AWAS JATUH CINTA

AWAS JATUH CINTA

PART 1

“Yeyyy Aku lulus” teriak Anya melihat nama nya tertulis di sederet nama siswa-siswa lainnya

Perkenalkan aku Anya Safanya, baru lulus SMA kemarin dan aku baru berumur 17 tahun. Sebenarnya lulus SMA itu adalah hal yang paling aku tunggu dulu, karena jujur aku udah males banget belajar hehe, tapi sekarang aku binggung antara senang atau takut karena adanya insiden yang ngebuat aku harus menikahi lelaki asing. Tepatnya kami sudah bertunangan bahkan semenjak aku berumur 15 tahun.

Flashback

“Kita harus jujur sama Anya sekarang” Aku mendengar percakapan antara Ayah dan Ibuku dari luar kamarku.

“Tapi aku takut Anya nanti sedih yah” kata Ibu yang sepertinya sedang menangis

Masih banyak percakapan lainnya yang sayup-sayup terdengar jelas dan membuatku semakin penasaran dan memutuskan untuk keluar kamar dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

“Kenapa kok ribut-ribut?” Tanyaku heran menatap Ayah dan Ibu

“Kamu belum tidur?” Kata Ibu sambil menghapus air matanya.

Aku semakin khawatir karena benar dugaanku bahwa Ibu tadi menangis.

“Gimana mau tidur kalau Ayah dan Ibu ribut, sebenarnya ada apa sih?” Tanyaku sambil mendekati Ibu dan memegang pundaknya.

“Anya, sebenarnya ayah mau jujur sama kamu” ujar Ayah dengan raut wajah sedihnya

“Jangan bilang selama ini aku bukan anak Ayah dan Ibu” teriakku histeris sambil menutup wajahku.

“Bukannn nak, siapa yang bilang begitu. Kamu itu anak kandung kami” kata Ibu menenangkan ku

“Huuhhh untung tidak seburuk jalan cerita kehidupan yang ku baca di dalam novel” batinku.

“Jujur saja yah” ujarku semakin penasaran

“Kamu harus bertunangan besok nak” ujar Ayah ragu-ragu

“Hahh? tunggu. Bertunangan? ayolah Ayah jangan bercanda” kataku sedikit khawatir

“Ayahmu benar nak” ujar Ibu yang kembali menangis

“Aku tidak mau, bagaimana bisa! Aku masih muda untuk itu” Kataku yang tiba-tiba dan kepalaku seketika menjadi sangat berat dan aku tidak bisa mengendalikan tubuhku.

Brukk... Ayah dan Ibu sangat khawatir dengan kondisiku yang tiba-tiba jatuh pingsan.

“Syukurlah kamu udah sadar nak” ujar Ibu sambil terduduk mengelus rambutku dan aku menatap Ayah yang kini juga sedang menatapku cemas.

“Kenapa yah? Kenapa harus aku?” ujarku yang terus menangis

“Ayah benar-benar minta maaf, Ayah dituduh mengelapkan dana di tempat perusahaan Ayah bekerja” jawab Ayah dengan mata yang berkaca-kaca.

“Tapi kenapa bisa Ayah yang dituduh?” kataku protes

“Ayah tidak punya bukti nak, Ayah hanya diberi 2 pilihan malam ini, pertama Ayah harus menikahkanmu dengan anak Tuan Rafka Utama atau yang kedua yaitu Ayah dipenjara” ujar Ayah lirih “Kalau kamu tidak siap, Ayah rela menghabiskan sisa hidupku dipenjara”

“Aku tidak mungkin tega melihat Ayah dipenjara, tapi Aku juga tidak mau menghabiskan hidupku bersama orang asing” batinku penuh dengan kesedihan.

“Apa Aku boleh berfikir dulu?” kataku mulai beranjak meningalkan Ayah dan Ibu, lalu duduk diteras rumah.

“Aku telpon Rena aja deh, siapa tau dia punya solusinya” kataku hendak menelpon Rena sahabatku

“Hallo Nya” seru Rena

“Ketemu yuk Ren, gue mau cerita” kataku sedih

“Sekarang? Loe kenapa sih?” ujar Rena khawatir

“Iyalah kan gue nelpon loe sekarang” kataku kesal

“Yaudeh jemput gue ya” ujar Rena pasrah

“Oke, bye!” kataku sambil mematikan handpone

Aku langsung bergegas pergi mengendarai motorku menuju rumah Rena dan ternyata Rena telah menunggu didepan rumahnya.

“Nganggu tidur gue aja loe, mau kemana sih malem-malem gini?” ujar Rena yang kini sudah duduk berboncengan denganku

“Gatau gue binggung” jawabku asal

“Loe kenapa sih? Ada masalah? Cari taman terdeket deh buat cerita” ujar Rena yang selalu mengerti keadaanku.

Aku memutuskan untuk berhenti disalah satu taman dekat rumah Rena dan mulai menceritakan kejadian yang sangat menyedihkan dirumah tadi.

“Serius loe mau nikah besok?” ujar Rena kaget

“Gue nggak mau nikah Ren, gue nggak tahu siapa yang akan jadi calon suami gue, gue nggak pernah ketemu juga Ren, gue masih mau menjalani masa muda gue, ada banyak hal yang masih pengen gue wujudin untuk Ayah dan Ibu” Kataku frustasi

“Sabar ya Nya, tapi gue sedih kalau lihat Ayah loe di penjara” kata Rena sedih

“Jadi loe setuju gue yang nikah?” kataku menatap sinis ke Rena

“Gue nggak mau nikah!” Teriakku kencang

"GUE JUGA!!” kata seseorang yang ternyata mendengar percakapan mereka.

Terpopuler

Comments

kia

kia

mampir' kayaknya seru 🥰

2023-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!