empat "Bukan Waktu ku"

Rasanya tidak akan ada pagi yang lebih indah nantinya. Ketika mata ini terbuka selalu teringat akan hasil pengumuman yang memupuskan harapan Dira untuk kuliah diuniversitas Negri seperti impiannya selama ini. meski Bunda dan Ayahnya tak pernah mempermaslahkan hal itu. Tapi Dira selalu mengganggap dirinya gagal. Berkali Bundanya menyakinkan Dira berkali juga Dira keras tetap pada pendiriannya. Sampai pada suatu pagi, mungkin paginya tetap sama namun pagi kali ini akan terasa lebih beda.

Kenapa?

Pagi ini ketika Dira sedang olahraga pagi didepan rumahnya ia mendapati sebuh motor parkir tepat dihalaman rumahnyaTernyata....

"Bayu, ngapain pagi-pagi kesini?"

"Udah mandi sana"

"Ngak lihat aku lagi Basket"

"Udah lebih baik kamu mandi, siap- siap lalu kita pergi"

"Pergi?kemana?"

"kampus"

"kampus? kampus siapa? aku kan ngak lulus. Aku lagi males pergi, kalau kamu urus kelengkapan kuliah kamu? sendiri aja deh ya aku lagi males ne"

"kita kekampus kamu"

"Kampus aku? ngaco"

"Aku serius Ra... "

"Ya kan kamu tau aku ngak lulus"

"Kamu kira kampus di dikota tercinta kita ini cuma ada satu kampus Negri doang. Masih banyak kali kampus swasta yang akreditasnya ngak kalah sama yang Negeri"

"udah aku lagi males..."

Bayu langsung merebut bola yang sedang dimainkan oleh Dira. Memberikan isyarat kalau Dira harus menurut padanya. Dirapun melemah dan langsung menurut saja

beberpa menit kemudian Nadira keluar mendorong motornya dari garasi rumahnya

"Ayo berangkat"

"Kamu bawa motor sendiri Ra?"

"ia"

"kita kan mau cari kampus untuk mu jadi sudah pasti tujuan kita sama. Kenapa ngak satu motor saja"

Sambil Diandra melirik kearah jilbabnya "Kamu ngak liat sekarang penampilanku gimana?"

Bayupun melirik ke jilbab yang dikenakan Nadira. Setelah Nadira mantap untuk mengenakan hijab saat ia masuk SMU ia memang sangat menjaga pergaulannya dengan yang bukan mahrom nya.

Akhirnya merekapun berangkat. Mereka hanya keluar masuk kampus sembari mengambil brosurnya. Semua kampus yang direkomendasikan oleh Bayu sangat bagus-bagus tapi buget nya juga sudah pasti mahal. Ah kalau saja aku kemaren lulus di Universitas Negeri pasti tak akan seribet ini. Andai waktu bisa kuputar kembali aku akan lebih bersungguh-sungguh untuk belajar. ah tapi ya sudahlah hanya akan menmbah hilang samangat saja jika mengingat tentang SBMPTN.

"Apa kamu sudah memutuskan untuk daftar dikampus mana Ra?" sambil Bayu memberikan air mineral kepadaku yang memang sangat haus. Cuaca juga sangat terik hari ini ditambah harus keliling kota untuk mencari kampus yang juga tak satupun aku pilih. Entah hatiku saja yang tak ingin memilih atau memang belum cocok dengan kampusnya atau apa aku juga tidak mengerti.

"koq diam... kamu masih ingin kuliah diKampus Negeri Ra?" Bayu kembali mengajukan pertanyaan kepada Nadira

"Aku akan kuliah tahun depan saja" jawaban Nadira melemah. sudah pasti Bayu tau Nadira sangat sedih karena tidak bisa kuliah Tahun ini. Bayu paham betul perasaan Nadira.

"Enggak Ra Kenapa kamu keras kepala sekali ingin kuliah di Negri? Padahal kuliah swasta juga banyak yang terkreditasi. Atau begini saja kamu daftar lagi di Negeri lewat jalur umum gimana?"

Nadira hanya menggeleng. Bayupun tahu apa alasan Nadira menggeleng sudah pasti karena biaya. kalau Bayu menawarkan bantuan sudah pasti ditolak oleh Nadira. Ah ya Allah apalagi yang harus aku lakukan. ucap Bayu didalam hati.

"Sebaiknya kita pulang. Kita lanjutkan besok saja mencari kampus untuk mu"

Nadira pun menangguk dan mereka melaju menuju rumah.

...............

Malam pun larut dalam lamunan Nadira. ia masih memikirkan akan kuliah dikampus swasta saja atau menunggu tahun depan. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kampus swasta ataupun Negeri tapi ini masalah biaya. Dimanapun kuliahnya yang pentingkan ilmunya.

Nadira pun kembali mengingat kebersamaannya hari ini dengan Bayu. Bayu Bayu... kenapa kamu lakukan semua ini untuk ku. Apa kamu tau aku sangat merindukanmu. Maaf jika aku terlihat jutek, tapi itu hanya intuk menutupi rasa Rinduku kepadamu.

Bay...... aku tau aku tidak boleh memiliki rasa ini tapi dia tumbuh dengan sendirinya Bay. Ah rasanya ini harus diakhiri saja ingat Nadira kamu dan Bayu hanya bersahabat dan tidak boleh lebih. Nadira membaca doa lalu tidur.

Allahuakbar....... Allahuakbar......

Kumnadangnya membangunkan lelapnya tidur Dira. Perlahan aku membuka mata sayuku. Ah dia memang lelaki selalu terjaga setia membangunkan ku setiap subuh.

"Ayo bangun ayah sudah menunggu" Mas Fadil membangunkanku dengan lembut.

Akupun bangun dan langsung kekamar mandi untuk berwudhu. kemudian bersiap -siap untuk sholat subuh.

"ya Allah hamba bersyukur atas nikmat karunia yang Engkau berikan kepada keluarga hamba. Terima kasih juga Engkau telah mentakdirkan aku terlahir dari keluarga yang penuh cinta ini. semoga kami selalu senantiasa selalu berada dijalanmu ya allah. jangan biarkan cinta ini punah begitu saja. tumbuhkan lah selalu rasa cinta ini terhadapMu juga terhadap sesama. amin"

Setelah selesai menunakan 2 rakaat seperti biasa kami langsung pada kegiatan masing - masing. Bunda langsung menuju dapur untuk memasak. Biasanya ayah dan Fadil sedang santai diteras belakang. Aku dan ical biasanya bersiap untuk sekolah. Tapi aku sudah tidak lagi bersiap untuk sekolah hanya ical yang sibuk dengan perlengkapan sekolahnya. Aku memutuskan untuk membantu Bunda didapur.

"Masak apa Bunda?"

"Nasi goreng" jawab Bunda dengan semangat.

"Dira bantu ya Bun?"

"Boleh" kemudian Bunda memberikan beberapa sayur untuk dipotong-potong.

"Bunda apa bunda tidak Bosan setiap hari memasak?"

Bunda hanya tersenyum mendengar pertanyaanku. ya mungkin terlihat lucu. Pertanyaan seperti apa ini ya jelas Bunda tidak bosan kan sudah kewajiban seorang istri untuk memasak.

"Pertanyaan Dira aneh ya Bun? Jlaslah Bunda tidak bosan kan kewajiban seorang istri ya Bun?"

Bunda hanya kembali tersenyum sembari menatapku dalam -dalam.

"kenapa Dira bertanya seperti itu, apa Dira sudah ingin menikah?"

Sontak ini membuat Dira terkejut mendengar pertanyaan bunda. menikah? dengan siapa? terfikir untuk menikah saja tidak.

"Ah tidak Bun, Dira hanya bertanya saja"

Tanpa sadar air mata bunda mengalir dipipi. Mebuat Nadira heran dan merasa bersalah.

"mMafin Dira Bun?"

"Kenapa Dira minta maaf Dira ngak salah koq Nak?"

"Bunda kenapan menangis?"

" Bunda hanya bahagia ternyata putri kecil bunda sudah besar. Sudah mau masuk kuliah dan sebentar lagi akan menikah"

sasaat muka Dira tampak merona disinggung soal pernikahan lagi. "Apa sih Bunda Dira masih lama untuk menikah"

Bunda kembali tersenyum "cepat atau lambat kamu akan menikah dan akan meninggalkan bunda dan ayah setelah kamu menikah karena kamu akan dibawa oleh suamimu nanti" batin bunda

"Dira ... dulu waktu usia bunda seusia Dira juga pernah bertanya hal serupa kepada nenek?"

" oh ya..." Jawab Dira dengan penuh antusias

"Awalnya Bunda juga selalu berfikir sama denganmu Ra. Kalau memasak, mencuci, membersihakn rumah adalah kewajiban seorang istri tapi ternyata Bunda salah nak?"

"Maksud Bunda?"

" Tidak ada kewajiban bagi seorang istri untuk melakukan itu semua. Itu semua adalah kewajiban seorang suami"

"Kewajiban Suami Bun?"

"Ia suami wajib menafakhi istrinya yaitu sandang, pangan, dan papan.

Sandang

Seorang suami wajib memerikan pakaian yang layak sesuai syariat. Pakaian harus dicuci dan disetrika bukan? jika suami hanya membelinya saja tanpa merawatnya itu hanya setengah nafkah.

Pangan

Suami wajib menafkahi istrinya dengan makanan yang halal. Jika suami hanya memberikan uang untuk membeli bahan makanan itu belum berupa makanan maka harus dimasak bukan?

Papan

Suami juga wajib memberikan tempat tinggal yang nyaman untuk keluarganya. karena rumah juga harus dibersihkan disapu dipel agar kita nyaman.

Karena cinta dan sayang pada suami

Sehingga seorang isteri yang pada dasarnya tidak punya kewajiban atas semua hal itu, dengan rela dan ikhlas melayani suaminya, belanja untuk suami, masak untuk suami, menghidangkan makan di meja makan untuk suami, bahkan menyuapi makan untuk suami kalau perlu. Semua dilakukannnya semata-mata karena cinta dan sayangnya kepada suami.

Dengan semua hal itu, tentunya istri akan menerima pahala yang besar dari apa yang dikerjakannya. Karena dengan bantuannya itu, suami akan menjadi senang dan ridha kepadanya.

Maka pasangan itu akan memanen kebaikan dan pahala dari Allah SWT. Suami mendapat pahala karena sudah melaksanakan kewajiabnnya, yaitu memberi hartanya untuk nafkah isterinya. Isteri mendapat pahala karena membantu meringankan beban suami. Meski hukumnya tidak wajib.

Itulah hubungan cinta antara suami dan isteri, yang jauh melebihi sekadar hubungan hak dan kewajiban. Tentu saja ketika seorang isteri mengerjakan hal-hal yang pada dasarnya menjadi kewajiban suami, maka wajar bila suami mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang tulus

Dira menyimak dengan seksama penjelasan Bundanya. Pantas Ayah selalu mencintai bunda meski usia mereka tak lagi muda. tapi ayah masih saja nemperlakukan bunda masih layaknya pasangan Muda.

"Y*a Allah jika nanti Dira telah Engaku datangkan jodohnya Dira ingin jodoh seperti ayah"

Jika nanti waktunya telah tiba insa allah Dira. saat ini bukan waktumu untuk memikirkan hal itu*. Batin Bunda

Bersambung.....

Like Komentarnya jangan lupa ❤ nya biar ada notifnya kalau sudah up

Thankiyuuuu

Terpopuler

Comments

Eko Priyosantoso

Eko Priyosantoso

ceritanya menarik dan mendidik. lanjut thor. 👍👍

2021-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 SATU "Senyum Nadira Diandra"
2 DUA "SEMANIS HARI INI"
3 TIGA (Akan Ada Caranya Sendiri)
4 empat "Bukan Waktu ku"
5 Lima (kebahagiaan Ayah)
6 enam (kampus pilihan)
7 Tujuh (Hati Mas Fadil)
8 Delapan (Kenangan Pahit)
9 Sembilan (Bertemu Dia)
10 Sepuluh (Selembar Surat)
11 Sebelas (Hari Pertama Kuliah)
12 Dua Belas (Teman Baru)
13 Tiga Belas (mengubah pandanganku)
14 Empat Belas (Pesan Singkat)
15 lima belas (akan begini adanya)
16 Enam Belas (masih ragu)
17 tujuh belas (Pertemuan yang tak diinginkan)
18 Delapan belas (Kabar dari kamu)
19 sembilan belas (titik 0 kilometer kota Yogyakarya)
20 Dua Puluh (DFD cafe)
21 Dua Puluh satu (MOVE ON)
22 Dua puluh Dua (sidang skripsi Dira)
23 Dua Puluh Tiga (Surat Dari Lia)
24 Dua Puluh Empat (Pria Tanpa Nama)
25 Dua Puluh Lima (sebuah penjelasan)
26 Dua Puluh Enam (Rindu ini milik siapa)
27 Dua Puluh tujuh (berpisah)
28 Dua puluh delapan (Tentang Merelakan)
29 Dua Puluh Sembilan (Pergilah)
30 Tiga Puluh (Aku minta Alamat Rumahmu)
31 Tiga puluh satu (Langkah)
32 Tiga Puluh Dua (Ruang kepala Sekolah)
33 Tiga Puluh Tiga (Muhamd Faisal)
34 Tiga PuluH empat (kembali ingatanku)
35 Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
36 Tiga Puluh Enam (Kamu)
37 Tiga Puluh Tujuh (pertemuan singkat)
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 empat puluh tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 lima puluh enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh delapan
69 Enam Puluh Sembilan.
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan Puluh satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 sembilan puluh lima
96 sembilan puluh enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan puluh delapan
99 Sembilan puluh sembilan
100 seratus
101 seratus satu
102 Seratus dua
103 seratus tiga
104 seratus empat
105 seratus lima
106 Seratus Enam
107 seratus tujuh
108 seratus delapan
109 Seratus sembilan
110 Seratus Sepuluh
111 Akhirnya Cinta
112 Cuap-Cuap
113 Pengumuman
114 Terbit Novel Baru
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU "Senyum Nadira Diandra"
2
DUA "SEMANIS HARI INI"
3
TIGA (Akan Ada Caranya Sendiri)
4
empat "Bukan Waktu ku"
5
Lima (kebahagiaan Ayah)
6
enam (kampus pilihan)
7
Tujuh (Hati Mas Fadil)
8
Delapan (Kenangan Pahit)
9
Sembilan (Bertemu Dia)
10
Sepuluh (Selembar Surat)
11
Sebelas (Hari Pertama Kuliah)
12
Dua Belas (Teman Baru)
13
Tiga Belas (mengubah pandanganku)
14
Empat Belas (Pesan Singkat)
15
lima belas (akan begini adanya)
16
Enam Belas (masih ragu)
17
tujuh belas (Pertemuan yang tak diinginkan)
18
Delapan belas (Kabar dari kamu)
19
sembilan belas (titik 0 kilometer kota Yogyakarya)
20
Dua Puluh (DFD cafe)
21
Dua Puluh satu (MOVE ON)
22
Dua puluh Dua (sidang skripsi Dira)
23
Dua Puluh Tiga (Surat Dari Lia)
24
Dua Puluh Empat (Pria Tanpa Nama)
25
Dua Puluh Lima (sebuah penjelasan)
26
Dua Puluh Enam (Rindu ini milik siapa)
27
Dua Puluh tujuh (berpisah)
28
Dua puluh delapan (Tentang Merelakan)
29
Dua Puluh Sembilan (Pergilah)
30
Tiga Puluh (Aku minta Alamat Rumahmu)
31
Tiga puluh satu (Langkah)
32
Tiga Puluh Dua (Ruang kepala Sekolah)
33
Tiga Puluh Tiga (Muhamd Faisal)
34
Tiga PuluH empat (kembali ingatanku)
35
Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
36
Tiga Puluh Enam (Kamu)
37
Tiga Puluh Tujuh (pertemuan singkat)
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
empat puluh tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
lima puluh enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh delapan
69
Enam Puluh Sembilan.
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan Puluh satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
sembilan puluh lima
96
sembilan puluh enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan puluh delapan
99
Sembilan puluh sembilan
100
seratus
101
seratus satu
102
Seratus dua
103
seratus tiga
104
seratus empat
105
seratus lima
106
Seratus Enam
107
seratus tujuh
108
seratus delapan
109
Seratus sembilan
110
Seratus Sepuluh
111
Akhirnya Cinta
112
Cuap-Cuap
113
Pengumuman
114
Terbit Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!