Hallo readers semua, maaf kalau belum enak dibaca karna ini adalah pengalaman pertama author. mohon kritik dan sarannya juga like dan vote nya ya 🙏🙏
Pram menatap Hayati, dia merasa sangat terluka dengan apa yang terjadi. ingin rasanya dia marah pada gadis itu namun akan lebih baik jika dia pulang daripada dia mengeluarkan amarah dia takut tak bisa mengontrol emosinya dan terjadi hal yang tidak-tidak.
"Maaf Hayati, aku harus melanjutkan hidupku, begitupun kamu dengan bayimu. Mari kita lanjutkan hidup kita masing-masing. Jaga kesehatan dirimu dan bayimu." Ucap Pram sambil melepaskan tangan Hayati.
Walaupun Hayati menahannya tapi Pram melepaskan dengan berlahan. Pram bangkit dari duduknya pamit kepada kakak dan ibu Hayati untuk pulang. Rumah ini rumah yang selalu senang ketika berkunjung dan rumah yang selalu dinantikan untuk dikunjungi dalam hari-hari Pram akan menjadi terakhir kalinya Pram menginjakkan kaki di sini.
••••
Setelah di Perjalanan
"De kita ke bendungan dulu yuk, aku pengen main kesana kayaknya tenang kalau mendengar suara gemericik air" pinta Pram pada Ade saat perjalanan pulang karena pada saat pulang yang membawa motornya adalah Ade.
"Pram kamu tidak kenapa-kenapa kan? Jangan niat aneh-aneh ya! Masih banyak gadis-gadis di luar sana yang mengantri untukmu. Untuk apa harus mengakhiri hidup?" Nasehat Ade pada Pram.
Ade sangat mengkhawatirkan Pram, Ade tahu Pram sangat terluka. Hayati adalah cinta pertama Pram. Bahkan Ade ingat perjuangan Pram mendapatkan cinta hayati tidaklah mudah. Hayati adalah juara umum di sekolahnya. Dia sangat pendiam dan tidak banyak berteman.
Saat gadis lain berlomba mendapatkan Pram Hayati adalah gadis paling cuek dan jutek pada Pram.
Hal itulah yang membuat Pram semakin penasaran, setelah setengah tahun Pram mengerjar Hayati akhirnya mereka jadian juga.
Ade sendiri sebenarnya tidak percaya Hayati bisa hamil diluar nikah. Sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh Ade sekalipun apalagi oleh Pram.
"Mengakhiri hidup gundulmu!! Aku cuma mau main De! Kamu lupa kita kesana setiap bolos dulu?" Ucap Pram sambil menoyor kepala Ade.
"Hehehe kirain kamu saking sakit hatinya pada Hayati sampai mau bunuh diri.." jawab Ade terkekeh.
"Engga lah De, aku akui aku sakit hati rasanya seperti sesak di dada tapi ya sudahlah aku mengingat perjuangan bapak sama ibu saat aku harus berkali kali gugur saat daftar tentara dulu, masak iya sih cuma gara-gara cewek aku harus mati gitu? Hahaha" Pram tertawa menahan perih di dadanya.
"Kenapa kamu ga bilang sama aku dari waktu berangkat tadi De, kalau kamu tahu, tahu gitu kan aku ga perlu kesana juga kali" sesal Pram
"Aku mau kamu mendengar sendiri Pram, bukan bermaksud membuatmu sakit hati tapi kalau kamu tahu sendiri kan kamu percaya! Sudahlah waktumu masih panjang Pram jangan di sesali bukankah dengan begitu kamu tahu rasanya di khianati hahahah" ejek Ade
"Sialan kamu ya udah cepetan bawa motornya!" Pram sekali lagi memukul pundak sahabatnya itu.
Aku tahu ti bakal sulit lupain kamu tapi menerima kamu seperti katamu bisakah? Sama saja aku membunuh berlahan orang tuaku yang sudah mati-matian berjuang buat masa depanku, sepertinya memang lebih baik aku lupain kamu ti. Hiduplah dengan baik bersama suami yang akan kau nikahi ayah dari bayi itu. Batin Pram masih memikirkan Hayati.
Lalu merekapun sampai di bendungan tempat biasa mereka nongkrong dulu ketika masih sekolah tempat itu memang tempat paling nyaman untuk mengadukan kegundahan karena suasana tenang dari air danau buatan atau biasa orang sekitar menyebut bendungan. Dan memang tempatnya sepi dari keramaian kota dan kebisingan kendaraan.
Pram bertekad melupakan Hayati dan kejadian hari ini. Ia akan mulai kembali dan mengikhlaskan kekasih hatinya beberapa tahun ini menemani masa-masa SMAnya.
Sepertinya janjinya dulu kepada bapak dan ibunya, Pram akan menjadi manusia yang lebih baik apalagi sekarang Pram sudah mendapatkan tiket masa depan yang tak mau disia-siakan begitu saja.
Beberapa saat mereka mengobrol mengenang masa lalu dan tertawa bersama mengingat hal-hal konyol yang sering mereka lakukan dulu waktu masih sekolah.
Begitulah laki-laki walaupun terdapat luka dihatinya akan dengan mudah disembunyikan nya. Pram tidak mau berlarut dalam kesedihan. Ada Ade sahabatnya yang selalu mendukungnya.
Akhirnya mereka pulang ke rumah karena hari telah sore.
Setelah mengantar Ade ke rumahnya Pram langsung pulang ke rumah mandi dan sholat Maghrib di masjid. Dan seperti biasa setelah sholat Maghrib Pram, bapak dan ibunya makan bersama.
"Bagaimana kabar Hayati Pram? Apakah baik-baik saja?" Tanya ibu pada Pram setelah mereka ngobrol di ruang keluarga
"Baik bu, hanya saja kami telah menyudahi hubungan kami" jawab Pram kepada ibunya.
" Kenapa Pram? Bukannya kalian baik-baik saja? Ibunya masih sering bertanya tentangmu kalau ketemu dengan ibu dipasar." Tanya ibu Pram penuh selidik. Ibu juga tahu bahwa Hayati adalah cinta pertama Pram. Pram selalu menceritakan segala sesuatunya kepada Ibu.
"Eh itu bu, Pram memilih konsentrasi untuk pendidikan dulu, Pram tidak mau Hayati menunggu Pram yang masih ingin membenahi masa depan Pram. Jadi mungkin lebih baik kita masing-masing dulu Bu." Pram tidak mau mengatakan yang sebenarnya biarlah lebih baik ibunya tidak tahu. Pasti ibunya ikut kecewa kalau tahu kejadian yang sebenernya. Biarlah Pram simpan sakit hati itu tanpa harus orang taunya tahu.
"Oh kalau begitu baiklah Pram ibu setuju saja dengan pemikiranmu lebih baik kamu fokus pada pendidikanmu nanti kl sudah siap mendingan langsung menikah saja." Sahut ibunya bijak.
"Bapak juga setuju Pram. Bapak tidak ingin kamu buru-buru menikah. Capailah dulu cita-citamu dan kejar karirmu. Biarkan cinta nanti yang akan menghampirimu." sambung Bapak Pram.
"Baik Pak, Bu. Selalu doakan Pram agar bisa membuat Bapak dan Ibu bangga. Pram akan fokus dan tidak akan mengecawakan kalian. Ya sudah Pak, Bu Pram mau istirahat dulu besok harus berangkat lagi pagi-pagi." Pram beranjak dan memeluk sebentar kedua orang tuanya.
Bapak dan ibu Pram tersenyum mereka menyilahkan Pram untuk istirahat. Mereka juga segera beranjak menuju kamar untuk istirahat.
Pram membaringkan tubuhnya ke ranjang dikamarnya. Ia mencoba memejamkan mata namun pikirannya terbayang saat-saat masih sekolah dulu.
Bagaimana gadis itu begitu lugu dan manis gadis yang membuat Pram semangat belajar. Hatinya ngilu ketika harus menerima kenyataan bahwa dia telah mengkhianati kepercayaannya, janjinya dulu menunggu sampai Pram selesai pendidikan tapi ternyata dia tega bahkan sampai hamil.
Pikirannya membuat Pram termenung dan akhirnya terlelap dalam tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Hany Hutagalung
kasih sayang Orang Tua mmg lebih dari segalanya
2021-06-22
0
Arni Khayanti
betul orgtua mu pram ... karier dulu dong
2021-02-07
0
Rezty Mas'ud
paling ngebet kalo ceritanya tentang Tentara 😀😀😍😍 i love u Thor
2021-02-04
2