Kecelakaan dan Bidan

Setelah sholat dan makan siang Pram segera berangkat ke rumah Ade, Ade adalah sahabat Pram semenjak kecil. Mereka sekolah di tempat yang sama semenjak SD hingga SMA.

Mereka berpisah ketika lulus SMA. Pram memilih daftar tentara sedangkan Ade melanjutkan ke Universitas.

"Assalamualaikum..." Pram memarkirkan motornya dan berjalan menuju dalam rumah sahabatnya

"Waalaikumsalam... Eh kamu sudah datang Pram" sahut Ade dari dalam rumah sambil menyambut sahabatnya.

Sudah lumayan lama mereka tidak bertemu mereka berpelukan sebentar sekedar melepaskan kangen dan saling menepuk bahu.

"Sehat kamu De,, sepertinya tambah gemuk saja sekarang gimana kuliahnya lancar?"

Pram bertanya keadaan sahabatnya.

"Alhamdulillah lancar Pram, biasa anak baru masih sibuk sama senior daripada urusan kuliah, apalagi aku ganteng gini seniornya banyak yang syirik karena cewek mereka pada genit padaku" Ade nyengir kepedean

Pram dan Ade adalah siswa populer di sekolah saat SMA, mereka atlet basket yang terkenal di sekolahnya. Banyak siswi yang mengerjar mereka, selain tampan dan populer mereka berdua adalah siswa yang berprestasi. Sudah banyak piala yang mereka sumbangkan untuk sekolah baik dibidang olahraga maupun dibidang akademik.

Kalau Ade memanfaatkan ketenarannya untuk gonta-ganti cewek, tidak dengan Pram. Selama sekolah Pram hanya pacaran dengan seorang gadis yang beruntung mendapatkan cinta dan kesetiaan Pram. Gadis itu adalah Hayati.

"Dasar ya kamu tetap aja narsis dari zaman SMA, mamah mana sudah lama tidak bertemu kangen nih." sahut Pram sambil nyelonong masuk kedalam rumah tanpa di persilahkan.

Pram dan Ade emang kayak kembar siam waktu SMA. Dimana ada Pram di situ ada Ade.

"Mamah... Assalamualaikum.." sapa Pram saat melihat mamah Ade di ruang TV sedang menonton sinetron.

"Waalaikumussalam...eh ada Pram kapan datang Pram, sehat? Kok tambah kurus item gini sih panas-panasan terus ya?" Mamah Ade langsung membrondong pertanyaan sama Pram, mereka memang sudah sangat dekat bahkan sudah manggil mamah seperti mamah sendiri. Pram tak sungkan bahkan untuk minta makan pada mamah Ade begitupun sebaliknya Ade pada keluarga Pram, Ade sangat dekat dengan bapak Pram dan sudah menganggap bapak sendiri karena papah Ade sudah lama meninggal.

"Alhamdulillah sehat mah, ya gitu deh ma namanya juga prajurit kalo putih nanti jadi pangeran dong mah bukan prajuritnya...haha" Jawab Pram sambil duduk di depan mamah Ade setelah salaman.

"Ya sudah Pram, Mama mau arisan ke tetangga sebelah kamu di sini aja ya seperti biasa anggap aja rumah sendiri. Ambil minum sendiri ke dapur kalau mau makan atau cemilan juga ada disana." kata mamah Pram sambil mengambil tas dan keluar dari rumah.

"Siap mah.." seru Pram sambil mengangkat jempolnya. Walaupun sudah lama tidak bertemu suasana hangat dan akrab di rumah ini tidak pernah berubah.

"Yuk De berangkat sekarang ke rumah Hayati aja kita ngobrol disana aja" ajak Pram buru-buru karena sudah rindu dengan kekasihnya selama tiga tahun itu.

Selama pendidikan Pram tidak pernah menghubungi Hayati, Pram tidak diijinkan membawa HP.

Pulang inipun Pram tidak menelepon atau mengirim pesan pada Hayati karena ingin memberikan kejutan kepada pujaan hatinya tersebut.

Ade bengong dia bener-bener bingung karena Pram sepertinya belum tau apa yang terjadi pada Hayati.

"Sudah ditelepon Hayatinya?" Tanya Ade.

"Sengaja tidak memberi kabar, pengen ngasih kejutan" jawab Pram.

"Kamu yakin Pram mau pergi ke sana sudah siap dengan apapun yang terjadi nanti?" Tanya Ade sambil melirik Pram.

"Emang ada apa sih De?" Pram mengernyitkan mata.

"Ya udah geh yuk lebih baik kamu tau langsung dari Hayati" Ade berjalan keluar rumah diikuti oleh Pram setelah mengunci pintu dan menaruhnya ditempat biasa yang keluarganya tau mereka langsung naik motor berboncengan ke rumah Hayati.

Tidak lama kemudian Pram dan Ade telah sampai di rumah Hayati yang tidak jaih dari rumah Ade.

Sesampainya di rumah Hayati

Pram berjalan dengan semangat empat lima seperti sudah yakin mau menang lomba krupuk di acara lomba 17an matanya berbinar-binar karena tak sabar ingin bertemu gadis yang telah bersamanya sejak SMA itu.

Tok..tok...tok...

"Assalamualaikum..." Sapa Pram kepada pemilik rumah. Tidak ada sahutan, Pram mengulang ketokannya dan mengucap salam lagi.

"Waalaikumussalam..." Jawab Seorang wanita yang umurnya sedikit di atas mereka.

" Eh kak Hanum apa kabar?" Tanya Pram

Wanita ini adalah Hanum kakaknya Hayati yang agak bengong dan shock setelah melihat siapa yang datang.

"Ba..baik Pram, eh kamu kesini sama siapa? Baru pulang?" tanya Hanum gelagapan melihat tamunya yang tidak disangka-sangka.

"Iya nih kak baru pulang kemarin, sama Ade tuh." Sambil nunjuk Ade di belakang Pram.

" Hayati ada di rumah kak?" Tanya Pram tidak sabar ingin bertemu dengan orang yang dirindukannya.

"Ha...hayati lagi itu Pram eh Hayati lagi ke bidan" Hanum bingung karena kedatangan Pram tiba-tiba.

"Kebidan kak? Emang siapa yang mau lahiran?" Tanya Pram nyengir

"Eh bukan lahiran Pram eh anu Pram Ha...Hayati kecelakaan" Hanum gugup menjawab pertanyaan Pram. Hanum yakin Pram tidak tahu apa yang terjadi pada adiknya karena pertanyaan Pram begitu polos.

"Kecelakaan kak? Dimana? Ditabrak? Siapa yang nabraknya? Kenal ga? Tanggung jawab? Kok Hayati malah kebidan bukan ke dokter? Lukanya parah? Apanya yang sakit?" Pram bingung kaget dan membrondong Hanum dengan pertanyaan. Pram khawatir terjadi sesuatu kepada Hayati.

" Maaf Pram saya minta maaf atas nama Hayati" Hanum berkata sambil tertunduk.

Pram semakin bingung kenapa Hanum meminta maaf. Padahal Hayati sedang sakit. Pram mengira kalau Hayati luka parah sehingga kakaknya harus meminta maaf.

"Kok kakak minta maaf emang siapa yg nabrak kak? Kakak kecelakaan sama Hayati? apa luka Hayati parah?" Pram masih bingung dan belum mengerti dengan maksud Hanum.

Tiba-tiba Hayati datang bersama ibunya dan kaget saat melihat Pram dia diam membeku menatap Pram.

Pram melihat Hayati senang karena Ia tak melihat luka atau keanehan pada tubuh Hayati dan masih berjalan biasa seperti tidak terjadi cidera.

"Itu Hayati datang... Hayati apa yang sakit? Kamu tidak kenapa-kenapa? Coba lihat mana yang luka? Siapa yang nabrak kamu?" Pram lari mengejar Hayati dan Hayati masih membeku tak terasa panas dimatanya dan mengalir anak sungai di pipinya.

Pram semakin bingung dengan keadaan itu dan Ade hanya bisa menyaksikan kebingungan sahabatnya tanpa bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Ade tidak tega memberi tahu Pram kenyataan yang sebenarnya karena Ade tahu bagaimana Pram sangat mencintai dan menjaga Hayati.

Tak terasa Ade ikut sedih melihat Pram begitu khawatir. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Pram ketika tahu kenyataan yang sebenernya. Apa yang terjadi pada Hayati.

Terpopuler

Comments

Rahma Inayah

Rahma Inayah

hamidun pram

2022-04-10

0

Nina Puji Handayani

Nina Puji Handayani

pasti hamil tuh, kayaknya hayati selingkuh dech...

2021-06-20

0

leehyeee

leehyeee

halim duluankah kecelakaannya...🤫

2021-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!