senyum kecil selalu menghiasi keluarga Nadira Diandra Putri. Rasanya tidak ada ungkapan lain selain rasa syukur yang selalu dipanjatkan oleh Dira. semua bukan indah begitu saja itu ada prosesnya. Karena proses itulah ayah dan Bunda selalu mengajarkan kami bagaimana cara untuk tertawa.
" Ra hari ini mau kemana?"
"Ngak kemana -mana"
"SBMPTN belum keluar pengumannya?"
"Belum mas katanya mulai hari ini, tapi dari tadi belum juga ada pengumannya"
"Ikut mas aja yuk"
"Kemana?"
"Resto lah"
"Males ah...disanakan ada Bayu"
"Udah ikut aja"
"Uhhhh mas Fadil koq maksa"
"Mas punya resep baru, kamu wajib coba"
"Dirumah aja biasanya juga dirumah kan?"
"Kali ini beda"
"Ical boleh ikut ngak mas?" tiba - tiba ical menyela pembicaraan Dira dan Fadil
"Boleh Dong" jawab Fadil
"Ngak boleh.... ngak boleh......" Bunda pun mulai aksinya untuk protes
"Kenapa?"
"Icalll..... kalau kamu ikut mas fadil kasian tamu cafenya...karena setiap pesanan kami yang habisin"
"Bundaaaa.....uuuu" Protes ical...
kamipun tertawa ....
momen sekecil inipun tak akan luput dari rasa syukur ku kepadaMU ya allah karena hanya dengan candaan kecil ini rumah ini terasa
hangat.
........................
"Mas Fadil...." kemudian tak sengaja pandangan Bayu dikagetkan dengan perempuan disebalah mas Fadil "Eh ada Dira...apa kabar Ra?"
"Baik..." Jawaban Dira masih ketus kepada Bayu. Semenjak Bayu kembali ke Yogya sikap Dira agak aneh kepada Bayu. Entah apa sebabnya Tidak ada yang tau. Bahkan Dira sendiri tidak tau dengan kondisi hatinya saat ini.
"Eh ia kami sudah liat pengumuman SBNPTN belum?"
"Belum... emang sudah keluar jadwalnya?"
"Sudah... aku barusan dikasih tau sama temen ku coba deh kamu cek"
Tanpa menjawab Bayu, Dira langsung meraih handpone yang sedari tadi standbay disakunya. Ia ketik beberapa tombol dihandponenya hatinya tak karuan. Rasanya ia tak sanggup jika harus melihat pengumuman itu sendiri. Beberapa kali ia ketikan id dan pasword untuk ngecek hasil tesnya ...... namun.......
"Gimana Ra?"
Tapi tidak ada jawaban apapun dari Dira. Wajahnya yang semula ketus berubah menjadi murung. Dira tak bicara sepatah katapun. Bahkan Dira hanya pergi begitu saja dengan membawa kemurungan diwajahnya.
"Ra....Ra..." panggil mas Fadil tapi diabaikannya bahkan Dira berjalan lebih kencang.
"Emm mas biar Bayu yang kejar.."
Dira hanya tak habis Fikir. Kenapa ia bisa seperti ini. Dira merasa harapannya kandas begitu saja. Bahkan Dira sampai meneteskan air mata.
"nih" seseorang menyodorkan tangannya memberikan tisu tanpa melihat siapa yang memberikan tisu itu Dira hanya menerima saja.
"Hapuslah air mata mu, kamu jelek kalau nangis"
"Bayu..." spontan Dira menyebut nama itu...karena kata-katanya sering sekali Bayu katakan untuk menghibur Dira yang sedang menangis dulu.
"Kamu masih ingat"
"aku ngak akan pernah lupa dengan apapun tentang kamu"
"aku tau..."
"sok tau"
"Biarin yang penting aku tidak pernah kamu lupakan" kali ini Bayu duduk menjajari Dira.
"Kamu ngapain kesini?"
"Aku takut aja kamu bunuh diri?"
"Aku masih cukup punya iman?"
"kalau kamu butuh bahu untuk kamu bersandar? bahu ku masih stay for you and only you "
"Aku memang butuh bahumu tapi aku ngak mau bersandar dibahumu"
"kenapa?"
"kamu liat penampilan ku sekarang"
Bayu memandangi Dira, ia memang penampilan Dira berubah terakhir mereka berpisah pada saat mereka mau masuk SMP, dan setelah itu mereka tak pernah lagi bertemu mereka hanya berbalas salam melalui orang tua mereka pada saat beberapa kali acara keluarga. Sekalipun mereka tak pernah bertemu selama bertahun tahun dan baru bertemu kembali sekarang pada saat mau masuk kuliah. Tak bisa dipungkiri Bayu semakin mengagumi Dira. Terlepas dari penampilan Dira yang berhijab dan semakin cantik. Dira adalah sosok perempuan yang mandiri, tegas, dan selalu berusaha keras akan apa yang akan ia capai dan yang terpenting Dira adalah perempuan yang berpegang teguh pada agama. Semua itu membuat Bayu semakin kagum dan tidak ada perempuan yang bisa menggantikan Dira dihatinya.
"Bay....Bay...."
Bayu hanya tersenyum, memandang wajah manis penuh kerinduan ini."Andai kamu tau Ra, aku kangen banget sama kamu Ra, kalau saja aku tak bisa menahannya sudah aku peluk kamu Ra. Tapi aku menghormati mu dan juga hijab mu Ra" gumannya didalam hati
"Bayu..." sapaan manjanya membuyarkan fikiran Bayu.
"Kenapa?"
"Kamu kenapa diam?"
"Kamu jangan ganngu aku dong... aku lagi menikmati keindahan dunia diwajah kamu?"
"Apaan si Bay..." kali ini Dira tersenyum.
"Nah kalau tersenyum gitu kan cantik... bukan jutek..."
Dira hanya kembali tersenyum. Sesaat suasana menjadi berubah. Tiba-tiba mereka susah untuk membawa diri, mereka bingung harus bagaimana. Bahkan hatinya saat ini dikuasai dengan kerinduan yang tak bertepi. tak bisa mereka mangkir dari kenyataan bahwa mereka memang saling merindu.
"jadi kenapa ...kamu nangis?"
"aku..."
"ia..."
"aku... ngak lulus..SBMPTN" air matanya kembali mengalir dipipinya.
Tangan ini Rasanya sudah gatal ingin mengusap air mata dipipi indahmu Ra. Tapi aku tak ingin kamu marah Ra. Tolong jangan menangis seperti ini Ra. Aku tak sanggup jika melihatmu menangis seperti ini.
"Ra...hei....hei... Nadira Diandra Putri dengenrin aku... ngak lulus SBMPTN bukan akhir dari segalanyakan?"
"Tapi ini harapanku satu-satu nya saat ini. Jika aku tidak lulus tahun ini itu artinya aku harus mengulang tahun depan dong"
" Kamu pikir tempat kuliah di Yogya ini cuma di Negri doang"
"Tapi Bayu...."
"Apa? Kamu mau bilang biar biayanya murah... atau kamu mau bilang ingin kebahagiain orang tua... atau.."
"Aku bukan berasal dari keluarga yang kaya Bay untuk bisa memilih tempat kuliah yang the best quality Bay.."
"Maksud aku ngak gitu Ra?"
"Kamu kan pintar kamu bisa ikut program beasiswa diperguruan tinggi swasta juga ada dan kualitas nomor satu Ra"
"Kalau aku pintar aku pasti lulus SBMPTN"
"Sekarang aku tanya emang kalau kamu diterima di universitas Negri akan menjamin biaya kuliah terjangkau? tidak Ra, terus kalau kami kuliah diperguruan tinggi swasta biaya kuliah mahal? tidak juga Ra"
"Aku hanya ngak ngerti harus bagaimana?"
"Kan ada aku, aku akan temani kamu deh cari perguruan tinggi kalau perlu aku mendaftar juga ditempat kamu daftar"
"Kamu serius?kamu kan lulus?"
"Aku ikut mendaftar karena aku tau kamu mendaftar juga aku mau dekat sama kamu?"
"ye...ye...jadi kami kuliah cuma mau deket sama aku doang...bukan niat mau belajar"
"ya bukan gitu juga kali. ya aku mau dekat aja sama kamu. Aku mau mengganti waktu kita yang hilang beberapa tahun ini. Aku ngak mau menyia nyiakan kesempatan bersama kamu Ra. Bahkan jurusan yang aku pilih juga sama dengan kamu"
Dira tersenyum ternyata Bayu tidak pernah melupakannya. Apa Dira saja yang terlalu berburuk sangka kepada Bayu?
"Gimana udah tenang sekarang?"
Dira hanya tersenyum saja, ia memang benar Dira agak tenang.
"Kita pulang sekarang?"
Dira mengangguk saja walau ia ngak sanggup nanti bagaimana menjelaskan kepada kedua orang tuanya serta kakak dan adiknya.
Seperti kata Bayu ngak lulus SBMPTN bukan akhir dari segalanya.
Mungkin ini bukan jalan terbaik untuk Dira saat ini. untuk mencapai suatu tujuan akan ada caranya sendiri. Dibalik ini pasti ada hal baik yang sedang dipilihkan oleh Allah. Kalau kata Ayah selalu berbaik sangkalah sama Allah agar kamu selalu senantiasa dalam kebaikan.
Berasambung
Tetep tinggalin jejaknya ya Lika komentarnya jangan lupa tanda ❤ nya biar pas up ada notifikasinya...
thankiyuuuuuuu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments