Sesampainya dirumah Zahwa disambut ibunya, dia menyalami dan mencium punggung tangan ibunya. Ada sedikit rasa lega dihatinya karna dia melihat ibunya nampak sehat dan baik baik saja, namun Zahwa masih bingung kenapa ayah memintanya untuk pulang.
Jam sudah menunjuk kan pukul lima sore, ayah Zahwa pun sudah pulang dari empangnya, dia merasa senang melihat putrinya sudah sampai di rumah. Karna sudah memasuki waktu magrib mereka pun sholat, dan setelahnya mereka makan malam bersama hal yang sudah sangat jarang dilakukan bersama semenjak Zahwa kuliah dan hingga kini dia berkerja.
Setelah makan pak Rahmat mengajak intan duduk diruang tv diapun mulai berbicara.
"Za, sekarang usia mu sudah 25 tahun nak, apa belum ada niatan mu untuk mencari jodoh dan menikah?" tanya ayahnya
Zahwa hanya tersenyum dan sedikit menggeleng mendengar pertanyaan ayahnya.
"Za, kemarin ayah nengunjungi teman ayah di kota, pak Gunawan kamu masih ingatkan?
"Iya ayah" Zahwa menjawab sambil mengangguk kan kepalanya.
"Za, pak Gunawan meminta ayah untuk menjodohkan mu dengan putra bungsunya Anton. Ayah memang belum memberikan persetujuan kepada pak Gunawan karna ayah ingin membicarakan nya dulu pada mu".
"Yah, Zahwa tidak mengenali anak pak Gunawan, bagaimana mungkin Zahwa menikah dengan nya" tubuh Zahwa sedikit bergetar mendengar ucapan ayahnya bagaiman mungkin dia akan di jodohkan dengan orang yang tidak dia kenal.
"Nak, kamu tidak perlu khawatir Anton anak yang pintar dan juga patuh kepada orang tua, dan baru kali ini pak Gunawan meminta sesuatu pertolongan ke pada ayah, kamu tahukan siapa yang dari awal membatu ayah membuka usaha hingga bisa membiayai mu kuliah, jadi anggap saja ini cara kita balas budi, pak Gunawan pun berjanji akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap mu jika suatu saat terjadi masalah dalam rumah tangga kalian, usiamu pun sudah cukup dewasa nak untuk membina rumah tangga"
Zahra tertunduk, ada air mata yang mulai menetes dari matanya dia membayangkan bagaimana dia bisa menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal, namun dia tidak bisa menolak perjodohan itu karna ayahnya beranggapan ini sebagai balas budi kepada sahabatnya.
Bagaimana pun Zahwa mengaletahui benar cerita bagaimana susahnya kehidupan ayah dan ibunya dulu saat baru menikah, dan semua berubah karna pertolongan dari pak Gunawan dan mungkin dengan cara ini juga ia bisa membahagiakan orangtua nya.
"Baiklah yah Zahwa menyetujui perjodohan ini, tapi Zahwa ada permintaan yah". ucap Zahwa terbaru bata karna tubuhnya bergetar dan juga karna menahan air matanya.
"Apa itu nak?"
"Setelah menikah Zahwa ingin tetap berkerja di toko kue ku yah."
"Baiklah, ayah akan coba bicarakan kepada pak Gunawan". ucap ayahnya sambil tersenyum dia senang karna tidak ada penolakan sama sekali dari Zahwa.
Ibunya yang sedari tadi hanya mendengarkan pembicaraan suami dan putrinya juga turut sedih, dia memeluk putrinya erat dia tau benar apa yg dirasakan putrinya namun dia juga tak bisa berbuat apa apa.
Setelah mendapat persetujuan dari Zahwa pak Rahmat langsung segera menelpon pak Gunawan memberitahukan bahwa anaknya bersedia dijodohkan, dan juga menyampaikan permintaan Zahwa yang ingin tetap bekerja setelah menikah, tentu saja pak Gunawan mensetujuinya karna itu bukan suatu masalah baginya, Zahwa sudah mau menerima perjodohannya saja pun sudah merupakan suatu kebahagiaan bagi pak Gunawan dan istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Nabilah Hanum
mulai suka
2022-03-31
0
Huriati Atiey
visualnya dong thour.
ceritanya bagus
2022-02-11
0
Adi toboalimu
selamat mlm semua🙏
2021-06-29
0