Terjebak Pernikahan (1)
Berhubung karya ini sudah tamat, Hargai penulis dengan vote, like dan comment, thanks.
Happy reading 💃**
Carissa menatap bayangannya dengan angkuh, kemudian tersenyum mengejek sekaligus miris pada dirinya. Terlalu lama hidup enak bersama orang tuanya, sehingga ketika orang tuanya telah pergi dari dunia ini untuk selamanya dia menjadi orang yang sangat kelimpungan. Bisnis yang dijalankan oleh orang tuanya seketika lenyap tanpa menyisakan apapun untuk Carissa.
Carissa tidak mengerti mengapa bisa seperti ini. Apalagi pengacara keluarganya meninggal bertepatan dengan hari meninggalnya orang tuanya Carissa. Orang-orang yang dulu sering meminta bantuan ayahnya, tiba-tiba menghilang dari hidup Carissa. Tidak ada yang datang untuk mengulurkan tangan padanya. Sama seklai tidak ada yang peduli padanya setelah kepergian orang tuanya, kecuali pamannya yang juga hidup pas-pasan. Keinginan Carissa untuk berkuliah yang membuat gadis itu berani meninggalkan pamannya, karena tidak ingin untuk membebani keluarga pamannya.
Carissa berkuliah dengan tabungan pribadinya, tabungan yang didapatkan karena dirinya yang tidak hobi berbelanja sehingga jatah bulanan dari ayahnya tidak berkurang signifikan. Itulah yang digunakan untuk kuliah, dan apesnya ketika memasuki semester enam uang tabungannya benar
-benar menipis, dan sekarang uang itu hanya cukup untuk makan seminggu. Sedangkan dirinya harus membayar uang semester kuliah untuk masuk semester enam dan juga harus membeli buku-buku yang menjadi pegangannya ketika kuliah. Carissa bukannya tidak berusaha, dia pernah mencoba berbagai pekerjaan tetapi selalu dipecat karena pekerjaannya yang tidak beres dan selalu menimbulkan komplain pelanggan.
Sekarang ditengah keputusasaannya gadis itu berdiri di depan kaca dengan pakaian seadanya, dengan wajah yang dipoles natural, manatap bayangannya sangat cantik. Hidung mungil yang mancung, bibir yang merekah semerah buah delima, kulit putih susu alami yang didapatkannya sejak lahir, bulu mata yang panjang dan lentik, juga giginya yang sudah tertata rapi, disertai wajahnya yang bersih tanpa jerawat.
Carissa mengoleskan lipstick merah segar dibibirnya, kemudian menyeringai kecil tangannya meraih gunting yang ada di meja riasnya dan gunting itu diselipkan dibalik dress yang dikenakannya. Carissa memang butuh uang, tetapi jika malam ini pria tua itu berani meminta lebih selain menggenggam tangannya gadis itu tak akan segan-segan lagi untuk menikamnya menggunakan gunting yang dibawanya. Sekali lagi, gadis itu manatap dirinya dicermin, menghembuskan napas sejenak berharap dia akan mendapatkan uang seperti yang diinginkannya.
Di tempat yang lain Nurmansyah tersenyum-senyum genit memikirkan gadis cantik jelita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya, pria itu menyesap anggur yang ada digelasnya dengan pikiran yang sudah dipenuhi oleh hayalan liar untuk malam pertama bersama istri keduanya. Nurmansyah tidak pernah seniat ini sebelumnya, dirinya dulu melakukan hal-hal yang liar tanpa pernah berpikir untuk menikahi menikahi wanita yang menjadi teman ranjangnya. Tapi wanita yang baru dikenalnya itu, memiliki tubuh yang sangat sempurna dan sangat disayangkan jika hanya dicicip satu kali kemudian dilepaskan. Nurmansyah memerlukan wanita itu untuk menemani hari tuanya, tidak peduli berapa banyak harta yang harus dikeluarkannya untuk bersama gadis itu.
Nurmansyah sudah menyelidiki latar belakang gadis itu, gadis itu anak baik-baik dan sudah menjadi yatim piatu. Status anak itu yang yatim piatu akan memudahkan langkah nurmansyah untuk memperistri gadis itu karena dirinya tidak perlu repot-repot untuk meyakinkan orang tua sang gadis. Tekanan ekonomi yang dialami gadis itu membuat gadis itu tidak akan mungkin menolak kemewahan uyang akan ditawarkan oleh nurmansyah. nurmansyah sudah menyusun rencana yang sangat matang untuk membuat gadis itu tidak punya pilihan lain, selain menikah dengannya. Nurmansyah teringat anak dan istrinya, pri itu itu mengangkat bahu Anak dan istrinya itu urusan belakangan, dan gampang untuk diatasi pikirnya.
Aaron segera pulang dari kantornya, pria itu mengajak bodyguardnya untuk mengepung hotel tempat ayahnya mau berkencan, seperti yang didengar dari detektif sewaannya bukan hanya berkencan bahkan ayahnya itu berencana untuk menikahi gadis muda yang diajaknya kencan malam ini. Aaron sangat geram, apa gadis itu tidak punya otak? apakah gadis itu tidak tahu ayahnya sudah berkeluarga dan juga sudah tua? Masih banyak pria lajang di dunia ini pikir Aaron kenapa harus tua Bangka itu, yang sialnya dalah ayahnya.
Disisi lain, Aaron juga memaklumi perempuan muda sekarang banyak tertarik untuk hidup istan dan enak, menjual diri demi kemewahan dan barang-barang branded dipasaran. Jenis perewmpuan yang tidk mau bekerja keras yang hanya tahu memelorotin orang lain. Aaron benci perempuan-perempuan seperti itu. Malam ini, pria itu akan memberikan pengajaran pada ayahnya dan juga pada perempuan itu.
Malam terus berlalu Carissa membuka Handphonenya, gadis itu memberanikan diri untuk menghubungi langsung si pria tua. Menanyakan dimana mereka akan bertemu.
Carissa 💬Dimana lokasinya om?
Nurmansyah 💬mas akan kirimkan sayang, ikuti lokasi yang mas kirim sayang
Carissa 💬Ok
Gadis itu menenangkan dirinya, bulir-bulir air mata membasahi wajahnya. Maafkan aku ayah ibu, semoga Tuhan juga memaafkan aku bisik gadis itu membatin. Carissa mengusap kasar air matanya, Carissa menarik dan menghembuskan napas beberapa kali untuk membuat dirinya baikan. Carissa langsung memesan grab menuju hotel yang ditentukan oleh pria tua itu. Sepanjang perjalanan Carissa berharap setelah malam ini gadis itu mendapatkan pekerjaan yang mudah untuk dikerjakannya, dan terlepas dari hal-hal yang mengharuskan dirinya untuk berkencan dengan pria tua hidung belang.Carissa tahu pria baik- baik tidak akan mengajaknya kencan, apalagi jika sudah mempunyai anak dan istri. Carissa juga merasa jijik mengingat pesan yang dikirimkan pria tua tadi yang menyebut dirinya mas, padahal kalau sadar diri Nurmansyah cocok untuk menjadi ayahnya.
Disebuah ruangan yang eksklusif Nurmansyah sudah segar dan rapi dengan pakaian formalnya, disampingnya sudah tersedia sebuket bunga, dan kamar ini dihiasi dengan cahaya-cahaya lilin yang dibentuk menyerupai love menambah kesan romantic ruangan ini. Malam yang indah dan sempurna, untuk melamar bidadari hatinya bisik nurmansyah,
Aaron juga menunggu dikamar sebelah, disamping kamar yang telah dipesan oleh ayahnya, pria itu bersama bodyguard- bodyguard yang sudah diberikannya tugas masing-masing. Aaron mengawasi kamar ayahnya berdasarkan kamera yang terpasang didepan dan didalam kamar ayahnya. Tak lama kemudian di layar menampilkan gadis yang berpenampilan sederhana, tapi tak menutupi kecantikan alami yang dimiliki gadis itu. Aaron sempat terpana beberapa saat, pantas saja jika ayahnya sangat nekat sampai mau menikahi gadis itu. Gadis itu sangat cantik, kecantikan yang alami tetapi mengingat alasan gadis itu untuk menikah dengan ayahnya Aaron kembali geram. Percuma pun cantik fisik kalau hatinya tidak cantik.
Tok Tok Tok Tok!
Carissa mengelus tengkuknya, gadis itu menunggu sang empu kamar membukakan pintu.
"Hai sayang, maaf yah Mas tidak cepat membukakan pintu untuk kamu." Carissa hanya mengangguk, gadis itu mau termuntah mendengar pria tua itu kembali menyebut dirinya Mas. Dasar tua bangka yang tidak sadar umur untung banyak uang kutuk Carissa dalam hatinya. Nurmansyah segera berjalan ke dalam kamar setelah mempersilahkan Carissa masuk. Carissa mengekori pria itu, mata Carissa terbelalak melihat kamar itu yang hampir menyerupai kamar pengantin.
"Mas tidak menyangka kamu akan setuju kencan dengan Mas." Nurmansyah tersenyum manis menatap Carissa. Carissa tersenyum canggung, Carissa rasa ini sangat berlebihan.
" Kita makan saja dulu, kita akan butuh banyak tenaga untuk malam ini." Nurmansyah mengerling nakal menatap Carissa, Carissa mengerutkan alis dengan kalimat nurmansyah yang terdengar ambigu menurutnya. Carissa kembali tersenyum kaku, gadis itu menahan diri agar tidak kecoplosan memaki tua Bangka yang ada di depannya ini yang tanpa dosanya tersenyum-senyum genit pada dirinya.
Carissa dan Nurmansyah makan dalam diam. Nurmansyah tidak lagi mengeluarkan ocehan- ocehannya yang mungkin akan membuat perempuan ini ilfil. Nurmansyah perlu menjinakkan dulu perempuan dihadapannya ini. Nurmansyah makan dengan sangat cepat sedangkan Carissa sengaja makan dengan sangat lambat, yang membuat geram Nurmansyah yang melihatnya. Akan tetapi nurmansyah tidak akan membuat makan malam ini kacau karena kesalahan kecilnya. Nurmansyah sangat tidak sabar karena sedikit lagi rencananya akan berhasil.
Nurmansyah tidak punya pilihan lain jika ingin memiliki gadis ini, nurmansyah mengirimkan instruksi pada anak buahnya agar mengatur penggrebekan dirinya dan Carissa untuk menjebak gadis ini. Tidak ada lamaran romantis malam ini, walaupun dia juga menyiapkan hal itu. Situasi dan keadaan tidak akan mendukung pikirnya, dia akan menikahi Carissa dengan segera biar rencananya tidak berantakan. Apalagi ada Aaron dan Nadirah, anak-anak itu tidak akan tinggal diam kalau dirinya tidak segera menikah.
Tok tok!
Gedoran pintu diluar semakin cepat, Nurmansyah tersenyum kecil secepat ini mimpinya akan terwujud, akhirnya pucuk dicinta ulam tiba. Nurmansyah mengisyaratkan Carissa agar tetap makan, pria itu berdiri dan melangkah membuka pintu. Belum sempat merespon siapa yang berada di depannya, Nurmansyah merasakan semuanya tiba-tiba menjadi gelap setelah hidungnya ditutup dari belakang.
Aaron masuk ke dalam kamar ayahnya, pria itu melihat gadis yang berkencan dengan ayahnya makan dengan pelan dan menundukkan kepalanya. Beberapa saat setelah mengamati gadis itu, Aaron bertepuk tangan dengan keras, yang membuat Carissa mengangkat kepalanya. Mata Carissa terbelalak, gadis itu berusaha menelan ludahnya, Aaron menatapnya sangat tajam. Pria dihadapannya ini tampak lebih muda dibandingkan Tuan Nurmansyah. Carissa sempat terkagum menatap ciptaan Tuhan dihadapannya itu, tetapi rasa kagum itu luntur dengan sendirinya melihat kobaran api kebencian di mata pria muda itu.
Aaron tidak bisa menampik bahwa gadis dihadapannya ini lebih cantik dan manis dibandingkan yang dilihatnya dilayar tadi.
" Lo dibayar berapa sama ******** itu?" Suara Aaron menggelegar dikamar itu, pria itu berteriak mengeluarkan kekesalannya.
" Ehmmmm, ehmmmm. Nggak . Eh, belum dibayar". Naya memandang takut-takut ke wajah pria muda itu.
Gadis itu merinding melihat tatapan tajam dan muka datar yang ditujukan padanya. Rahang pria itu tampak mengeras, matanya memerah.Aaron sedikit simpati melihat wajah ketakutan gadis itu. Tapi itu tidak akan membuatnya luluh.
"Jadi berapa tarif lo sampai lo tega merusak rumah tangga orang tua gue." Aaron kembali mendekati gadis itu, gadis itu menutup matanya. Ketakutan! Carissa menggigit bibirnya, menahan tangisan yang akan keluar dari pelupuk matanya. Keterdiaman Carissa membuat Aaron makin marah.
"Jawab!". Aaron berteriak bersamaan dengan bunyi piring yang berhamburan karena pria itu menendang meja yang ada di depan carissa. Carissa memeluk dirinya, merasakan tubuhnya yang bergetar, gadis itu menangis. Menangisi nasib, menangisi takdir yang begitu kejam pada dirinya malam ini. Aaron yang sangat emosi akan mengatakan kata-kata lain karena kekesalannya menjadi berhenti berbicara. Gedoran dipintu kamar mengalihkan fokusnya, sedikit menggerutu pria itu menghampiri pintu. Ia tidak akan segan-segan memecat orang yang menggangu kegiatannya sekarang.
Deg!
Jantung Aaron seakan berhenti, dihadapannya berdiri beberapa Pol PP dan beberapa wartawan dari televisi swasta terkenal. Aaron tidak mengerti mengapa mereka ada disini, dimana anak buahnya sehingga orang-orang ini biasa masuk.
"Biarkan kami memeriksa kamar ini, kami mendapat laporan bahwa disini sering dijadikan tempat mesum pasangan yang bukan suami istri." Aaron menatap dingin, tidak mengatakan apapun pria itu mencari-cari keberadaan bodyguardnya.
Awas saja! anak-anak itu, akan habis jika mereka melupakan dirinya.
Para satpol PP itu kemudian masuk kedalam kamar tersebut dan diikuti oleh para wartawan, Aaron segera menelpon bawahannya untuk segera menemuinya.
Carissa terbelalak melihat banyaknya orang yang masuk ke dalam kamar ini, Carissa merasa ketakutan ketika lensa kamera menghadap kearahnya, bunyi jepretan terdengar.
"Mohon tuan-tuan segera tinggalkan tempat ini, laporan yang tuan-tuan terima tidak benar." Aziz yang dating segera menghentikan penggeledahan di kamar bosnya itu, Aaron kemudian duduk dengan santai di atas ranjang.
" Maaf tuan, tapi sepertinya informasi yang kami terima tadi adalah benar. Bisa jelaskan siapa perempuan ini?" Wartawan itu menyeringai dan para pol PP itu mengangguk mengiyakan. Carissa menatap mereka was-was.
"Nona, anda siapanya tuan Aaron hingga bisa berada dikamar ini?" Wartawan itu mulai tertarik sangat tertarik malah. Bagaikan durian runtuh, bukan hanya penggrebekan biasa, kali ini beritanya akan laris mengingat yang tergrebek adalah Aaron Ashraf pengusaha muda dengan cabang perusahaan dimana-mana.
"Dia kekasih saya, dan anda semua sudah menghancurkan malam pelamaran saya. Sepertiyang dikatakan asisten saya, informasi yang anda semua terima tidak benar." Aaron menjawab dengan tegas.
“Apa benar dia kekasih Anda, Nona?” Carissa menatap aaron ragu-ragu, kemudian menatap Aziz. Aziz mengangguk yang membuat Carissa menarik napas menatap wartawan dan para pol pp yang menatapnya menunggu jawaban.
“Iya, benar dia kekasih saya.” Wartawan itu mendengus dan terlihat kurang puas. Sedangkan para satpol PP itu meminta maaf karena telah mengganggu acara special aaron ashraf. Mereka pamit untuk melakukan penggrebekan ke tempat yang lain. Lain halnya dengan para wartawan, mereka masih bertahan karena merasa ada yang janggal.
"Kalau ini pelamaran, mengapa gadis ini terlihat seerti habis menangis, dan banyak piring yang pecah yang berhamburan.” Wartawan itu tersenyum kemenangan menatap Aaron.
" Gadisku ini menangis terharu karena bahagia, tentang piring pecah itu karena dia sangat senang dan tanpa sengaja menabrak meja. Saya rasa anda akan tahu bagaimana terharunya kekasih anda ketika dilamar jika anda sudah melamar kekasih anda." Aaron menjawab dengan santai dan meyakinkan. Sedangkan Carissa sangat terkejut dengan jawaban pemuda ini.
"Silahkan meninggalkan tempat ini, tuan-tuan. Jika tidak, saya akan memanggil pihak keamanan untuk menyeret anda karena telah mengganggu kenyamanan bos saya." Aziz berkata dengan tegas dan kemudian menatap para wartawan itu dengan sangat tajam.
Para wartawan itu dengasn berat hati meninggalkan ruangan itu, toh mereka sudah mendapatkan berita yang akan sangat menggemparkan tentang Aaron Ashraf, pria itu punya kekasih seorang perempuan yang akan menggugurkan tuduhan bahwa Aaron adalah seorang gay.
Carissa menatap pria muda itu bergantian dengan asistennya. Carissa tidak mengeluarkan suara sekata pun, gadis itu memilih menunduk dan memilin bajunya. Malam yang panjang dan melelahkan yang pernah Carissa lalui seumur hidupnya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Mawar Berduri
ini pasti Anak dan Bapa rebutan Cewe
2021-03-16
0
🍁𝐟𝐢𝐚❣️❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Bapa'y si aaron kemana?
2020-11-01
1
Desi_Deana
ammpuuunnnn deh 🙈
2020-05-17
2