*****
Hotel X (Acara Pertunangan)
Anya dan keluarganya tiba di Hotel X. Seluruh tamu undangan melihat penampilan Anya yang sangat cantik dan menawan. Anya harus bisa menahan rasa kesal dengan senyum manisnya saat beberapa tamu mengambil fotonya diam-diam.
“Hai darling, kamu sungguh luar biasa, sangat cantik, iya kan Pa?” Sambut Mama Rosa.
“Tentu” Jawab singkat Tuan Rafka sambil menjabat tangan kedua orang tua Anya, “Pilihan kalian tepat untuk memilih opsi pertama” tambahnya lagi.
Anya melirik ayahnya yang terus menunduk malu, Anya merasa sangat kasihan terhadap kedua orang tuanya yang terlihat tidak bersedia menikah Anya karena umurnya masih sangat muda “Tenanglah Ayah & Ibu, aku berjanji akan selalu melakukan apapun agar bisa melihat kalian bahagia, walaupun itu menyangkut kebahagianku sendiri. Anya akan membuat mereka menyesal karena sudah menjadikan aku sebagai menantunya” batin Anya geram lalu meneteskan air mata.
“Kenapa kamu menangis? Kamu terharu ya? Kami pasti akan sangat menyayangimu dan menganggapmu sebagai putri di rumah kami, tentunya kamu juga mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Anakku, calon suamimu” Ujar Mama Rosa menenangkan Anya dengan senyum manisnya.
“Jangan gampang tertipu Nya! Loe gak boleh nganggep mereka semua itu baik! Mereka itu cuman sedang bersandiwara aja!” batin Anya membalas Mama Rosa hanya dengan senyuman.
“Terimakasih sebelumnya, Kalau boleh saya tahu, dimana calon tunanganku?” Ujar Anya sambil melihat sekeliling.
“Oh iya, tunggu sebentar. Akan aku panggilkan Deva kemari” Seru Mama Rosa.
“Itu Tuan Deva kan?”
“Sungguh? Mana mungkin! Jangan bercanda deh”
Terdengar keributan para tamu saat melihat Lelaki berjas coklat lewat ditengah-tengah acara pertunangan. Lelaki itu berjalan kearah Anya, Mama Rosa dan Tuan Rafka. Namun raut wajah Anya seketika berubah menjadi sangat kaget karena orang itu adalah lelaki yang ia dan Rena lihat saat ditaman.
“Ini Deva, Anak kesayangan kami” seru Mama Rosa sambil menepuk-nepuk pundak Deva.
Anya dan Deva saling menatap tajam
“K-Kauu? Tuan yang malam itu saya temui ditaman kan?” Kata Anya ragu-ragu.
“Kalian sudah saling mengenal?” seru Mama Rosa senang.
“Tidak, saya hanya melihatnya sedang menangis dan ....” kalimat Anya terpotong karena Deva menutup mulutnya dengan tangannya.
“Ahh mana mungkin Aku menangis! Mungkin ia salah lihat Haha” ujar Deva lalu melepaskan tangan yang menutup mulut Anya.
“Ishh kurang ajar sekali main potong-potong pembicaraan! Aku sangat yakin bahwa Ia adalah orang yang sama waktu itu. jika tahu Ia adalah orangnya, sudah aku habisi saat itu juga” batin Anya geram melihat tingkah Deva.
“Deva sayang, beri salammu untuk kedua orang tua Anya” ujar Mama Rosa.
“Salam, perkenalkan aku Deva” sapa Deva kepada kedua orang tua Anya.
“Kenapa Jasmu sangat basah nak? Apa tadi terjadi masalah?” kata Ibu Anya melirik penampilan Deva dari atas ke bawah.
“Oh ini, ini tadi, hmm tadi aku terpleset dikamar mandi” ujar Deva bohong. (karena sebenarnya tadi Ia sengaja menuangkan segelas air ke pakaiannya agar membuat calon tunangannya illfeel)
“Lebih baik acaranya diundur saja kan? Penampilannya sangat buruk sekali” ejek Anya tanpa disangka dan langsung menutup mulutnya malu.
Deva melirik Anya dengan tatapan kesal karena berani melecehkannya didepan orang tua mereka “Tidak masalah, ini memang gayaku. Penampilanku boleh saja lusuh tapi wajah tampanku tetap yang paling utama dilihat oleh orang-orang, percuma terlihat cantik hanya karena make-up” ejeknya telak.
“Huhh pengen gue tampol aja tuh mulutnya, eh eh tapi gapapa deh tadi tanpa sadar dia bilang gue cantik kan.. dasar munafik!” batin Anya kesal.
“Sudah saatnya acaranya dimulai, kalian bersiap-siaplah naik ke panggung” Ujar Tuan Rafka.
Deva sengaja memperlambat langkahnya lalu mendekati Anya dan berbisik “jangan pernah kau katakan lagi tentang kejadian ditaman kemarin! Awas kau cerita yang aneh-aneh lagi”.
“Kenapa Tuan akhirnya menyetujuinya? Bukankah kemarin kau katakan akan pergi? Kenapa tidak jadi sih?” gerutu Anya.
“Perjalananan ku diblokir oleh Papa! Sial! Kenapa kau akhirnya menyetujuinya?” tambah Deva.
“Kenapa aku harus membuang kesempatan untuk menikah dengan orang kaya? Aku bisa merebut semua kekayaan kalian dan tentunya membuat Tuan menderita” ujar Anya asal.
“Woww anak kecil jaman sekarang pemikirannya sangat liar! Ayo buktikan saja siapa yang akan jauh lebih menderita, mulai sekarang aku harus lebih berhati-hati padamu” gerutu Deva.
“Semoga dengan ancamanku tadi, membuatmu sedikit takut hahaha” batin Anya senang dan melirik wajah Deva yang sedang kesal.
****
Acara pertunangan dimulai.
“Selamat malam semua para hadirin, mari kita saksikan acara pertunangan antara Tuan Deva Rafka Utama dengan Nona Anya Safanya yang sebentar lagi akan kita mulai, harap untuk Tuan dan Nona berdiri berhadapan dan memasangkan cincin ke tangan secara bergantian sebagai tanda bahwa acara pertunangan sudah sah dimulai” sapa host dengan semangat.
Kini Anya dan Deva sudah berdiri berhadapan, saling menatap dengan penuh kebencian dengan bayangan misi untuk balas dendam. Mereka harus terpaksa melanjutkan pertunangan walaupun tanpa didasarkan cinta sedikitpun.
“Kau tahu apa yang akan kita lakukan setelah pemasangan cincin?” kata Deva membuka pembicaraan.
“Pulang dan tidur” kata Anya singkat.
“Bukan.. sebelum itu, ayo tebak” ujar Deva dengan senyum-senyum.
“Sudahlah Tuan jangan banyak bicara” bentak Anya kesal
“Kita akan berciuman” rayu Deva.
Anya kaget mendengar perkataan Deva dan langsung mengingat beberapa film yang Ia tonton yang memperlihatkan adegan ciuman setelah acara pertunangan/pernikahan selesai “T-tapi kita kan berbeda! Itu harus berdasarkan cinta, sedangkan kita... bagaimana kalo kita pura-pura lupa bagaimana caranya ciuman?” ajak Anya.
Deva menyentuh bibir Anya “Mana mungkin aku lupa cara untuk berciuman! Aku tentu tidak akan melewatkan kesempatan kali ini. Siapa bilang berciuman harus berdasarkan cinta, berciuman juga boleh hanya dengan nafsu” ejek Deva dengan senyum liciknya.
Jantung Anya berdebar dengan sangat kencang saat tangan Deva menyentuh bibir mungilnya.
“Yeyyy.. cincin tunangan sudah menempel secara sah ditangan para mempelai, sekarang untuk membuat acara pertunangan ini lebih sakral, Tuan dan Nona dipersilahkan untuk berciuman dan menikmati acara selanjutnya” teriak host lagi.
Anya refleks menutup mulutnya untuk menghalangi Deva yang mulai mendekati Anya “Jangan Tuan, aku malu” ucapnya.
“Sebentar saja” kata Deva sambil melepaskan tangan Anya yang menempel dimulutnya.
“Cup.. Emhhh” Bibir mereka menempel secara sempurna dan semua tamu hadirin bertepuk tangan.
Setelah berciuman, Anya langsung memegang bibirnya dan merasa malu akibat pertunjukan ciuman pertamanya itu dilihat oleh banyak orang “Kampret” batinnya kesal dan tidak menatap Deva lagi.
Namun berbeda dengan Deva yang tersenyum penuh kemenangan “Ini baru permulaan! Aku akan membuatmu merasa menyesal sudah membuatku begini,
“ehh tapi kenapa aku ingin menciumnya lagi? Jangan bilang aku mulai menyukainya.” batin Deva melirik Anya yang masih terlihat kesal.
####
Supaya lebih greget lagi pas bacanya, sengaja aku tambahin foto visual pemerannya, semoga setelah ini para reader semakin semangat bacanya!
ANYA SAFANYA (17 Tahun)
DEVA RAFKA UTAMA (25 Tahun)
RENO SAPUTRA (25 Tahun)
RENA WULANDARI (17 Tahun)
ADITYA (17 Tahun)
Ps : Pemeran yang lain menyusul ya!
jangan lupa dilike dan kasi tip yang gengs!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
kia
wuih visualnya keren
2023-05-10
0
Siti Saadah Khodijah
mampir..tapi kalo boleh kasih saran,visual nya sama orang bule biar lebih cucok meong aja gitu😍😍
2022-06-11
0
Kasnah Een
mampir kk
2022-05-17
0