Hai gengss, setelah seribu purnama akhirnya aku menyapa kalian lagi hehe, lupa ceritanya? scroll dari atas dulu :)))
*** Di sekolah.
"Anya"
"Eh"
Anya bergegas masuk ke kelas menahan rasa malu yang masih bergejolak hingga tak menyadari Adi yang terus memanggilnya sedari tadi
"Nyaa" sapa Adi sambil menepuk pundak Anya setelah berhasil mengepung langkah kakinya.
"Ehh.. Adiii bikin gue kaget aja deh" seru Anya yang benar-benar kaget.
"Abisnya gue panggil dari tadi enggak nyaut-nyaut.. loe kenapa, kok buru-buru?" balas Adi.
"gak apa kok, gue cuman takut telat aja tadi" elaknya.
"oh gitu.. loe dianter?" ucap Adi lanjut.
"biasalah.." balas singkat Anya.
"pulangnya sama gue yuk? gue mau nunjukin sesuatu" kata Adi.
"hmm.. gak bisa di.. loe tau kan kalo mereka bakalan nunggu gue sampai jam pulang sekolah" jawab Anya sedih.
"Plis Nya.. sekali aja, gue mohon. bohong sekali gak apa kan? emang loe gak bosen dikekang kayak gini?" kata Adi.
Anya berpikir sejenak dan setuju mungkin ini kesempatan untuk lebih menjauh dari ikatan Tuan Rafka.
"Terus gue harus kayak gimana?" ucap Anya.
"Bilang aja kalau Loe udah dirumah karena lagi gak enak badan" saran Adi.
"Oke gue coba ya" kata Anya setuju.
Kring..
Kring..
Deva mengambil ponselnya didalam sakunya dan melihat nama "Bocil" yang ternyata sedang menelponnya.
"Baru ditinggal sebentar aja udah kangen ckck" batin Deva penuh percaya diri.
"Halo" ucap Deva setelah mengangkat telpon dari Anya.
"Huk Huk.. maaf mas, aku.. eh mas masih disekolah?" tanya Anya.
"Masih, ada apa?" balas Deva.
"Mending sekarang pulang aja ya Mas.. soalnya aku.." ujar Anya terbata-bata karena kebinggungan mencari alasan yang tepat.
"Kenapa? kenapa aku harus pulang sekarang?" potong Deva.
"Aku sudah dirumah mas, aku sedang tidak enak badan jadi aku memutuskan untuk ijin sekolah hari ini" jelas Anya.
"Bohong! aku baru saja melihatmu masuk ke kelas dan tadi kau juga terlihat baik-baik saja" ucap Deva penuh curiga.
"Aku serius mas, huk huk huk.. Maaf aku tadi tidak pulang bersamamu, karena aku takut membuatmu khawatir" elak Anya lagi.
"Baiklah, jaga kesehatanmu" balas Deva langsung mematikan ponselnya.
"Apa benar yang dikatakan oleh si bocil itu" batin Deva terus bertanya-tanya dan pergi dari sekolah itu.
"Gimana Nya?" tanya Adi setelah Anya selesai menelpon Deva.
"Dia percaya" ucap Anya sangat gembira.
"Yesss uhuuuu" teriak Adi hingga membuat siswa yang lain menatap mereka.
"Hm.. apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Anya.
"Kau ikut saja aku sekarang" ajak Adi sambil menggandeng tangan Anya keluar kelas.
Anya mengikuti langkah kaki Adi yang entah akan membawanya pergi kemana.
"Ehh.. kalian mau kemana?" tanya Rena yang melihat mereka hendak pergi.
"Ada deh rahasia!" balas Adi mengacuhkan keberadaan Rena.
"Kalian mau bolos? ikut dong" rengek Rena menghalangi jalan.
"Ustttt.. kapan-kapan deh loe ikutnya, udah biarin gue pergi sama Anya dulu" balas Adi.
Rena melirik ke arah Anya memberi isyarat ingin ikut pergi bersama.
"Ren.. gue pergi dulu ya" balas Anya.
"Awas ya kalau Anya kenapa-kenapa" gertak Rena melihat Adi.
"Iyaiya bawel" balas Adi langsung pergi bersama Anya mengendarai motornya.
*****
Ini pertama kalinya setelah sekian lama Anya tidak berboncengan dengan Adi, Ia merasakan kerinduan sangat mendalam saat melihat pemandangan dan menghirup udara di kota jakarta yang selama ini terhalangi karena selalu pulang-pergi menggunakan mobil mewah dari Tuan Rafka.
"Loe udah lama kan gak keliling-keliling tanpa tujuan kayak gini?" tanya Adi membuka pembicaraan sambil fokus mengendarai motornya
"Hmm Iya" balas Anya. "kenapa pelan-pelan?" lanjutnya.
"Gue gak mau waktu berjalan cepat sekarang, hal yang gue anggap sederhana dulu, ternyata sekarang menjadi berarti banget buat gue" terus terang Adi.
"maksudnya?" tanya Anya binggung.
"Gue sedih karena kehilangan aktifitas yang sering kita lakuin dulu, gue anter-jemput kerumah loe, kita makan dipinggir jalan, kita ketawa-ketawa bareng diatas motor, tanpa takut ketahuan sama seseorang" ujar Deva panjang.
"Kita masih punya kesempatan untuk ngelakuin hal kayak gitu lagi kok" balas Anya.
Adi memberhentikan motornya disebuah taman yang sepertinya pertama kali juga mereka kunjungi.
"Sampai kapan Nya? sampai loe jadi akhirnya menikah sama Tuan Deva? sampai loe jadi istri sahnya?" ujar Adi melihat kearah Anya.
Anya mengingat kembali wajah Deva yang sangat menyebalkan itu dan mengingat juga bagaimana takdir tragisnya itu "Gue juga gak mau ada didalam takdir ini" ujarnya sedih.
"Itu artinya Loe belum mencintai Tuan Deva?" tanya Adi.
Anya menggeleng "belum, gak akan pernah"
"Gue akan bantu loe, disetiap waktu gue selalu bantu loe" ucap Adi sambil memegang tangan Anya.
"Mungkin Adi memang jalan yang tuhan kirimkan untuk Gue agar bisa melawan masalah ini" batin Anya melihat keseriusan Adi.
"Hm.. Gue sebenarnya udah ada rencana dari dulu" kata Anya ragu-ragu.
"Apa?" tanya Adi.
Anya menjelaskan susunan rencananya.
Adi sedikit tersenyum "Makasih ya Nya" ucap Adi memeluk Anya erat.
Tanpa mereka ketahui ada seseorang yang sedang menyelidiki tentang keberadaan mereka, siapakah dia??
Jeng Jeng Jeng....
Maaf atas super duper keterlambatannya,
tanpa mengurangi rasa terimakasih karena tetap membaca novel ini, tolong dong jangan lupa di like, dicomment, di vote aku :))
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments