becanda dengan mas Fadil tiba-tiba ada suara dari arah belakang rasanya Dira mengenal suaranya ..

"Mas Fadil ini ada pesanan..." terhenti sampai disitu, mata mereka saling menatap, hati mereka berperang. Ada suatu hal yang perlu diungkapkan namun semua terkunci oleh amarah masing-masing dari mereka.

"Kamu apa kabar Ra" lelaki yang usianya sebaya dengan Dira itu memutuskan untuk memulai pembicaraan

"Baik" Jawab Dira ketus

"Kamu ngak mau tanya kabar aku?"

"Enggak....."

Lelaki itu hanya mengerutkan keningnya. Mungkin dalam benaknya bertanya-tanya kenapa Dira bersikap seperti ini? Apa Dira tidak Rindu padanya? Sudah lama mereka tidak berjumpa. sungguh ini pertemuan yang diluar ekspektasi Bayu pramadipta itu nama lelaki yang membuat Dira marah entah apa sebabnya.

"Ya sudah mas buat pesanan dulu" Mas Fadil pergi dengan membawa bil pesanan dari Bayu. selain ingin membuat pesanan ia juga ingin memberikan kesempatan pada adiknya untuk meluruskan Sesuatu. Kakak yang pengertian....🤭🤭🤭🤭

"Kamu ngak ikut makan sama Bunda dan ayah?"

" Kelihatannya?"

Bayu hanya mengerutkan keningnya. Kenapa Dira jutek banget sih? Apa dia tidak Rindu? Ucap batin Bayu.

Hening beberapa saat. Kemudian Dira memutuskan untuk pergi dari Cafee ini.

"Mau kemana? "

"pulang???"

"Bukannya kamu baru aja sampai?"

"Memang ada larangan ya orang baru sampai ngak boleh pulang?"

"ya enggak se.." Jawab bayu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kenapa dengan Dira? Batinnya lagi.

"Kamu ngak kangen sama aku"

Mata Dira hanya membelalak saja. Bagaimana mungkin Bayu bilang kangen dengan ringannya seolah semua tanpa beban. Seolah ia tak bersalah. Bertahun-tahun Dira menunggunya, menunggu kabar darinya, menunggu ia akan pulang menemuinya. Tapi semua sirna setelah harapannya dipupuskan dengan hilangnya kabar dari Bayu. Mungkinkan Dira masih bisa berharap jika Rindu itu masih miliknya atau bahkan sudah ada pemilik Rindu yang lain? sehingga membuat Bayu melupakannya.

"Helloooo... bengong aja "

"Apaan Ih" Dira pergi meninggalkan Bayu, namun ternyata Bayu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Bayu berlari kearah parkiran dan mengejar Dira kemudian ia menghentikan langkah Dira karena tangannya telah erat melingkar dilengan Dira.

"Lepasin Bayu"

"Enggak Ra, Aku ngak akan lepasin" kekeh Bayu

"Bayu Lepasin! " Ucap Dira penuh penekanan.

"Kenapa aku harus Lepasin? Takut ada yang marah?"

"bukan urusan kamu?"

"Kalau gitu aku ngak akan Lepasin kamu?"

"Bayu tolong Lepasin! "

"Kalau aku ngak mau? "

Dira hanya diam dan meronta sekuat tenaga. Bagaimanapun Dira sudah mengubah penampilannya kini. Dan bukan hanya penampilan yang ingin ia rubah sikap juga tingkah laku ia kan berusaha merubahnya. Meski ia tahu ia masih jauh dari kata baik. Namun Dira ingin selalu berusaha memperbaiki dirinya.

"Kamu berubah Ra" Ucap Bayu ketika Dira berhasil melepaskan tangannya dan hendak meninggalkan Bayu.

"Bukan aku yang berubah Bay, Tapi waktu yang telah mengubah semuanya" Ucap Dira tanpa berbalik badan.

"Ra Aku merindukanmu"

Deg....

jantung Dira berirama sedemikian rupa. Ternyata rinduku dan rindumu bertepi ditempat yang sama Bayu. Namun pantaskah aku memilikinya. Bahkan waktu dan jarak telah lama menjadi dinding pemisah diantara kita.

Perlahan Bayu mendekati Dira dan hanya berjarak beberapa centi dari Dira. Hembusan Nafasnya dan juga wangi farfumnya menyeruak.

"Izinkan aku mengulang Rasa yang aku miliki untukmu"

"Jelaskan tentang semuanya Bay? " Ucap Dira bergetar. Menahan isakan tangis yang tertahan di pelupuk matanya.

"Aku harus jelaskan mulai dari mana Ra? "

"Pertama, kenapa kamu kembali?

Kedua, kemana aja kamu selama bertahun -tahun ngak pernah kasih kabar?

Ketiga, Kenapa kamu tidak pernah menemuiku sama sekali Bayu? "

"Pertama, Aku kembali untuk seseorang yang selalu aku rindukan.

Kedua, Aku terlalu takut untuk melawan rinduku padamu.

ketiga, karena untuk bertemu tidak perlu saling sapa bukan?"

"Maksud kamu apa? "

"Aku tidak punya maksud apapun Ra. Aku hanya memiliki satu alasan untuk semua itu. "

"Apa? "

"Hanya ingin menyatukan cinta dalam ikatan yang halal" Ucap Bayu membuat hati Dira bergetar. Inikah pria yang selama bertahun-tahun tidak ia temui. Apakah waktu dan jarak yang menjadi dinding pemisah ini menjadikan pria yang ada dihadapannya berubah menjadi pria dewasa yang begitu menggetarkan jiwa.

"Bayu aku... "

"Aku akan menunggu sampai Takdirlah yang akan menyatukan kita"

Dira hanya tertunduk. Selama bertahun-tahun aku merindukanmu Bay. Mungkin benar, sebaiknya memang kita tidak bertemu. Karena pertemuan yang seperti ini hanya akan menyisakan rindu yang semakin dan semakin dalam.

Bayu menatap kearah Dira dengan tatapan tulus. Memandang lekat wajah cantik yang selama ini ia rindukan. selama ini aku tidak punya keberanian untuk menemuimu. Aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan. Menikmati indahnya senyumanmu yang menyejukkan hatiku. Ucap Bayu didalam hatinya.

"Jangan menatapku seperti itu Bayu" Ucap Dira malu-malu.

Bayu tersenyum dengan sikap malu-malu Dira. sungguh ini bukan Dira yang 6 Tahun lalu ia tinggalkan. Dulu Dira adalah gadis tomboy yang selalu bersikap cuek. Namun kini gadis yang ada dihadapannya ini. Adalah gadis cantik dengan sejuta pesona. Apapun itu jika itu kamu rasa ini akan tetap sama Ra.

"Sudah ku bilang jangan menatapku seperti itu" Ucap Dira lagi namun kali ini Dira mengalihkan pandangannya kearah lain.

Bayu kembali tersenyum dan sambil membelai puncak kepala Dira. Sumpah demi apa? Perlakuan Bayu yang seperti ini yang salelu Dira rindukan.

"Aku antar kamu pulang" Ucap Bayu lembut

Ingin rasanya Dira menjawab Ia. Namun ia masih gengsi untuk bilang ia. Dira itu meski sudah berubah penampilannya dan juga sikapnya. Namun Sifat Gengsi juga juteknya masih melekat didirinya.

"Aku masih marah? "

Bayu mengerutkan keningnya "Marah? "

"Hemm" Jawab Dira cuek

"Kenapa marah? "

"Menurut anda? " Jawab Dira Masih ketus.

Aku pikir sifat mu yang ini sudah hilang Ra. Ternyata kamu masih Diriku yang dulu. Bayu tersenyum dengan hatinya yang sedari tadi tidak berhenti berguman

"Harusnya aku yang marah ya? "

"Loh Kok? " Ucap Dira Bingung. Kok jadi dia yang ikutan marah. Kan Bayu yang salah. Tetap ya wanita mah ngak pernah salah. 😊😊

"Ini apa? "

Sambil Bayu menunjukkan layar di ponselnya. Ada foto seorang perempuan dengan rambut dikuncir kuda dengan pria memakai kostum basket dengan pose seperti merangkul. Kelihatannya mesra sih tapi ada penjelasannya lho ya......

"Kok kamu ada foto aku sama Randy?" Ya Foto yang ditunjukkan Bayu pada Dira tadi Adalah foto dirinya dan Randy teman semasa SMP. Dira dan Randy memang sangat akrab. Mereka sering terlibat dalam kompetisi yang sama untuk mewakili sekolahnya. Namun sudah sejak lama juga Dira dan Randy tidak saling tahu kabar masing-masing. Terakahir mereka terlibat dalam satu perlombaan dan itupun Randy tidak datang dan tidak tahu kabarnya hingga kini.

"Jadi Rendy nama lelaki itu"

"Dia temanku waktu SMP. Aku dan Dia sering terlibat kompetisi yang sama. Tapi sudah lama juga aku tidak tahu kabarnya? "

"Kok Bisa? "

"Terakhir kami mengikuti Lomba yang sama, tapi dia tidak datang dan kami hampir didiskualifikasi waktu itu." Dira menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

"Kelihatannya kamu sedih banget" Ucap Bayu seperti ada nada cemburu.

"Cemburu? " Tanya Dira sambil menahan senyum.

"Enggak!!! Masih ganteng aku kemana-mana? " Ucapnya masih dengan nada yang sama.

"kemana Memangnya? "

"ya udah lupakan deh? kita baikan ya?" Ucap Bayu memohon.

"enak aja tidak semudah itu?"

"Ya Allah Ra...." Ucap Bayu sudah putus asa.

"aku mau pulang" Ucap Dira sambil berlau

"aku antar?"

"Aku bawa motor"

"mana kuncinya biar aku yang bawa"

"Kita boncengan? " Tanya Dira.

"Kenapa? " Kemudian Bayu melihat penampilan Dira. Oh ia dia lupa jika Dira yang sekarang bukanlah gadis yang bisa seenaknya dibonceng-bonceng gitu.

"Tapi aku mau antarin kamu" Kekeh Bayu.

"Aku bisa sendiri kali" Ucap Dira masih berusaha menolak. Sebenarnya tak masalah bagi Dira untuk berboncengan atau apa yang penting mereka masih saling menjaga batasan-batasan bagaiman laki-laki dan perempuan Untuk berteman. Namun Dira takut saja jika nanti dia tidak sanggup untuk mengontrol jantungnya.

"Mana kunci motormu? "

Dira memberikan saja kunci motornya. Kemudian Bayu masuk kecafee dan tak lama keluar sudah berganti dengan kunci mobil.

"Ayo"

"Motorku? "

"Sudah ayo"

Tidak. ingin berdebat lagi akhirnya Dira menuruti Bayu. Mengapa malam seperti ini baru terjadi sekarang. Ingin rasanya malam ini tidak cepat berlalu. Senyum Dira terus mengembang meski tipis tak bisa dihindari jika senyum Nadira Diandra Putri ini sangat menawan untuk Bayu Pramadipta.

Bersambung Guys...

Kalai ada yang sudah baca terus baca lagi. Terus bertanya loh kog ngak sama ceritanya. Yes... karena ceritanya ada sedikit revisi Yes..

terus tinggalkan Like komentar tanda ❤ biar nanti pas Udah Up langsung ada notifnya. oke...

Thankiyuuuuu so Muchhhhhhh

Terpopuler

Comments

Seri Bko

Seri Bko

semangat mba Oma..sukses selalu

2021-10-13

0

the..

the..

👍🏻

2021-05-19

0

Rita Andriyani

Rita Andriyani

haiii kando daku mampir nich smangat ya nulis nya

2021-01-10

3

lihat semua
Episodes
1 SATU "Senyum Nadira Diandra"
2 DUA "SEMANIS HARI INI"
3 TIGA (Akan Ada Caranya Sendiri)
4 empat "Bukan Waktu ku"
5 Lima (kebahagiaan Ayah)
6 enam (kampus pilihan)
7 Tujuh (Hati Mas Fadil)
8 Delapan (Kenangan Pahit)
9 Sembilan (Bertemu Dia)
10 Sepuluh (Selembar Surat)
11 Sebelas (Hari Pertama Kuliah)
12 Dua Belas (Teman Baru)
13 Tiga Belas (mengubah pandanganku)
14 Empat Belas (Pesan Singkat)
15 lima belas (akan begini adanya)
16 Enam Belas (masih ragu)
17 tujuh belas (Pertemuan yang tak diinginkan)
18 Delapan belas (Kabar dari kamu)
19 sembilan belas (titik 0 kilometer kota Yogyakarya)
20 Dua Puluh (DFD cafe)
21 Dua Puluh satu (MOVE ON)
22 Dua puluh Dua (sidang skripsi Dira)
23 Dua Puluh Tiga (Surat Dari Lia)
24 Dua Puluh Empat (Pria Tanpa Nama)
25 Dua Puluh Lima (sebuah penjelasan)
26 Dua Puluh Enam (Rindu ini milik siapa)
27 Dua Puluh tujuh (berpisah)
28 Dua puluh delapan (Tentang Merelakan)
29 Dua Puluh Sembilan (Pergilah)
30 Tiga Puluh (Aku minta Alamat Rumahmu)
31 Tiga puluh satu (Langkah)
32 Tiga Puluh Dua (Ruang kepala Sekolah)
33 Tiga Puluh Tiga (Muhamd Faisal)
34 Tiga PuluH empat (kembali ingatanku)
35 Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
36 Tiga Puluh Enam (Kamu)
37 Tiga Puluh Tujuh (pertemuan singkat)
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 empat puluh tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 lima puluh enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh delapan
69 Enam Puluh Sembilan.
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan Puluh satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 sembilan puluh lima
96 sembilan puluh enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan puluh delapan
99 Sembilan puluh sembilan
100 seratus
101 seratus satu
102 Seratus dua
103 seratus tiga
104 seratus empat
105 seratus lima
106 Seratus Enam
107 seratus tujuh
108 seratus delapan
109 Seratus sembilan
110 Seratus Sepuluh
111 Akhirnya Cinta
112 Cuap-Cuap
113 Pengumuman
114 Terbit Novel Baru
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU "Senyum Nadira Diandra"
2
DUA "SEMANIS HARI INI"
3
TIGA (Akan Ada Caranya Sendiri)
4
empat "Bukan Waktu ku"
5
Lima (kebahagiaan Ayah)
6
enam (kampus pilihan)
7
Tujuh (Hati Mas Fadil)
8
Delapan (Kenangan Pahit)
9
Sembilan (Bertemu Dia)
10
Sepuluh (Selembar Surat)
11
Sebelas (Hari Pertama Kuliah)
12
Dua Belas (Teman Baru)
13
Tiga Belas (mengubah pandanganku)
14
Empat Belas (Pesan Singkat)
15
lima belas (akan begini adanya)
16
Enam Belas (masih ragu)
17
tujuh belas (Pertemuan yang tak diinginkan)
18
Delapan belas (Kabar dari kamu)
19
sembilan belas (titik 0 kilometer kota Yogyakarya)
20
Dua Puluh (DFD cafe)
21
Dua Puluh satu (MOVE ON)
22
Dua puluh Dua (sidang skripsi Dira)
23
Dua Puluh Tiga (Surat Dari Lia)
24
Dua Puluh Empat (Pria Tanpa Nama)
25
Dua Puluh Lima (sebuah penjelasan)
26
Dua Puluh Enam (Rindu ini milik siapa)
27
Dua Puluh tujuh (berpisah)
28
Dua puluh delapan (Tentang Merelakan)
29
Dua Puluh Sembilan (Pergilah)
30
Tiga Puluh (Aku minta Alamat Rumahmu)
31
Tiga puluh satu (Langkah)
32
Tiga Puluh Dua (Ruang kepala Sekolah)
33
Tiga Puluh Tiga (Muhamd Faisal)
34
Tiga PuluH empat (kembali ingatanku)
35
Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
36
Tiga Puluh Enam (Kamu)
37
Tiga Puluh Tujuh (pertemuan singkat)
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
empat puluh tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
lima puluh enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh delapan
69
Enam Puluh Sembilan.
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan Puluh satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
sembilan puluh lima
96
sembilan puluh enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan puluh delapan
99
Sembilan puluh sembilan
100
seratus
101
seratus satu
102
Seratus dua
103
seratus tiga
104
seratus empat
105
seratus lima
106
Seratus Enam
107
seratus tujuh
108
seratus delapan
109
Seratus sembilan
110
Seratus Sepuluh
111
Akhirnya Cinta
112
Cuap-Cuap
113
Pengumuman
114
Terbit Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!