Lembah Hijau

Lembah Hijau

Kembali pulang

Suara klakson yang bersahutan, debu berterbangan, hiruk pikuk orang lalu-lalang menambah terik suasana siang di terminal itu.

Pram berjalan mencari bus menuju kotanya, ia masih memakai seragam lengkap dengan tanda silang di pangkatnya sambil menggendong ransel berisi beberapa keperluannya saat berada di rumah.

Hari ini pertama kali mendapat kesempatan untuk bermalam di rumah setelah beberapa bulan mengikuti pendidikan. Walaupun peluh mengalir di keningnya namun air mukanya sangat cerah ia sudah membayangkan wajah bapak ibunya menunggunya di rumah.

Sudah beberapa bulan sejak diantar ke asrama pendidikan dia tidak berjumpa dengan bapak ibunya. Rasanya ia ingin segera sampai di rumah dan memeluk kedua orangtuanya erat-erat ada rasa bangga dalam dadanya.

Pram adalah siswa Secaba (Sekolah Calon Bintara) dari Bintara PK yaitu calon Bintara dari masyarakat umum. Pram adalah pemuda tampan dengan postur badan tinggi kekar. menjadi tentara adalah cita-citanya sejak kecil. Pram berusaha sangat keras sehingga bisa menjadi Secaba seperti sekarang, ia harus mendaftar dan gagal beberapa kali hingga akhirnya dapat diterima sebagai Caba di Kodam tempat tinggalnya. Pram mengikuti pendidikan Caba selama lima bulan di Dodik Secaba.

Setelah mendapatkan bus dia mencari tempat duduk dekat dengan jendela agar ia dapat menikmati pemandangan selama perjalanan pulang untuk mengusir jenuh nya.

Pram mengeluarkan makanan dan botol minuman yang telah Ia beli di warung tadi sebelum naik bus. Ia bersenandung kecil mengikuti musik yang sedang diputar oleh bus itu lagu-lagu Anji menemaninya menyantap makanan ringan yang ia beli tadi. Setelah beberapa lama bus mulai bergerak lambat meninggalkan terminal.

Setelah bus merayap di jalan raya ia mencoba memejamkan matanya, dia ingin istirahat sejenak setelah lelah karena memang beberapa bulan ini dia kurang tidur, ia hanya tidur sekitar 2 sampai 3 jam setiap harinya selama pendidikan karena ketatnya kegiatan yang harus ia jalani.

••••

Setelah 3 jam perjalanan, Pram telah sampai di terminal kotanya. Pram harus naik satu mobil lagi untuk menuju ke kampung halamannya. Pram segera bergegas menaiki angkot warna merah yang telah terisi beberapa orang. Pram harus menunggu angkot penuh untuk dapat berangkat. Setelah seperempat jam perjalanan Pram telah sampai ke rumahnya.

Pram bergegas turun dan jalan dengan tergesa menuju rumahnya. Ada rasa haru menyeruak di dadanya hari ini adalah hari yang sangat dinantikannya selama beberapa bulan ini. Dia melangkah dengan mantap dan tegap sambil senyum mengembang di bibirnya dia benar-benar tidak sabar untuk segera memeluk kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum..." Seru Pram seraya membuka pintu rumahnya.

"Waalaikumussalam..." Jawab laki-laki paruh baya sambil menengok ke pintu melihat siapa yang datang "Pram... Kau pulang nak?" Seru Bapak Pram sambil berjalan mendekat dan memeluk anak bungsunya itu.

" Iya pak Alhamdulillah dapat ijin sampai Minggu untuk bermalam. Bapak bagaimana kabarnya? sehat? Ibu juga?" Jawab Pram sambil membalas pelukan hangat Bapaknya.

" Sehat Pram Alhamdulillah, ibumu di belakang lagi memasak, sana temui ibumu dia sangat rindu padamu setiap malam selalu bertanya kapan kamu bisa pulang."

Bapak masih merangkul Pram, mereka segera berjalan ke dapur menemui ibunya.

"Assalamualaikum ibu, Pram pulang" seru Pram saat melihat punggung ibunya yang sedang memasak di dapur.

"Waalaikumussalam... Subhanallah Pram, ibu kangen akhirnya kamu pulang juga? Sehat nak?" Ibu meninggalkan potongan sayurnya dan bergegas memeluk Pram.

"Alhamdulillah bu sehat, ibu juga sehat kan selama Pram pendidikan?" Pram membalas pelukan ibunya dan melihat perempuan paruh baya yang sangat dirindukan Pram itu.

"Duduk nak, ibu baru masak buat makan malam, biar ibu segera selesaikan buat makan kita bersama" Setelah berpelukan beberapa saat ibu segera kembali ke sayurnya dan melanjutkan memasak.

"Iya bu Pram mau mandi dulu, Pram belum sempat solat Ashar tadi di jalan." Baiklah sana bersihkan dirimu dulu, handukmu ibu taruh di lemari seperti biasa" kata ibu sambil melanjutkan masaknya.

"Iya bu terima kasih" Pram masuk kembali kedalam rumah dan menuju kamarnya ia bergegas mandi dan sholat Ashar karena jam sudah menunjukkan pukul 16.00.

•••

Setelah pulang shalat Magrib dari masjid bapak dan Pram segera berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama. Setelah selesai mereka duduk di ruang keluarga dan mengobrol santai.

"Pram bagaimana pendidikanmu? Apakah lancar? Bisa mengikuti semua kegiatan disana nak?" Tanya ibunya antusias membuka obrolan.

"Alhamdulillah bu semua lancar dan semua berkat doa ibu dan bapak" jawab Pram

"Syukurlah kalau begitu Pram bapak sudah yakin dengan itu karena melihat tekatmu dari dulu yang selalu bersunggung-sungguh saat daftar tentara, bapak harap kamu jaga kesehatan selama masa pendidikan." Nasehat Bapak Pram.

"Insya Allah Pak, Pram selalu menjaga kesehatan, begitupun Bapak dan Ibu juga harus jaga kesehatan jangan terlalu lelah Pak." Balas Pram karena Pram tahu Bapak dan Ibu selalu mencari kesibukan seperti bertan di kebun dan sawah diusia yang sudah tidak muda lagi.

Ia Pram bapak juga sudah mulai menyerahkan sawah untuk dikelola orang. Kamu pasti capek sudah sana istirahat dulu" Suruh bapak sambil mengusap punggung anaknya itu.

"Baik pak Pram masuk kamar dulu pak bu, sudah lama tidak tidur cepat rasanya ingin tidur lama malam ini" pamit Pram sambil memeluk Bapak dan Ibunya lalu bergegas ke kamarnya.

••••

Keesokan harinya...

Setelah selesai membantu bapaknya membersihkan halaman belakang dari rumput dan menanam beberapa sayur Pram pamit ke bapaknya

"Pak harinya setelah dzuhur sepertinya Pram ingin main ke rumah Hayati"

" Oh Hayati teman sekolahmu dulu itu Pram? Memangnya kamu masih berhubungan dengan dia?" Selidik bapak

Pram hanya tersenyum menjawab pertanyaan bapaknya. Pram menghubungi temannya untuk mengantarkan ke rumah Hayati karena ia tidak mau main ke rumah gadis seorang diri.

Walaupun seorang calon Bintara Pram pemuda yang sopan dan rajin. Ia tak pernah mendapat hukuman dari pelatih saat di pendidikan dan selalu menjadi siswa secaba teladan.

Tut...tut...

"Hallo... Assalamualaikum Pram." Terdengar suara di sebrang menandakan kalau telepon Pram telah diangkat.

"Waalaikumussalam De, gimana kabarnya Ade sehat?" Tanya Pram pada sahabatnya di sebrang telepon.

"Alhamdulillah sehat Pram, pulangkah kamu bisa telepon saya? Gimana kabarnya? Pendidikannya lancar?" balas Ade diujung telepon.

"Lancar de, oh iya hari ini ada waktu ga? Temani saya ke rumah Hayati yuk? Sekalian pengen ngobrol sama kamu sudah lama kita tidak berkumpul?" Tanya Pram kepada Ade

"Hayati?? Memang kamu masih berhubungan dengan Hayati Pram? Kamu belum tau kabar...?" Ade menggantungkan kalimatnya

"Kabar apa De? Ya belum tau aku juga makanya mau kesana soalnya waktu berangkat kemarin kita belum ngobrol apa-apa, nanti saya jemput setelah dzuhur ya"

"Baiklah Pram aku tunggu, ku harap nanti kamu tidak kaget dengan kabar yang bakal akan kamu dengar ya!"

"Kabar apa sih De? Kamu bikin aku penasaran saja"

"Sudah nanti saja biar kamu taulhu sendiri, ya sudah ya aku tunggu assalamualaikum.."

"Waalaikumussalam..tuttut telepon tertutup.

Kabar apa sih kenapa sama Hayati? Pram mengerutkan kening nya sambil beranjak siap-siap mandi dan ke masjid sholat dzuhur karena waktu sudah jam sebelas.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pastinya hayati sudah menikah kan..

2023-08-19

0

yulista

yulista

nyimak

2021-08-31

0

Hany Hutagalung

Hany Hutagalung

nyoba ikutin dulu

2021-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!