Pagi ini Aaron sarapan di meja makan sendirian, Carissa di biarkan sarapan dikamar. Aaron tidak akan membiarkan istrinya itu turun kamar selagi tidak memakai dalaman. Pria itu menikmati makanannya dalam kesunyian. Tak lama berselang Aziz datang, Aaron mengajak asistennya itu untuk sarapan bersama. Aziz memberikan perlengkapan yang diminta oleh bosnya kepada Maria agar langsung diberikan kepada istri bosnya.
Aziz ikut sarapan bersama Aaron, usai sarapan Aaron langsung meninggalkan Aziz untuk ke ruang kerja. Aaron menyuruh asistennya itu menyusulnya ke ruang kerja setelah sarapan. Aaron mempersiapkan map-map yang akan dibawanya ke kantor siang nanti. Mendengar ketukan pada pintunya pria itu menekan remot, sehingga pintu terbuka dan Aziz masuk dan duduk dihadapan bosnya itu.
"Jadi bagaimana penyelidikan tentang istriku." Aaron terlihat serius, aaron sangat membutuhkan informasi ini untuk langkah pernikahannya kedepan.
"Carissa Humairah, merupakan putri tunggal pasangan Hanindita Wilson dan Bagus Hadikusumo. Sedikit orang yang mengetahui kalau Pak bagus ini memiliki putri tunggal. carissa pindah ke kota ini untuk berkuliah dan karena di kota asalnya orang tuanya sudah meningga." Aziz menarik napas sehabis menyampaikan sedikit informasi tentang Carissa.
“Bukankah bagus hadikusumo adalah pengusaha yang memiliki banyak asset property? Masa gadis itu tidak punya warisan apapun?” Aaron terlihat tidak percaya.
“Benar bos, tapi kalau bos ingin tahu. Kita bisa menyelidikinya lebih jauh." Aaron mengangguk,beberapa tahun yang lalu perusahaan Hadikusumo bangkrut setelah meninggalnya Hadikusumo. Itulah kesimpulan dari berita-berita yang beredar, tidak ada berita yang menyinggung jika Bagus Hadikusumo memiliki anak.
"Lalu bagaimana hubungan gadis itu dengan papa?" Aaron kembali bertanya, Aziz membaca catatan yang ada di emailnya.
"Tuan besar bertemu dengan gadis itu tanpa sengaja disebuah tempat perbelanjaan terkenal di kota ini, tuan besar sangat tertarik dengan kecantikan yang dimiliki nona muda sehingga menawarkan diri untuk membantu hidup nona muda." Aaron manggut- manggut wajar sih, istrinya itu memang sangat cantik. Melihat Aaron yang hanya manggut- manggut Aziz kembali melanjutkan.
"Keadaan gadis itu yang butuh bantuan ekonomi, dimanfaatkan bos besar untuk menekan gadis itu menikah dengan dirinya, dan gadis itu menyetujui ajakan kencan tuan besar karena memang sangat membutuhkan uang. Tapi semua ini gagal karena bos menikahi gadis itu." Aaron tidak berkomentar apapun. Aziz hanya menunggu respon Aaron selanjutnya.
"Memang masalah apa.yang membuat gadis itu sangat membutuhkan uang?" Kening Aaron berkerut memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang berkelebat di kepalanya.
"Biaya semester kuliah bos, gadis itu memasuki semester enam dan tidak punya uang untuk persiapan kuliahnya. Gadis itu tidak bekerja karena selalu dipecat dari pekerjaanya." Aaron sedikit terkejut, dirinya telah salah sangka selama ini. Aaron pikir istrinya itu sama dengan perempuan lain, yang membutuhkan uang karena gaya hidup mereka yang tidak sesuai dengan pendapatan mereka.
"Hanya gara-gara itu, papa niat menjadikannya istrinya?" Aziz mengangguk. Aaron semakin benci pada papanya, pria tua itu betul-betul membuatnya marah, bisa-bisanya pria itu memanfaatkan seorang gadis yang kesulitan dan akan melukai mamanya lagi, untung dirinya bertindak cepat.
"Iya bos, jadi apa langkah kita selanjutnya?" Aziz tahu tuan besar tidak akan main-main jadi mereka harus waspada.
"Awasi istriku dengan baik, pastikan keselamatannya terjamin." Aziz mengangguk mantap.
"Baik bos." Bibir Aziz terasa gatal pria itu tanpa bisa menahan lagi langsung bertanya.
"Memang sudah cinta bos dengan nyonya muda?" Aaron kaget dengan pertanyaan tersebut tapi kemudian pria itu tersenyum.
"Siapapun yang menjadi istriku wajib aku lindungi. Perkara cinta, biarlah mengalir sesuai adanya. Lagi pula aku baru mengenal gadis itu." Aziz tersenyum, ternyata bosnya ini tipikal suami yang bertanggung jawab.
"Tetapi, bagaimana dengan Fani bos?" Aaron terdiam dan tersenyum kecut, dia tidak tahu dan belum punya jawabannya.
Aaron tidak menjawab pertanyaan Aziz, pria itu hanya menepuk pundak Aziz dan kembali ke kamarnya, Aziz yang melihat kepergian bosnya tersenyum sedih. Semoga pernikahan yang terjadi ini bukan kesalahan tuan Aaron.
Saat membuka pintu kamarnya, mata Aaron menangkap sosok cantik sang istri yang sudah terlihat segar dalam balutan pakaian santainya. Aaron masuk dan memberikan memberikan black card untuk istriny. Carissa terperanjat dan menatap Aaron lama, jadi pria yang menjadi suaminya sekaya ini? Orang tuanya saja yang dulu kaya tidak pernah memberikannya black card seperti ini.
"Jangan Tuan, itu terlalu banyak. Saya hanya butuh 10 juta, Tuan." Aaron tersenyum, istrinya ini harus sadar siapa Aaron Ashraf. Aaron menatap istrinya tegas.
"Suami kamu ini orang kaya, jadi sebagai istri kamu harus mengikuti gaya hidup saya. Ambil kartu ini, dan belanjalah sesuka hatimu. Saya tidak menerima penolakan." Aaron memerintah dengan tegas dan tidak terbantahkan. Carissa menerimanya, akhirnya uang kuliahnya akan terbayar. Carissa memutuskan akan pergi membayar uang kuliahnya siang ini.
"Kamu keluar saja beli semua yang kamu butuhkan tanpa terkecuali, minta diantar pelayan. Saya masih punya banyak pekerjaan, jadi tidak bisa menemani kamu." Carissa mengangguk, ia akan mengajak Maria.
Carissa tidak mengerti dengan suaminya ini, semalam sangat marah pada dirinya sekarang sangat baik, apalagi sampai memberikannya black card untuk dirinya. Aaron keluar dari kamarnya, pria itu mengulurkan tangannya dihadapan Carissa. Carissa langsung mencium tangan suaminya, Aaron kemudian balas mencium kening istrinya.
Syahdu!
Aaron menuruni tangga rumahnya dengan wajah yang berseri-seri kemudian menghilang bersama mobilnya menuju kantor.pelayan-pelayan yang ada di rumah itu menatap aaron dengan penuh tanda tanya. Sebelum menikah pria itu jarang sekali menunjukkan wajah yang berseri-seri.
Dalam kamarnya Carissa mengirimkan pesan agar Maria menemaninya berbelanja hari ini. Crissa segera mandi dan bersiap-siap.
Di belahan bumi yang lain, seorang gadis cantik tersenyum senang. Akhirnya cita-citanya tercapai, bukan cita-citanya sebagai Chef Internasional. Tetapi, cita-cita sederhananya untuk kembali menemui pokok hatinya yang berada di Indonesia. Fani bukan anak orang kaya, sehingga gadis itu selalu dihina terang-terangan oleh keluarga besar pria itu. Fani sebenarnya tidak peduli, tetapi kesempatan untuk menjadi chef datang padanya. Pamannya yang berada di Paris menawarkan untuk membiayai sekolahnya karena pamannya sudah sukses disana. Hinaan itulah yang membuat Fani mengiyakan tawaran yang diberikan pamannya. Fani tersenyum, Ketika pulang ke Indonesia nanti dirinya tidak perlu membalas hinaan-hinaan mereka karena dirinya sudah membuktikan jika Fani yang sekarang adalah gadis yang sukses dan terpelajar.
"Lo yakin, mau balik ke Indonesia?" Rega menatap Fani mengintimidasi.
"Yakin, yakin banget malah. Lo kenapa sih selalu tanya seperti itu?" Rega menggelengkan kepalanya.
"Lo lagi dipuncaknya Fan, lo benaran yakin mau melepaskan semua ini?" Fani mengangguk.
"Ini sudah empat tahun berlalu, pasti semuanya sudah berbeda termaksud pria itu." Fani menatap Rega kesal.
"Lo kalau tidak suka keputusan gue tidak apa-apa, tapi jangan hina dia. Lo itu jahat kalau lo mau tahu?" Fani berlari bersama air mata yang mulai membasahi wajahnya. Rega yang kehilangan kata-kata segera mengejar gadis itu. Gue, kelepasan lagi bisik Rega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ntung Ntung
Bagys
2020-08-22
1
Ntung Ntung
Bagys
2020-08-22
0
Sripitkuriani
Arron ternyata tak segarang omongannya ternyata di suami yg penertian .😀😀😋
2020-08-10
1