Hik hiks hiks
Hayati hanya dapat menangis terisak dan semakin tertunduk dalam dia tak tahu harus bagaimana menyampaikan apa yang terjadi kepada pria di depannya ini dia benar-benar tidak bisa berucap antara malu, sedih, dan menyesal.
Hayati sangat menyesal, ia tahu bagaimana Pram sangat mencintai dan menyayangi dirinya. Pram sangat menjaga dan selalu membantu Hayati waktu masih sekolah dulu.
"Hayati kenapa malah menangis apa sakit sekali? Mana yang sakit? Siapa yang telah menabrakmu? Bagaimana bisa kamu kecelakaan?" Pram mendekati Hayati khawatir dan bingung karena Hayati hanya menangis dia menoleh pada kak Hanum meminta penjelasan karena dilihatnya tak ada luka pada tubuh Hayati ia khawatir Hayati terluka di dalam.
Mereka semua diam tidak ada yang bisa menjelaskan pada Pram. Akhirnya Hanum mendekati Pram dia dan berbicara setengah berbisik.
" Maafkan Hayati Pram maafkan kami yg telah lalai, kami sungguh tak sanggup menyampaikannya padamu, kita semua salah karena tak mampu menjaga Hayati" jawab Hanum yang mengerti adiknya tidak bisa menjawab pertanyaannya Pram.
"Ada apa ini kenapa kakak berbicara seperti itu, dimana Hayati kesakitan? sakit apa sebenarnya dari kecelakaan itu? siapa sebenarnya yang telah mencelakai Hayati" Pram sedikit emosi suaranya agak meninggi meminta penjelasan karena semua tak segera menjelaskan kejadiannya dan hanya menunduk.
Sementara Hayati tak berhenti menangis dan malah semakin terisak. Pram semakin bingung dan panik takut terjadi apa-apa pada kekasihnya.
"Pram duduk dulu masuk yuk, ada yang mau kakak bicarain sama kamu." Hanum menarik Pram masuk ke dalam diikuti oleh Ibu, Hayati, dan Ade.
Hanum menyilahkannya duduk, Hanum duduk disamping Pram dan mulai menjelaskan sementara Hayati masih tertunduk dalam.
Hanum menarik nafas panjang dan mengeluarkan berlahan lalu ia mulai menjelaskan.
"Pram kamu boleh marah setelah kakak cerita ini tapi kakak mohon kamu jangan membenci Hayati, Hayati memang salah tapi dia sudah cukup mendapat hukuman atas perbuatannya. Kami tahu Hayati salah tapi semua telah terjadi. Hayati hamil Pram." Jelas Hanum dengan hati-hati supaya Pram tidak kaget dengan apa yang ia bicarakan barusan
"Hayati kak? Bagaimana bisa? Dia sudah menikah? dengan siapa? bukankah Hayati berjanji akan menungguku pulang dan kita akan meniti masa depan bersama" Pram tak percaya dengan apa yang disampaikan Hanum.
" Belum Pram, maafkan Hayati dia telah mengkhiatimu, dia hamil oleh pemuda di desa sebelah. Kami juga baru mengetahuinya. kami pun marah Pram, tapi semua sudah terjadi marahpun tak akan mengembalikan keadaan kami malu tapi kami juga tak bisa menyuruh Hayati untuk menghilangkan bayinya, bayi itu tidak bersalah Hayati yang salah karna telah kebablasan" Jelas Hanum pada Pram.
Pram memandang Hayati tak percaya. Ia minta penjelasan dari Hayati karena masih tak percaya dan belum sepenuhnya mencerna kata-kata Hanum.
Hayati semakin terisak dia berlari memeluk Pram dan bersujud memohon maaf.
"Maafkan aku Pram aku salah aku mengkhianatimu maaf Pram aku... aku khilaf" sesal Hayati memeluk kaki Pram
Pram mengertakkan giginya, dia benar-benar tidak bisa percaya. Bagaimana mungkin gadisnya yang selama ini dia jaga kehormatannya, dia sayangi bisa tega melakukan itu saat Pram sedang memperjuangkan masa depan mereka.
Pram masih diam belum bisa menjawab. Pram benar-benar tidak percaya. Hayati semakin menangis memeluk kaki Pram.
Pram masih terdiam beberapa saat, ia sangat shock mendengar berita itu. Pram tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Hatinya sakit, tubuhnya bergetar. Pram bagaikan disambar petir disiang bolong.
"Bangunlah," Pram menuntun Hayati bangun mendudukkan di sebelah Pram. Hatinya campur aduk tak tahu merasakan apa dan tak tahu juga harus berbuat apa.
Pram benar-benar merasakan sakit dan sesak dalam dadanya. Bagaimana ia harus akan melupakan gadis dihadapannya ini. Cinta pertamanya selama tiga tahun. Gadis yang dijaganya dengan segenap jiwa. Selalu dituruti apa kemauannya. Pram tidak menyangka akan mendapatkan pengkhianatan seperti ini.
Bahkan jika pengkhianatan itu berupa pernikahan mungkin Pram tidak akan sesakit ini. Bagaimana bisa Hayati melakukan itu sedangkan Pram saja selama pacaran tidak pernah menyentuhnya walaupun hanya sekedar menciumnya. Paling jauh Pram memegang tangan dan menggandengnya saat berjalan.
Bahkan Pram dan orang tua Hayati sudah saling kenal. Begitupun Hayati sudah mengenal orang tua Pram. Hayati pernah diajak main ke rumah orang tua Pram ketika masih sekolah dulu.
"Sudahlah Hayati jangan menangis, jaga dirimu dan bayimu baik-baik. Tak perlu minta maaf padaku kamu tak punya salah denganku. Menikahlah dengan laki-laki itu. Aku akan ikhlas melepasmu" Pram menatap jauh sampai iapun tak tau apa yang di lihatnya kepalanya pusing ia benar-benar tak bisa percaya bahwa gadis selugu Hayati bisa berbuat demikian.
Beberapa saat Pram menenangkan hatinya sendiri. Cara satu-satunya adalah mengingat orang tua Pram. Merekalah kekuatan yang tak pernah mengkhianati nya. Kekuatan yang selalu mendoakan setiap langkah Pram.
"De kita pulang yuk, biarkan Hayati istirahat dia pasti lelah." Ajak Pram pada Ade seraya berdiri.
"Tapi Pram aku masih menyayangimu maafkan aku Pram, bahkan jika aku harus menggugurkan bayi ini aku rela Pram tapi tolong jangan tinggalkan aku" Hayati terus saja menangis dan semakin terisak. Ia manahan kaki Pram supaya tidak meninggalkannya.
"Pram walaupun aku salah aku tau aku tak tahu malu tapi bisakah aku menikah dengan mu?" Rengek Hayati menahan tangan Pram. Ia sudah tidak tahu malu, sebenarnya Hayati sangat mencintai Pram. Ia hanya kesepian dan bermain-main dengan cowok yang mendekatinya. Hayati yang polos tidak tahu bahwa dia hanya dimanfaatkan oleh cowok itu. Ia begitu pintar memanfaatkan kesepatan saat hati Hayati sedang merindukan kekasihnya.
Padahal seharusnya Hayati tahu bahwa Pram tidak menghubunginya karena memang Pram tidak bisa, bahkan Hayati ikut mengantarkan Pram ke tempat pendidikan dulu. Harusnya Hayati bisa menahan dirinya. Tetapi penyesalan pun sekarang tidaklah berguna. Ia telah salah dan kebablasan. Melakukan sesuatu yang tak seharusnya dilakukan.
Pram menoleh tak percaya pada Hayati masih bisakah ia meminta hal itu sedangkan hatinya saat ini bagaikan disambar petir di siang bolong.
Walaupun Pram sangat mencintai gadis itu tapi Pram masih bisa berpikir jernih. Ia tak mungkin mengecawakan orang tuanya yang telah banyak berkorban untuk cita-citanya. Apalagi kalau tahu dengan apa yang terjadi orang tua Pram akan sangat marah. Dan akal sehat Pram masih bisa digunakan.
Ia memang sangat mencintai Hayati tapi Pram tak akan sebodoh itu untuk bertanggung jawab dengan apa yang tidak dilakukannya. Pram masih harus memperjuangkan masa depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Een Mely Santi
cih cwk g tau malu enak aj kesucian y dksh sm laki2 lain skrg si Pram yg suruh tnggng jawab cw murahan jngn mau Pram mm y cw cm dia doang
2022-07-26
0
🌹DIAN Y 🌹♉
mantap pram
2022-03-03
0
Lasmi Kasman
Hayati tdm tau malu
2021-12-17
0