Memulai Kembali

Pagi ini Pram harus kembali ke tempat pendidikan, ia bangun sebelum adzan subuh dan bersiap ke masjid di ketuknya pintu bapaknya untuk diajak ke masjid bersama. Bapak Pram keluar kamar dengan pakaian sudah siap ke masjid juga.

Mereka melangkah bersama ke masjid, sepanjang jalan bapak Pram memberikan banyak petuah kepada Pram supaya selalu menjaga sholat 5 waktu dan selalu berbuat baik dimanapun berada.

Pram mengiyakan nasehat bapaknya, ia merasa beruntung memiliki bapak yang sangat peduli terhadap akhlak anak-anaknya bukan hanya pendidikan tapi juga perilaku yang baik yang selalu dinasehatkan Bapak kepada anak-anaknya.

Pram adalah anak bungsu dari tiga bersaudara kedua kakaknya perempuan dan sudah menikah, mereka dibawa oleh suaminya dibeda kota jadi hanya bisa berkumpul saat lebaran tiba. Keluarga Pram saling menyayangi dan sering bertukar kabar lewat udara walaupun jarak mereka saling berjauhan.

Pram sudah selesai sarapan kemudian menyiapkan barang-barangnya menuju asrama kembali, hari ini ia berencana untuk naik kereta saja selain lebih dekat ke stasiun juga kereta tidak perlu macet dijalan.

Pram akan diantar oleh sahabatnya menuju stasiun.

"Assalamualaikum..." Terdengar suara salam dari luar, Pram melangkah keluar membukakan pintu,

"Waalaikumussalam De sudah datang? Duduk dulu ya aku bentar lagi siap." Sapa Pram mempersilahkan Ade duduk terlebih dahulu.

"Eh ada Ade, mau antar Pram ya? Ibu buatkan minum dulu ya. Mau kopi apa teh De?" Ibu menyapa Ade dari arah dapur.

"Tidak usah repot bu, kopi tidak terlalu manis saja hehehe" Ade nyengir.

" Kamu De katanya jangan repot tapi minta kopi banyak maunya" sahut Pram dari dalam kamar.

Ibu hanya tersenyum masuk ke dapur lagi ia membuat kopi dan menyiapkan pisang goreng yang baru saja di gorengnya.

"Nih ada kopi setengah manis lengkap dengan pisang goreng panasnya" ibu meletakkan segelas kopi dan sepiring goreng pisang.

"Wah mantap nih bu... Ah na...naas" Ade nyengir karena pisang yang begitu dicomotnya ternyata masih panas.

"Ia lah panas De orang ibu saja angkat dari penggorengan hahaa" ibu tertawa kecil lalu masuk ke dapur kembali.

"Ibu, Pram sudah siap. Pram pamit dulu ya bu. Doakan anak ibu supaya selalu sehat dan lancar mengikuti pendidikan. Insya Allah tiga bulan lagi Pram pelantikan nanti ibu sama bapak nyusul kesana ya jangan lupa kasih tahu mbak Fina sama mbak Anggi." Pram mendekati ibunya bersalaman dan memeluk sebentar.

"Ia nak ibu selalu doakan anak-anak ibu untuk mendapat yang terbaik. Insya Allah Ibu, Bapak dan kakak-kakak mu pasti datang. Semangat dan jaga kesehatanmu selalu nak!" Ibu tersenyum.

"Siap ibuku yang selalu paling cantik. Ibu juga jaga kesehatan, banyak istirahat jangan terlalu capek. Oh ya bapak mana bu? " Pram celingak celinguk mencari keberadaan bapaknya.

"Iya Pram ibu akan selalu ingat. Bapak di belakang Pram, pamit kesana saja". Pram bergegas menuju halaman belakang dan ketemu bapaknya yang sedang membersihkan rumput diantara pohon pisang dan beberapa sayuran.

"Pak, Pram pamit berangkat dulu ya..." Pram mendekati bapaknya.

"Oh iya pram jaga dirimu baik-baik ya jaga kesehatan juga" bapak Pram meletakkan cangkul dari tangannya dan memberikan pelukan hangat untuk putranya.

"Baik pak, bapak juga jaga kesehatan jangan terlalu capek ini kebun tiap hari sama bapak di elus-elus terus nanti bapak kecapekan. Sudahlah pak istirahat." Pram membalas pelukan bapaknya.

"Hahaha kamu bisa saja Pram, maklum lah walaupun bapak sudah tua tapi tidak enak kalau badan ini hanya diam saja di rumah. Biarkan bapak olahraga sambil membersihkan kebun ini" Balas bapaknya.

"Ya sudah sana jalan keburu ketinggalan kereta." Bapak mengelus punggung Pram lembut. Pram bersalaman dan sekali lagi memeluk hangat bapaknya lalu beranjak masuk ke dalam rumah lagi.

Pram mengambil tas ranselnya dan menggendongnya lalu keluar dari rumah disusul Ade dan ibunya.

"Bu pram berangkat ya assalamualaikum..." Pram melambaikan tangan dan di balas oleh ibunya.

"Waalaikumussalam... hati-hati nak, makasih ya De sudah mengantar Pram." Sahut ibunya sambil terua melambaikan tangan.

Ibu Pram memandangi putranya hingga tinggal bayangan setitik dan menghilang baru masuk kedalam rumah kembali.

••••

Bulan pun berganti sudah tiga bulan lamanya dan Pram sudah menyelesaikan pendidikan Bintara nya.

Hari ini ia sudah gagah memakai baju PSU yang akan di kenakan untuk pelantikan. Hatinya bangga juga terharu perjuangannya selama setahun akhirnya membuahkan hasil yang membuat bapak dan ibunya bangga.

Sebelum pelantikan para secaba diperkenankan mencari keluarganya terlebih dahulu Pram mencari-cari bapak dan ibunya.

"Bapak..." Pram melambaikan tangan dan berlari setelah melihat ada keluarganya di tepi lapangan.

"Pram...bagaimana kabarmu nak? Sehatkan? Selamat ya Pram akhirnya pendidikanmu selasai kami bangga padamu nak!" Bapak langsung memeluk Pram begitu melihat anaknya.

Pram menyalami dan memeluk satu-satu keluarganya. Lengkap ada Ibu, kakak-kakaknya beserta kakak ipar dan keponakan kecilnya yang sudah ada tiga orang.

"Ya ampun adik kecil mbak yang nakal sudah jadi pria ganteng yang gagah ya!" ucap mbak Anggi kakak sulung Pram.

"Iya lah mbak adik siapa dulu dong! ngaku kan kalau adiknya ini memang ganteng" balas Pram saat menyalami dan memeluk kakaknya.

Walaupun Pram laki-laki satu-satunya tapi ia sangat dekat dengan kedua kakak perempuannya itu. Mereka sangat rukun dan saling membantu sejak kecil.

Upacara pelantikan pun di mulai, suasana khitmad dan haru biru menyelimuti jalannya upacara.

Setelah selesai orang tua diperkenankan untuk mencari putra-putra mereka. Semua berlarian dan suasana benar-benar mengharukan. Tangis haru pecah diantara semua yang hadir. Setelah lama tidak berjumpa dengan putra-putra mereka kini putra kebanggaan masing-masing keluarga telah memakai seragam kebanggan negeri dan berjanji menjaga keutuhan NKRI.

Mereka saling berpelukan dan melepaskan rindu, karena semenjak kepulangan mereka tiga bulan lalu mereka tidak pernah mendapat ijin untuk bertemu.

BANGGA hanya itu yang terpancar dari wajah semua yang hadir di sana.

••••

Beberapa bulan kemudian

Pram sudah ditempatkan di satuan kota asalnya ia sangat beruntung karena bisa kembali ke kotanya tidak semua seberuntung dirinya karena banyak yang harus keluar pulau. Tapi bagi mereka abdi negara dimanapun mereka ditempatkan akan ikhlas menerimanya karena sudah merupakan janji setianya kepada NKRI dimanapun berada akan menjaga dengan segenap jiwa dan raga mereka.

Pram bersyukur sekali mendapat menempatan di kesatuan yang masih dalam kotanya walaupun agak jauh dari rumah, dengan begitu ia dapat berdekatan dengan kedua orang tuanya. Dan bisa pulang setiap ada IB dan pesiar.

Dengan begitu Pram bisa memantau kedua orang tuanya yang sudah berangsur menua.

Terpopuler

Comments

Naurel_lia

Naurel_lia

hemm,,,,aq juga berharap sangat, kelak anak ku bisa jadi abdi negara,,,,🤗🤗🤗🤗

2021-01-05

0

Nesa Satria

Nesa Satria

selamat pram👍👍👍

2020-12-29

0

Ringgo

Ringgo

selamaaat Praaammm 😁😁😁👍👍👍👍👍

2020-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!