ketika Dira begitu sapaan akrabnya terbagun dari tidurnya ia akan merasa berbeda hari ini karena hari ini baru saja Dira menanggalkan seragam putih abu-abunya. yes... tepat sekali Dira baru saja lulus SMA. Namun begitu bukan berarti Dira harus bersantai ria. Malahan ini adalah fase baru dalam hidupnya. Ia harus bekerja keras memutar otaknya agar bagaimana caranya ia bisa masuk perguruan tinggi Negri seperti impiannya sejak dulu. selain ia bisa masuk perguruan tinggi Negri adalah cita-citanya ia juga bisa menghemat biaya.
" jadi kamu masuk perguruan tinggi Negri dek?"
" ya kalau lulus ya jadi"
"kalau ngak lulus?"
"ya coba tahun depan..." jawaban Dira datar
" yakin mau ngganggur setahun?"
" kan Dira bisa kerja mas"
"memang kamu pikir kerja itu segampang kamu masukin makanan dalam perut"
"ya kan aku bisa kerja dicafe tempat mas kerja atau bantuin ayah ditoko kan?"
"kenapa kamu ngak mau kuliah di perguruan tinggi swasta kan sama aja"
" Tidak mas pokoknya Dira mau kuliah diperguruan tinggi Negri"
"Memang apa bedannya?"
"Ya ndak ada bedanya, sama-sama kuliah dan mencari ilmu. Karena mencari ilmu itu mau di Negri ataupun swasta yang penting bagaimana kita serius apa ngak ia kan?"
" Nah itu kamu tau"
"ia pokoknya Dira mau kuliah diperguruan tinggi Negri mas. Dira akan belajar mulai dari sekarang.."
"yo wes, mas doakan yang terbaik aja deh, mas kerja dulu ya"
"ia mas hati-hati"
Mas Fadil kakak Dira pergi dengan pakain kokinya. Sementara Dira masih berdiam didepan laptopnya ia masih browsing tentang SBMPTN yang akan ia ikuti.
.......................
"ayah sama Bunda mau kemana koq rapi banget?ini lagi ical juga"
"kami mau makan-makan dong" jawab ical
"Lho Mbak Dira koq belum ganti baju? Bunda ngak kasih tau Dira kalau malam ini kita ada undangan makan malam?" Tanya Ayah Dira Pada Bunda
"Sudah Yah"
"Terus kenapa anak ayah ini belum juga siap?"
"Males ah Dira ngak ikut"
"Yakin mbak ngak mau ikut?" potong ical
"yakin!"
"Bunda ngak masak lho Ra?"
"Gampang nanti Dira masak mie instan aja Bun?"
"Ya udah, tapi jangan nyesel ya? kalau kamu ngak ikut?" goda Ayahnya
" enggak!! udah ayah, Bunda, sama Ical mending pergi aja, nanti telat lho"
Akhirnya mereka pergi tanpa Dira. Dira yang mulai bosan karena ia dirumah sendirian. pikirnya "apa aku nyusul Bunda sama Ayah aja ya? Eh tapi enggak ah gangsi dong? Tapi aku ngapain dong dirumah sendirian? Ngak ada makanan lagi?" Entah bagaimana Dira memutuskan untuk keluar rumah dengan motor kesayanganya.
.......................
"Mas, Bunda sama Ayah mana?"
"Loh Ra kamu nyusul juga?"
"Dirumah sendirian"
"Kamu nyusul karena dirumah sendirian? Atau penasaran dengan anaknya om Danu? hemmm" Sambil tersenyum jahil mas Fadil menggoda Dira
"apaan si mas..."
Dira yang lagi becanda dengan mas Fadil tiba-tiba ada suara dari arah belakang rasanya Dira mengenal suaranya ..
"Mas Fadil ini ada pesanan..." terhenti sampai disitu, mata mereka saling menatap, hati mereka berperang. Ada suatu hal yang perlu diungkapkan namun semua terkunci oleh amarah masing-masing dari mereka.
"Kamu apa kabar Ra" lelaki yang usianya sebaya dengan Dira itu memutuskan untuk memulai pembicaraan
"Baik" Jawab Dira ketus
"Kamu ngak mau tanya kabar aku?"
"Enggak....."
Lelaki itu hanya mengerutkan keningnya. Mungkin dalam benaknya bertanya-tanya kenapa Dira bersikap seperti ini? Apa Dira tidak Rindu padanya? Sudah lama mereka tidak berjumpa. sungguh ini pertemuan yang diluar ekspektasi Bayu pramadipta itu nama lelaki yang membuat Dira marah entah apa sebabnya.
"Ya sudah mas buat pesanan dulu" Mas Fadil pergi dengan membawa bil pesanan dari Bayu. selain ingin membuat pesanan ia juga ingin memberikan kesempatan pada adiknya untuk meluruskan Sesuatu. Kakak yang pengertian....🤭🤭🤭🤭
"Kamu ngak ikut makan sama Bunda dan ayah?"
" Kelihatannya?"
Bayu hanya mengerutkan keningnya. Kenapa Dira jutek banget sih? Apa dia tidak Rindu? Ucap batin Bayu.
Hening beberapa saat. Kemudian Dira memutuskan untuk pergi dari Cafee ini.
"Mau kemana? "
"pulang???"
"Bukannya kamu baru aja sampai?"
"Memang ada larangan ya orang baru sampai ngak boleh pulang?"
"ya enggak se.." Jawab bayu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kenapa dengan Dira? Batinnya lagi.
"Kamu ngak kangen sama aku"
Mata Dira hanya membelalak saja. Bagaimana mungkin Bayu bilang kangen dengan ringannya seolah semua tanpa beban. Seolah ia tak bersalah. Bertahun-tahun Dira menunggunya, menunggu kabar darinya, menunggu ia akan pulang menemuinya. Tapi semua sirna setelah harapannya dipupuskan dengan hilangnya kabar dari Bayu. Mungkinkan Dira masih bisa berharap jika Rindu itu masih miliknya atau bahkan sudah ada pemilik Rindu yang lain? sehingga membuat Bayu melupakannya.
"Helloooo... bengong aja "
"Apaan Ih" Dira pergi meninggalkan Bayu, namun ternyata Bayu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Bayu berlari kearah parkiran dan mengejar Dira kemudian ia menghentikan langkah Dira karena tangannya telah erat melingkar dilengan Dira.
"Lepasin Bayu"
"Enggak Ra, Aku ngak akan lepasin" kekeh Bayu
"Bayu Lepasin! " Ucap Dira penuh penekanan.
"Kenapa aku harus Lepasin? Takut ada yang marah?"
"bukan urusan kamu?"
"Kalau gitu aku ngak akan Lepasin kamu?"
"Bayu tolong Lepasin! "
"Kalau aku ngak mau? "
Dira hanya diam dan meronta sekuat tenaga. Bagaimanapun Dira sudah mengubah penampilannya kini. Dan bukan hanya penampilan yang ingin ia rubah sikap juga tingkah laku ia kan berusaha merubahnya. Meski ia tahu ia masih jauh dari kata baik. Namun Dira ingin selalu berusaha memperbaiki dirinya.
"Kamu berubah Ra" Ucap Bayu ketika Dira berhasil melepaskan tangannya dan hendak meninggalkan Bayu.
"Bukan aku yang berubah Bay, Tapi waktu yang telah mengubah semuanya" Ucap Dira tanpa berbalik badan.
"Ra Aku merindukanmu"
Deg....
jantung Dira berirama sedemikian rupa. Ternyata rinduku dan rindumu bertepi ditempat yang sama Bayu. Namun pantaskah aku memilikinya. Bahkan waktu dan jarak telah lama menjadi dinding pemisah diantara kita.
Perlahan Bayu mendekati Dira dan hanya berjarak beberapa centi dari Dira. Hembusan Nafasnya dan juga wangi farfumnya menyeruak.
"Izinkan aku mengulang Rasa yang aku miliki untukmu"
"Jelaskan tentang semuanya Bay? " Ucap Dira bergetar. Menahan isakan tangis yang tertahan di pelupuk matanya.
"Aku harus jelaskan mulai dari mana Ra? "
"Pertama, kenapa kamu kembali?
Kedua, kemana aja kamu selama bertahun -tahun ngak pernah kasih kabar?
Ketiga, Kenapa kamu tidak pernah menemuiku sama sekali Bayu? "
"Pertama, Aku kembali untuk seseorang yang selalu aku rindukan.
Kedua, Aku terlalu takut untuk melawan rinduku padamu.
ketiga, karena untuk bertemu tidak perlu saling sapa bukan?"
"Maksud kamu apa? "
"Aku tidak punya maksud apapun Ra. Aku hanya memiliki satu alasan untuk semua itu. "
"Apa? "
"Hanya ingin menyatukan cinta dalam ikatan yang halal" Ucap Bayu membuat hati Dira bergetar. Inikah pria yang selama bertahun-tahun tidak ia temui. Apakah waktu dan jarak yang menjadi dinding pemisah ini menjadikan pria yang ada dihadapannya berubah menjadi pria dewasa yang begitu menggetarkan jiwa.
"Bayu aku... "
"Aku akan menunggu sampai Takdirlah yang akan menyatukan kita"
Dira hanya tertunduk. Selama bertahun-tahun aku merindukanmu Bay. Mungkin benar, sebaiknya memang kita tidak bertemu. Karena pertemuan yang seperti ini hanya akan menyisakan rindu yang semakin dan semakin dalam.
Bayu menatap kearah Dira dengan tatapan tulus. Memandang lekat wajah cantik yang selama ini ia rindukan. selama ini aku tidak punya keberanian untuk menemuimu. Aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan. Menikmati indahnya senyumanmu yang menyejukkan hatiku. Ucap Bayu didalam hatinya.
"Jangan menatapku seperti itu Bayu" Ucap Dira malu-malu.
Bayu tersenyum dengan sikap malu-malu Dira. sungguh ini bukan Dira yang 6 Tahun lalu ia tinggalkan. Dulu Dira adalah gadis tomboy yang selalu bersikap cuek. Namun kini gadis yang ada dihadapannya ini. Adalah gadis cantik dengan sejuta pesona. Apapun itu jika itu kamu rasa ini akan tetap sama Ra.
"Sudah ku bilang jangan menatapku seperti itu" Ucap Dira lagi namun kali ini Dira mengalihkan pandangannya kearah lain.
Bayu kembali tersenyum dan sambil membelai puncak kepala Dira. Sumpah demi apa? Perlakuan Bayu yang seperti ini yang salelu Dira rindukan.
"Aku antar kamu pulang" Ucap Bayu lembut
Ingin rasanya Dira menjawab Ia. Namun ia masih gengsi untuk bilang ia. Dira itu meski sudah berubah penampilannya dan juga sikapnya. Namun Sifat Gengsi juga juteknya masih melekat didirinya.
"Aku masih marah? "
Bayu mengerutkan keningnya "Marah? "
"Hemm" Jawab Dira cuek
"Kenapa marah? "
"Menurut anda? " Jawab Dira Masih ketus.
Aku pikir sifat mu yang ini sudah hilang Ra. Ternyata kamu masih Diriku yang dulu. Bayu tersenyum dengan hatinya yang sedari tadi tidak berhenti berguman
"Harusnya aku yang marah ya? "
"Loh Kok? " Ucap Dira Bingung. Kok jadi dia yang ikutan marah. Kan Bayu yang salah. Tetap ya wanita mah ngak pernah salah. 😊😊
"Ini apa? "
Sambil Bayu menunjukkan layar di ponselnya. Ada foto seorang perempuan dengan rambut dikuncir kuda dengan pria memakai kostum basket dengan pose seperti merangkul. Kelihatannya mesra sih tapi ada penjelasannya lho ya......
"Kok kamu ada foto aku sama Randy?" Ya Foto yang ditunjukkan Bayu pada Dira tadi Adalah foto dirinya dan Randy teman semasa SMP. Dira dan Randy memang sangat akrab. Mereka sering terlibat dalam kompetisi yang sama untuk mewakili sekolahnya. Namun sudah sejak lama juga Dira dan Randy tidak saling tahu kabar masing-masing. Terakahir mereka terlibat dalam satu perlombaan dan itupun Randy tidak datang dan tidak tahu kabarnya hingga kini.
"Jadi Rendy nama lelaki itu"
"Dia temanku waktu SMP. Aku dan Dia sering terlibat kompetisi yang sama. Tapi sudah lama juga aku tidak tahu kabarnya? "
"Kok Bisa? "
"Terakhir kami mengikuti Lomba yang sama, tapi dia tidak datang dan kami hampir didiskualifikasi waktu itu." Dira menjelaskan yang sebenarnya terjadi.
"Kelihatannya kamu sedih banget" Ucap Bayu seperti ada nada cemburu.
"Cemburu? " Tanya Dira sambil menahan senyum.
"Enggak!!! Masih ganteng aku kemana-mana? " Ucapnya masih dengan nada yang sama.
"kemana Memangnya? "
"ya udah lupakan deh? kita baikan ya?" Ucap Bayu memohon.
"enak aja tidak semudah itu?"
"Ya Allah Ra...." Ucap Bayu sudah putus asa.
"aku mau pulang" Ucap Dira sambil berlau
"aku antar?"
"Aku bawa motor"
"mana kuncinya biar aku yang bawa"
"Kita boncengan? " Tanya Dira.
"Kenapa? " Kemudian Bayu melihat penampilan Dira. Oh ia dia lupa jika Dira yang sekarang bukanlah gadis yang bisa seenaknya dibonceng-bonceng gitu.
"Tapi aku mau antarin kamu" Kekeh Bayu.
"Aku bisa sendiri kali" Ucap Dira masih berusaha menolak. Sebenarnya tak masalah bagi Dira untuk berboncengan atau apa yang penting mereka masih saling menjaga batasan-batasan bagaiman laki-laki dan perempuan Untuk berteman. Namun Dira takut saja jika nanti dia tidak sanggup untuk mengontrol jantungnya.
"Mana kunci motormu? "
Dira memberikan saja kunci motornya. Kemudian Bayu masuk kecafee dan tak lama keluar sudah berganti dengan kunci mobil.
"Ayo"
"Motorku? "
"Sudah ayo"
Tidak. ingin berdebat lagi akhirnya Dira menuruti Bayu. Mengapa malam seperti ini baru terjadi sekarang. Ingin rasanya malam ini tidak cepat berlalu. Senyum Dira terus mengembang meski tipis tak bisa dihindari jika senyum Nadira Diandra Putri ini sangat menawan untuk Bayu Pramadipta.
Bersambung Guys...
Kalai ada yang sudah baca terus baca lagi. Terus bertanya loh kog ngak sama ceritanya. Yes... karena ceritanya ada sedikit revisi Yes..
terus tinggalkan Like komentar tanda ❤ biar nanti pas Udah Up langsung ada notifnya. oke...
Thankiyuuuuu so Muchhhhhhh
"Belum tidur mas?" tanya Dira kepada kakaknya yang masih asyik mantengin dilayar monitor laptopnya.
"Nanggung Ra "
"Kan masih bisa besok mas?"
"Mumpung otak mas lagi fres ne, baru dapat penyelesaiannya soalnya dari kemaren susah banget memecahkan masalah ini?"
"Nanti kalau sakit gimana?"
"Ya doakan mas biar ngak sakit"
"Ya Dira selalu doakan semoga mas Fadil selalu diberi kesehatan, kelancaran kuliahnya kerjanya juga, cepet dapat jodoh he...he.."
"Amin... kamu kenapa belum tidur ini udah jam 2 lho"
"Tadi Dira abis sholat haus mas..lewat depan kamar mas lampunya masih hidup ya Dira masuk aja"
"ooo..besok kamu tes SBMPTN kan?"
"Ia mas doakan Dira ya mas semoga lulus"
"Mas selalu doakan yang terbaik untuk adek Mas, sekarang kamu tidur sana"
"Ia ...." Dira langsung merebahkan badannya.
"loh Ra, ya jangan dikamar mas juga, sana kekamar kamu" Tapi dira tak menjawab lagi.
Rasanya Dira males banget jika harus berjalan lagi kekamarnya. Fadil tersenyum sipu melihat adiknya yang tertidur dikamarnya ia perhatikan adiknya yang semakin tumbuh dewasa. Rasanya baru kemaren Ra kita maen sepeda sepedaan sampe jatuh. Kamu nangis minta digendong dengan mas. Sekarang kamu udah mau kuliah bentar lagi nikah Tanpa Fadil sadari waktu berlalu begitu cepat. Sampai - sampai Fadil saja tidak menyadari bahwa adik perempuannya ini sudah tumbuh menjadi perempuan yang cantik dan sederhana. semoga kamu tetap istikomah dijalan Allah ya dek. karena kamu adalah permata yang tiada harganya Dira.
................................
"Dira.... Ra...Ra.... Ra..." suara lembut terdengar ditelinga Dira
Dengan malas Dira membuka matanya " Hei.... bangun sayang... udah subuh"
Beberapa kali Dira mengedipkan matanya, Rasanya masih berat ia buka
"Jam berapa mas"
"Sudah subuh, ayo siap-siap ayah sudah menunggu"
spontan Dira beranjak dari tempat tidurnya, bergegas ia menuju kamarnya untuk bersiap sholat subuh. Karena jika ia terlambat nanti bisa -bisa ayah memberi kultum berjam -jam. begitulah keluarga Dira.
"Alhamdulilah ya Allah Engkau telah menitipkan hamba pada keluarga yang selalu taat kepadaMU. Hamba bersyukur hamba berada ditengah keluarga yang penuh Cinta ini. Semoga hamba selalu senantiasa berada dijalanMU ya Rabb"
"Alhamdulilah kita sekeluarga masih bisa sholat subuh berjamah ya Bun"
"Ia Yah, Bunda juga bahagia sekali kita masih bisa berkumpul disubuh ini"
"alhamdulilah" Jawab kami bertiga bersamaan
"Nah lebih bagus lagi kalau kita ne laki-laki bisa sholat subuh berjamaah di Masjid"
"Wah bagus tu yah Fadil setuju"
"Ical enggak......." protes ical
"Kenapa?" Tanya sang ayah
"Nanti ical ngantuk dong yah disekokah? udah deh Yah kita sholat subuh dirumah aja, gimana kalau magrib sama isya aja Yah" Ical mencoba bernegosiasi kepada sang Ayah.
"Ical anak Ayah, yang Ayah sayangi nak, dengarin Ayah ya. Wajib hukumnya bagi seorang laki-laki itu untuk sholat berjamah dimasjid bahkan Rasullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
"Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah akan dilipat-gandakan 25 (dua puluh lima) kali lipat daripada shalat yang dilakukan di rumah dan di pasarnya. Yang demikian itu, apabila seseorang berwudhu’, lalu ia menyempurnakan wudhu’nya, kemudian keluar menuju ke masjid, tidak ada yang mendorongnya untuk keluar menuju masjid kecuali untuk melakukan shalat. Tidaklah ia melangkahkan kakinya, kecuali dengan satu langkah itu derajatnya diangkat, dan dengan langkah itu dihapuskan kesalahannya. Apabila ia shalat dengan berjama’ah, maka Malaikat akan senantiasa bershalawat (berdoa) atasnya, selama ia tetap di tempat shalatnya (dan belum batal). Malaikat akan bershalawat untuknya, ‘Ya Allâh! Berikanlah shalawat kepadanya. Ya Allâh, berikanlah rahmat kepadanya.’ Salah seorang di antara kalian tetap dalam keadaan shalat (mendapatkan pahala shalat) selama ia menunggu datangnya waktu shalat.’” Mengerti ical sayang?"
"ia lagian kamu mau disebut laki-laki soleh apa laki-laki soleha se..." Timpal Dira
"Ia ..ia Ical ngerti"
kami pun tersenyum melihat kepolosan ical.
"emm...gimana kalau kita jogging?"
"Ical ngantuk.."
"Icalllll..."
"ia...ia.."
kami kembali tertawa melihat tingkah ical yang semakin terpojok. Maafkan kami ya cal, Ical itu memang paling manja. Tapi ical juga anak yang penurut.
..........................
"Seger ya Bun? kalau masih pagi begini"
"Ia Ya Yah, coba kita bisa setiap hari olahraga begini?"
"Ya jangan setiap hari juga Bun, ical capek"
"Kamu ne cal, ngeluh terus"
"Apa seh mbak"
"Kamu tu harus rajin olahraga. Biar badan kamu ngak gembul, biar diakui anak sama Ayah dan Bunda"
"kalau nanti ical kurus, siapa yang nyobain resep barunya mas Fadil?"
"Bisa Ae ya ngelesnya"
Sesegar udara pagi ini. Keceriaan keluarga Dira ini sesejuk embun pagi yang tengah merekah. Dedaunan masih terlihat hijau dengan senyumnya yang menyapa. Jauh dari hiruk pikuk keramaian dijalan raya. Jika terbitnya mentari bisa kuatur, maka akan aku hentikan sejenak agar Aku dan keluargaku bisa lebih lama menikmati panorama pagi yang indah ini.
Tiba-tiba Dira tersadar jika adik bungsunya itu sudah tertinggal. Dira menyangka kalau ical kelelahan dan dia istirahat atau mungkin Ical pingsan dan tidak ada yang menyadari diantara kami.
"Kenapa berhenti Ra?"
"Ical Bun"
"Walah adikmu itu keberatan badan"
"Ya udah Bunda sama yang lainnya nunggu diujung jalan sana aja Bun, diujung jalan sana ada bubur ayam enak banget"
"Yo wes, kami duluan ya Ra? cari Ical! pingsan mungkin dia"
"siap mas"
Sementara yang lain melanjutkan lari -lari nya. Dira memutar balik dan mencari Ical adiknya.
" Ical mana ya? apa dia pulang kerumah?ah tapi ngak mungkin?kalau dia ketinggalan harusnya ngak jauh dari sini" Dira terus berlari kecil sambil clingak clinguk mencari ical.
Dan karena badan ical yang tidak kecil jadi tidak susah mencarinya. Semua diluar dugaan....
"Bagus... Bagus.... orang panik nyariin malah pacaran.." kebetulan Dira menemukan adiknya itu sedang ngobrol dengan perempuan usianya kira-kira sebaya dengan ical.
"Apaan se mbak, ganggu aja"
"Ditunggu ayah sama Bunda no "
"Ia... ngak bisa liat orang seneng aja deh"
"Lagian pagi-pagi udah pacaran aja "
"Siapa yang pacaran se" sambil Ical tersenyum malu dengan perempuan yang ada didepannya.
"Jangan mau sama ical dek, makannya banyak. Nanti makanan kamu habis sama dia" Dira mencoba menggoda teman adiknya itu sambil tersenyum.
"Emm Mbak... " temannya Ical menggantung kalimat. Kemudian Dira yang tanggap dengan apa yang ingin ditanyakan langsung menjawab.
"Dira..."
"oh...mbak Dira... jadi ini yang namanya mbak Dira...Faisal banyak cerita tentang mbak"
Dira melongo mendengar pernyataan temen adiknya itu. Ical cerita banyak tentang dirinya cerita apa? Apa mereka punya hubungan spesial sampai -sampai ical harus bercerita tentang keluarganya.
"Mbak koq bengong"
"eh...ia ...maaf emang ical cerita apa aja?pasti yang jelek-jelek ya yang diceritakan?"
"kan emang mbak ngak ada yang bagus" potong ical
"enak aja"
"enggak koq mbak...Faisal ceritain yang bagus-bagus koq mbak"
"bener?"
"ia mbak..."
"emang kamu.." Dira juga menggantung kalimatnya dan langsung ditanggapi oleh temannya Ical
"aku Nabila mbak"
"oh...Nabila...kamu udah lama kenal sama ical?"
"saya dan ical sudah berteman sejak SMP mbak"
"wah udah lama juga ya kalian..."
"kami ngak pacaran mbak..." jelas ical
"Ge eR banget si mbul...gembul... lagian mana mau cewek Secantik Nabila sama kamu"
Melihat ical yang semakin cemberut membuat Dira semakin semangat untuk menggodanya.
"kami ngak pacaran koq Mbak. kan dalam agama kita dilarang pacaran. Karena tidak boleh seorang perempuan dan seorang laki-laki berdua-duan ditempat yang sepi karena yang ketiganya adalah setan bukan begitu mbak... bahkan dalam hadis kan juga diterangkan mbak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
"Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)"
Dira hanya tersenyum jarang sekali ia menemui perempuan seusia adiknya ini yang berpegang teguh pada agama dan dia dengan lancarnya membicarakan soal hadis.
"Perempuan seperti ini jangan dilepas" bisik Dira kepada adiknya.
"emmm kamu sendirian Nabila?"
"Enggak mbak, Bila sama kak aisyah sepupu bila...dia lagi beli minuman"
"ohhh... Bila mau gabung sama mbak dan keluarga kami mau sarapan bubur diujung jalan sana"
"wah terima kasih sekali mbak... tapi saya bersama kak aisyah kasian dia nunggu lama"
"o gitu... ya udah"
"ia mbak ...permisi mbak assalamualaikum"
"walaikumsalam" jawab Dira dan ical bersamaan. sementara pandangan ical tak berkedip hingga punggung Bila sudah tampak tak jelas. Dira menangkap jika adiknya itu sedang jatuh cinta. Ya...Dira yakin siapapun jika melihat Bila akan jatuh cinta perempuan soleha dan kelihatan dia cerdas supel lagi.
"zina mata dek" suara Dira membuyarkan lantunan cinta yang sedang berirama difikirannya.
"Apaan se...mbak"
"Ayo ayah sama Bunda sudah menunggu"
Dira menarik Adiknya yang sudah tak punya tenaga untuk berlari
.........................
"sudah siap Nona Nadira Diandra Putri"
Dira yang keluar dari rumahnya memasang muka cemberut itu digoda oleh Bayu yang menjemputnya pagi ini. karena tadi malam Dira memintanya untuk menjemputnya.
"kenapa kamu rapi banget mau tes juga?"
"lho ia dong"
"Kenapa? "
"sengaja?"
"ia...."
"untuk apa?"
"Ntar kamu juga tau"
Dira masang muka masam. Tapi sebenarnya dia sangat senang sekali jika nanti dirinya dan Bayu bisa satu kampus. Karena jurusan dan juga universitas yang dipilih sama.
"Berangkat"
Bayupun menurut saja. mereka pun melaju dengan kecepatan standar menuju kampus.
"Ra buru-buru banget bareng kenapa?"
"Ogah" Dira melangkah lebih dulu. Sengaja Dira berjalan lebih dulu supaya apa? Supaya Bayu tidak mendengar detak jantungnya yang maraton ketika dekat dengan Bayu. Dan Dira selalu menutupinya dengan sikapnya yang jutek dan ketus terhadap Bayu.
"Bismilahirohmanirohim ya allah hamba serahkan semuanya hanya kepadaMU, hanya Engkau yang tau yang terbaik untuk hambaMu apapun hasilnya nanti hamba yakin itu yang terbaik bagiMU, amin"
"Tegang banget..."
Dira hanya menatap Bayu dengan penuh kekesalan.
" walaupun kamu sedang marah sama aku dan aku juga ngak tau kenapa? tapi aku tetap peduli sama kamu Ra. kamu tenang aja, kamu pasti lulus koq, sekarang kamu tarik nafas... buang..."
Seperti Dira terhipnotis Dira menurut saja perintah Bayu.
"coba ulang lagi... tarik nafas...buang..." begitu sampai tiga kali dan itu dituruti oleh Dira...
"Gimana? udah tenang sekarang?"
Dira hanya mengangguk saja...
"Sekarang kamu masuk keruangan kamu sana. Semangat ya, Bismilah optimis ya. kamu juga harus ingat tidak ada usaha yang sia-sia jika diiringi dengan Doa"
kali ini Dira menyampingkan egonya untuk marah. Ya sudahlah ya kali ini dia mengalah dulu... " kamu juga semangat ya... optimis ya"
Dira juga memberi kekuatan kepada Bayu.
"Pengen banget aku lulus biar sekampus ya"
Dira kembali cemberut dan memasang muka masam kemudian berjalan menuju ruang tes.
sementara Bayu hanya tersenyum dengan tingkah Dira yang sebentar baik sebentar galak. Tapi bagi Bayu walau begitu Dira itu istimewa. Rasanya ia tak ingin hari ini cepat berakhir walau mood Dira sedang tidak bagus tapi dia dan Dira bersama hari ini. Mungkin kalau Dira menyambutnya dengan baik Harinya tak akan semanis pagi ini.
Bersambung
Tetep tinggalin Like komentarnya ❤nya biar semangat akunya.....
Thankiyuuuuu
senyum kecil selalu menghiasi keluarga Nadira Diandra Putri. Rasanya tidak ada ungkapan lain selain rasa syukur yang selalu dipanjatkan oleh Dira. semua bukan indah begitu saja itu ada prosesnya. Karena proses itulah ayah dan Bunda selalu mengajarkan kami bagaimana cara untuk tertawa.
" Ra hari ini mau kemana?"
"Ngak kemana -mana"
"SBMPTN belum keluar pengumannya?"
"Belum mas katanya mulai hari ini, tapi dari tadi belum juga ada pengumannya"
"Ikut mas aja yuk"
"Kemana?"
"Resto lah"
"Males ah...disanakan ada Bayu"
"Udah ikut aja"
"Uhhhh mas Fadil koq maksa"
"Mas punya resep baru, kamu wajib coba"
"Dirumah aja biasanya juga dirumah kan?"
"Kali ini beda"
"Ical boleh ikut ngak mas?" tiba - tiba ical menyela pembicaraan Dira dan Fadil
"Boleh Dong" jawab Fadil
"Ngak boleh.... ngak boleh......" Bunda pun mulai aksinya untuk protes
"Kenapa?"
"Icalll..... kalau kamu ikut mas fadil kasian tamu cafenya...karena setiap pesanan kami yang habisin"
"Bundaaaa.....uuuu" Protes ical...
kamipun tertawa ....
momen sekecil inipun tak akan luput dari rasa syukur ku kepadaMU ya allah karena hanya dengan candaan kecil ini rumah ini terasa
hangat.
........................
"Mas Fadil...." kemudian tak sengaja pandangan Bayu dikagetkan dengan perempuan disebalah mas Fadil "Eh ada Dira...apa kabar Ra?"
"Baik..." Jawaban Dira masih ketus kepada Bayu. Semenjak Bayu kembali ke Yogya sikap Dira agak aneh kepada Bayu. Entah apa sebabnya Tidak ada yang tau. Bahkan Dira sendiri tidak tau dengan kondisi hatinya saat ini.
"Eh ia kami sudah liat pengumuman SBNPTN belum?"
"Belum... emang sudah keluar jadwalnya?"
"Sudah... aku barusan dikasih tau sama temen ku coba deh kamu cek"
Tanpa menjawab Bayu, Dira langsung meraih handpone yang sedari tadi standbay disakunya. Ia ketik beberapa tombol dihandponenya hatinya tak karuan. Rasanya ia tak sanggup jika harus melihat pengumuman itu sendiri. Beberapa kali ia ketikan id dan pasword untuk ngecek hasil tesnya ...... namun.......
"Gimana Ra?"
Tapi tidak ada jawaban apapun dari Dira. Wajahnya yang semula ketus berubah menjadi murung. Dira tak bicara sepatah katapun. Bahkan Dira hanya pergi begitu saja dengan membawa kemurungan diwajahnya.
"Ra....Ra..." panggil mas Fadil tapi diabaikannya bahkan Dira berjalan lebih kencang.
"Emm mas biar Bayu yang kejar.."
Dira hanya tak habis Fikir. Kenapa ia bisa seperti ini. Dira merasa harapannya kandas begitu saja. Bahkan Dira sampai meneteskan air mata.
"nih" seseorang menyodorkan tangannya memberikan tisu tanpa melihat siapa yang memberikan tisu itu Dira hanya menerima saja.
"Hapuslah air mata mu, kamu jelek kalau nangis"
"Bayu..." spontan Dira menyebut nama itu...karena kata-katanya sering sekali Bayu katakan untuk menghibur Dira yang sedang menangis dulu.
"Kamu masih ingat"
"aku ngak akan pernah lupa dengan apapun tentang kamu"
"aku tau..."
"sok tau"
"Biarin yang penting aku tidak pernah kamu lupakan" kali ini Bayu duduk menjajari Dira.
"Kamu ngapain kesini?"
"Aku takut aja kamu bunuh diri?"
"Aku masih cukup punya iman?"
"kalau kamu butuh bahu untuk kamu bersandar? bahu ku masih stay for you and only you "
"Aku memang butuh bahumu tapi aku ngak mau bersandar dibahumu"
"kenapa?"
"kamu liat penampilan ku sekarang"
Bayu memandangi Dira, ia memang penampilan Dira berubah terakhir mereka berpisah pada saat mereka mau masuk SMP, dan setelah itu mereka tak pernah lagi bertemu mereka hanya berbalas salam melalui orang tua mereka pada saat beberapa kali acara keluarga. Sekalipun mereka tak pernah bertemu selama bertahun tahun dan baru bertemu kembali sekarang pada saat mau masuk kuliah. Tak bisa dipungkiri Bayu semakin mengagumi Dira. Terlepas dari penampilan Dira yang berhijab dan semakin cantik. Dira adalah sosok perempuan yang mandiri, tegas, dan selalu berusaha keras akan apa yang akan ia capai dan yang terpenting Dira adalah perempuan yang berpegang teguh pada agama. Semua itu membuat Bayu semakin kagum dan tidak ada perempuan yang bisa menggantikan Dira dihatinya.
"Bay....Bay...."
Bayu hanya tersenyum, memandang wajah manis penuh kerinduan ini."Andai kamu tau Ra, aku kangen banget sama kamu Ra, kalau saja aku tak bisa menahannya sudah aku peluk kamu Ra. Tapi aku menghormati mu dan juga hijab mu Ra" gumannya didalam hati
"Bayu..." sapaan manjanya membuyarkan fikiran Bayu.
"Kenapa?"
"Kamu kenapa diam?"
"Kamu jangan ganngu aku dong... aku lagi menikmati keindahan dunia diwajah kamu?"
"Apaan si Bay..." kali ini Dira tersenyum.
"Nah kalau tersenyum gitu kan cantik... bukan jutek..."
Dira hanya kembali tersenyum. Sesaat suasana menjadi berubah. Tiba-tiba mereka susah untuk membawa diri, mereka bingung harus bagaimana. Bahkan hatinya saat ini dikuasai dengan kerinduan yang tak bertepi. tak bisa mereka mangkir dari kenyataan bahwa mereka memang saling merindu.
"jadi kenapa ...kamu nangis?"
"aku..."
"ia..."
"aku... ngak lulus..SBMPTN" air matanya kembali mengalir dipipinya.
Tangan ini Rasanya sudah gatal ingin mengusap air mata dipipi indahmu Ra. Tapi aku tak ingin kamu marah Ra. Tolong jangan menangis seperti ini Ra. Aku tak sanggup jika melihatmu menangis seperti ini.
"Ra...hei....hei... Nadira Diandra Putri dengenrin aku... ngak lulus SBMPTN bukan akhir dari segalanyakan?"
"Tapi ini harapanku satu-satu nya saat ini. Jika aku tidak lulus tahun ini itu artinya aku harus mengulang tahun depan dong"
" Kamu pikir tempat kuliah di Yogya ini cuma di Negri doang"
"Tapi Bayu...."
"Apa? Kamu mau bilang biar biayanya murah... atau kamu mau bilang ingin kebahagiain orang tua... atau.."
"Aku bukan berasal dari keluarga yang kaya Bay untuk bisa memilih tempat kuliah yang the best quality Bay.."
"Maksud aku ngak gitu Ra?"
"Kamu kan pintar kamu bisa ikut program beasiswa diperguruan tinggi swasta juga ada dan kualitas nomor satu Ra"
"Kalau aku pintar aku pasti lulus SBMPTN"
"Sekarang aku tanya emang kalau kamu diterima di universitas Negri akan menjamin biaya kuliah terjangkau? tidak Ra, terus kalau kami kuliah diperguruan tinggi swasta biaya kuliah mahal? tidak juga Ra"
"Aku hanya ngak ngerti harus bagaimana?"
"Kan ada aku, aku akan temani kamu deh cari perguruan tinggi kalau perlu aku mendaftar juga ditempat kamu daftar"
"Kamu serius?kamu kan lulus?"
"Aku ikut mendaftar karena aku tau kamu mendaftar juga aku mau dekat sama kamu?"
"ye...ye...jadi kami kuliah cuma mau deket sama aku doang...bukan niat mau belajar"
"ya bukan gitu juga kali. ya aku mau dekat aja sama kamu. Aku mau mengganti waktu kita yang hilang beberapa tahun ini. Aku ngak mau menyia nyiakan kesempatan bersama kamu Ra. Bahkan jurusan yang aku pilih juga sama dengan kamu"
Dira tersenyum ternyata Bayu tidak pernah melupakannya. Apa Dira saja yang terlalu berburuk sangka kepada Bayu?
"Gimana udah tenang sekarang?"
Dira hanya tersenyum saja, ia memang benar Dira agak tenang.
"Kita pulang sekarang?"
Dira mengangguk saja walau ia ngak sanggup nanti bagaimana menjelaskan kepada kedua orang tuanya serta kakak dan adiknya.
Seperti kata Bayu ngak lulus SBMPTN bukan akhir dari segalanya.
Mungkin ini bukan jalan terbaik untuk Dira saat ini. untuk mencapai suatu tujuan akan ada caranya sendiri. Dibalik ini pasti ada hal baik yang sedang dipilihkan oleh Allah. Kalau kata Ayah selalu berbaik sangkalah sama Allah agar kamu selalu senantiasa dalam kebaikan.
Berasambung
Tetep tinggalin jejaknya ya Lika komentarnya jangan lupa tanda ❤ nya biar pas up ada notifikasinya...
thankiyuuuuuuu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!