TIGA (Akan Ada Caranya Sendiri)

senyum kecil selalu menghiasi keluarga Nadira Diandra Putri. Rasanya tidak ada ungkapan lain selain rasa syukur yang selalu dipanjatkan oleh Dira. semua bukan indah begitu saja itu ada prosesnya. Karena proses itulah ayah dan Bunda selalu mengajarkan kami bagaimana cara untuk tertawa.

" Ra hari ini mau kemana?"

"Ngak kemana -mana"

"SBMPTN belum keluar pengumannya?"

"Belum mas katanya mulai hari ini, tapi dari tadi belum juga ada pengumannya"

"Ikut mas aja yuk"

"Kemana?"

"Resto lah"

"Males ah...disanakan ada Bayu"

"Udah ikut aja"

"Uhhhh mas Fadil koq maksa"

"Mas punya resep baru, kamu wajib coba"

"Dirumah aja biasanya juga dirumah kan?"

"Kali ini beda"

"Ical boleh ikut ngak mas?" tiba - tiba ical menyela pembicaraan Dira dan Fadil

"Boleh Dong" jawab Fadil

"Ngak boleh.... ngak boleh......" Bunda pun mulai aksinya untuk protes

"Kenapa?"

"Icalll..... kalau kamu ikut mas fadil kasian tamu cafenya...karena setiap pesanan kami yang habisin"

"Bundaaaa.....uuuu" Protes ical...

kamipun tertawa ....

momen sekecil inipun tak akan luput dari rasa syukur ku kepadaMU ya allah karena hanya dengan candaan kecil ini rumah ini terasa

hangat.

........................

"Mas Fadil...." kemudian tak sengaja pandangan Bayu dikagetkan dengan perempuan disebalah mas Fadil "Eh ada Dira...apa kabar Ra?"

"Baik..." Jawaban Dira masih ketus kepada Bayu. Semenjak Bayu kembali ke Yogya sikap Dira agak aneh kepada Bayu. Entah apa sebabnya Tidak ada yang tau. Bahkan Dira sendiri tidak tau dengan kondisi hatinya saat ini.

"Eh ia kami sudah liat pengumuman SBNPTN belum?"

"Belum... emang sudah keluar jadwalnya?"

"Sudah... aku barusan dikasih tau sama temen ku coba deh kamu cek"

Tanpa menjawab Bayu, Dira langsung meraih handpone yang sedari tadi standbay disakunya. Ia ketik beberapa tombol dihandponenya hatinya tak karuan. Rasanya ia tak sanggup jika harus melihat pengumuman itu sendiri. Beberapa kali ia ketikan id dan pasword untuk ngecek hasil tesnya ...... namun.......

"Gimana Ra?"

Tapi tidak ada jawaban apapun dari Dira. Wajahnya yang semula ketus berubah menjadi murung. Dira tak bicara sepatah katapun. Bahkan Dira hanya pergi begitu saja dengan membawa kemurungan diwajahnya.

"Ra....Ra..." panggil mas Fadil tapi diabaikannya bahkan Dira berjalan lebih kencang.

"Emm mas biar Bayu yang kejar.."

Dira hanya tak habis Fikir. Kenapa ia bisa seperti ini. Dira merasa harapannya kandas begitu saja. Bahkan Dira sampai meneteskan air mata.

"nih" seseorang menyodorkan tangannya memberikan tisu tanpa melihat siapa yang memberikan tisu itu Dira hanya menerima saja.

"Hapuslah air mata mu, kamu jelek kalau nangis"

"Bayu..." spontan Dira menyebut nama itu...karena kata-katanya sering sekali Bayu katakan untuk menghibur Dira yang sedang menangis dulu.

"Kamu masih ingat"

"aku ngak akan pernah lupa dengan apapun tentang kamu"

"aku tau..."

"sok tau"

"Biarin yang penting aku tidak pernah kamu lupakan" kali ini Bayu duduk menjajari Dira.

"Kamu ngapain kesini?"

"Aku takut aja kamu bunuh diri?"

"Aku masih cukup punya iman?"

"kalau kamu butuh bahu untuk kamu bersandar? bahu ku masih stay for you and only you "

"Aku memang butuh bahumu tapi aku ngak mau bersandar dibahumu"

"kenapa?"

"kamu liat penampilan ku sekarang"

Bayu memandangi Dira, ia memang penampilan Dira berubah terakhir mereka berpisah pada saat mereka mau masuk SMP, dan setelah itu mereka tak pernah lagi bertemu mereka hanya berbalas salam melalui orang tua mereka pada saat beberapa kali acara keluarga. Sekalipun mereka tak pernah bertemu selama bertahun tahun dan baru bertemu kembali sekarang pada saat mau masuk kuliah. Tak bisa dipungkiri Bayu semakin mengagumi Dira. Terlepas dari penampilan Dira yang berhijab dan semakin cantik. Dira adalah sosok perempuan yang mandiri, tegas, dan selalu berusaha keras akan apa yang akan ia capai dan yang terpenting Dira adalah perempuan yang berpegang teguh pada agama. Semua itu membuat Bayu semakin kagum dan tidak ada perempuan yang bisa menggantikan Dira dihatinya.

"Bay....Bay...."

Bayu hanya tersenyum, memandang wajah manis penuh kerinduan ini."Andai kamu tau Ra, aku kangen banget sama kamu Ra, kalau saja aku tak bisa menahannya sudah aku peluk kamu Ra. Tapi aku menghormati mu dan juga hijab mu Ra" gumannya didalam hati

"Bayu..." sapaan manjanya membuyarkan fikiran Bayu.

"Kenapa?"

"Kamu kenapa diam?"

"Kamu jangan ganngu aku dong... aku lagi menikmati keindahan dunia diwajah kamu?"

"Apaan si Bay..." kali ini Dira tersenyum.

"Nah kalau tersenyum gitu kan cantik... bukan jutek..."

Dira hanya kembali tersenyum. Sesaat suasana menjadi berubah. Tiba-tiba mereka susah untuk membawa diri, mereka bingung harus bagaimana. Bahkan hatinya saat ini dikuasai dengan kerinduan yang tak bertepi. tak bisa mereka mangkir dari kenyataan bahwa mereka memang saling merindu.

"jadi kenapa ...kamu nangis?"

"aku..."

"ia..."

"aku... ngak lulus..SBMPTN" air matanya kembali mengalir dipipinya.

Tangan ini Rasanya sudah gatal ingin mengusap air mata dipipi indahmu Ra. Tapi aku tak ingin kamu marah Ra. Tolong jangan menangis seperti ini Ra. Aku tak sanggup jika melihatmu menangis seperti ini.

"Ra...hei....hei... Nadira Diandra Putri dengenrin aku... ngak lulus SBMPTN bukan akhir dari segalanyakan?"

"Tapi ini harapanku satu-satu nya saat ini. Jika aku tidak lulus tahun ini itu artinya aku harus mengulang tahun depan dong"

" Kamu pikir tempat kuliah di Yogya ini cuma di Negri doang"

"Tapi Bayu...."

"Apa? Kamu mau bilang biar biayanya murah... atau kamu mau bilang ingin kebahagiain orang tua... atau.."

"Aku bukan berasal dari keluarga yang kaya Bay untuk bisa memilih tempat kuliah yang the best quality Bay.."

"Maksud aku ngak gitu Ra?"

"Kamu kan pintar kamu bisa ikut program beasiswa diperguruan tinggi swasta juga ada dan kualitas nomor satu Ra"

"Kalau aku pintar aku pasti lulus SBMPTN"

"Sekarang aku tanya emang kalau kamu diterima di universitas Negri akan menjamin biaya kuliah terjangkau? tidak Ra, terus kalau kami kuliah diperguruan tinggi swasta biaya kuliah mahal? tidak juga Ra"

"Aku hanya ngak ngerti harus bagaimana?"

"Kan ada aku, aku akan temani kamu deh cari perguruan tinggi kalau perlu aku mendaftar juga ditempat kamu daftar"

"Kamu serius?kamu kan lulus?"

"Aku ikut mendaftar karena aku tau kamu mendaftar juga aku mau dekat sama kamu?"

"ye...ye...jadi kami kuliah cuma mau deket sama aku doang...bukan niat mau belajar"

"ya bukan gitu juga kali. ya aku mau dekat aja sama kamu. Aku mau mengganti waktu kita yang hilang beberapa tahun ini. Aku ngak mau menyia nyiakan kesempatan bersama kamu Ra. Bahkan jurusan yang aku pilih juga sama dengan kamu"

Dira tersenyum ternyata Bayu tidak pernah melupakannya. Apa Dira saja yang terlalu berburuk sangka kepada Bayu?

"Gimana udah tenang sekarang?"

Dira hanya tersenyum saja, ia memang benar Dira agak tenang.

"Kita pulang sekarang?"

Dira mengangguk saja walau ia ngak sanggup nanti bagaimana menjelaskan kepada kedua orang tuanya serta kakak dan adiknya.

Seperti kata Bayu ngak lulus SBMPTN bukan akhir dari segalanya.

Mungkin ini bukan jalan terbaik untuk Dira saat ini. untuk mencapai suatu tujuan akan ada caranya sendiri. Dibalik ini pasti ada hal baik yang sedang dipilihkan oleh Allah. Kalau kata Ayah selalu berbaik sangkalah sama Allah agar kamu selalu senantiasa dalam kebaikan.

Berasambung

Tetep tinggalin jejaknya ya Lika komentarnya jangan lupa tanda ❤ nya biar pas up ada notifikasinya...

thankiyuuuuuuu

Episodes
1 SATU "Senyum Nadira Diandra"
2 DUA "SEMANIS HARI INI"
3 TIGA (Akan Ada Caranya Sendiri)
4 empat "Bukan Waktu ku"
5 Lima (kebahagiaan Ayah)
6 enam (kampus pilihan)
7 Tujuh (Hati Mas Fadil)
8 Delapan (Kenangan Pahit)
9 Sembilan (Bertemu Dia)
10 Sepuluh (Selembar Surat)
11 Sebelas (Hari Pertama Kuliah)
12 Dua Belas (Teman Baru)
13 Tiga Belas (mengubah pandanganku)
14 Empat Belas (Pesan Singkat)
15 lima belas (akan begini adanya)
16 Enam Belas (masih ragu)
17 tujuh belas (Pertemuan yang tak diinginkan)
18 Delapan belas (Kabar dari kamu)
19 sembilan belas (titik 0 kilometer kota Yogyakarya)
20 Dua Puluh (DFD cafe)
21 Dua Puluh satu (MOVE ON)
22 Dua puluh Dua (sidang skripsi Dira)
23 Dua Puluh Tiga (Surat Dari Lia)
24 Dua Puluh Empat (Pria Tanpa Nama)
25 Dua Puluh Lima (sebuah penjelasan)
26 Dua Puluh Enam (Rindu ini milik siapa)
27 Dua Puluh tujuh (berpisah)
28 Dua puluh delapan (Tentang Merelakan)
29 Dua Puluh Sembilan (Pergilah)
30 Tiga Puluh (Aku minta Alamat Rumahmu)
31 Tiga puluh satu (Langkah)
32 Tiga Puluh Dua (Ruang kepala Sekolah)
33 Tiga Puluh Tiga (Muhamd Faisal)
34 Tiga PuluH empat (kembali ingatanku)
35 Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
36 Tiga Puluh Enam (Kamu)
37 Tiga Puluh Tujuh (pertemuan singkat)
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 empat puluh tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 lima puluh enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh delapan
69 Enam Puluh Sembilan.
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan puluh satu
82 Delapan puluh dua
83 Delapan puluh tiga
84 Delapan puluh empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan Puluh satu
92 Sembilan Puluh Dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Sembilan Puluh Empat
95 sembilan puluh lima
96 sembilan puluh enam
97 Sembilan Puluh Tujuh
98 Sembilan puluh delapan
99 Sembilan puluh sembilan
100 seratus
101 seratus satu
102 Seratus dua
103 seratus tiga
104 seratus empat
105 seratus lima
106 Seratus Enam
107 seratus tujuh
108 seratus delapan
109 Seratus sembilan
110 Seratus Sepuluh
111 Akhirnya Cinta
112 Cuap-Cuap
113 Pengumuman
114 Terbit Novel Baru
Episodes

Updated 114 Episodes

1
SATU "Senyum Nadira Diandra"
2
DUA "SEMANIS HARI INI"
3
TIGA (Akan Ada Caranya Sendiri)
4
empat "Bukan Waktu ku"
5
Lima (kebahagiaan Ayah)
6
enam (kampus pilihan)
7
Tujuh (Hati Mas Fadil)
8
Delapan (Kenangan Pahit)
9
Sembilan (Bertemu Dia)
10
Sepuluh (Selembar Surat)
11
Sebelas (Hari Pertama Kuliah)
12
Dua Belas (Teman Baru)
13
Tiga Belas (mengubah pandanganku)
14
Empat Belas (Pesan Singkat)
15
lima belas (akan begini adanya)
16
Enam Belas (masih ragu)
17
tujuh belas (Pertemuan yang tak diinginkan)
18
Delapan belas (Kabar dari kamu)
19
sembilan belas (titik 0 kilometer kota Yogyakarya)
20
Dua Puluh (DFD cafe)
21
Dua Puluh satu (MOVE ON)
22
Dua puluh Dua (sidang skripsi Dira)
23
Dua Puluh Tiga (Surat Dari Lia)
24
Dua Puluh Empat (Pria Tanpa Nama)
25
Dua Puluh Lima (sebuah penjelasan)
26
Dua Puluh Enam (Rindu ini milik siapa)
27
Dua Puluh tujuh (berpisah)
28
Dua puluh delapan (Tentang Merelakan)
29
Dua Puluh Sembilan (Pergilah)
30
Tiga Puluh (Aku minta Alamat Rumahmu)
31
Tiga puluh satu (Langkah)
32
Tiga Puluh Dua (Ruang kepala Sekolah)
33
Tiga Puluh Tiga (Muhamd Faisal)
34
Tiga PuluH empat (kembali ingatanku)
35
Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
36
Tiga Puluh Enam (Kamu)
37
Tiga Puluh Tujuh (pertemuan singkat)
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
empat puluh tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
lima puluh enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh delapan
69
Enam Puluh Sembilan.
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan puluh satu
82
Delapan puluh dua
83
Delapan puluh tiga
84
Delapan puluh empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan Puluh satu
92
Sembilan Puluh Dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Sembilan Puluh Empat
95
sembilan puluh lima
96
sembilan puluh enam
97
Sembilan Puluh Tujuh
98
Sembilan puluh delapan
99
Sembilan puluh sembilan
100
seratus
101
seratus satu
102
Seratus dua
103
seratus tiga
104
seratus empat
105
seratus lima
106
Seratus Enam
107
seratus tujuh
108
seratus delapan
109
Seratus sembilan
110
Seratus Sepuluh
111
Akhirnya Cinta
112
Cuap-Cuap
113
Pengumuman
114
Terbit Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!